PROFIL KELUARGA
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Rusman Dg.Nompo
Tempat, Tanggal Lahir : Bone
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jalan veteran lorong 3 kelurahan mamajang
Tanggal Kunjungan : 22 November 2018
Pemeriksaan Fisik:
a. Tanda Vital
Tekanan darah : 170/80 mmHg
Nadi : 92x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,8℃
b. Tanda Umum
Kepala : Normocephal
Mata : Anemia -/-, icterus -/-
THT : Dalam batas normal
Cor : Dalam batas normal
Pulmo : Bunyi napas vesicular, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Distensi (-), peristaltik kesan normal
Ekstremitas : Oedem -/-, Akral hangat
c. Diagnosis
Hipertensi Grade 2 berdasarkan JNC VII
d. Penatalaksanaan
- Non-farmakologi
Mengubah pola hidup penderita dengan cara membatasi konsumsi makanan yang
mengandung banyak garam, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup serta
menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan.
- Farmakologi
Calcium Channel Blocker golongan dihidropiridin. Amlodipine 10 mg 1 tablet per
hari.
- Penanganan khusus
Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada penderita dan seluruh anggota
keluarga mengenai definisi hipertensi. Menjelaskan faktor resiko dari hipertensi,
tanda & gejala dari hipertensi, dan penatalaksanaan hipertensi yang tepat.
4. IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk mengidentifikasi masalah pada penderita ini, kami melakukan wawancara dengan
anggota keluarga dimana selain kami mengamati status kesehatan penderita, keadaan
sosial ekonomi keluarga juga dilihat kondisi rumah penderita serta mengamati faktor-
faktor resiko yang kami jumpai pada penderita ini dan mencarikan solusinya melalui 6
langkah pelayanan kedokteran keluarga yang mencakup komprehensif,
berkesinambungan, koordinatif dan kolaboratif, pencegahan, menimbang keluarga,
masyarakat dan lingkungannya.
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang memepengaruhi digunakan konsep
Mandala of Health
Secara terperinci dapat diuaraikan sebagai berikut:
1. Gambaran Status Kesehatan Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara, penderita sudah pernah menderita keluhan yang sama
sebelumnya, diberikan obat namun penderita putus obat dikarenakan kemalasan
penderita ataupun keluarga penderita untuk pergi membeli obat secara rutin. Suami
penderita juga menderita tekanan darah tinggi selama 10 tahun yang lalu namun dapat
berobat secara teratur. Ketika ditanya mengapa suaminya dapat berobat secara teratur
dikarenakan suami penderita membeli obat hanya untuk dirinya sendiri. Selama
wawancara terkesan penderita dan keluarga penderita tidak mengetahui tahap lanjut
ataupun komplikasi apa saja yang dapat terkena kepada penderita dengan tekanan
darah tinggi jika tidak ditangani dengan tepat. Penderita dan keluarga penderita juga
mengaku jika mereka tidak mengontrol kesehatan secara rutin ke puskesmas, dan
hanya pergi ke puskesmas jika sakit.
2. Gambaran Singkat Sosial Ekonomi Keluarga
Penderita tinggal bersama suami, kedua anak dan menantu penderita serta keempat
cucu penderita. Penderita beserta kedua anak yang tinggal bersama dengan penderita
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami penderita beserta seorang menantunya
bekerja sebagai buruh harian dengan penghasilan yang tidak menetap, biasanya hanya
untuk memenuhi kebutuhan makan sehari dalam satu rumah. Menantu yang lain yang
tinggal dalam satu rumah dengan penderita bekerja sebagai pagawai honorer yang
penghasilannya juga tidak tetap, dan hanya dapat memenuhi kebutuhan keseharian
dari istri dan anaknya seperti membeli susu untuk anak-anaknya dan juga peralatan
sekolah.
3. Kondisi Rumah
Rumah penderita terletak didalam pekarangan pemakaman umum Dadi. Rumah
penderita terbuat dari kayu dan beratapkan seng. Dalam rumah penderita terdapat 3
buah kamar tidur, 1 buah kamar mandi, 1 ruang tengah dan dapur. Kamar penderita
kira-kira berukuran 3 x 3 meter yang tampak banyak barang yang berantakan, di
ruang tengah juga banyak benda-benda yang berserakan, kamar mandi tampak kotor
serta dapur yang tidak terlalu luas masih menggunakan kayu bakar. Lantai bangunan
rumah masih berupa tanah dan temboknya tidak di cat. Rumah penderita agak gelap
dan tidak terdapat ventilasi sehingga cahaya matahari tidak bisa masuk dan terasa
lembab.
5. PEMECAHAN MASALAH
Sebagai dokter keluarga, langkah-langkah yang kami ambil adalah sesuai dengan prinsip-
prinsip kedokteran keluarga meliputi tindakan terhadap penderita, keluarga, dan
lingkungannya sebagai berikut:
1. Personal
a. Memberikan penjelasan tentang penyakit hipertensi kepada penderita dan seluruh
anggota keluarga penderita yang tinggal satu lingkungan, apa penyebabnya,
bagaimana tanda & gejalanya, dan cara pengobatan yang tepat.
b. Memberikan penjelasan pada penderita bahwa penyakit hipertensi harus
memerlukan kesabaran karena membutuhkan konsumsi pengobatan seumur
hidup.
c. Memberikan penjelasan kepada penderita bahwa penyakit hipertensi ini
merupakan penyakit yang berhubungan dengan gen yang artinya dapat bersifat
turun temurun dari orangtua dan juga dapat terkena pada anak-anak dari
penderita.
2. Komprehensif
Pencegahan Primer:
a. Memberikan penjelasan kepada penderita dan keluarga penderita tentang penyakit
hipertensi, penyebabnya, tanda & gejalanya, dan cara pengobatan hipertensi
(Promosi kesehatan ).
b. Menyarankan kepada penderita dan anggota keluarga yang lain agar makan
makanan yang cukup bergizi serta mengatur pola makan yang baik serta
menghindari makanan-makanan yang dapat menjadi pemicu penyakit hipertensi.
(Promosi kesehatan).
c. Memberikan penjelasan kepada penderita tentang pentingnya membersihkan
rumah, pentingnya ventilasi rumah, dan menjaga kebersihan lingkungan rumah.
(Promosi Kesehatan).
d. Menganjurkan kepada penderita agar meminum obat secara teratur, dan juga rutin
mengontrol kesehatan ke puskesmas.
Pencegahan Sekunder:
a. Memberikan pengobatan yang tepat untuk penyakit hipertensi dan mengonsumsi
obat secara teratur. (Pengobatan Tepat).
b. Mengingatkan penderita apabila terdapat anggota keluarga yang mengalami
gejala yang sama untuk cepat berobat ke puskesmas (Deteksi dini).
Pencegaha Tersier:
a. Apabila penderita mengalami sakit lain sebaiknya cepat memeriksakan
penyakitnya dan mengobatinya untuk menghindari timbulnya komplikasi.
b. Menjelaskan kepada penderita bahwa terdapat banyak komplikasi dari penyakit
hipertensi dan memeriksakan diri segera apabila terdapat gejala-gejala yang tidak
sembuh ataupun menetap.
c. Menjelaskan kepada penderita mengenai efek samping obat hipertensi yang
dikonsumsi.
3. Berkesinambungan
a. Memantau perkembangan penderita untuk penyakit hipertensi. Penderita saat ini
dianjurkan untuk datang ke puskesmas karena saat kunjungan tidak membawa
obat untuk hipertensi serta mengontrol penyakitnya seminggu setelah pengobatan.