Tugas Bu Nina Lansia Print

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

ROLE PLAY

ASUHAN KEPERAWATAN TIM

Disusun untuk memenuhi tugas Blok Manejemen


Dosen Pengampu : Ns. Dedep Nugraha, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
S16 C
1. Eldha Ayu Kumalasari
2. Evinatalia
3. Fariza Ilham
4. Fathonah Eka Pratiwi
5. Febriana Lukita Wulandari
6. Fruisca Valentine Febriana
7. Gilang Yuangga Mukti

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018

A. Definisi
Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien di
Rumah Sakit. Hasil analisis menunjukkan bahwa Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) berbanding lurus dengan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan serta kepuasan pasien di Rumah Sakit.
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem
(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang
pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Hamid, 2001).
Katz, Jacquilile (1998) mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan
keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah
Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer.
Menurut Kron.T & Gray (1997) ada 4 metode pemberian asuhan
keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di
bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2002).
2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat
ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
3. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Menurut Gillies (1989) perawat yang menggunakan metode keperawatan
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary
nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan
bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer
biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama
klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika
perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
kepada perawat lain (associate nurse). Metode penugasan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaburatif ( Potter, Patricia 1993). Model tim didasarkan pada keyakinan
bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat. Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga
professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu. Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya.
Kelebihannya yakni memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
mendukung pelaksanakaan proses keperawatan, memungkinkan komunikasi
antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota
tim. Sedangkan Kelemahannya yakni komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu
dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk. (Nursalam, 2002)
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu
seorang perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992)

B. Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan


1. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu tim terhadap satu atau
sekelompok klien/ pasien.
2. Tim dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten, mempunyai
kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan memimpin.
3. Dalam model ini, tim dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua aktivitas tim harus terkoordinasi
dengan baik.
4. Semua anggota tim harus paham terhadap permasalahan klien – intervnsi dan
dampaknya – karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan
berkesinambungan.
5. Dalam proses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar tim untuk setiap shift
dinas (P-S-M) Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien.
C. Tanggungjawab Perawat
Tanggung jawab perawat dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :
1. Tanggungjawab Anggota Tim :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah
tanggungjawabnya.
b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan.
2. Tanggungjawab Ketua Tim :
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervise dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.
3. Tanggungjawab Kepala Ruang :
a. Perencanaan
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing.
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan
persiapan pulang berasama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien Bersama ketua tim, mengatur
penugasan/ penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendaikan asuhan keperawatan :
a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan
c) Menagdakan diskusi untuk pemecahan masalah
d) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk RS
8) Membantu mengembangkan niat Pendidikan dan latihan diri.
9) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2 – 3 perawat pelaksana.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.
7) Mengatur dan memngendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada
ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada Ketua tim
10) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3) Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien.
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
7) Meningkatkan kolabirasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervise :
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahannya yang ada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua
tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun Bersama ketua tim.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Assaf, A.F.2009. Mutu Pelayanan Kesehatan Perspektif Internasional. Jakarta : EGC

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan ; Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional, Salemba Medika, Jakarta

Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga

Wijono, D. (1999). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University Press.


Surabaya
Naskah Role Play
Kasus :
Tn. Roni (47 th) dengan diagnose medis Asma Bronkial. Keadaan umum : lemah,
komposmentis, pucat, anemis. TD : 100/60 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 25 x/menit, S :
370C. Keluhan nyeri dada dan sesak nafas. Diagnosa keperawatan pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan nyeri.
Rencana yang akan dilakukan : memeriksa TTV dan pemberian oksigen via nasal kanul.
An. Ani (12 th) dengan diagnose medis diare. Keadaan umum : lemah, pucat,
anemis. TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/ menit, S : 37 0C. Keluhan nyeri
abdomen. Diagnosa keperawatan deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan
volume cairan secara aktif. Rencaan yang sudah dilakukan monitor tanda-tanda vital dan
nutrisi. Rencana yang belum dilakukan adalah pemberian cairan IV.

Pertanyaan :
Deskripsikan dan demonstrasikan asuhan keperawatan terhadap Tn. Roni dan An. Ani
dengan metode asuhan keperawatan tim (persiapan dan prosedur pelaksanaan serta
scenario harus dipersiapkan sebelum role play)
Kepala Ruangan : Gilang Yuangga Mukti
Ketua TIM 1 : Eldha Ayu Kumalasari
Ketua TIM 2 : Evinatalia
PA TIM 1 : Fathonah Eka Pratiwi
PA TIM 1 : Febriana Lukita Wulandari
Narrator :-
Pasien Ani : Fruisca Valentine Febriana
Orang Tua An. Ana & Tn. Roni : Fariza Ilham

Pada sebuah Rumah Sakit A di Nurse Station Karu, Katim I, Katim II, PA tim I
dan PA tim II pada pukul 07.00 WIB mengadakan pre conference. Pre conference atau
timbang terima telah dilaksanakan, selanjutnya Katim I, PA menuju ruang keperawatan
Tn. Roni untuk melanjutkan asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan pada shift
sebelumnya.
Dari tim I dengan Tn. Roni dengan diagnose medis Asma. Sedangkan diagnose
keperawatannya adalah Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan nyeri. Tn. Roni
mengeluh sesak nafas dan nyeri dada.
Dari TIM II dengan pasien An. Ani dengan diagnose medis Diare. Sedangkan
diagnose keperawatan adalah deficit volume cairan berhubungan dengan kehilanngan
volume cairan aktif. Pasien mengeluh badannya lemas dan nyeri abdomen. Pasien sudah
diperiksa TTVnya, rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya adalah
memberikan cairan IV (infus).
(Setelah selesai pre conference, Ketua Tim I, beserta PA Tim 1 mengkaji pasien
Tn. Roni dengan diagnose keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
nyeri, perawat akan memeriksa tanda-tanda vital.
Katim : “Assalamu’alaikum ?”
Pasien(Fariza) : “waalaikumsallaam sus”
Katim 1 : “selamat pagi Pak, masih ingat dengan saya Pak ? ya saya Eldha Ayu
Kumalasari biasa dipanggil Eldha. Ketua tim asuhan keperawatan yang
merawat Bapak sampai Bapak pulang besok. Baik pak Roni, hari ini saya
Bersama perawat Fathonah akan memeriksa tanda-tanda vital Bapak
untuk mengetahui kondisi Bapak saat ini. Silahkan perawat Fathonah
lakukan TTV pada Tn. Roni”
Pasien(Fariza) : “siap Pak”
PA TIM 1 : “Baik Pak Roni, nama saya Fathonah perawat yang bertugas merawat
Bapak hari ini sampai Bapak pulang, seperti yang sudah disampaikan
oleh Bu Eldha, saya akan memeriksa tanda-tanda vital Bapak. Caranya
nanti saya akan memeriksa tekanan darah, denyut nadi, frekuensi
pernafasan dan suhu tubuh Bapak. Tempatnya disini dan waktunya 10
menit saja. Apakah Bapak bersedia dan sudah siap ? Baiklah, kita mulai
ya Pak ?”
Pasien(Fariza) : “baik sus”
PA melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien Tn. Roni, PA
melakukan kesalahan dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah, Katim
mengarahkan.
PA TIM 1 : “perawat Eldha, saya belum bisa menemukan nadinya, bagaimana ?”
Katim : “baik sus, sini saya bantu”
PA TIM 1 : “baik perawat Eldha”
PA dibantu Katim dalam melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
PA TIM 1 : “baik Pak, saya sudah selesai memeriksa tanda-tanda vital, bagaimana
perasaan Bapak ?”
Pasien : “saya merasa sedikit sesak nafas sus”
PA : “baik Pak nanti saya akan kesini lagi untuk memberikan oksigen,
supaya pernafasan Bapak lebih lancer, tempatnya disini dan waktunya
10 menit. Selamat beristirahat Pak. Assalamu’alaykum wr wb”
Disaat Tim I melakukan pemberian oksigen pada pasien TN. Roni, begitu pula
dengan Tim II juga melakukan asuhan keperawatan kepada An. Ani, yaitu memberikan
cairan IV.
Katim 2 : “Assalamu’alaikum wr wb. Perkenalkan bu, nama saya Evinatalia biasa
di panggil evi. Saya beserta rekan saya perawat Febriana Lukita
Wulandari yang bertugas hari ini jam 7 sampai jam 2 siang nanti. Nanti
perawat Febriana akan memberikan infus pada anak Bapak ya. Nanti
tempatnya disini dan memerlukan waktu 7 menin ya, bagaimana Pak,
apakah Bapak bersedia ?
Ortu(Fariza) : “silahkan sus”
PA TIM 2 : “Selamat pagi adek, perkenalkan nama saya perawat Febriana Lukita
Wulandari, nama adek siapa ? hari ini saya akan memberikan terapi
infus supaya adek Ani tidak lemas lagi. Apakah adek bersedia dan siap ?
Pasien Ani : “saip sus”
PA 2 : “ setelah saya pasang infuse saya akan menyuntikkan cairan pada kulit
adek ya, untuk mengetahui nanti apakah adek alergi obat atau tidak”
Pasien : “baik sus”
Ketika PA melakukan tindakan askep pemasangan infus pada TIM II dan
pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien TIM I. Karu mengontrol setiap TIM. Setelah
itu karu berbincang-bincang dengan Katim I.
Karu : “kinerja sudah bagus, tingkatkan kemampuan dari PA, pertahankan dan
pantau terus keadaan pasien, lakukan rencana askep yang paling tepat”
Katim 1 & 2 : “baik Pak”
TIM I telah selesai melakukan pemasangan oksigen, Katim dan PA menuju Nurse
Station. Dan merencanakan tindakan selanjutnya.
Katim 1 : “Pak Karu, saya ingin melaporkan keadaan pasien Tn. Roni, kondisi
beliau saat ini masih lemah, TTV sudah diperiksa dengan tekanan darah
120/80mmHg, nadi pernafasan dan suhu, rencana selanjutnya adalah
pemberian oksigen yaitu pada pukul 10 nanti kepada Tn. Roni, namun
nanti saya ada rapat dosen di STIKES Kusuma Husada, saya meminta
bantuan Bapak sebagai karu untuk menemani dan mengawasi PA TIM I
dalam pemberian oksigen.
Karu : “terimakasih atas laporannya, saya nanti akan mendampingi PA TIM I
dalam memberikan oksigen pada pada pasien TIM 1”
Katim 1 : “terimakasih atas ijin dan kerjasamanya, Assalamu’alaykum wr wb”
(setelah beberapa menit kemudian Katim 2 dan PA nya dating. Karu beserta PA TIM 1
melakukan conference)
Karu : “Assalamu’alaikum wr wb”
All : “waalaikumsallaam wr wb”
Karu : “terimakasih kepada semua TIM yang telah melakukan askep dengan
baik, selanjutnya untuk TIM satu dari hasil laporan katua TIM 1,
rencana tindakan selanjutnya untuk Tn. Roni adalah pemberian oksigen,
berhubung Katim 1 saat ini ada rapat, jadi saya yang akan menggatikan
tugasnya.”
Katim II : “baik Pak pada pasien anak Ani dengan diagnose keperawatan deficit
volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif telah
dilakukan tindakan pemasangan infus IV dan injeksi IC , rencana askep
selanjutnya adalah memeriksa TTV An. Ani”
Karu : “terimakasih atas laporannya, selanjutnya silahkan melanjutkan
aktifitas selanjutnya, semoga pelanyanan kita terus berkembang lebih
baik, wassalamualaykum wr wb”
Setelah itu Karu dan PA TIM 1 segera menuju pasien Tn. Roni untuk
pemberian oksigen yang sudah direncanakan oleh Katim 1.
Karu : “Assalamu’alaikum wr wb”
Pasien : “Waalaikumsallaam wr wb”
