KMB Ibu Dani Apendisitis-2
KMB Ibu Dani Apendisitis-2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar
2. Konsep Keperawatan
C. Tujuan Penulisan
KONSEP DASAR
A. Definisi Apendicitis
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(Appendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, namun bila terjadi infeksi yang bertambah parah, usus
buntu ini bisa pecah dan memerlukan laparotomi dengan peyingkiran umbai cacing
yang terinfeksi. (Nuari,2015)
1. Apendisitis Akut :
2. Apendisitis Kronis
a. Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul struktur
lokal.
4. Pemberian barium
5. Berbagai macam penyakit cacing ( cacing pita, cacing kermi, cacing tambang,
kalkuli)
Tanda dan gejala yang sering muncul pada penderita apendisitis antara lain :
(Dermawan,dkk.2010)
1. Nyeri pada kuadran kanan bawah (Lokal pada titik mc burney) dengan nyeri
tekan lepas.
2. Demam ringan
3. Mual muntah
4. Anoreksia
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah, kemudian
timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang
timbul meluas dan mengenai peritonium parietal setempat, sehingga menimbulkan
rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut.
(Junaidi : 1982 dalam Dermawan,dkk.2010).
Apendisitis memiliki gejala yang khas yang terdiri dari : (Corwin, 2007 dalam
Nuari, 2015).
b. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau disekitar
pusar, lalu timbul mual dan muntah.
c. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan
bagian bawah.
d. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika
penekanan dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam.
g. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat.
i. Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak
sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri
F. Penatalaksanaan
ncisi
Kerusakan Jaringan Pintu masuk kuman
Stimulus dihantarkan
Spasme dinding apendik Tekanan intraluminal lebih
dari tekanan vena
Spinal Cord
NYERI
Hipoxia jaringan apendic
Cortex cerebri
Nyeri di persepsikan
Ulcerasi
Perforasi
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN
PERFUSI GASTROINTESTINAL
Akumulasi Sekret
Anestesi Reflek batuk
RISIKO KEKURANGAN
VOLUME CAIRAN
BAB III
A. Pengkajian appendicitis
1. Wawancara
2. Pemeriksaan fisik :
3. Pemeriksaan penunjang
Kasus
Tn.A usia 40 tahun dirawat di ruang melati RS. Kota Kendari dengan diagnosa
post op.Apendistis 1 hari yang lalu. Ketika dikaji Tn.A mengatakan nyeri dibagian
bekas operasi dengan skala 6 ketika bergerak dan nyerinya hilang timbul. Hasil
pengkajian tekanan darah : 120/80 mmHg, Frekuensi nadi : 100x/menit, frekuensi
napas : 20x/Menit, Suhu : 37,6℃. Tampak merah pada daerah sekitar bekas operasi
Tn.A.
A. Pengkajian
Analisa data
B. Diagnosa Keperawatan
2. Risiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan post operasi ditandai dengan: