Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KOPERASI & UMKM

EMA 202 B2
SUKSESI BISNIS (USAHA) KELUARGA DALAM UMKM

OLEH :
KELOMPOK 8

PUTU RISKA DIVIANA (1607531107)


NI PUTU ANDRIANI MEGANTARI (1607531108)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019

1
1.1. Definisi Bisnis Keluarga
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan
oleh anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua
pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga,
terutama perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati posisi
rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari dalam keluarga
pemilik perusahaan.
Partisipasi keluarga dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena
biasanya anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik
keluarganya. Meskipun demikian, seringkali timbul masalah-masalah dalam mengatur
perusahaan keluarga, terutama dalam hal pergantian kepemimpinan. Sering pula muncul
benturan-benturan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan perusahaan. Sebagai
contoh, perusahaan akan cenderung mempertahankan seorang anggota keluarga untuk bekerja
meskipun ia kurang kompeten dalam pekerjaannya sehingga akan membahayakan
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut John L. Ward dan Craig E. Aronoff (2002), suatu perusahaan dinamakan
perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi
keuangan perusahaan. Sedangkan Robert G. Donnelley (2002) suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu
dan mereka mempengaruhi kebijakan peruahaan.
Batasan lain tentang perusahaan diberikanoleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff.
Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau
lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G.
Donnelley dalam bukunya “ The Fanily Business” suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu
dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bisnis keluarga
merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam
kepemilikan atau operasi bisnis tersebut.
Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas,
dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-
kepentinganyang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga
dalam masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan
mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja) seseorang.

2
1.1.1 Perhatian Keluarga dan Tumpang Tindih (Overlapping) Aktivitas Bisnis
Overlapping (tumpang tindih) adalah keadaan dimana didalam suatu kondisi tercipta
dua hal. Hal yang seringkali tumpang tindih dalam aktivitas bisnis keluarga adalah
pembicaraan bisnis dan pembicaraan keluarga. Maka keduanya perlu perhatian yang harus
dipisahkan dengan jelas. Perhatian yang dimaksud antara lain:
1. Perhatian Keluarga
a. Mengurus dan mengasuh anggota keluarga agar tetap harmonis.
Dalam hal ini, keharmonisan sesama annggota keluarga sagatlah penting untuk dijaga,
dimana dalam menjalankan kegiatan bisnis anggota keluarga harus mampu
membedakan urusan bisnin dengan urusan keluarga, agar dalam menjalankan bisnis
tidak terganggu dengan masalah keluarga, atau sebaliknya agar di dalam keluarga tidak
terganggu dengan masala bisnis.
b. Jabatan dan promosi dalam perusahaan berorientasi pada garis keturunan keluarga yang
diutamakan dan diprioritaskan.
Dalam usaha keluarga, posisi-posisi penting seperti Top Manager dan Middle Manager
diprioritaskan agar diduduki oleh garis keturunan keluarga, agar keluarga tetap sebagai
pemegang kendali bisnis dalam usaha keluarganya.
c. Loyalitas pada keluarga tetap menjadi tujuan yang sama.
Dalam suatu bisnis keluarga, loyalitas terhadap keluarga memang harus tetap menjadi
tujuan yang sama. Dalam setiap kegiatan bisnis, kepetingan – kepentingan keluarga
harus selalu diperhatikan.
2. Perhatian Bisnis : Produksi dan distribusi barang atau jasa tetap profesional.
Kegiatan bisnis terkait produksi dan pendistribusian barang atau jasa harus
diperhitungkan secara professional. Seperti penentuan sistem produksi atau penentuan
jalur distribusi harus diperhitungkan secara profesioal.
3. Kebutuhan untuk manajemen professional : Operasi perusahaan yang efektif dan efisien,
tetap menjadi tujuan selanjutnya. Dimana dalam menjalankan bisnis perusahaan pimpinan
juga harus mempekerjakan tenaga-tenaga manajemen yang professional demi keefektifan
dan keefisienan bisnis yang dijalani.

1.1.2 Susunan Budaya dan Pola-Pola Dalam Usaha Keluarga


Budaya total suatu perusahaan keluarga, meliputi bisnis perusahaan, keluarga dan pola-pola
pengelolaan. Tidak jarang budaya organisasi usaha keluarga cenderung dibentuk oleh latar
belakang keluarga, misalnya etnis atau suku bangsa tertentu dari pucuk pimpinan usaha yang
3
berperan sebagai pencetus usaha keluarga tersebut. Pola-pola perilaku dan kepercayaan yang
menjadi ciri khas usaha keluarga juga termasuk pada susunan budaya.

Susunan budaya pada usaha keluarga dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Jenis pola bisnis


a. Paternalistik merupakan Pola hubungan bisnis dalam keluarga dikelola atau
dianalogikan sebagai hubungan antara bapak dengan anak. Seorang bapak lebih
dominan dalam mengelola bisnis, dan anak dianggap sebagai orang yang harus patuh
pada kebijakan orangtua atau bapaknya.
b. Laissez-Faire merupakan Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola secara
bebas. Dengan kata lain, anak diberi kebebasan atau dibiarkan atau diberi kebebasan
seluas-luasnya dalam berkreasi sepanjang tujuan perusahaan dapat tercapai.
c. Partisipasi merupakan Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola dengan
mendorong partisipasi seluruh anggota keluarga guna mencapai tujuan perusahaan yang
telah ditentukan.
d. Profesional merupakan Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga antara anggota
keluarga dikelola secara professional.

4
2. Jenis pola pengelolaan
a. Dewan stempel merupakan Pengelolaan dewan pimpinan hanya formalitas atau sebagai
stempel belaka.
b. Dewan penasihat merupakan Pendiri usaha dalam pengelolaan usaha keluarga hanya
didudukkan sebagai penasihat.
c. Dewan pengawas merupakan Pendiri usaha hanya sebagai pengawas perusahaan.
d. Dewan kertas merupakan Pengelolaan yang dilakukan oleh dewan pimpinan keluarga
hanya formalitas atau hanya diatas kertas.
3. Jenis pola keluarga
a. Per-ayahan
Pola per-ayahan merupakan pola yang menempatkan seorang ayah sebagai titik pusat
dalam menjalankan bisnis. Pola per-ayahan disini dipakai sebagai model dalam
pengambilan sebuah keputusan, maksudnya dalam menjalankan bisnis pihak ayah
sebagai penentu dalam pengambilan keputusan tertinggi di dalam perusahaan.
b. Kerja Sama
Pola Kerja Sama merupakan Pola yang dipakai sebagai model dalam pengelolaan dan
pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan keluarga. Dalam hal ini sistem kerja
sama diutamakan baik dalam pengelolaan bisnis ataupun pegambilan keptusan.
c. Konflik
Merupakan Pola manajemen konflik sebagai model dalam pengelolaan dan
pengambilan keputusan perusahaan keluarga. Manajemen Konflik termasuk pada suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi
kepentingan (interests) dan interpretasi.

1.1.3 Peran dan Pertalian Keluarga


Hal yang perlu diperhatikan oleh Orangtua dalam usaha keluarga
1. Apakah anak saya memiliki watak dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin
usaha keluarga?
2. Bagaimana saya dapat memotivasi anak saya agar memiliki daya tarik besar pada usaha
keluarga?
3. Tipe pendidikan dan keahlian apakah yang mungkin dapat membantu dalam menyiapkan
anak saya agar dapat memimpin usaha keluarga?

5
4. Apakah jadwal yang harus saya ikuti dalam mempekerjakan dan mempromosikan anak
saya sebagai penerus usaha keluarga?
5. Bagaimana saya dapat menghndari sikap pilih kasih dalam perlakuan dan pengembangan
anak saya (tidak ada perbedaan perlakuan terhadap anak, sehingga seolah-olah anak yang
satu anak emas dan yang lainnya dianggap sebagai anak tiri)?
6. Bagaimana saya dapat mencegah hubungan bisnis dari yang mungkin dapat merusak
hubungan harmonis antara orang tua dengan anak?

6
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Bambang Agus, dkk. 2017. Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Mojoroto: Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai