Anda di halaman 1dari 8

Volume 16, Nomor 1, Hal.

11-18 ISSN:0852-8349
Januari – juni 2014

HARTA BENDA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Amin Qodri
Fakultas Hukum Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo – Darat Jambi 36361

Abstrak

Seseorang atau sekelompok orang pada dasarnya dapat dengan leluasa menikmati,
membelanjakan dan atau menggunakan harta benda/harta kekayaannya tanpa ada
yang bisa menghalangi sepanjang harta yang diperolehnya itu dengan cara ‘halal’.
Namun hak untuk menikmati harta benda milik pribadi tersebut tidak bisa bersifat
absolut karena di dalam prinsip hukum Islam, “Di dalam harta seorang Muslim
terdapat hak orang lain”. Membelanjakan uang untuk membeli sesuatu barang
terkadang lebih mengedepankan keinginan ketimbang kebutuhan. Harta yang
dipergunakan lebih mengarah kepada hal – hal yang bersifat konsumtif daripada
bernilai produktif yang bermuara pada kegiatan dan kebiasaan beramal.

Kajian ini akan menitikberatkan pada aspek kesadaran seorang hamba akan
keberadaan harta benda yang dimilikinya dan ketaatan seorang hamba itu kepada
rabbnya dalam membelanjakan rezeki yang telah Allah Swt berikan kepada hamba-
Nya. Apakah ia tergolong hamba yang syukur atau kufur.

Kata – kata kunci: Harta benda, perspektif, hukum, Islam.

PENDAHULUAN ikan di air, pepohonan di hutan dan


barang tambang di dalam bumi.
Harta yang kita miliki baik berupa Menurut istilah ahli fiqih, harta
benda bergerak maupun benda tidak dapat didefinisikan berdasarkan dua
bergerak disadari atau tidak pendapat. Pertama menurut ulama
merupakan amanah yang harus hanafiyah, harta adalah segala sesuatu
dipegang dan dijalankan menurut yang dapat dikumpulkan dan dapat
ketentuan hukum yang berlaku. Bagi disimpan dan secara adat dapat
ummat Muslim ketentuan itu dimanfaatkan.
berdasarkan Alqur’an dan Alhadist. Manusia adalah khalifah di muka
Harta menurut bahasa yaitu sesuatu bumi. Islam memandang bahwa bumi
yang dapat diperoleh dan dikumpulkan dengan segala isinya merupakan
oleh manusia dengan suatu tindakan amanah Allah kepada sang khalifah
baik berwujud materi maupun agar dipergunakan sebaik-baiknya
manfaat. Contohnya seperti: emas, bagi kesejahteraan bersama. Untuk
perak, hewan dan tumbuhan. Atau mencapai tujuan suci ini, Allah
manfaat dari sesuatu seperti: memberikan petunjuk melalui para
kendaraan, pakaian dan tempat rasul-Nya. Petunjuk tersebut meliputi
tinggal. segala sesuatu yang dibutuhkan
Adapun sesuatu yang tidak dapat manusia baik akidah, akhlak, maupun
dikumpulkan oleh manusia, menurut syariah.
bahasa bukan dinamakan harta. Dua komponen pertama, akidah
Contohnya seperti: burung di udara, dan akhlak, bersifat konstan.

