Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK HIV/AIDS BAGI INDIVIDU,

MASYARAKAT, PEMERINTAH DAN


PEREKONOMIAN

MAKALAH

oleh

Kelas C

Kelompok 6

Rischa Isrotul Nur Afida NIM 142310101067


Farida Nur Qomariyah NIM 142310101071
Berrylianti Ariesta Eldoris NIM 142310101076
Iqbal Luthfi Nauri NIM 142310101083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

ii
DAMPAK HIV/AIDS BAGI INDIVIDU,
MASYARAKAT, PEMERINTAH DAN
PEREKONOMIAN

MAKALAH

diajukan guna melengkapi tugas matakuliah Keperawatan HIV/AIDS


dengan dosen Ns. Rondhianto, M. Kep

oleh

Kelas C

Kelompok 6

Rischa Isrotul Nur Afida NIM 142310101067


Farida Nur Qomariyah NIM 142310101071
Berrylianti Ariesta Eldoris NIM 142310101076
Iqbal Luthfi Nauri NIM 142310101083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak HIV/AIDS bagi
Individu, Masyarakat, Pemerintah dan Ekonomi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan
HIV/AIDS. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah
memberikan sarana dan prasarana kepada saya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar
2. Ns. Rondianto, M. Kep, selaku penanggungjawab mata kuliah
Keperawatan HIV/AIDS
3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Jember, Januari 2017 Penyusun

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang tersu berkembang


menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut WHO (World Health
Organization) tahun 2012, penemuan kasus HIV (Human Immunodeficiency
Virus) di dunia pada tahun 2012 mencapai 2,3 juta kasus, dimana sebanyak 1,6
juta penderita meninggal karena AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
dan 210.000 penderita berusia di bawah 15 tahun (WHO, 2012).
Berdasarkan data Ditjen P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan), stastistik kasus HIV/AIDS yang dilaporkan dari tahun 2011-2012
mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2012 kasus baru HIV sevesar 21.031
kasus, kemudian meningkat menjadi 21.511 kasus pada tahun 2012. Begitu juga
dengan AIDS dari tahun 2011 sebanyak 37.201 kasus, meninhgkat menjadi 42.887
kasus pada tahumn 2012. Proporsi faktor risiko penderita HIV/AIDS melalui
hubungan heteroseksual merupakan cara penularan dengan presentase tertinggi
sebesar 77,75%, diikuti oleh inectinh drug user (IDU) sebesar 9,16% dan ibu ke
anak sebesar 3,76% (Kemenkes RI, 2012).
Humamn Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan masalah yang
krusial untuk ditanggulangi mengingat dampak epidemik HIV. Human
Immunodeficincy Virus (HIV) merupakan Virus yang menurunkan kekebalan
tubuh. Perkembangan infeksi HIV dalam tubuh bertahan hingga jangka waktu 5 –
10 tahun yang dapat berakibat pada penyakit AIDS yang merupakan
syndrom/kumpulan gejala penyakit. Berbagai macam dampak epidemi HIV/AIDS
dapat timbul pada penderita positif maupun anggota keluarganya seperti dampak
emosional, ekonomi, sosial dan fisik oleh penyakit dan kematian seseorang
dangan AIDS. Dampak ekonomi sperti tuntutan keuangan yang berkaitan dengan
biaya perawatan kesehatan dan dukungan sosial dari lingkungannya (Ferrira,
2004).
1.2 Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1.2.1 Dampak apa saja yang akan muncul pada penderita HIV/AIDS ?
1.2.2 Bagaimana dampak terhadap ekonomi, individu, masyarakat, dan
pemerintahan ?

