Anda di halaman 1dari 3

2.

Pembelian di Pasar Terbuka

Alternatif berikutnya ialah dengan membeli saham di pasar reguler sesuai dengan
harga yang berlaku dipasar. Pengumuman atau rumor adanya proses buy back di pasar
reguler, sering kali membuat harga melonjok karena ada sentimen peningkatan permintaan di
saham ini.

H. Definisi Reverse Stock Split

Reverse split atau reverse stock split merupakan tindakan yang dilakukan oleh emiten
denagan membeli saham hasil dari tindakan stock split (pemecahan saham). Reverse stock
split merupakan kebalikan dari stock split. Reverse stock split adalah salah satu aktivitas
perusahaan emiten untuk menaikan harga sahamnya dan mengurangi jumlah saham yang
beredar (Martell dan Webb, 2005). Dalam beberpa kasus, reverse stock split adalahupaya
untuk tetap tercatat di bursa efek besar karena harga saham mungkin dapat saja jatuh terlalu
rendah hingga akan dikeluarkan dari pencatatan. Ketika harga saham dari hasil keputusan
dari stock split mengalami penurunan, sehingga dengan tindakan reverse splits, maka akan
mengakibatkan harga saham per lembarnya akan lebih tinggi. Selain itu, kebalikannya
dengan stock split, reverse split nilai nominal saham yang digabungkan akan menjadi lebih
besar dari sebelumnya. Reverse split digunakan untuk mereduksi jumlah saham yang beredar.
Misalnya, perusahaan melakukan reverse split 4:1, maka 4 lembar saham dengan harga
saham masing-masing Rp.500,- digabungkan menjadi 1 lembar saham dengan harga menjadi
Rp. 200,-.

Keputusan perusahaan melakukan reverse split memerlukan pertimbangan dan


analisisyang lebih matang. Begitu pula keputusan stock split karena sinyal yang akan
diungkapkan oleh investor akan berbeda. Karena reverse split, maka investor pun harus
mengeluarkan uang dalam membeli saham, sementara investor kecendrungan membeli saham
yang lebih murah dan kemudian harga saham akan mengalami kenaikan. Selain itu, jika
ternyata harga saham yang suda mengalami kenaikan akibat reverse split kemudian menjadi
turun kembali, maka akan menjadi kerugian bagi perusahaan yang memang harga sahamnya
sudah terlalu murah, memiliki kualitas analisis yang mendalam atau yang mampu dan berani
yang akan melakukan reverse split.

Reverse split bisa dilakuan untuk memulihkan harga saamnya pada tingkat yang
optimal yaitu pada tingkat optimal trading range atau kisaran harga yang dapat
mempengaruhi preferensi investor, sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan
(majalah ekonomi). Reverse stock split merupakan langkah penyelamatan yang dilakukan
perusahanaan emiten agar bisa memenuhi persyaratan marginability untuk tetap menjaga
status listing di perdagangan pasar modal. Peraturan ini sudah diperkenalkan sejak tahun
1991 di Nasdaq. Hal ini dilakukan dengan menetapkan harga jual saham minimum sebesar
$1.00 pada pasar modal nasional maupun pasar Small Cap (Terence F. Martell dan
Gwendollyn P. Webb, 2005).

Alasan Perusahaan Melakukn Reverse Stock Split

Lihuang jing (2002) dalam penelitiannya menyatakan tiga alasan utama perusahaan
emiten melakukan reverse stock, sebagai berikut :

1. Reverse stock split akan mengurangi biaya transaksi, jumla lembar saham yang
berkurang akan menyebabkan biaya transaksi juga berkurang.
2. Reverse stock split akan memperbaiki fleksibelitas harga saham baru ketika
dibutuhkan. Perusahaan emiten yang melakukan reverse stock split akan mengurangi
nilai nominal sahamnya, sehingga ketika perusahaan tersebut akan menerbitkan
saham baru perusahaan tersebut tidak perlu menetaokan nilai nominal dengan diskon
untuk saham barunya.
3. Reverse stock split akan mengingatkan investor institusional dan internasional.
Perusahaan yakin bawa dengan melakukan penggabungan saham akan meningkatkan
profil perusahaan dimata investor institusional.

Dengan melakukan reverse stock split, maka jumlah saham perusahaan yang beredar
menjadi sedikit dan diharapkan harga akan menjadi naik. Perusahaan yang melakukan
reverse stock split biasanya adalah perusahaan yang harga sahamnya tertidur cukup lama
dibursa alias tidak bergerak dari level terendah bursa, yaitu RP.50.

I. Ringkasan
Stock split adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang
lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per lembar
sahamnya secara profesional. Implikasi apabila perusahaan melakukan stock split, maka
tidak mengubah struktur modal dan nilai saham biasa, agio, dan laba ditahan tidak
mengalami perubahan tetapi harga nominal dan lembar saham berubah secara
profesional. Stock repurchase atau buy back adalah keputusan yang dilakukan oleh pihak
perusahaan dengan membeli kembali saham yang telah dijual oleh pihak perusahaan
dengan membeli kembali saham yang telah dijual dipasar dengan dasar pertimbangan
bahwa saham itu layak untuk dibeli serta perusahaan memiliki ketersediaan dana kas
yang mencukupi. Reverse split atau reverse stock split merupakan tindakan yang
dilakukan oleh emiten denagan membeli saham hasil dari tindakan stock split
(pemecahan saham). Reverse stock split merupakan kebalikan dari stock split. Reverse
stock split adalah salah satu aktivitas perusahaan emiten untuk menaikan harga
sahamnya dan mengurangi jumlah saham yang beredar.

Anda mungkin juga menyukai