11
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

Keduanya tidak mengalami perubahan Universal bermakna syariah Islam


apapun dengan berbedanya waktu dan dapat diterapkan dalam setiap waktu
tempat. Adapun syariah senantiasa dan tempat sampai akhiruzzaman/Hari
berubah sesuai dengan kebutuhan dan Akhirat nanti. Universalitas ini tampak
taraf peradaban umat, yang berbeda- jelas terutama pada bidang muamalah.
beda sesuai dengan masa rasul Selain mempunyai cakupan luas dan
masing-masing. Hal ini diungkapkan fleksibel, muamalah tidak membeda-
dalam Al’Qur’an Surah Al-Maa’idah bedakan antara muslim dan non
ayat 48 yang artinya “Untuk tiap-tiap muslim. Kenyataan ini tersirat dalam
umat di antara kamu, Kami berikan suatu ungkapan yang diriwayatkan
aturan dan jalan yang terang“ oleh Sayyidina Ali, “ Dalam bidang
Juga oleh Rasulullah saw, dalam muamalah kewajiban mereka adalah
suatu hadits, HR Bukhari, Abu kewajiban kita dan hak mereka adalah
Dawud, dan Ahmad yang artinya : hak kita.”
“Para rasul tak ubahnya bagaikan Sifat muamalah ini dimungkinkan
saudara sebapak, ibunya (syariahnya) karena Islam mengenal hal yang
berbeda-beda sedangkan dinnya diistilahkan sebagai tsawabit wa
(tauhidnya) satu “. mutaghayyirat Dalam sektor ekonomi,
Oleh karena itu, syariah Islam misalnya yang merupakan prinsip
sebagai suatu syariah yang dibawa adalah larangan riba, syistem bagi
oleh rasul terakhir, mempunyai hasil, pengambilan keuntungan,
keunikan tersendiri. Syariah ini bukan pengelolaan zakat, dan lain-lain.
saja menyeluruh atau komprehensif, Dalam syariah yang mengatur
tetapi juga universal. Karakter urusan muamalah memiliki tujuan-
istimewa ini diperlukan sebab tidak tujuan mengapa dalam interaksi
akan ada syariah lain yang datang antar sesama dalam urusan dunia
untuk menyempurnakannya. perlu diatur sedemikian rupa. Di
Komprehensif berarti syariah antara tujuan-tujuan tersebut adalah
Islam merangkum seluruh aspek sebagaimana yang dikemukakan
kehidupan, baik ritual maupun sosial, Hulwati (2009), yakni pertama
baik vertikal maupun horizontal, merupakan pengabdian kepada
ibadah mahdhah maupun ghoiru Allah. Kedua, berorientasi pada
mahdhah/muamalah. Ibadah yang akhirat. Hal ini didasarkan pada Al
dilaksanakan itu hakikatnya memang Qur’an Surat Al Qashash ayat 77.
sangat diperlukan untuk menjaga Ketiga, harta yang diberikan Allah
ketaatan dan kedekatan hubungan diberikan kepada orang-orang yang
manusia dengan Zat yang Maha memerlukan. Dan keempat, tidak
Pencipta. Ibadah juga merupakan melakukan kerusakan di masyarakat.
sarana untuk mengingatkan secara Sehingga, pada dasarnya hukum-
terus – menerus tanpa henti akan tugas hukum yang dijelaskan oleh ajaran
manusia sebagai khalifah-Nya di muka muamalah adalah untuk menciptakan
bumi ini. Adapun muamalah kemaslahatan bagi manusia dengan
diturunkan untuk menjadi rules of the memperhatikan keadaan, waktu dan
game atau aturan main manusia dalam tempat.
kehidupan sosial. Kelengkapan system Bagaimana sebenarnya Islam dan
muamalah sebagaimana yang telah hukum Islam memandang terhadap
disampaikan Rasulullah saw. harta yang dimiliki oleh seseorang dan

18
Amin Qodri: Harta Benda Dalam Perspektif Hukum Islam

dalam kegiatan perekonomian di mengaplikasikannya dalam kehidupan,


Indonesia. akan melahirkan kekacauan dalam
kehdupan sekarang, ma’isyatan
HASIL DAN PEMBAHASAN dhanka atau kehidupan yang sempit,
serta kecelakaan diakhirat nanti.
1. Pandangan Islam Terhadap Harta Aturan-aturan itu juga diperlukan
dan Ekonomi untuk mengelola wasilah al-hayah
Secara umum, tugas kekhalifahan atau segala sarana dan prasarana
manusia adalah tugas mewujudkan kehidupan yang diciptakan Allah SWT
kemakmuran dan serta tugas untuk kepentingan hidup manusia
pengabdian atau ibadah dalam arti secara keseluruhan. Wasilah al-hayah
luas.1 Untuk menunaikan tugas ini dalam bentuk udara, air, tumbuh-
tersebut, Allah SWT memberi manusia tumbuhan, hewan ternak, dan harta
dua anugerah nikmat utama, yaitu benda lainnya yang berguna dalam
manhaj al-hayat “ sistem kehidupan “ kehidupan.
dan wasilah al-hayat “ sarana Sebagaimana dalam Surah Al-Baqarah
kehidupan . ayat 29 yang artinya :
Manhaj al-hayat adalah seluruh “Dialah Allah yang menjadikan segala
aturan kehidupan manusia yang yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
bersumber kepada Al-Qur’an dan berkehendak (menciptakan) langit,
Sunnah Rasul. Aturan tersebut lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan,
berbentuk keharusan melakukan atau dia Maha Mengetahui segala sesuatu “
sebaiknya melakukan sesuatu, juga Dari keterangan diatas, islam
dalam bentuk larangan melakukan mempunyai pandangan yang jelas
atau sebaliknya meninggalkan sesuatu. mengenai harta dan kegiatan ekonomi.
Aturan tersebut dikenal sebagai al Pandangan tersebut dapat diuraikan
ahkam al khamsah (hukum lima, yakni sebagai berikut :
wajib, sunnah, mubah, makruh, atau 1. Pemilik mutlak terhadap segala
haram. sesuatu yang ada di muka bumi
Aturan-aturan tersebut dimaksud ini, termasuk harta benda,
kan untuk menjamin keselamatan adalah Allah SWT.
manusia sepanjang hidupnya, baik Kepemilikan oleh manusia
yang menyangkut keselamatan agama, hanya bersifat relatif, sebatas
keselamatan diri (jiwa dan raga), untuk melaksanakan amanah
keselamatan akal, keselamatan harta mengelola dan memanfaatkan
benda, maupun keselamatan nasab sesuai dengan ketentuan-Nya.
keturunan. Hal-hal tersebut merupakan 2. Status harta yang dimiliki
kebutuhan pokok atau primer. manusia adalah sebagai
Pelaksanaan Islam sebagai way of berikut.
life secara konsisten dalam semua o Harta sebagai amanah
kegiatan kehidupan, akan melahirkan (titipan) dari Allah SWT.
sebuah tatanan kehidupan yang baik, Manusia hanyalah
sebuah tatanan yang disebut sebagai pemegang amanah karena
hayatan thayyibah. memang tidak mampu
Sebaliknya, menolak aturan itu atau mengadakan benda dari
sama sekali tidak memiliki keinginan tiada. Dalam bahasa
Einstein, manusia tidak
mampu menciptakan energi

17
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

; yang mampu manusia ajaran Islam ataukah


lakukan adalah mengubah tidak.
dari satu bentuk energi ke o Harta sebagai bekal
bentuk energi lain. ibadah, yakni untuk
Pencipta awal segala energi melaksanakan perintah-
adalah Allah SWT. Nya dan melaksanakan
o Harta sebagi perhiasan muamalah di antara
hidup yang sesama manusia,
memungkinkan melalui kegiatan zakat,
manusia bisa infak dan sedekah.
menikmatinya dengan 1. Pemilikan harta dapat
baik dan tidak berlebih- dilakukan antara lain melalui
lebihan. Manusia usaha (a’mal) atau mata
memiliki pencaharian (ma’isyah) yang
kecenderungan yang halal dan sesuai dengan aturan-
kuat untuk memiliki, Nya. Banyak ayat Al-Qur’an
menguasai, dan dan hadits Nabi yang
menikmati harta. mendorong umat manusia
Firman-Nya, bekerja mencari nafkah secara
“Dijadikan indah pada halal.
(pandangan) manusia 2. Dilarang mencari harta,
kecintaan kepada apa- berusaha, atau bekerja yang
apa yang diingini, yaitu dapat melupakan kematian,
: wanita-wanita, anak- melupakan dzikrullah (tidak
anak, harta yang ingat kepada Allah dengan
banyak dari jenis emas, segala ketentuan-Nya),
perak, kuda pilihan, melupakan shalat dan zakat,
binatang-binatang dan memutuskan kekayaan
ternak, dan sawah hanya pada sekelompok orang
lading. Itulah kaya saja.
kesenangan hidup di 3. Dilarang menempuh usaha
dunia dan disisi Allah- yang haram seperti melalui
lah tempat kembali kegiatan riba, perjudian,
yang baik (surga).” berjual beli barang yang
(Ali Imran : 14). dilarang atau haram, mencuri,
Sebagai perhiasan merampok, penggasaban,
hidup, harta sering curang dalam takaran dan
menyebabkan timbangan, melalui cara-cara
keangkuhan, yang batil dan merugikan, dan
kesombongan, serta melalui suap-menyuap (HR
kebanggan diri. Imam Ahmad ).
o Harta sebagai ujian 1. 2. Nilai-nilai Sistem
keimanan. Hal ini Perekonomian Islam
terutama menyangkut 1. a. Perekonomian
soal cara mendapatkan Masyarakat Luas,
dan memanfaatkannya, Bukan Hanya
apakah sesuai dengan Masyarakat Muslim
Akan Menjadi Baik