1.3 Tujuan
Tujuan daru pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja dampak bagi penderita HIV/AIDS.
1.3.2 Mengetahui dampak ekonomi, individu, masyarakat, dan pemerintah
bagi penderita.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Dampak bagi Individu

Menurut jurnal yang kelompok analisis, perubahan yang terjadi di dalam


diri dan di luar dari ODHA membuat mereka memiliki presepsi yang negatif
tentang dirinya dan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya. ODHA
cenderung menunjukkan bentuk bentuk reaksi sikap dan tingkah laku yang
dialami. Keadaan ini dipererburuk dengan anggapan HIV merupakan penyakit
yang belum ada obatnya. Beberapa masalah yang dialami ODHA biak secara fisik
dan psikologis, antara lain: Muncul stress, penurunan berat badan, kecemasan,
gangguan kulit, frustasi, bingung, kehilangan ingatan, penurunan gairah kerja,
perasaan takut, perasaan bersalah, penolakan, depresi bahkan kecendeungan untuk
bunuh diri. Kondisi ini menghambat aktivitas dan perkembangan ODHA sehingga
kehidupan efektif sehari harinya terganggu.
Jenis-jenis masalah yang banyak dialami ODHA diantaranya badan terlalu
kurus, warna kulit kurang memuaskan, mudah lupa, sukar mengendalikan
dorongangan seksual, terlanjur melakukan perbuatan yang salah dan melanngar
nilai-nilai moral.Seperti yang dikatakan pada jurnal pula, bahwa dampak tidak
hanya berdampak pada diri sendiri, akan tetapi dampak ekonomi, sosio-kultural
serta berdampak kepada keluarga sehingga psikologis penderita akan terganggu.

2.2 Dampak bagi Masyarakat

HIV merupakan penyakit yang sudah menyebar dan bahkan menjadi


pandemi yang mengkhawatirkan di dunia. Jumlah kasus HIV/AIDS terus
meingkat dari tahun ke tahun meskipun berbgai upaya preventif terus
dilaksanakan. Di Asia HIV masih banyak terjadi akibat pemakaian narkotika IDU
(Injecting Drug Users), Hubungan seks sesama jenis (gay),seks bebas, serta pada
pekerja seks komersial (PSK). menurut umur, proporsi kasus AIDS terbanyak
dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (54,76%) disusul kelompok umur

3
30-39 tahun (27,17%) dan kelompok umur 40-49 tahun (7,9%). Ketiga kelompok
umur tersebut termasuk dalam kelompok usia produktif. Jika ketiganya
digabungkan berarti terdapat 7.360 kasus atau 88,83% (Depkes RI, 2006).
Penderita yang merupakan usia produktif pasti akan berdampak buruk, salah satu
aspek yang terkena dampak yaitu pada masyarakat .Dampak pada masyarakat
yaitu sebagai berikut :
a. Adanya deskriminasi pada penderita HIV/AIDS. Hal ini disebabkan
adanya stigma masyarakat yang menganggap penderita HIV/AIDS pasti
orang yang kotor. Sehingga penderita HIV/AIDS akan diasingkan dan
akan menyebabkan stress pada penderita. Sehingga tidak mau keluar
rumah dan menyendiri.
b. Dengan adanya stress pada penderita HIV/AIDS dapat menyebabkan
sistem imun menurun dan mudah terkena penyakit menular dan beresiko
menularkan penyakit pada orang lain.
c. Kemiskinan yang disebabkan karena banyaknya penderita HIV/AIDS
yang masuk kelompok produktif masuk rumah sakit atau meninggal dunia
sehingga beban biaya akan banyak di tanggung oleh keluarga yang dapat
menyebabkan kemiskinan yang mana beban akan di tanggung oleh orang
yang lebih tua dan anak-anak. Sehingga banyak anak-anak yang putus
sekolah untuk bekerja membantu perekonomian keluarga.
d. Meningkatnya jumlah HIV akan meningkat pula jumlah anak yatim-piatu
yang akan menyebabkan masalah ekonomi dan beban Negara
e. Semakin banyak kasus HIV maka akan semakin banyak kasus anak lahir
dengan HIV yang dapat menyebabkan banyak generasi muda yang terkena
HIV. Berkurangnya aset bangsa akan berdampak pada pembangunan
bangsa

2.3 Dampak bagi Pemerintah

Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang memliki dampak


kepada semua aspek, baik dari individu maupun di suatu negara. Dampak HIV
terhada puatu negara dapat berdampak dari segi ekonomi, kesehatan, jumlah

