Anda di halaman 1dari 1

Naskah sementara

Pelajaran telah usai namun Budi masih berpikir inti sari dari pelajaran tersebut.

Budi : ‘Hmm, kenapa yah pelajaran PKN itu penting... kenapa kita terus mempelajari PKN dari PAUD,
SD, SMP bahkan sampai kuliah ? Apa maksud dari semua ini ? Mungkin aku harus mendiskusikannya
dengan Prof. Dr. Samsudin MBA deh...’

Budi berjalan menuju ruang perpustakaan untuk bertemu Prof. Dr. Samsudin MBA.

Budi mengetuk pintu sebelum memasuki ruang diskusi. Prof terlihat sedang duduk santai didalam.

Budi : Permisi pak Prof, saya ingin bertanya, kenapa kita harus belajar PKN dari sedari kita kecil
Prof ?

Pro : Ohohoh, bagus bagus, pertanyaan yang sangat kritis telah dilontarkan... Namamu siapa ??

Budi : Kelas SIIO1 absen 21 pak

Prof : Hmm, Budi yah ?

Budi : Kok bisa tahu pak ?

Prof : Ialah, namanya juga prof, yahudh, perlu saya jawab sekarang gak nih ?

Budi : Boleh pak

Prof : *ngejelasin bahan

Budi : Ohh begitu yah pak, boleh kasih contoh konkretnya pak ?

Prof : Hohoho, boleh saja tapi prof gak pandai mengarang cerita drama gimana ?

Budi : Gpp kok, yang penting saya sebagai seorang mahasiswa yang ingin menjadi teladan bisa
mengerti secara mendalam

Prof : Ok, jadi begini

Profesor mulai menerangkan sebuah kasus, Prof jadi narator

Pada suatu hari yang cerah, terdapat Leon, Mitra dan Steph. Mereka adalah ibu – ibu sosialita yang
bisa dengan mudah mempengaruhi para followers mereka. Masing – masing dari mereka memiliki
kecintaan terhadap berbagai macam jenis produk. Mereka berdua merupakan mahasiswa tingkat
atas yang sama – sama mengambil jurusan PKN.

Misalnya Leon yang merupakan sosialita, dia sangat seakali anti dengan barang – brang Indo.
Pakaiannya sangat stylish sekali. Kemudian ada juga sosialita yang sebisanya memakai produk lokal
Indonesia.

Prof : Menurutmu yang mana yang belajar ?

Budi : Hmm, keduanya belajar sih prof, tpi sepertinya Mitra lebih paham

Prof : Walaupun nilai Leon lebih tinggi?

Budi : Hmm,..

Steph :

Anda mungkin juga menyukai