Karu : “masih ingat dengan saya Pak ? iya saya perawat gilang sebagai
kepala ruang yang saat ini menggantikan katim eldha yang akan
merawat Bapak hari ini. Saat ini saya dan perawat Fathonah Eka
Pratiwi akan melakukan asuhan keperawatan yaitu pemberian oksigen
yang akan dilaksanakan oleh perawat Fathonah. Silahkan perawat
Fathonah”
PA (Fathonah) : “baik Pak gilang… selamat pagi Pak Roni, perkenalkan nama saya
Fathonah Eka Pratiwi, perawat yang akan merawat Bapak, hari ini
sampai nanti Bapak pulang. Saat ini seperti yang telah disampaikan
oleh perawat Gilang, saya akan memberikan oksigen pada Bapak
supaya Bapak pernafasannya lebih lancar. Nanti tempatnya disini, dan
saya minta waktunya 7 menit ya Pak. Apakah Bapak bersedia dan
siap ?
Paien(Fariza) : “siap sus”
PA memberikan oksigen pada tuan Roni. Disisi lain TIM 2 memeriksa tanda-
tanda vital pada An. Ani, namun Katim tidak mendampingi PA sehingga PA mengalami
kesulitan dan kesalahan, sehingga pasien mengalami alergi.
PA TIM 1 : “saya sudah selesai memberikan oksigen, bagaimana perasaan Pak
Roni? nanti saya akan kembali lagi untuk injeksi obat ya. Nanti
tempatnya disini dan saya minta waktumya 7 menit. Selamat istirahat.
Permisi”
Pasien (Fariza) : “iya mbak terimakasih”
Waktu sudah menunjukan waktu pukul 13.30 WIB. Karu TIM 1 dan TIM 2
melakukan post conference. TIM menyampaikan askep yang telah dilaksanakan dan
askep yang belum dilaksanakan. Selain itu Karu mengevaluasi kinerja kedua TIM.
Karu : “Asslamau’alaykum wa wb. Selamat siang rekan-rekan, agenda kita
siang hari ini adalah laporan dari masing-masing tim tentang kondisi
pasien, askep yang sudah dilaksanakan dan yang harus dilanjutkan
pada shift berikutnya pada pasien Tn. Roni dan An. Ani. Silahkan dari
Katim 1 dan katim 2 bisa dimulai laporannya !”
Katim 1 : “baik Pak, askep untuk Tn. Roni sudah dilaksanakan semua, dan
kondisi sudah membaik. Pasien sudah memungkinkan untuk
dipulangkan. Untuk persiapan discharge planning pada pasien Tn.
Roni sudah siap. Status pasien dan format discharge planning sudah
dipersiapkan.
Untuk masalah pada pasien adalah sesak nafas memungkinkan untuk
kambuh sehingga perlu diinformasikan kepada pasien dan keluarga
mengenai aktifitas, gaya hidup, tempat control, dan tanda-tanda terjadi
kekambuhan dan kegawatan pada pasien”
Karu : “baik, terimakasih untuk Katim 1. Coba berkasnya Tn. Roni saya
periksa dulu !”
Katim 1 : “baik Pak, ini berkasnya Tn. Roni beserta format discharge
planningnya”
Karu : “baik, data-data nya sudah lengkap, bagaimana dengan An. Ani,
sialahkan Katim 2 untuk laporan”
Katim 2 : “terimakasih atas waktu yang diberikan, untuk TIM 2 dengan pasien
An. Ani kondisi masih lemah, askep yang selanjutnya harus
dilaksanakan adala monitor turgor kulit, mukosa oral sebagai indikator
dehidrasi”
Karu : “terimakasih atas laporannya dari masing-masing TIM. Untuk
selanjutnya untuk TIM 1 silahkan melakukan persiapan untuk
kepulangan Tn. Roni nanti sore dan untuk TIM 2 bersiap-siap untuk
timbang terima. Semoga kinerja ruang kita untuk selanjutnya bisa
lebih maju lagi. Selamat siang. Wassalamualaykum wr wb”
(setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta PA TIM 1 ke ruangan
pasien untuk melakukan discharge planning pada pasien Tn. Roni)