4
penduduk yang meninggal dikarenakan penyakit ini sehingga pemerintah
membuat suatu strategi penanggulangan HIV/AIDS agar menekan angka kejadian
kasus HIV/AIDS. Menurut Lestari (2013) secara nasional, Indonesia telah
mengantisipasi epidemi HIV/AIDS, namun jumlah kasus dari tahun ke tahun
semakin mengalami peningkatan yang menghawatirkan. Jumlah penderita
HIV/AIDS semakin banyak, maka pemerintah membuat Strategi Nasional 2007-
2010 mengenai Strategi Penanggulangan HIV/AIDS yang meliputi peningkatan
upaya pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan serta pengurangan
dampak negatif epidemi (Lestari, 2013). Beberapa dampak HIV/AIDS terhadap
negara antara lain :
a. Negara menanggung biaya pemeriksaan HIV dan perawatan penyakit HIV.
Berdasar artikel dari www.panduanbpjs.com (2015) Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) melalui BPJS memberikan tanggungan biaya perawatan
pada ODHA. Kemenkes menyatakan BPJS menanggung biaya perawatan
serta pemeriksaan laboratorium penunjang dan pemeriksaan CD4 untuk
memantau kemajuan pengobatan. Pengobatan ARV disediakan oleh
pemerintah secara gratis untuk penderita HIV/AIDS.
b. Semakin banyak penyakit yang disebabkan oleh HIV/AIDS seperti TB
Paru, Pneumonia, diare kronik dan lain-lain sehingga semakin bertambah
angka kesakitan penduduk dari tahun ke tahun. Menurut WHO (2011) di
Indonesia penderita TB paru akibat HIV/AIDS yang baru tercatat sekitar
3200 orang.
c. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan akibat penyakit HIV. Menurut
Christine U. Oramasionwu, dkk (2011) menyatakan bahwa HIV/AIDS
sudah menjadi pandemi di Sub -Sahara Afrika.Pandemi HIV AIDS secara
perlahan menyebabkan berkurangnya tenaga kerja, mengurangi
produktifitas pertanian, meningkatkan kemiskinan, dan mengubah struktur
piramida penduduk di Afrika. HIV/AIDS akan menyebabkan penurunan
pertumbuhan penduduk bagi negara-negara di Afrika mengakibatkan
penurunan jumlah usia produktif, kesenjangan gender, dan pada akhirnya
berdampak pada kehilangan pekerjaan. Penderita HIV/AIDS yang
kehilangan pekerjaan akan mengeksploitasi lingkungan alam, penggunaan

5
lahan secara berkelanjutan, dan memanfaatkan sumber daya yang
dilindungi sebagai sarana utama untuk memperoleh pendapatan.
d. Banyak penduduk yang meninggal akibat HIV/AIDS. Kutipan dari
www.beritajatim.com, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi tahun
2015 mencatat total penderita HIV di Banyuwangi mencapai 2.099 kasus,
999 kasus diantaranya penderita AIDS, dan 315 diantaranya meninggal
dunia.

2.4 Dampak bagi Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan proses atau kegiatan yang


dilaksanakan oleh suatu Negara dalam rangka pengembangan kegiatan ekonomi
untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat khususnya di bidang ekonomi.
Pembahasan tentang masalah pembangunan ekonomi memang bukanlah suatu
perkembangan baru dalam ilmu ekonomi karena studi tentang pembangunan
ekonomi tersebut telah menarik perhatian para pakar ekonomi sejak zaman kaum
merkantilis, kaum klasik, sampai Marx dan Keynes, ahli-ahli ekonomi tersebut
telah mengemukakan teorinya tentang pembangunan ekonomi.. Kesejahteraan
suatu negara sebagian bergantung pada kuantitas produk yang dihasilkan oleh
tenaga kerjanya dan sebagian lagi pada nilai atas produk tersebut.
Sejak penemuan Human Immunideficiency Virus dimulai dari tahun 80-an
dan manifestasinya pada manusia, jelas bahwa ini bisa menjadi salah satu
masalah yang lebih besar dari abad XX. Penyakit HIV / AIDS merupakan prioritas
bagi semua otoritas kesehatan di semua negara dan juga merupakan serius
menambahkan masalah sosial ekonomi bagi masyarakat di seluruh dunia. HIV
merupakan prioritas untuk semua otoritas kesehatan di semua negara seluruh
dunia sebagai salah satu bahaya utama bagi individu kesehatan. Meskipun situasi
untuk maju dan pembangunan negara ini sangat berbeda, penyakit ini
menghasilkan cukup banyak tekanan dalam sistem kesehatan menurut jumlah
sumber daya yang dibutuhkan. Ini berarti cukup banyak pertanyaan yang relevan
bagi para pengambil keputusan.

