Rohayati1)
1)
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Suska Riau,
Jl. HR Soebrantas Km 15 Simpangbaru, Tampan, Pekanbaru 50275
Email: rohayati@uin-suska.ac.id
Abstract
Changes in the form of communication that occurs can not be separated from the development of
communication and information technology. Lots of people who use communication technology as
a primary way to convey a message, consequently the message conveyed more rich meaning
because the message is delivered in the form of symbols. Cyber society as a virtual society
depends on the symbols in conveying the message. Symbolic interactions are used by the cyber
community to convey messages. Not infrequently we find that the meaning of the symbols conveyed
is interpreted differently, resulting in mutlipersepsi. This paper examines how the communication
culture of cyber societies, what kind of communication patterns are used to convey messages, and
how to give meaning to the symbols communicated. In addition, the author also examines the
process of symbolic inteaction that takes place in cyber society. As is known that the symbolic
interaction can not be separated from the communication process that occurs in cyber society.
Abstrak
Perubahan bentuk komunikasi yang terjadi tidak dapat kita pisahkan dari perkemangan teknologi
komunikasi dan informasi. Banyak sekali masyarakat yang menggunakan tekonologi komunikasi
sebagai cara primer untuk menyampaikan pesan, akibatnya pesan yang disampaikan lebih kaya
makna karena pesan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol. Masyarakat cyber sebagai
masyarakat maya bergantung pada simbol-simbol dalam menyampaikan pesan. Interaksi simbolik
digunakan oleh masyarakat cyber untuk menyampaikan pesan. Tidak jarang kita temukan bahwa
makna dari simbol yang disampaikan diinterpretasikan secara berbeda, sehingga menimbulkan
mutlipersepsi. Tulisan ini mengkaji bagaimana budaya komunikasi masyarakat cyber, pola
komunikasi seperti apa yang digunakan untuk menyampaikan pesan, serta bagaimana pemberian
makna terhadap simbol yang dikomunikasikan. Selain itu, penulis juga mengkaji tentang proses
inteaksi simbolik yang berlangsung dalam masyarakat cyber. Seperti diketahui bahwa interaksi
simbolik tidak bisa dipisahkan dari proses komunikasi yang terjadi pada masyarakt cyber.
43
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
kehidupan manusia seperti hal nya bernafas. Masyarakat cyber sebagai sebuah
Sepanjang manusia ingin hidup ia perlu produk sosial dari perkembangan teknologi
berkomunikasi. komunikasi menggunakan simbol-simbol untuk
Sifat manusia untuk menyampaikan menyampaikan pesan. Menurut teori interaksi
keinginanya dan untuk mengetahui hasrat orang simbolik, kehidupan sosial pada dasarnya
lain merupakan awal keterampilan manusia adalah interakasi manusia yang menggunakan
berkomunikasi secara otomatis melalui simbol- simbol-simbol. Kajian teori isnteraksi simbolik
simbol isyarat, kemudian disusul dengan tertarik pada cara manusia menggunakan
kemampuan untuk memberi arti setiap simbol- simbol yang merepresentasikan apa yang
simbol itu dalam bentuk bahasa verbal. Simbol mereka maksudkan untuk berkomunikasi
dalam komunikasi digunakan untuk dengan sesamanya, juga pengaruh yang
menyampaikan pesan sehingga tercipta ditimbulkan dari penafsiran simbol-simbol
kesamaan makna dari simbol itu antara tersebut terhadap perilaku pihak-pihak yang
pengirim dan penerima. Interaksi simbolik terlibat dalam interaksi sosial (Artur, 2014)3.
