EMA 202 B2
SUKSESI BISNIS (USAHA) KELUARGA DALAM UMKM
OLEH :
KELOMPOK 8
1
1.1. Definisi Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan
oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua
pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga,
terutama perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati posisi
rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari dalam keluarga
pemilik perusahaan.
Partisipasi keluarga dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena
biasanya anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik
keluarganya. Meskipun demikian, seringkali timbul masalah-masalah dalam mengatur
perusahaan keluarga, terutama dalam hal pergantian kepemimpinan. Sering pula muncul
benturan-benturan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan perusahaan. Sebagai
contoh, perusahaan akan cenderung mempertahankan seorang anggota keluarga untuk bekerja
meskipun ia kurang kompeten dalam pekerjaannya sehingga akan membahayakan
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut John L. Ward dan Craig E. Aronoff (2002), suatu perusahaan dinamakan
perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi
keuangan perusahaan. Sedangkan Robert G. Donnelley (2002) suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu
dan mereka mempengaruhi kebijakan peruahaan.
Batasan lain tentang perusahaan diberikanoleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff.
Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau
lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G.
Donnelley dalam bukunya “ The Fanily Business” suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu
dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bisnis keluarga
merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam
kepemilikan atau operasi bisnis tersebut.
Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas,
dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-
kepentinganyang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga
dalam masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan
mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja) seseorang.
2
1.1.1 Perhatian Keluarga dan Tumpang Tindih (Overlapping) Aktivitas Bisnis
Overlapping (tumpang tindih) adalah keadaan dimana didalam suatu kondisi tercipta
dua hal. Hal yang seringkali tumpang tindih dalam aktivitas bisnis keluarga adalah
pembicaraan bisnis dan pembicaraan keluarga. Maka keduanya perlu perhatian yang harus
dipisahkan dengan jelas. Perhatian yang dimaksud antara lain:
1. Perhatian Keluarga
a. Mengurus dan mengasuh anggota keluarga agar tetap harmonis.
Dalam hal ini, keharmonisan sesama annggota keluarga sagatlah penting untuk dijaga,
dimana dalam menjalankan kegiatan bisnis anggota keluarga harus mampu
membedakan urusan bisnin dengan urusan keluarga, agar dalam menjalankan bisnis
tidak terganggu dengan masalah keluarga, atau sebaliknya agar di dalam keluarga tidak
terganggu dengan masala bisnis.
b. Jabatan dan promosi dalam perusahaan berorientasi pada garis keturunan keluarga yang
diutamakan dan diprioritaskan.
Dalam usaha keluarga, posisi-posisi penting seperti Top Manager dan Middle Manager
diprioritaskan agar diduduki oleh garis keturunan keluarga, agar keluarga tetap sebagai
pemegang kendali bisnis dalam usaha keluarganya.
c. Loyalitas pada keluarga tetap menjadi tujuan yang sama.
Dalam suatu bisnis keluarga, loyalitas terhadap keluarga memang harus tetap menjadi
tujuan yang sama. Dalam setiap kegiatan bisnis, kepetingan – kepentingan keluarga
harus selalu diperhatikan.
2. Perhatian Bisnis : Produksi dan distribusi barang atau jasa tetap profesional.
Kegiatan bisnis terkait produksi dan pendistribusian barang atau jasa harus
diperhitungkan secara professional. Seperti penentuan sistem produksi atau penentuan
jalur distribusi harus diperhitungkan secara profesioal.
3. Kebutuhan untuk manajemen professional : Operasi perusahaan yang efektif dan efisien,
tetap menjadi tujuan selanjutnya. Dimana dalam menjalankan bisnis perusahaan pimpinan
juga harus mempekerjakan tenaga-tenaga manajemen yang professional demi keefektifan
dan keefisienan bisnis yang dijalani.
4
2. Jenis pola pengelolaan
a. Dewan stempel merupakan Pengelolaan dewan pimpinan hanya formalitas atau sebagai
stempel belaka.
b. Dewan penasihat merupakan Pendiri usaha dalam pengelolaan usaha keluarga hanya
didudukkan sebagai penasihat.
c. Dewan pengawas merupakan Pendiri usaha hanya sebagai pengawas perusahaan.
d. Dewan kertas merupakan Pengelolaan yang dilakukan oleh dewan pimpinan keluarga
hanya formalitas atau hanya diatas kertas.
3. Jenis pola keluarga
a. Per-ayahan
Pola per-ayahan merupakan pola yang menempatkan seorang ayah sebagai titik pusat
dalam menjalankan bisnis. Pola per-ayahan disini dipakai sebagai model dalam
pengambilan sebuah keputusan, maksudnya dalam menjalankan bisnis pihak ayah
sebagai penentu dalam pengambilan keputusan tertinggi di dalam perusahaan.
b. Kerja Sama
Pola Kerja Sama merupakan Pola yang dipakai sebagai model dalam pengelolaan dan
pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan keluarga. Dalam hal ini sistem kerja
sama diutamakan baik dalam pengelolaan bisnis ataupun pegambilan keptusan.
c. Konflik
Merupakan Pola manajemen konflik sebagai model dalam pengelolaan dan
pengambilan keputusan perusahaan keluarga. Manajemen Konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi.
5
4. Apakah jadwal yang harus saya ikuti dalam mempekerjakan dan mempromosikan anak
saya sebagai penerus usaha keluarga?
5. Bagaimana saya dapat menghndari sikap pilih kasih dalam perlakuan dan pengembangan
anak saya (tidak ada perbedaan perlakuan terhadap anak, sehingga seolah-olah anak yang
satu anak emas dan yang lainnya dianggap sebagai anak tiri)?
6. Bagaimana saya dapat mencegah hubungan bisnis dari yang mungkin dapat merusak
hubungan harmonis antara orang tua dengan anak?
6
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Bambang Agus, dkk. 2017. Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Mojoroto: Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
www.wikipedia.com