Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm
Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan harapan dan waktu yang telah diberikan. Shalawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, dan
para sahabatnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata
Kuliah SENI RUPA, SENI TARI, dan SENI MUSIK karena sudah memberikan
kami kesempatan dan pengarahan untuk menyusun makalah ini. Kami juga
menyampaikan terima kasih kepada teman-teman yang ikut membantu kami
dalam mencari referensi dalam pembuatan materi makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat membantu dalam proses pembelajaran
dan semoga bermanfaat bagi semua yang membacanya. Kami harapkan pula agar
para pembaca memperhatikan celah yang mungkin kurang sempurna dalam
makalah ini sehingga kami dapat menyusun kembali yang lebih baik pada
makalah berikutnya.

Sambas, 20 Maret 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan masalah............................................................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

A. Pengertian Seni Musik ..................................................................................... 2


B. Seni musik dalam pengembangan kreatifitas anak ....................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni untuk anak-anak berbeda dengan seni untuk orang dewasa karena
karakter fisik maupun mentalnya berbeda. Hal ini penting diperhatikan
khususnya dalam melakukan penilaian karya anak didik, supaya hasil kreasi
anak tidak diukur menurut selera dan kriteria keindahan orang dewasa. Fungsi
seni dalam pendidikan berbeda dengan fungsi seni dalam kerja profesional.
Seni untuk pendidikan difungsikan sebagai media untuk memenuhi fungsi
perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Sedang seni dalam kerja
profesional difungsikan untuk meningkatkan kemampuan bidang keahliannya
secara professional. Dalam pelaksanaan pembelajaran seni di sekolah,
pengalaman belajar mencipta seni disebut sebagai pembelajaran berkarya.
Sedang pengalaman persepsi, melihat, dan menghayati serta memahami seni
disebut pembelajaran apresiasi. Pembelajaran berkarya seni mengandung dua
aspek kompetensi, yaitu: keterampilan dan kreativitas. Di Taman Kanak-
kanak kompetensi keterampilan lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi
untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan anak
mahir atau ahli. Sedangkan kreativitas di sini meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik yang terlihat dari produk atau hasil karya dan proses dalam
bersibuk diri secara kreatif.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud seni musik?
2. Bagaimana mengembangkan kreativitas anak pada musik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian seni musik.
2. Mengetahui cara mengembangkan kreativitas anak pada musik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Musik


Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan
mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata
seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa".
Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya adalah
barang/atau karya dari sebuah kegiatan.1Konsep seni terus berkembang
sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang
dinamis. Beberapa pendapat tentang pengertian seni yaitu:
1. Ensiklopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan benda atau segala hal yang karena kendahan
bentuknya, orang senang melihat dan mendengar.
2. Aristoteles
seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan
upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu.
3. Ki Hajar Dewantara
seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala perbuatan manusia
yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya.
Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan
kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan
norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik
dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk
yang khas, baik dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan.
Demikian juga yang terjadi pada musik dalam kebudayaan masyarakat

1
Armilah Windawati. Atan Hamdju, Pengetahuan Seni Musik untuk SMA, SPG dan Sederajat
Jilid I. (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1986 ) hlm. 48

2
3

melayu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.Musik adalah ilmu atau


seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal
untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan
kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi itu sehingga seni musik adalah cetusan ekspresi
perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi.
Bisa dikatakan, bunyi (suara) adalah elemen musik paling dasar. Suara musik
yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan
harmoni.2 Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang, pendek
dan temponya, dan ini memberikan karakter tersendiri pada setiap musik.
Kombinasi beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi
tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang baik antara irama dan melodi
melahirkan bunyi yang harmoni. Pendidikan seni musik juga berfungsi untuk
meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan terhadap lingkungan. Untuk
menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan konsentrasi
penuh, keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik
yang dimainkan.3 Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau musik bisa
tersampaikan dan diterima oleh pendengar.
Berdasarkan beberapa pandangan tentang fungsi pendidikan seni musik
bagi siswa yang sejalan dengan pendekatan “Belajar dengan Seni, Belajar
Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”, berikut ini dikemukakan secara urut
fungsi pendidikan seni musik sebagai sarana atau media ekspresi,
komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.
1. Pendidikan seni musik sebagai sarana/media ekspresi
Ekspresi merupakan ungkapan atau pernyataan seseorang. Perasaan dapat
berupa sedih, gembira, risau, marah, menyeramkan atau sesuai dengan

2
Jamalus.. Pendidikan Seni Musik. (Jakarta: Depdikbud, 1991),hlm 67
3
Depdiknas. .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (Jakarta: BSNP, 2006 ) hlm. 43
4

masalah yang dihadapi. Fungsi ini memungkinkan untuk mengeksplorasi


ekpresi siswa dalam memunculkan karya-karya baru.
2. Pendidikan seni musik sebagai media komunikasi
Ekspresi yang dieksplorasikan akan dikomunikasikan kepada orang lain.
Artinya karya-karya seni musik yang dialami siswa dikomunikasikan
sehingga pesan yang terdapat dalam karya tersebut bisa tersampaikan
pada orang lain.
3. Pendidikan seni musik sebagai sarana bermain
Bermain merupakan dunia anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan
yang bersifat rekreatif yang menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya.
Bermain sekaligus memberikan kegiatan penyeimbang dan penyelaras
atas perkembangan individu anak secara pisik dan psikis.
4. Pendidikan seni sebagai media pengembangan bakat.
Setiap siswa memiliki potensi di bidang seni musik yang luar biasa.
Pendidikan seni musik di tekankan untuk memberikan pemupukan yang
terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif untuk menumbuhkan
bakat siswa.
5. Pendidikan seni sebagai media kreativitas
Kreatif merupakan sifat yang dilekatkan pada diri manusia yang
dikaitkan dengan kemampuan atau daya untuk menciptakan. Sifat
kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi tingkah laku
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
B. Seni musik dalam pengembangan kreatifitas anak
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan
pekerjaan yang baru dan tepat guna. Selain itu, kreativitas merupakan suatu
hal yang penting baik ditinjau dari aspek individual maupun sosial, dan dapat
dimunculkan dengan mempelajari karya cipta yang sudah ada sebelumnya,
untuk kemudian diperbaharui sehingga menghasilkan karya cipta baru
Kreativitas juga dapat dimunculkan dengan mempelajari karya cipta yang
sudah ada sebelumnya, untuk kemudian diperbaharui sehingga menghasilkan
karya cipta baru. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan perkembangan
5

kreativitas Mozart yang mempunyai karya-karya terkenal sampai ke seluruh


penjuru dunia. 4Di awal kariernya sebagai pemusik, ternyata Mozart banyak
belajar dari karya Johann Christian Bacht yang merupakan anak dari Johan
Sebastian Bacht. Mozart terinspirasi musik Johan Sebastian Bacht dan
akhirnya mampu membuat karya musik baru yang berbeda dari karya yang
menginspirasinya.
1. Implementasi Seni Musik di Sekolah Dasar
Tujuan pengajaran musik di SD harus dijabarkan menjadi beberapa
tujuan instruksional umum (TIU) sesuai dengan pengelompokkan
unsurunsur musik yang esensial, yaitu irama, melodi, harmoni,
bentuk/struktur lagu, dan ekspresi. Tujuan instruksional umum untuk
pengajaran musik di SD dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Siswa dapat memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama
melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan
penginderaan gerak irama, membuat gerak irama, membuat pola-
pola irama sederhana, dan membaca notasi pola-pola irama dengan
benar.
b. Siswa dapat memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan
melodi melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai
bayangan penginderaan gerak melodi, membuat pola-pola melodi
sederhana, dan membaca notasi melodi dengan benar.
c. Siswa dapat memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan
harmoni melalui pengetahuan dan penghayatan musik, mempunyai
bayangan penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu
sederhana dengan alat musik harmoni sederhana, dan membaca
notasi harmoni dengan sederhana.
d. Siswa dapat memiliki pengetahuan tentang bentuk/struktur lagu
melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan

4
Oemar Hamalik.. Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta:Bumi Aksara
,2006 ) hlm. 89
6

penginderaan bentuk-bentuk lagu, dan mengarang lagu-lagu


sederhana.
e. Siswa dapat pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi
melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai
penginderaan bermacam tingkat ekspresi, menyanyikan atau
memainkan lagu-lagu dengan tingkat ekspresi yang tingi.
Musik dapat membantu anak untuk mampu berekspresi lebih baik,
melatih kepekaan mereka terhadap seni (khususnya musik) dan
lingkungan, meningkatkan kecerdasan otak, meningkatkan daya pikir,
mengembangkan kreativitas, dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk
tampil di muka umum.Mengajarkan musik pada anak sedini mungkin
memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada mengenalkan musik pada
saat anak menginjak usia di atas 10 tahun.
Musik anak harus sesuai dengan perkembangan fisik yang mampu
menjadikan dirinya sebagai media pengungkapan perasaan, pikiran, isi hati
anak. Pemilihan alat musik pun harus disesuaikan dengan usia anak.
Misalnya, pada usia 6-7 tahun pada kelas rendah sekolah dasar, anak bisa
mulai diperkenalkan dengan alat musik seperti piano, biola, gitar, atau
drum. Karena pada usia ini otot-otot tangan dan kaki anak sudah lebih kuat
daripada usia balita. Jika anak berminat dengan alat musik tiup, saat anak
berusia 8-9 tahun atau tingkat sedang sekolah dasar, maka anak bisa mulai
diperkenalkan pada seruling. Ketika usianya sudah cukup dan
kemampuannya berkembang, anak bisa melanjutkan dengan alat musik
tiup lain seperti flute, saksofon, ataupun klarinet. Karakter musik anak
seyogyanya dapat ditemukan tidak hanya pada semua aspek musik tetapi
juga seperti; aspek bunyi, nada, ritme, tempo dan dinamik serta ekspresi
dan bentuk musik. Selain itu seyogyanya musik anak mampu memberikan
kesempatan bagi perkembangan kreativitas berpikir dan seni (rasa
keindahan) anak serta dunia anak.
Berikut ini karakteristik yang sebaiknya muncul dalam musik anak adalah:
7

1) musik sesuai dengan minat dan menyatukan dengan kehidupan anak


sehari-hari;
2) ritme musik dan pola melodinya pendek sehingga mudah diingat,
3) nyanyian atau lagu tersebut juga harus mengandung unsur musik
lainnya, dan
4) melalui musik anak diberi kesempatan pula untuk bergerak melalui
musik.
2. Kreativitas Pembelajaran Seni Musik di Sekolah Dasar
Kreativitas pembelajaran melalui pendekatan PAIKEM dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan yakni dengan mempertimbangkan beberapa
aspek. John B. Biggs dan Ross Telfer (Asmani, 2011: 161) menyebutkan
bahwa aspek-aspek tersebut merupakan aspek dari sebuah pembelajaran
kreatif yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik
dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Aspek yang termasuk yaitu:

a. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk


berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika
mereka membutuhkan.
c. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan
antuisme terhadap ide serta gagasan mereka.
d. Mendorong siswa untuk terus maju untuk mencapai sukses dalam
bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka.
e. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan
semangat pada pekerjaan berikutnya.
f. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk
membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
g. Memuji kindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat, serta
modalitas gaya belajar individu siswa.
8

h. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh


dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri.
i. Menyatakan kepada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra
mereka dan mempunyai peran sebagai motivator dan fasilitator bagi
siswa.
j. Menciptakan suasana belajar yang kondusif, bebas dari tekanan dan
intimidasi, dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa.
k. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif,
inkuiri, dan diskaveri, agar terbentuk budaya belajar yang bermakna
(meaningful learning) pada siswa.
l. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik
dan semangat/gairah pada siswa agar selalu ingin mempelajari materi
lebih dalam.

Kreativitas dalam pembelajaran musik sangat diperlukan untuk


mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan musik yang
optimal karena musik itu sendiri memiliki banyak dimensi kreatif. Sebagai
contoh, dalam musik terdapat analogi melalui persepsi, visual, auditori,
antisipasi, pemikiran induktif-deduktif, memori, konsentrasi, dan logika.
Aktivitas musikal terfokus pada masalah-masalah dasar seperti cara
berfikir atau “musik baru” yang memberikan kemungkinan mencapai
tujuan metode dan komposional tertentu. Tujuan tersebut akan dicapai
melalui pengembangan memori, improvisasi dan konsentrasi yang akan
dipraktekkan kepada siswa. Musik kreatif ini dapat dilakukan dengan cara
mengajak anak menemukan barang-barang baru untuk dijadikan sebagai
alat musik, sehingga hal ini dapat memunculkan kreativitas mereka dalam
bermusik. Misalnya, dengan menggunakan alat-alat di sekitar mereka
seperti botol, tong, ember, bambu, mereka membuat alat musik kreatif dan
memainkannya dengan kreativitas mereka pula.
Pada umumnya, pembelajaran musik secara konvensional, seperti
hanya belajar menyanyikan lagu-lagu dari awal hingga akhir jam pelajaran
9

atau hanya belajar teori-teori tentang musik tanpa mempraktekkannya,


akan membuat anak tidak dapat memahami musik secara menyeluruh,
tidak dapat mengaplikasikannya secara nyata, serta tidak akan menemukan
bakat/ potensi musik mereka. 5Hal ini juga menimbulkan perbedaan antara
minat siswa yang menggunakan unsur kreativitas dalam mengikuti
pembelajaran musik dengan siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional dalam pembelajaran. Siswa yang mengikuti pembelajaran
musik dengan menerapkan unsur kreativitas memiliki kemampuan untuk
melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim,
memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan
mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru, yang
menunjukkan kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir.
Selain itu, siswa merasa senang dan gembira karena diberi kebebasan
berekspresi dan berkreasi melalui musik.
Manfaat Belajar Seni Musik Untuk Anak merupakan Latihan atau
pendidikan musik di sebuah Yayasan Kesenian pada usia muda akan
sangat membantu perkembangan pada bagian otak tertentu yang
digunakan untuk mempelajari bahasa dan daya nalar. Studi yang dilakukan
belakangan ini telah menunjukkan bahwa latihan music dapat
mengembangkan kemampuan otak kiri yang dalam tugas sehari-harinya
memproses informasi atau bahasa yang masuk ke otak dan pada dasarnya
membantu otak tersebut mengalirkan sirkuit tertentu pada otak dengan
cara tertentu. Memperdengarkan lagu-lagu yang familiar pada saat
menangkap informasi baru cenderung meningkatkan daya tangkap pada
anak-anak yang masih muda. Terdapat pula hubungan yang sangat erat
antara musik dan daya nalar spasial (spatial intelligence – kemampuan
untuk menangkap informasi tertentu dengan cepat dan dapat membuat
gambaran secara mental atas hal-hal yang dilihat). Intelegensia seperti ini,
dimana seseorang dapat memvisualisasikan berbagai elemen pada saat

5
Mahmud AT,Musik Di Sekolah Kami. (Jakarta: Depdikbud,1996) hlm 87.
10

bersamaan sangat penting fungsinya untuk banyak hal dari menyelesaikan


tugas matematika yang kompleks sampai pada kemampuan untuk
mengingat apa saja yang akan diperlukan untuk dimasukkan dalam tas
sekolah pada hari itu.Murid-murid yang belajar musik baik secara
langsung atau dari Forum Musik cenderung belajar berpikir secara kreatif
dan memecahkan masalah dengan cara membayangkan berbagai alternatif
solusi yang ada, sehingga menolak ketentuan dan asumsi yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni berasal dari kata "sani" yang artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan
jiwa". Dalam bahasa Inggris dengan istilah "ART" (artivisial) yang artinya
adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan.Musik adalah: ilmu atau seni
menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal
untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan
kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi. Pendidikan seni merupakan usaha sadar untuk
mewariskan atau menularkan kemampuan berkesenian sebagai perwujudan
transformasi kebudayaan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh para
seniman atau pelaku seni kepada siapa pun yang terpanggil untuk menjadi
bakal calon seniman.

B. Saran
Seharusnya pendidikan seni lebih ditekankan dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Untuk saat ini pembinaan seni dalam dunia pendidikan terutama di
Sekolah Dasar masih kurang. Dimana dalam pembinaannya siswa masih
kurang di bebaskan untuk berekspresi sesuai jalan pikirannya sehingga jiwa
emosional seni siswa kurang berkembang. Seharusnya siswa di bebaskan
untuk berekspresi agar mereka mampu mengembangkan potensi intelektual,
imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan keterampilan yang mereka miliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

Atan Hamdju, dan Armilah Windawati. 1986. Pengetahuan Seni Musik untuk
SMA, SPG dan Sederajat Jilid I. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

AT. Mahmud. 1996. Musik Di Sekolah Kami. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BSNP.

Jamalus. 1991. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Depdikbud.

Oemar Hamalik. 2006. Pendidikan Guru; Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.


Jakarta: Bumi Aksara.

Rien Safrina. 1999. Pendidikan Seni Musik. Jakarta: Debdikbud.

Syafii. 2002. Kertakes. Jakarta: Universitas Terbuka.

12

Anda mungkin juga menyukai