18
Amin Qodri: Harta Benda Dalam Perspektif Hukum Islam

Bila Menggunakan kemampuan dan pelayanannya pada


kerangka Kerja atau manusia.
Acuan Norma-Norma — Keadilan Ekonomi
Islami. Konsep persaudaraan dan
Banyak ayat Al-Qur’an yang perlakuan yang sama bagi setiap
menyerukan penggunaan kerangka individu dalam masyarakat dan
kerja perekonomian Islam, diantaranya dihadapan hukum harus diimbangi
Aurah Al-Baqarah ayat 60 dan Al- oleh keadilan ekonomi. Tanpa
Maa’idah ayat 87 – 88 yang semua pengimbangan tersebut, sosial
ayatnya merupakan penentuan dasar kehilangan makna. Dengan keadilan
pikiran dari pesan Al-Qur’an dalam ekonomi, setiap individu akan
bidang ekonomi. Dari ayat-ayat mendapatkan haknya sesuai dengan
tersebut dapat dipahami bahwa Islam kontribusi masing-masing kepada
mendorong penganutnya untuk masyarakat. Setiap individu pun harus
menikmati karunia yang telah terbebaskan dari eksploiasi individu
diberikan oleh Allah. Karunia tersebut lainnya. Islam dengan tegas melarang
harus didayagunakan untuk seorang muslim merugikan orang lain.
meningkatkan pertumbuhan, baik Peringatan akan ketidakadilan dan
materi maupun non materi. eksploitasi ini dimaksudkan untuk
Islam juga mendorong penganutnya melindungi hak-hak individu dalam
berjuang untuk mendapatkan materi masyarakat, juga untuk meningkatkan
atau harta dengan berbagai cara, kiesejahteraan umum sebagai tujuan
asalkan mengikuti rambu-rambu yang utama Islam.
telah ditetapkan. 1. c. Keadilan Distribusi
1. b. Keadilan dan Persaudaraan Pendapatan
Menyeluruh Kesenjangan pendapatan dan
Islam bertujuan untuk kekayaan alam yang ada dalam
membentuk masyarakat dengan masyarakat, berlawanan dengan
tatanan sosial yang solid. Dalam semangat serta komitmen Islam
tatanan itu, setiap individu diikat oleh terhadap persaudaraan dan keadilan
persudaraan dan kasih saying bagai sosial dan ekonomi. Kesenjangan
satu keluarga. Sebuah persaudaraan harus diatasi dengan menggunakan
yang universal dan tak diikat batas cara yang Islami. Diantaranya adalah
geografis. dengan cara-cara berikut ini.
Keadilan dalam Islam memiliki Pertama :
implikasi sebagai berikut : - Menghapuskan monopoli,
— Keadilan Sosial kecuali oleh pemerintah, untuk
Islam menganggap umat manusia bidang-bidang tertentu.
sebagai suatu keluarga. Karenanya, - Menjamin hak dan kesempatan
semua anggota keluarga ini semua pihak untuk aktif dalam proses
mempunyai derajat yang sama di ekonomi, baik produksi, distribusi,
hadapan Allah. Hukum Allah tidak sirkulasi maupun konsumsi.
membedakan yang kaya dan yang - Menjamin basic needs
miskin, demikian juga tidak fulfillment (pemenuhan kebutuhan
membedakan yang hitam dan yang dasar hidup) setiap anggota
putih. Secara sosial, nilai yang masyarakat.
membedakan satu dengan yang lain - Melaksanakan amanah at-
adalah ketakwaan, ketulusan hati, takaaful al-ijtima’I social economic

17
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

security insurance dimana yang kemerdekaan tersebut dan membuat


mampu menanggung dan membantu hidup manusia terikat. Dalam konsep
yang tidak mampu. ini, setiap individu berhak
Dengan cara itu, standar kehidupan menggunakan kemerdekaannya
setiap individu akan lebih terjamin. tersebut sepanjang tetap berada dalam
Sisi manusiawi dan kehormatan setiap kerangka norma-norma islami.
individu akan lebih terjaga sesuai Dengan kata lain, sepanjang
dengan martabatnya yang yang telah kebebasan tersebut dapat
melekat pada manusia sebagai dipertanggungjawabkan, baik secara
khalifah Allah di muka bumi. sosial maupun dihadapan Allah.
Kedua : Kebebasan individu dalam
Islam membenarkan seorang kerangka etika Islam diakui selama
memilih kekayaan lebih dari yang lain tidak bertentangan dengan
sepanjang kekayaan tersebut diperoleh kepentingan sosial yang lebih besar
secara benar dan yang bersangkutan atau sepanjang individu itu tidak
telah menunaikan kewajibannya bagi melangkahi hak-hak orang lain.
kesejahteraan masyarakat, baik dalam
bentuk zakat maupun amal kebajikan KESIMPULAN
lain seperti infak dan sedekah.
Meskipun demikian, Islam sangat Islam membenarkan seorang memilih
menganjurkan golongan yang kaya kekayaan lebih dari yang lain
untuk tetap tawadhu dan tidak pamer. sepanjang kekayaan tersebut diperoleh
Jika seluruh ajaran Islam (termasuk secara benar dan yang bersangkutan
pelaksanaan syariah serta norma telah menunaikan kewajibannya bagi
keadilan) diterapkan, kesenjangan kesejahteraan masyarakat, baik dalam
kekayaan serta pendapatan yang bentuk zakat maupun amal kebajikan
mencolok tidak akan terjadi di dalam lain seperti infak dan sedekah.
masyarakat. Meskipun demikian, Islam sangat
1. d. Kebebasan Individu dalam menganjurkan golongan yang kaya
Konteks Kesejahteraan Sosial untuk tetap tawadhu dan tidak pamer.
Pilar terpenting dalam Islam juga mendorong penganutnya
keyakinan seorang muslim adalah berjuang untuk mendapatkan materi
kepercayaan bahwa manusia atau harta dengan berbagai cara,
diciptakan oleh Allah. Ia tidak tunduk asalkan mengikuti rambu-rambu yang
kepada siapa pun kecuali kepada Allah telah ditetapkan. Dilarang mencari
(ar-Ra’d : 36 dan Luqman : 32). Ini harta, berusaha, atau bekerja yang
merupakan dasar bagi Piagam dapat melupakan kematian (At-
Kebebasan Islam dari segala bentuk Takaatsur : 1 – 2), melupakan
perbudakan. Menyangkut hal ini Al dzikrullah (tidak ingat kepada Allah
Qur’an tegas menyatakan bahwa dengan segala ketentuan-Nya ) (Al-
tujuan utama dari misi kenabian Munaafiquun ; 9), melupakan shalat
Muhammad adalah melepaskan dan zakat (an-Nuur ; 37), dan
manusia dari beban dan rantai yang memutuskan kekayaan hanya pada
membelenggunya (Al-A’raaf : 157). sekelompok orang kaya saja (al-Hasyr
Konsep Islam amat jelas. Manusia : 7).
dilahirkan merdeka. Karenanya, tidak Konsep Islam amat jelas. Manusia
ada seorang pun bahkan Negara dilahirkan merdeka. Karenanya, tidak
manapun yang berhak mencabut ada seorang pun bahkan Negara

18
Amin Qodri: Harta Benda Dalam Perspektif Hukum Islam

manapun yang berhak mencabut Antonio, Muhammad Syafi’i 2001.


kemerdekaan tersebut dan membuat Islamic Banking, Bank
hidup manusia terikat. Dalam konsep Syariah dari Teori Ke
ini, setiap individu berhak Praktik., Gema Inzani bekarja
menggunakan kemerdekaannya sama dengan Tazkia
tersebut sepanjang tetap berada dalam Cendekia, Jakarta.
kerangka norma-norma islami. Arif, Syamsuddin, 2008. Orientalis
Dengan kata lain, sepanjang dan Diabolisme Pemikiran,
kebebasan tersebut dapat Jakarta: Gema Insani Press.
dipertanggungjawabkan, baik secara http//edukasi.kompasiana.com/2012/1
sosial maupun dihadapan Allah. 2/23/pandangan oentalis
Kebebasan individu dalam kerangka terhadap fiqih Islam.html
etika Islam diakui selama tidak http//al-islamu.com//Diadaptasi dari
bertentangan dengan kepentingan Pembaruan Islam dan
sosial yang lebih besar atau sepanjang Orientalisme dalam Sorotan.
individu itu tidak melangkahi hak-hak Daud Rasyid (Jakarta: Akbar, Media
orang lain. Eka Sarana, 2002), hlm. 117-
125, 129, 131)
DAFTAR PUSTAKA http//risalah
hati.blogspot.com//
Alqur’an al Karim, Kementerian http//myceriterastory.blogspot.com/20
Agama Republik Indonesia 11/07/pandangan-orientalis-
Alqur’an Tafsir, kementerian Agama barat.html
Republik Indonesia
Abdullah, Amir, 2000. Mencari
Islam, Study Islam dengan
Berbagai Pendekatan,
Yogyakarta T.Tiara Wacana
Jogja.
Abdurrahman Badawi, 2003.
Ensiklopedi Tokoh
Orientalis, (Yogyakarta :
LkiS)

17
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora

18

Anda mungkin juga menyukai