didasarkan pada ide-ide individu dalam Komunikasi simbolik yang dibentuk oleh
pertukaran simbol-simbol yang diberi makna. masyarakat cyber memberikan pemahaman
Dalam hal ini, perilaku manusia harus dilihat bahwa, proses pemaknaan pesan dari simbol
dari proses yang memungkinkan untuk yang berbentuk gambar atau teks menjadi
mengatur dan memaknai pesan kemudian bahasa verbal adalah sangat penting dan kaya
membentuk ekspektasi tersendiri terhadap akan makna, maka dari itu proses interaksi
penilaian orang lain. simbolik tidak bisa kita pisahkan dari budaya
Proses penyampaian pesan dipengaruhi komunikasi masyarakat cyber. Tulisan ini
oleh stimulus dan respon (feed back) yang berusaha untuk menjelaskan kerangka
diterima oleh komunikator. Efektifitas pesan konseptual bagaimana budaya komunikasi
ditentukan pada bagaimana cara pesan masyarakat cyber dalam kaitannya dengan
disampaikan, saat ini model penyampaian pesan proses interaksi simbolik yang berlangsung
mengalami perubahaan seiring dengan
perkembangan tekonologi komunikasi. Jika Pemahaman tentang interaksi simbolik
sebelumnya manusia berkomunikasi dengan Tinjauan kritis tentang interaksi
metode konvensional (face to face), kini dengan simbolik dilakukan oleh George Herber Mead
bantuan teknologi manusia mampu (1962)4, yang menekankan penggunaan bahasa
berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. sebagai sistem simbol – simbol untuk
Penggunaan teknologi komunikasi menjadi memaknai berbagai hal. Dengan kata lain,
sangat penting ketika manusia hanya perlu simbol merupakan representasi dari pesan yang
mengirimkan simbol-simbol untuk dikomunikasikan kepada publik. Misalnya,
menyampaikan pesan. Hal ini dibuktikan teknologi komunikasi seperti telepon genggam
dengan survei yang dilakukan oleh Aliansi tidak hanya digunakan sebagai alat untuk
Jaringan Internet Indonesia (APJII)2 pada tahun berkomunikasi, namun juga menjadi
2016, yang mengungkapkan jumlah pengguna represesentasi dari gaya hidup bahkan status
internet di Indonesia mencapai 132,7 juta jiwa sosial tertentu.
atau naik 51,8 % dibandingkan dengan tahun
2014 dan diperkirakan akan terus mengalami
peningkatan. 3
Artur asa berger, tanda – tanda dalam kebudayaan
kontemporer, (yogyakarta : Tiara Wacana, 2014),
2
14.
4
Tekno.kompas.com/read/2016/10/24/15064727/201 Rulli Nasrullah, komunikasi antar budaya, di era
6.pengguna.internet.di.indonesia.capai.132.juta. budaya siber, (Jakarta : Penerbit Kencana, Prenada
diakses tanggal 30 Oktober 2017, pukul 10.09 wib. Media Grup, 2014), 91.
44
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
45
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
menjadi satu–satunya simbol dalam interaksi. simbol yang diberi makna (Deddy Mulyana:
Meski kadang teks tersebut menyembunyikan 59)9.. Semua interaksi antar individu manusia
informasi yang sesungguhnya dan bahkan melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita
menyesatkan, namun para pengguna internet berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara
cenderung memercayai susunan teks yang konstan mencari “petunjuk” mengenai tipe
mengkonstruksikan identitas tersebut. Teks atau perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu
gambar yang dalam hal ini disebut sebagai dan mengenai bagaimana menginterpretasikan
simbol merupakan medium yang mewakili apa yang dimaksudkan oleh orang lain.
proses komunikasi melalui internet. Meski saat Interaksionisme simbolik, mengarahkan
ini kemajuan teknologi komunikasi telah perhatian kita pada interaksi antar individu, dan
memungkinkan antar – entitas berinteraksi bagaiman hal ini dipergunakan untuk mengerti
melalui suara maupun visual, misalnya melalui apa yang orang lain katakan dan lakukan
layanan sykpe, sosial media, dll namun teks kepada kita sebagai individu.