Tahap Pelaksanaan
Karu : “selamat pagi pak Roni, bagaimana kabar Bapak hari ini?”
Pasien(Fariza) : “selamapt pagi Pak. Alhamdulillah semakin baik Pak, nyeri dada
sudah tidak ada, dan nafas tidak sesak lagi”
Karu : “Alhamdulillah, hari iini ada kabar gembira untuk Bapak. Jadi hari
ini Bapak diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang,
keluarga harus mengurus administrasi dulu ya Pak”
Pasien : “mohon maaf Pak, untuk administrasinya sudah diurus semua, ini
berkas-berkasnya”
Karu : “ooo… baik, bagus sekali kalua begitu. Namun ada satu hal lagi yang
perlu dilakukan terkait dengan kepulangan Bapak. Ini nanti perawat
Fathonah akan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan
Bapak dirumah, bagaimana apakah Bapak bersedia :”
Pasien : “iya Pak, boleh. Silahkan”
PA TIM 1 : “baik Pak, disini saya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu :
1. Bapak harus menjaga aktivita supaya tidak terlalu capek
2. Jaga pola makan, hindari makanan pantangan
3. Jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultai dengan dokter
4. Minum obat secara teratur
5. Dan yang terakhir, apabila Bapak masih merasakan keluhan ini
atau timbul keluhan lain selama berada dirumah. Bapak dan
keluarga harus segera dating ke rumah sakit untuk mengkonsulkan
penyakit Bapak ini, Bapak bisa ke layanan kesehatan terdekat”
PA TIM 1 : “bagaimana Pak, ada yang di tanyakan Pak ?”
Pasien(Fariza) : “tidak ada sus, terimakasih atas penjelasannya”
PA TIM 1 : “baik kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, coba Pak ulangi lagi
hal-hal yang harus Bapak perhatikan setelah kepulangan”
Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dngan baik
PA 1 : “bagus sekali Pak Roni, saya kira Bapak cukup paham degan apa
yang disampaikan oleh perawat. Terimakasih atas kerjasamanya”
Pasien (Fariza) : “iya sus, sama-sama”
Karu : “baik Pak Roni, saya kira semuanya sudah disampaikan dan Bapak
sudah paham. Sekarang Bapak dan keluarga diperbolehkan untuk
bersiap-siap untuk pulang. Dan kami mohon maaf apabila selama
perawatan Bapak disini ada yang kurang. Semoga bapak sehat selalu”
Pasien(Fariza) : “iya Pak. Tidak apa-apa. Terimakasih banyak atas perawatannya Pak”
Karu : “iya Pak sama-sama. Selamat siang Pak”
Pasien(Fariza) : “selamat siang Pak”
Kemudian Karu dan PA TIM 1 kembali keruangan
Tahap Penutup
Karu : “terimakasih ats kerjasamanya rekan-rekan semua, saya kira untuk
kegiatan discharge planning untuk TIM 1 pada siang hari ini cukup
bagus, namun saya harap untuk kedepannya lebih ditingkatkan lagi
untuk kenyamanan dan kepuasan paasien dan keluarga”
Katim 1 : “baik Pak. Terimakasih”
Saat rapat belum selesai, tiba-tiba orangtua pasien datang ke ruangan, dengan emosi
Tok, tok, tok…
Ortu : “permisi Pak, maaf saya mau minta pertangguangjawaban atas
tindakan perawat Febri”
Karu : “pertanggungjawaban apa Pak ?”
Ortu : “tadi setelah dilakukan tindakan oleh perawat, anak saya terkena
alergi. Saya tidak tahu apa yang telah dilakukan perawat sehingga anak
saya menjadi seperti ini. Pokoknya saya meminta
pertanggungjawaban, sebelum anak saya sembuh saya tidak akan
mengurus biaya administrasi rumah sakit”
Karu : “maaf Pak, kami belum mengetahui alur ceritanya. Tolong ceritakan
dengan jelas terlebih dahulu”
Ortu : “saya tidak mau tahu, sebelum anak saya sembuh saya akan menuntut
perawat yang telah melakukan tindakan”
Karu : “tunggu dulu Pak, mari kita bicarakan masalah ini dengan baik-baik”
Orangtua pasien menceritakan dan menjelaskan secara runtut kejadian yang menimpa
An. Ani
Karu : “baiklah Pak, mungkin ini merupakan kesalahan yang telah dilakukan
pihak kami. Kami memohon maaf dan akan bertanggungjawab atas
kejadian yang telah menimpa anakBapak”
Ortu : “baik, saya berharap pihak rumah sakit akan bertanggungjawab atas
kesembuhan anak saya sepenuhnya”
Setelah Orangtua Pasien An. Ani selesai menceritakan kronologis kejadian,
Orangtua pasien pergi meninggalkan ruangan. Semua TIM dan Karu mengadakan
Evaluasi tindakan.
Karu : “rekan-rekan semua mari kita melanjutkan rapat dan mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan perawat. Dan sekalian membahas
permasalahan yang baru saja terjadi. Baiklah, perawat Febri tolong
jelaskan bagaimana kronologis saat melakukantindakan pada pasien
An. Ani, sampai terjadi kesalahan”
PA TIM 2 : “baik Pak (perawat bercerita)”
Setelah perawat Febri menceritakan kronologis kejadian, maka Karu mengadakan
rapat dengan Katim 1 &2 dan PA nya. Kemudian Karu mengevaluasi.
Karu : “selamat siang. Agenda kita kali ini tentang menyelesaikan dan
mengusut masalah yang menimpa An. Ani dan keluarganya. Pertama
tim mana yang bertanggung jawab menangani pasien An. Ana ?”
Karu TIM 2 : “yang bertanggung jawab menangani pasien An. Ani adalah Tim saya
Pak”
Karu : “dan saat pemberian rencana askep kepada An. Ani, siapakah yang
terlibat melakukannya, dan apakah anda juga ikut mendampingi PA
anda saat melakukan askep kepada An. Ani”
Katim 2 : “yang melakukan rencana askep hanya perawat Febri saja Pak. Pada
saat itu saya tidak mendampinginya untuk memberikan rencana askep
pada An. Ani”
Karu : “kenapa anda tidak mendampingi PA TIM anda ?”
Katim TIM 2 : “karena pada saat itu saya ada keperluan mendadak yang tidak bisa di
tinggalkan”
Karu : “jika ada keperluan mendadak kan seharusnya anda bisa
menghubungi saya untuk meminta bantuan untuk mengawasi PA TIM
anda”
Katim 2 : “maaf Pak, saya salah”
PA 2 : “Tadi saya melakukan pemasangan IV pada An. A pada pukul 8 pak,
dan saya sudah melakukan secara maksimal dan sesuai dengan
prosedur, saya juga bingung kenapa orang tua pasien mengeluhkan jika
anaknya mengalami alergi, padahal saya juga telah melakukan injeksi
IC untuk menentukan apakah pasien alergi atau tidak, dan hasilnya
pasien tidak alergi terhadap obat”
Karu : “baiklah rekan-rekan, apa sebaiknya kita menunggu visit dokter dan
kita berdiskusi untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama dengan
demokratis”
All : “ baik Pak”
Setelah Karu, Katim 1 & 2, dan PA melakukan musyawarah demokrasi. Akhirnya
rapat menghasilkan jalan keluar yang di setujui oleh semus pihak dari rumah sakit
maupun keluarga An. Ani. Kemudian Karu, Katim 2 dan PA TIM 2 menuju ruang rawat
An. Ani
Karu : “selamat siang. Begini Pak, setelah Kami tadi melakukan rapat,
akhirnya kami menemukan jalan keluar untuk permasalahan
keluarga Bapak. Kami mengakui kesalahan datang dari tim kami
dan kami maminta maaf atas kejadian itu, dan selanjutnya untuk
masalah alergi yang menimpa An. Ani biar TIM kami yang akan
merawatnya sehingga sembuh total”
Ortu : “kalau memang begitu saya maafkan. Tetapi untuk selanjutnya
tolong rawat anak saya dengan baik ya Pak. Saya selaku orangtua
juga minta maaf karena saya tadi masuk ruangan Bapak dengan tidak
sopan dan marah-marah”
Karu : “ya Pak, TIM kami akan merawat anak Bapak dengan baik. Dan
untuk kurang sopan nya saya maafkan. Kalua begitu saya permisi
dulu ya Pak”
Katim 2 : “baik Pak, yang akan melakukan perawatan untuk bapak adalah
TIM saya yaitu TIM 2, saya minta maaf atas kejadian ini ya Pak”
Ortu : “iya sus, saya maafkan”
Katim 2 : “baiklah Pak, saat ini apakah ada yang Bapak ingin tanyakan
kepada saya ? kalua tidak ada, saya akan kembali ke ruangan saya
dan kalau Bapak memerluakn bantuan Anda bisa memencet tombol
di atas bed ya. Permisi, selamat siang”
Ortu : “iya sus, selamat siang”
Selanjutnya Karu, Katim 2 dan PA TIM 2 kembali ke ruangannya dan
melanjutkan rapat untuk timbang terima. Dan Katim 2 menjelaskan kepada katim shift
selanjutnya tentang masalah An. Ani, agar perawatan An. Ani lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai