A. PENGERTIAN SEJAHTERA
“Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram”. (Depdiknas,
2001:1011)
“Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan
Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan
antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan”. (BKKBN,1994:5)
Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus
secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat
menuju keselamatan dan ketentraman hidup.
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup
dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan)
tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi
dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi
jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.
b. Tempat tinggal
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial
dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis,
bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih
sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari
ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat,
menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.
2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan
ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat
menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota
keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
o Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
o Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
o Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi.
(BKKBN, 1994 : 18-21)
C. TAHAPAN-TAHAPAN KESEJAHTERAAN
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara
minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.
o Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.
o Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran
kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara minimal tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga
sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi
belum terpenuhi yaitu:
o Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur.
o Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru pertahun
o Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah
o Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai kontrasepsi
(kecuali sedang hamil)
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat
memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (a s/d n
telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:
o Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
o Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan
yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah
terpenuhi (a s/d u) telah terpenuhi) namun kepedulian belum yaitu:
o Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan
bagi kegiatan sosial/masyarakat dalam bentuk material.
o Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau
yayasan atau instansi masyarakat. (BKKBN,1994:21-23).
Pembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera tahap I. Di
dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai beberapa peran antara
lain :
1. Pemberi informasi
Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu,
khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.
2. Penyuluh
Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan dan
tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus memberikan penyuluhan baik kepada
perorangan dalam keluarga ataupun kelompok dalam masyarakat.
3. Pendidik
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga dan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat hares mendidik
keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang
kesehatan.
4. Motivator
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif dalam
kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih berkembang. Dalam hal inilah
perawat berperan sebagai motivator.
5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi setiap
perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga khususnya
untuk yang belum pernah menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan
salah satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
7. Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan
Keperawatan yang profesional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan
yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan pengetahuan,
serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta
"rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses. Kegiatan
tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan, pelayanan, tingkah laku serta
penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan,
jabatan, bekerja keras dalam penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS "
9. Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang akurat dan
dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut di atas dapat
dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung situasi dan kondisi yang
dihadapi.
E. MASALAH DAN TINDAK LANJUT
a. Faktor Keluarga :
o Adat istiadat
o Ekonomi
o Dan lain-lain.
b. Faktor Perawat
o Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang
berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri
yang kurang.
o Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering
diabaikan oleh masyaakat
o Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ("ESPRIT DE CORPS") yang
kurang.
o Dan lain-lain.
Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan kepada diri
sendiri (perawat) antara lain :
1. Interospeksi, yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki, kesempatan apa yang bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan
dihadapi.
2. Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras untuk
menambah ilmu pengetahuan