menjadi dasar dari komunikasi termediasi Setiap hubungan antar individu atau
komputer. kelompok yang dibangun memiliki kontrak
Pada Hakikatnya, komunikasi khusus yang terbentuk, karena budaya
merupakan kegiatan primer yang tidak akan masyarakat yang ada mengenai pemahaman
lepas dari seluruh manusia. Komunikasi interaksi pada suatu simbol. Yang mana
memilki pengertian yakni proses penyampaian pemahaman simbol itu terbentuk karena adanya
maksud atau pesan dari sang komunikator interaksi sosial dan budaya dari suatu tempat
kepada komunikan baik dalam bentuk satu arah tertentu. Dari mulai rumah, lingkungan sekitar
atau dua arah,dengan menggunakan media (alat rumah, sekolah, kampus, pada sebuah kota,
bantu) maupun tidak, dengan tujuan negara bahkan perspektif interaksi simbolik
terwujudnya mutual understanding, perubahan yang dikomunikasikan pemahamannya
pemikiran dan perilaku. Komunikasi memiliki diseluruh negara.
dua jenis dalam bentuk penyampaiannya, yakni Teori interaksi simbolik menyatakan
verbal dan non verbal. Verbal itu mencakup bahwa interaksi sosial adalah interaksi symbol.
lisan dan tulisan, sedangkan non verbal Manusia berinteraksi dengan yang lain dengan
mencakup mimik wajah dan bahasa tubuh. cara menyampaikan simbol yang lain memberi
Susane K Langer seperti yang dikutip makna atas simbol tersebut. Ada beberapa
oleh Ahmad Sihabuddin (2013) menjelaskan asumsi tentang interaksi a. Masyarakat terdiri
bahwa kebutuhan dasar yang memang hanya dari manusia yang berinteraksi melalui tindakan
ada pada manusia adalah kebutuhan akan bersama dan membentuk organisasi. b. Interaksi
simbolisasi. Fungsi pembentukan simbol ini simbolik mencangkup pernafsiran tindakan.
adalah satu di antara kegiatan – kegiatan dasar Interaksi non simbolik hanyalah mencangkup
manusia, seperti makan, melihat, dan bergerak. stimulus respon yang sederhana. Teori ini pada
Ini adalah proses fundamental dari pikiran, dan kesimpulannya menyatakan bahwa Interaksi
berlangsung setiap waktu. Prestasi – prestasi sosial pada hakekatnya adalah Interaksi
manusia bergantung pada penggunaan simbol – simbolik. Manusia berinteraksi dengan yang
simbol.8 lain dengan cara menyampaikan simbol, yang
Esensi dari interaksi simbolik adalah lain memberi makna atas simbol tersebut.
suatu aktivitas yang merupakan ciri khas Berdasarkan apa yang menjadi dasar dari
manusia yakni komunikasi atau pertukaran kehidupan manusia, kelompok atau masyarakat,
8 9
Ahmad Sihabuddin, Komunikasi antar budaya, Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Suatu
suatu perspektif multidimensi, (Jakarta: Bumi Pengantar, (Bandung : Penerbit Remaja
Aksara, 2013), 64 Rosdakarya, 2003) 59.
46
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
beberapa ahli dalam teori interaksi simbolik dikutip oleh Alex Sobur,11Pertama, konsep
menunjukkan komunikasi atau secara lebih “diri’, menurut Blumer manusia bukan semata –
khusus “simbol – simbol” sebagai kunci untuk mata organisme saja yang bergerak di bawah
memahami kehidupan manusia itu. Interaksi pengaruh perangsang dari luar atau dari dalam,
simbolik menunjuk pada sifat khas dari namun manusia adalah “organisme yang sadar
interaksi manusia. Dalam artian manusia saling akan dirinya” (an organism having a self).
menerjemahkan dan mendifinisikan Dikarenakan ia seorang diri, ia mampu
tindakannya, baik dalam interaksi dengan memandang diri sebagai objek pikirannya dan
manusia atau lingkungan sekitaranya maupun dan bergaul atau berinteraksi dengan diri
dengan dirinya sendiri. sendiri. A mengarahkan diri pada objek – objek
Gambar 1
Proses interaksi dalam masyaraka
Interactions
Give rise to
Social object, symbol, languange, and perspective are central to human life,
their importance can be found in.
47
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
diri pada dasarnya diri adalah proses social image- nya, ingatannya dan cita –citanya untuk
yang berlangsung dalam dua fase yang dapat masa depan.
dibedakan, perlu diingat “I” dan “ME” adalah Ketiga, konsep objek, Blumer
proses yang terjadi didalam proses diri yang memandang manusia hidup di tengah objek –
lebih luas. Bagian terpenting dari pembahasan objek. Kata, “objek” dimengerti dalam arti luas
Mead adalah hubungan timbal balik antara diri dan meluputi semua yang menjadi sasaran
sebagai objek dan diri sebagai subjek. Diri perhatian aktif manusia. Objek dapat bersifat
sebagai objek ditujukan oleh Mead melalui fisik, maupun bersifat abstrak seperti konsep
konsep “Me”, sementara ketika sebagai subjek kebebasan, hidup atau tidak hidup, terdiri atas
yang bertindak ditunjukan dengan konsep “I”. gologngan atau terbatas pada satu orang,
Analisis Mead mengenai “I” membuka peluang bersifat pasti seprti golongan darah, dan agak
bagi kebebasan dan spontanitas. Ketika “I” kabur seperti suatu ajaran filsafat.
mempengaruhi “Me”, maka timbulah Keempat, konsep interaksi sosial.
modifikasi konsep diri secara bertahap . ciri Interaksi, dalam pandangan Blumer, berarti
pembeda manusia dan hewan adalah bahasa dan bahwa para peserta masing – masing
“symbol signifikan”. Symbol signifikan memindahkan diri mereka secara mental ke
haruslah merupakan suatu makna yang dalam posisi orang lain. Proses interaksi dalam
dimengerti bersama. Ia terdiri dari dua fase, keseluruhannya menjadi suatu proses yang
“Me” dan “I”. dalam kontek ini “Me” adalah melebihi jumlah total unsur – unsurnya berupa
sosok saya sendiri sebagai mana yang dilihat maksud, dan sikap masing – masing peserta.
oleh orang lain, sedangkan “I” adalah bagian Kelima, konsep joint action yaitu aksi
yang memperhatiakan diri saya sendiri. Dua hal kolektif yang lahir dimana perbuatan –
yang itu menurut Mead menjadi sumber perbuatan masing – masing peserta dicocokkan
orisinallitas, kreativitas, dan spontanitas. di serasikan satu sama lain. Realitas sosial
Percakapan internal memberikan saluran dibentuk dari joint actions ini merupakan objek
melalui semua percakapan eksternal. Andai diri sosiologi yang sebenarnya. Unsur konstititif
itu hanya mengandung “Me”, hanya akan mereka bukanlah unsur kebersamaan,
menjadi agen masyarakat. Fungsi kita hanyalah melainkan penyesuaian dan penyerasian dimana
memenuhi perkiraan dan harapan orang lain. masing – masing pihak mencari arti maksud
Menurut Mead, diri juga mengadung “I” yang dalam perbuatan orang lain dan memakainya
merujuk pada aspek diri yang aktif dan dalam menyusun kelakuannya.
mengikuti gerak hati. Mead menyebutkan,
bahwa seseorang itu dalam membentuk konsep Masyarakat cyber
dirinya dengan jalan mengambil perspektif Internet menjadi fenomena budaya baru
orang lain dan melihat dirinya sendiri sebagai (new culture), sebagai sebuah budaya (culture)
objek. pada awalnya internet merupakan model
Kedua, konsep perbuatan (action), komunikasi yang sederhana bila dibandingkan
dalam pandangan Blumer karena perbuatan dengan model komunikasi secara langsung
manusia dibentuk dalam dan melalui proses (face to face). Interaksi secara langsung tidak
interaksi dengan diri sendiri, maka perbuatan hanya melibatkan teks sebagai simbol atau
itu berlainan sama sekali dari gerak mahkluk – tanda dalam berinteraksi semata. Ekspresi
makhluk yang bukan manusia. Manusia wajah, tekanan suara, cara memandang, posisi
menghadapi berbagai hal seperti kebutuhan, tubuh, agama, usia, ras dan sebagainya
perasaan, tujuan, perbuatan orang lain merupakan tanda – tanda yang juga berperan
pengharapan dan tuntutan orang lain, peraturan dalam interaksi antar – individu. Adapun dalam
– peraturan masyarakatnya, situasinya, self komunikasi termediasi komputer (computer
mediated communication) interaksi terjadi
48
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
berdasarkan teks semata bahkan emosi pun menempati sebuah wiyalah (teritorial) tertentu,
ditunjukkan menggunakan teks, yakni dengan yang hidup secara relatif lama, saling
simbol – simbol dalam emoticon. Sebagai berkomunikasi, memiliki simbol – simbol dan
sebuah kultur, internet merupakan konteks aturan tertentu secrta sistem hukum yang
institusional maupun domestik di mana mengontrol tindakan anggota masyarakt,
teknologi ini juga menggunakan simbol – memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai
simbol yang memiliki makna tersendiri, dan bagian dari anggota masyarakat ersebut serta
sebagai bentuk metaporical yang melibatkan relatif dapat menghidupi dirinya sendiri. 13
konsep – konsep baru terhadap teknologi dan Teknologi turut serta mempengaruhi
hubungannya dengan kehidupan sosial.12 perubahan – perubahan yang terjadi di
Internet tidak hanya sebatas pada masyarakat. Saat tekonologi terus tumbuh dan
pengertian teknologi yang menghubungkan berkembang, maka masyarakat juga ikut
antar komputer semata, melainkan juga berubah. Peradaban demi perdaban yang telah
terkadang di dalam istilah tersebut terkandung dilalui oleh manusia yang hidup sebagai
fenomena – fenomena sosial sebagimana yang kesatuan di masyarakat terus mengalami
terjadi dalam interaksi antar individu secara perkembangan dan kemajuan seiring dengan
face to face, meski pada beberapa kasus internet perkembanan teknologi. Perkembangan
memberikan kerumitan dan perbedaan yang teknologi informasi mamu menciptakan
menyolok dibandingkan fenomena sosial pada masyarakat dunia global, namun secara materi
umumnya. Menurut Hine, model selanjutnya mampu mengembangkan ruang gerak
adalah internet sebagai artefak kebudayaan kehidupan baru bagi masyarakat seingga tanpa
(cultural artefak). Menurut Hine, internet tidak disadari, komunitas manusia telah hidup dalam
hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat
komputer yang berinteraksi dengan bahasa nyata dan kehidupan masyarakat maya
komputer itu sendiri. Internet juga bisa dilihat (cybercommunity).
sebagai sebuah fenomena sosial, baik itu Masyarakat nyata adalah sebuah
melalui pembacaan terhadap sejarah kehidupan masyarakat yang secara inderawi
perkembangan internet maupun kebermaknaan dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan
dan kebergunaan inernet. Internet merupakan nyata, dimana hubungan – hubungan sosial
tonggak dari perkembangan teknologi interksi sesama anggota masyarakat dibangun melalui
global yang mengubah cakupan serta sifat dasar penginderaan. Sementara itu, kehidupan
dari medium komunikasi. Transformasi ini masyarakat maya (cybercommunity) adalah
yang disebut sebagai “second media age”, di sebuah kehidupan maya didunia virtual yang
mana media trandsisional seperti radio, koran dibangun melalui jaringan komputer namun
dan televisi sudah banyak ditinggalkan oleh tetap terhubung, dan memiliki kehidupan sosial
khalayak. Pada masyarakat infomrasi, Holmes tersendiri. Masyarakat maya membangun
menyatakan bahwa setiap individu mengalami dirinya dengan sepenuhnya mengandalkan
pengingkaan dalam berinterksi dengan layar interaksi sosial dan proses sosial dalam
komputer, membangun relasi dari face to screen kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antar
dibandingkan face to face. sesama anggota masyarakat maya. Dipastikan
Dalam buku sosiologi komunikasi bahwa konstruksi masyarakat maya pada
Burhan Bungin mendefinisikan masyarakat mulanya berkembang dari sistem intra dan
adalah kelompok – kelompok orang yang jaringan yang berkembang menggunakan
sistem sarang laba-laba sehingga membentuk
12
Rulli Nasurllah, komunikasi antar budaya, di era
13
budaya siber, (Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Burhan Bungin, sosiologi komunikasi, (Jakarta:
Media Group, 2014), 52. Kencana Prenada Media, 2007), 160.
49
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
sebuah jaringan masyarakat yang besar. antarjaringan, melakukan kerja sama di antara
Masyarakat maya menggunakan seluruh metode mereka.
kehidupan masyarakat nyata sebagai model
yang dikembangkan di dalam segi – segi Kebudayaan masyarakat cyber
kehudupan maya. Seperti, membangun interaksi Budaya merupakan produk dari seluruh
sosial dan kehidupan kelompok, membangun rangkaian proses sosial yang dijalankan oleh
stratifikasi sosial, membangun kebudayaan, manusia dalam masyarakat dengan segala
membangun pranata sosial, membangun aktivitasnya. Kata kebudayaan berasal dari
kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan, bahasa sakskerta buddhayah yang merupakan
membangun sistem kejahatan dan kontrol – kata jamak dari buddhi yang berarti budi atau
kontrol sosial dan sebagainya.14 akal. Koentjaraningrat dalam buku Suryono
Dalam prosesnya, interaksi sosial dan soekantro sosiologi suatu pengantar yang
proses sosial yang terjadi dimasyarakat maya dilasir dalam buku sosiologi komunikasi burhan
bersifat tidak tetap, dalam artian ada yang bungin, menjelaskan bahwa culture mempunyai
bersifat sementara dan ada yang bersifat relatif kesamaan arti dengan kebudayaan yang berasal
lama atau menetap. Masyarakat maya memiliki dari kata lain colere yang artinya mengolah atau
struktur tersendiri, komunitas tersediri dan gaya mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau
hidup tersendiri. Mereka membangun interaksi bertani. Culture diartikan sebagai segala daya
sosial diantara para anggota, jika dalam dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
masyarakat nyata harus ada social contact atau mengubah alam.15
komunikasi secara langsung, maka dalam Kebudayaan merupakan hasil dari
masyarakat maya juga berlaku demikian. produk seluruh rangkaian proses sosial yang
Namun, bentuk dari interaksi yang terjadi dijalankan oleh manusia dalam masyarakat
berbeda dari bentuk interaksi yang terjadi di dengan segala aktivitasnya. Selo soemarjan dan
masyarakat nyata. Dalam masyarakat maya, Soelaiman Soemardi dalam Burhan Bungin
interaksi yang terjadi berbentuk daring (dalam sosiologi komunikasi, menjelaskan bahwa
jaringan) dan bersifat virtual, walaupun kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa,
demikian komunikasi tetap terjalin dengan baik dan cipta masyarakat. Karya, masyarakat
dan efektif selama media yang digunakan untuk menghasilkan material material culture seperti
berkomunikasi tersedia dan selalu terhubung. teknologi dan karya – karya kebendaan. Rasa,
Kontak – kontak sosial yang terjadi diantara adalah spiritual culture meliputi unsur mental
anggota masyarakt maya memiliki makna yang dan kejiwaan manusia, rasa menghasilkan
luas didalam komunikasi mereka satu dengan kaidah - kaidah, nilai - nilai sosial, hukum, dan
lainnya, sehingga darisana mereka saling norma sosial atau yang biasa kita kenal dengan
membangun makna dalam dunia intersubyektif pranata sosial. Cipta, merupakan immaterial
mereka tentang dunia yang dihuninya. culture yaitu bukan budaya yang menghasilkan
Dalam masyarakat maya, interaksi gagasan , berbagai teori, wawasan dan
sosial yang terjadi ada dua bentuk yaitu proses semacamnya yang menempatkan karya, rasa
sosia disosiatif dan proses sosial asosiatif. dan cipta pada tempatnya agar sesuai dengan
Proses disosiatif terjadi ketika beberapa anggota kegunaan dan kepentingannya bagi seluruh
masyarakat maya terlibat dalam proses masyarkat.
persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama Kebudayaan merupakan salah satu hasil
warga masyarakat maya. Sementara itu, proses yang didapatkan dari perkembangan peradaban
sosial asosiatif memberikan pelyang kepada
komunitas maya, baik intra maupun
15
Op cit, hlm. 52. Lihat juga Suryono soekonto,
sosiologi suatu pengantar, (jakarta: Rajawali press,
14
Ibid, hlm. 161 2002) hlm. 172
50
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
51
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
dan pemaknaan terhdap karya yang ditampilkan kehidupan baru diatas kehidupan nyata yang
kepada publik maya itu sendiri. mereka jalani.17
Bahasa masyarakat maya pada Teori cybercommunity menekankan
umumnya adalah bahasa inggris yang pada kelompok sosial yang berkembang
digunakan berdasarkan pada konvensi dan didalam dunia maya. Bagaimana kelompok –
kreativitas pengguna bahasa ini, seperti kelompok tercipta, bagaimana komunikasi
menggunakan ikon – ikon tertetu untuk terjadi didalam kelompok tersebut dan pesan –
penggambaran dan sebagainya. Sistem pesan serta simbol – simbol yang digunakan
pengetahuan dikembangkan menggunakan serta bagaimana sebuah media kelompok di
proses – proses permberitahuan dan dunia maya merekonstruksi pesan
pembalajaran secara lansug trial to error. penggunanya. Severin dan tankard (2005)
Umumnya para netter menggunakan sistem dalam bukunya teori komunikasi menjelaskan
pengetahuan secara bergulir kepada sesama tentang teori komunikasi dunia maya yang
anggota masyarakat maya. Jadi, sebuah meliputi aspek – aspek penting teori
pegetahuan yang diperoleh sesorang dalam komunikasi dunia maya, yaitu:18
dunia maya selalu disebarkan kepada sesama 1. Konsep dasar komunikasi digital,
anggota lainnya. Sistem religi (kepercayaan) cyber space, virtual reality,
masyarakat maya adalah waktu dan keyakinan komunitas maya, chat room, multy
bahwa setiap misteri dalam dunia maya dapat user domain, inter aktifitas, hyper
dipecahkan. Sesuatu yang menjadi ciri khas dari text dan mulltimedia.
kebudayaan maya ini adalah sifatnya yang 2. Gagasan Mcluhan tentang
sangat menggantungkan diri pada media. perkemangan media baru yang
Bahwa kebudayaan itu hanya ada secara nyata melibatkan kesenjangan
dalam media informatika dan beberapa di pengetahuan kredibilitas media
antaranya telah ditransformasikan ke dalam penentuan agenda manfaat dan
kognitif manusia, inilah sebenarnya space dunia gratifikasi, pembauran inovasi dan
maya. lain-lain.
3. Riset baru pada komunikasi
Teori Cybercommunity masyarakat cyber yaitu
Burhan bungin dalam bukunya medimorfosis, riset tentang
sosiologi komunikasi menjelaskan tentang teori hypertext, riset multimedia, riset
komunikasi dunia maya atau yang sering desain antar muka atau komunikasi
dikenal dengan teori cybercommunity, teori ini face to face.
merupakan teori yang paling akhir dalam
pengembangan ilmu komuniasi atau sosiologi Yasraf dalam bukunya hipersemiotika
komunikasi. Kajian tentang perkembangan menjelaskan tentang konsep virtualitas
teknolgi telematika menjadi pembahasan utama dipandang sebagai sifat kemayaan yang tercipta
yang berhubungan dengan perkembangan akibar mekanisme jaringan komputer
media baru (new media). New media banyak (cyberspace), akan tetapi melingkupi konsep
menekankan bagaimana konstruksi sosial media maya dalam pengertian yang lebih luas, yang
memberikan kontribusi terhadap kehidupan
mansusia secara menyeluruh. Kehidupan cyber
menggambarkan bahwa manusia memiliki
17
Burhan bungin, sosiologi komunikasi, (jakarta:
kencana perenada media, 2009) 296
18
Werner J Severin dan James W. Tankard, Teori
Komunikasi. (Jakarta: Kencana, 2005)
52
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
tercipta dalam ruang – ruang yang lebih luas. 19 Bungin, Burhan Sosiologi komunikasi, Jakarta:
teori cybercommunity merumuskan sejauh kencana perenada media, 2009
mana teknologi informasi seperti social ______________, Burhan sosiologi
networking berperan serta menciptakan konsep komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada
nasionalisme kekinian dengan pembentukan Media, 2008
kelompok dalam dunia maya. Dalam dunia Cangara, Hafied, Pengantar ilmu komunikasi,
maya banyak faktor yang membuat seseorang Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada,
menikmati dinamika kelompok antar lain unsur 2005
ketidaksengajaan individu serta proses J Severin, Werner dan James W. Tankard, Teori
pencarian kelompok. Dalam masyarakat cyber, Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2005
kelompok tidak mencari individu namun lebih M Charon, Joel Symbolic Interactionizm,
kepada individu yang mencari kelompok. United State of America, Parentic Hall
Terciptanya group diruang maya lebih Inc, 1979
menekankan minat individu untuk bergabung Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi, Suatu
dengan kelompok yang sudah ada atau Pengantar, Bandung : Penerbit Remaja
sebaliknya individu dapat menciptakan Rosdakarya, 2003
kelompok sendiri sesuai dengan keinginannya _______________, Ilmu komunikasi suatu
pengantar, Bandung: PT. Remaja
Kesimpulan Rosdakarya, 2001
Nasrullah, Rulli Komunikasi antar budaya, di
Munculnya masyarakat acyber sebagai era budaya siber, (Jakarta : Penerbit
hasil dari perkembangan tekonologi komunikasi Kencana, Prenada Media Grup, 2014
menjadikan pola komunikasi turut mengalami Piliang amir, Yasraf, Hipersemiotika: Tafsir
perubahan. Budaya komunikasi yang dilakukan cultural studies atas matinya makna,
masyarakat cyber melibatkan proses-proses (yogyakarta: Jalasutra, 2003)29
interaksi dengan menggunakan simbol-simbol, Ahmad Sihabuddin, Komunikasi antar budaya,
interaksi ini yang kita sebut sebagai interaksi suatu perspektif multidimensi, (Jakarta:
simbolik. Dalam prosesnya masyarakat cbyber Bumi Aksara, 2013), 64
membentuk budaya dan pola komunikasinya Sihabuddin, Ahmad, Komunikasi antar budaya,
sendiri. Lewat teknologi informasi mereka suatu perspektif multidimensi, Jakarta:
menyampaikan pesan dalam sebuah kelompok Bumi Aksara, 2013.
yang terbentuk lewat social media yang Sobur, Alex, Semiotika komunikasi, Bandung:
digunakan. Pesan-pesan disampaikan dalam PT. Remaja Rosdakarya, 2003
bentuk simbol yang diberi makna, hal ini Soekonto, Suryono, Sosiologi suatu
menjadikan komunikasi masyarakat cyber kaya pengantar, jakarta: Rajawali press,
akan makna karena sejatinya simbol lebih 2002
bermakna dari pada pesan-pesan verbal.
Daftar kepustakaan
19
Yasraf piliang amir, Hipersemiotika: Tafsir
cultural studies atas matinya makna, (yogyakarta :
Jalasutra, 2003)29
53
Jurnal RISALAH, Vol. 28, No. 1, Juni 2017: 43-54
54