MAKALAH
oleh
Kelas C
Kelompok 6
ii
DAMPAK HIV/AIDS BAGI INDIVIDU,
MASYARAKAT, PEMERINTAH DAN
PEREKONOMIAN
MAKALAH
oleh
Kelas C
Kelompok 6
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak HIV/AIDS bagi
Individu, Masyarakat, Pemerintah dan Ekonomi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan
HIV/AIDS. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah
memberikan sarana dan prasarana kepada saya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar
2. Ns. Rondianto, M. Kep, selaku penanggungjawab mata kuliah
Keperawatan HIV/AIDS
3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1.2.1 Dampak apa saja yang akan muncul pada penderita HIV/AIDS ?
1.2.2 Bagaimana dampak terhadap ekonomi, individu, masyarakat, dan
pemerintahan ?
1.3 Tujuan
Tujuan daru pembuatan makalah ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja dampak bagi penderita HIV/AIDS.
1.3.2 Mengetahui dampak ekonomi, individu, masyarakat, dan pemerintah
bagi penderita.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
30-39 tahun (27,17%) dan kelompok umur 40-49 tahun (7,9%). Ketiga kelompok
umur tersebut termasuk dalam kelompok usia produktif. Jika ketiganya
digabungkan berarti terdapat 7.360 kasus atau 88,83% (Depkes RI, 2006).
Penderita yang merupakan usia produktif pasti akan berdampak buruk, salah satu
aspek yang terkena dampak yaitu pada masyarakat .Dampak pada masyarakat
yaitu sebagai berikut :
a. Adanya deskriminasi pada penderita HIV/AIDS. Hal ini disebabkan
adanya stigma masyarakat yang menganggap penderita HIV/AIDS pasti
orang yang kotor. Sehingga penderita HIV/AIDS akan diasingkan dan
akan menyebabkan stress pada penderita. Sehingga tidak mau keluar
rumah dan menyendiri.
b. Dengan adanya stress pada penderita HIV/AIDS dapat menyebabkan
sistem imun menurun dan mudah terkena penyakit menular dan beresiko
menularkan penyakit pada orang lain.
c. Kemiskinan yang disebabkan karena banyaknya penderita HIV/AIDS
yang masuk kelompok produktif masuk rumah sakit atau meninggal dunia
sehingga beban biaya akan banyak di tanggung oleh keluarga yang dapat
menyebabkan kemiskinan yang mana beban akan di tanggung oleh orang
yang lebih tua dan anak-anak. Sehingga banyak anak-anak yang putus
sekolah untuk bekerja membantu perekonomian keluarga.
d. Meningkatnya jumlah HIV akan meningkat pula jumlah anak yatim-piatu
yang akan menyebabkan masalah ekonomi dan beban Negara
e. Semakin banyak kasus HIV maka akan semakin banyak kasus anak lahir
dengan HIV yang dapat menyebabkan banyak generasi muda yang terkena
HIV. Berkurangnya aset bangsa akan berdampak pada pembangunan
bangsa
4
penduduk yang meninggal dikarenakan penyakit ini sehingga pemerintah
membuat suatu strategi penanggulangan HIV/AIDS agar menekan angka kejadian
kasus HIV/AIDS. Menurut Lestari (2013) secara nasional, Indonesia telah
mengantisipasi epidemi HIV/AIDS, namun jumlah kasus dari tahun ke tahun
semakin mengalami peningkatan yang menghawatirkan. Jumlah penderita
HIV/AIDS semakin banyak, maka pemerintah membuat Strategi Nasional 2007-
2010 mengenai Strategi Penanggulangan HIV/AIDS yang meliputi peningkatan
upaya pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan serta pengurangan
dampak negatif epidemi (Lestari, 2013). Beberapa dampak HIV/AIDS terhadap
negara antara lain :
a. Negara menanggung biaya pemeriksaan HIV dan perawatan penyakit HIV.
Berdasar artikel dari www.panduanbpjs.com (2015) Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) melalui BPJS memberikan tanggungan biaya perawatan
pada ODHA. Kemenkes menyatakan BPJS menanggung biaya perawatan
serta pemeriksaan laboratorium penunjang dan pemeriksaan CD4 untuk
memantau kemajuan pengobatan. Pengobatan ARV disediakan oleh
pemerintah secara gratis untuk penderita HIV/AIDS.
b. Semakin banyak penyakit yang disebabkan oleh HIV/AIDS seperti TB
Paru, Pneumonia, diare kronik dan lain-lain sehingga semakin bertambah
angka kesakitan penduduk dari tahun ke tahun. Menurut WHO (2011) di
Indonesia penderita TB paru akibat HIV/AIDS yang baru tercatat sekitar
3200 orang.
c. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan akibat penyakit HIV. Menurut
Christine U. Oramasionwu, dkk (2011) menyatakan bahwa HIV/AIDS
sudah menjadi pandemi di Sub -Sahara Afrika.Pandemi HIV AIDS secara
perlahan menyebabkan berkurangnya tenaga kerja, mengurangi
produktifitas pertanian, meningkatkan kemiskinan, dan mengubah struktur
piramida penduduk di Afrika. HIV/AIDS akan menyebabkan penurunan
pertumbuhan penduduk bagi negara-negara di Afrika mengakibatkan
penurunan jumlah usia produktif, kesenjangan gender, dan pada akhirnya
berdampak pada kehilangan pekerjaan. Penderita HIV/AIDS yang
kehilangan pekerjaan akan mengeksploitasi lingkungan alam, penggunaan
5
lahan secara berkelanjutan, dan memanfaatkan sumber daya yang
dilindungi sebagai sarana utama untuk memperoleh pendapatan.
d. Banyak penduduk yang meninggal akibat HIV/AIDS. Kutipan dari
www.beritajatim.com, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi tahun
2015 mencatat total penderita HIV di Banyuwangi mencapai 2.099 kasus,
999 kasus diantaranya penderita AIDS, dan 315 diantaranya meninggal
dunia.
6
Ada banyak penelitian tentang dampak HIV / AIDS pada ekonomi
pertumbuhan. Dalam model Cuddington dan Hancock, AIDS mempengaruhi
pertumbuhan melalui tiga jalur. Pertama, mengurangi ukuran angkatan kerja
karena kematian dini. Kedua, efisiensi pekerja menurun karena kesehatan yang
buruk dan kehilangan pengalaman kerja kumulatif. Ketiga, menghemat penurunan
karena pengeluaran kesehatan meningkat. Dampak akhir ditentukan oleh
penurunan produktivitas tenaga kerja dan apakah modal-tenaga kerja meningkat
rasio atau menurun. Hal ini telah menjadi jelas dari waktu ke waktu bahwa model
yang dikembangkan sepanjang garis ini cenderung meremehkan dampak HIV /
AIDS; mekanisme penting yang hilang dalam model, dan mereka gagal untuk
memprediksi penyebaran cepat dari epidemi (Nattrass 2002; Casale, 2005) Studi
ketiga, Andersson (2005), ini sejalan dengan beberapa penelitian tentang
HIV/AIDS di Sub-Sahara Afrika yang telah menantang hasil dari tahun 1990-an
menggunakan model yang lebih canggih. Namun, dia menemukan bahwa tanpa
intervensi pemerintah, HIV/AIDS hanya akan mengurangi PDB (produk domestik
bruto) perkapita sekitar 4 persen selama periode 2000-2020, meskipun beberapa
rumah tangga mungkin mengalami penurunan pendapatan lebih dari 20 persen
Dari beberapa penjelasan di atas dampak HIV/AIDS di bidang ekonomi
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dampak secara langsung dan secara tidak
langsung. Dampak ini dimulai dari tingkat individu, keluarga, masyarakat dan
akhirnya pada negara dan mungkin dunia.
1. Dampak ekonomi secara langsung
7
sumber-sumber bantuan keluarga, dan lain-lain, maka dari itu penelitian harus
terus menerus dilakukan dan biaya lainnya sangat dibutuhkan seperti biaya untuk
upaya-upaya pencegahan.
BAB 3. PENUTUP
8
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Z., A. Uyainah, E. Yunihastuti, dan Z. Djoerban. 2013. Profil Pasien TB-
HIV dan Non TB-HIV di RSCM. Buletin Penelitian Kesehatan. 41(4): 195-
199
Bachtiar, Rifqi. 2015. Kasus HIV/AIDS di Banyuwangi Tembus Angka 2.099.
http://m.beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/228367/kasus_hiv/aids_di_b
anyuwangi_tembus_angka_2.099.html \
Bertran, Marta Trapero and Juan Oliva Moreno. 2014. Economic Impact Of
HIV/AIDS: A Systematic Review In Five European Countries. Health
Economics Review 2014, Vol. 4 No. 15.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26208918 diunduh pada tanggal 11
Maret 2017 pukul 18:15 WIB
Boutayeb, Abdesslam. 2009. The Impact Of HIV/AIDS On Human Development
In African Countries. BMC Public Health 2009, 9 (Suppl 1):S3.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Situasi Hiv/Aids Di Indonesia Tahun 1987-2006
Kemenkes RI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI
Lestari, T.R.P., 2013. Kebijakan Pengendalian HIV/AIDS di Denpasar. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. 8(1)
Mavedzenge, S.N., R. Baggaley, dan E.L. Corbett. 2013. A Review of Self-Testing
for HIV: Research and Policy Priorities in a New Era of HIV Prevention.
Clin Infect Dis.57(1): 126-138
Panguan BPJS. 2015 Pemeriksaan HIV/AIDS ditanggung BPJS Kesehatan
https://www.panduanbpjs.com/pemeriksaan-hivaids-ditanggung-bpjs/
Pradita, Dewa Putu Yudi. 2014. Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan
Psikologis Penderita Hiv/Aids di Kota Denpasar. Tesis Program
Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Udayana Denpasar.
10
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1084-2113180779-
tesis.pdf. diunduh pada tanggal 12 Maret 2017 pukul 12:15 WIB
Prasetyo, Heru R., 2013. Pneumocystis Pneumonia (PCP) di Penderita HIV dan
AIDS dengan Kelainan Paru. Indonesian Journal of Clinical Pathology
and Medical Laboratory. 20(1)
11