6
Ada banyak penelitian tentang dampak HIV / AIDS pada ekonomi
pertumbuhan. Dalam model Cuddington dan Hancock, AIDS mempengaruhi
pertumbuhan melalui tiga jalur. Pertama, mengurangi ukuran angkatan kerja
karena kematian dini. Kedua, efisiensi pekerja menurun karena kesehatan yang
buruk dan kehilangan pengalaman kerja kumulatif. Ketiga, menghemat penurunan
karena pengeluaran kesehatan meningkat. Dampak akhir ditentukan oleh
penurunan produktivitas tenaga kerja dan apakah modal-tenaga kerja meningkat
rasio atau menurun. Hal ini telah menjadi jelas dari waktu ke waktu bahwa model
yang dikembangkan sepanjang garis ini cenderung meremehkan dampak HIV /
AIDS; mekanisme penting yang hilang dalam model, dan mereka gagal untuk
memprediksi penyebaran cepat dari epidemi (Nattrass 2002; Casale, 2005) Studi
ketiga, Andersson (2005), ini sejalan dengan beberapa penelitian tentang
HIV/AIDS di Sub-Sahara Afrika yang telah menantang hasil dari tahun 1990-an
menggunakan model yang lebih canggih. Namun, dia menemukan bahwa tanpa
intervensi pemerintah, HIV/AIDS hanya akan mengurangi PDB (produk domestik
bruto) perkapita sekitar 4 persen selama periode 2000-2020, meskipun beberapa
rumah tangga mungkin mengalami penurunan pendapatan lebih dari 20 persen
Dari beberapa penjelasan di atas dampak HIV/AIDS di bidang ekonomi
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dampak secara langsung dan secara tidak
langsung. Dampak ini dimulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat dan
akhirnya pada negara dan mungkin dunia.
1. Dampak ekonomi secara langsung

Epidemi HIV/AIDS akan menimbulkan biaya tinggi, baik pada pihak


penderita maupun pihak rumah sakit. Hal ini dikarenakan obat penyembuh yang
belum ditemukan, sehingga biaya harus terus dikeluarkan hanya untuk perawatan
dan memperpanjang usia penderita. Orang-orang yang terjangkit HIV/AIDS akan
mengalami perubahan keuangan akibat penyakitnya. Dana yang diperlukan untuk
keperluan pengobatan dan perawatan semakin lama semakin besar, sementara
penghasilan menetap atau bahkan mungkin semakin menurun. Kemungkinan
besar akhirnya akan mengalami kesulitan untuk memperoleh dana. Perubahan ini
dapat terjadi karena kehilangan mata pencaharian, habisnya tabungan, hilangnya

7
sumber-sumber bantuan keluarga, dan lain-lain, maka dari itu penelitian harus
terus menerus dilakukan dan biaya lainnya sangat dibutuhkan seperti biaya untuk
upaya-upaya pencegahan.

2. Dampak ekonomi secara tidak langsung

HIV AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan


jumlah manusia dengan kemampuan produksi (human capital), tanpa nutrisi yang
baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada di negara-negara berkembang, orang di
negara-negara tersebut menjadi korban AIDS. Penderita HIV AIDS tidak hanya
tidak dapat bekerja, tetapi juga akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang
memadai. Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan
menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan.
Para pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi anak muda, dengan
pengetahuan dan pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga produktivitas akan
berkurang. Mortalitas yang meningkat juga akan melemahkan mekanisme
produksi dan investasi sumber daya manusia (human capital) pada masyarakat.
Penyakit HIV AIDS dapat melemahkan populasi pembayar pajak, mengurangi
dana publik seperti pendidikan dan fasilitas kesehatan lain yang tidak
berhubungan dengan AIDS karena banyak orang dewasa muda yang meninggal
karena penyakit ini. Keadaan ini akan memberikan tekanan pada keuangan negara
dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Efek melambatnya pertumbuhan
jumlah wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi peningkatan pengeluaran
untuk penanganan orang sakit, pelatihan (untuk menggantikan pekerja yang sakit),
penggantian biaya sakit, serta perawatan yatim piatu korban HIV AIDS.
Peningkatan pengeluaran untuk hal-hal di atas tentu akan menguras tabungan
pemerintah atau minimal sebagian dari tambahan pengeluaran akan diambil
pendapatan yang seharusnya akan ditabung.

BAB 3. PENUTUP

8
3.1 Kesimpulan

HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh


manusia yang masih belum bisa disembuhkan. Penyakit ini dari tahun ke tahun
menunjukkan pertambahan jumlah penduduk yang menderita HIV/AIDS dalam
segala rentang usia dari anak-anak sampai lansia sehingga memberikan dampak
kepada seluruh aspek. Dampak kepada individu yang terkena HIV/AIDS yaitu
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, stigma
masyarakat yang menghindari ODHA sehingga berpengaruh pada psikologis,
kehilangan pekerjaan, dll. Dampak kepada pemerintah yaitu beban tanggungan
penderita HIV/AIDS bertambah, meningkatkan jumlah mortalitas akibat
HIV/AIDS, banyak yang kehilangan pekerjaan sehingga menambah tanggungan,
dll. Sehingga diperlukan peningkatan upaya pencegahan, perawatan, dukungan
dan pengobatan serta pengurangan dampak negatif epidemi.

3.2 Saran

Perlu peningkatan pemahaman tentang HIV/AIDS serta pencegahan dan


penanganan semua pihak terkait. Perencanaan dan pengawasan diperlukan agar
penanggulangan HIV/AIDS dapat lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.
Peningkatan pengetahuan tidak hanya untuk ODHA namun juga seluruh
masyarakat untuk mengetahui mengenai HIV/AIDS dan menurunkan stigma
kepada ODHA. Perawat bisa mengedukasi kepada masyarakat mengenai
HIV/AIDS.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Z., A. Uyainah, E. Yunihastuti, dan Z. Djoerban. 2013. Profil Pasien TB-
HIV dan Non TB-HIV di RSCM. Buletin Penelitian Kesehatan. 41(4): 195-
199
Bachtiar, Rifqi. 2015. Kasus HIV/AIDS di Banyuwangi Tembus Angka 2.099.
http://m.beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/228367/kasus_hiv/aids_di_b
anyuwangi_tembus_angka_2.099.html \
Bertran, Marta Trapero and Juan Oliva Moreno. 2014. Economic Impact Of
HIV/AIDS: A Systematic Review In Five European Countries. Health
Economics Review 2014, Vol. 4 No. 15.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26208918 diunduh pada tanggal 11
Maret 2017 pukul 18:15 WIB
Boutayeb, Abdesslam. 2009. The Impact Of HIV/AIDS On Human Development
In African Countries. BMC Public Health 2009, 9 (Suppl 1):S3.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Situasi Hiv/Aids Di Indonesia Tahun 1987-2006
Kemenkes RI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI
Lestari, T.R.P., 2013. Kebijakan Pengendalian HIV/AIDS di Denpasar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. 8(1)
Mavedzenge, S.N., R. Baggaley, dan E.L. Corbett. 2013. A Review of Self-Testing
for HIV: Research and Policy Priorities in a New Era of HIV Prevention.
Clin Infect Dis.57(1): 126-138
Panguan BPJS. 2015 Pemeriksaan HIV/AIDS ditanggung BPJS Kesehatan
https://www.panduanbpjs.com/pemeriksaan-hivaids-ditanggung-bpjs/
Pradita, Dewa Putu Yudi. 2014. Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan
Psikologis Penderita Hiv/Aids di Kota Denpasar. Tesis Program
Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar.

10
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1084-2113180779-
tesis.pdf. diunduh pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 12:15 WIB
Prasetyo, Heru R., 2013. Pneumocystis Pneumonia (PCP) di Penderita HIV dan
AIDS dengan Kelainan Paru. Indonesian Journal of Clinical Pathology
and Medical Laboratory. 20(1)

11

Anda mungkin juga menyukai