Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rheumatois Arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis, inflamasi

sistemik yang dapat mempengaruhi banyak jaringan dan organ, tetapi terutama

menyerang fleksibel (sinovial) sendi. Menurut World Health Organisation

(WHO) (2016) 335 juta penduduk di dunia yang mengalami Rheumatoid

Arthritis. Sedangkan prevalensi Rheumatoid Arthritis tahun 2004 di Indonesia

mencapai 2 juta jiwa, dengan angka perbandingan pasien wanita tiga kali lipatnya

dari laki-laki.

Di Indonesia jumlah penderita Rheumatoid Arthritis pada tahun 2011

diperkirakan prevalensinya mencapai 29,35%, pada tahun 2012 prevalensinya

sebanyak 39,47%, dan tahun 2013 prevalensinya sebanyak 45,59% dan pada

tahun 2014 prevalensi Rheumatoid Arthritis di Sulawesi Utara sebanyak 24,7%.

Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit yang menyerang sendi, dan dapat

menyerang siapa saja yang rentan terkena penyakit Rheumatoid Arthritis. Oleh

karena itu, perlu kiranya mendapatkan perhatian yang serius karena penyakit ini

merupakan penyakit persendian sehingga akan mengganggu aktivitas seseorang

dalam kehidupan sehari-hari. Rheumatoid Artritis paling banyak ditemui dan

biasanya dari faktor, genetik, jenis kelamin, infeksi, berat badan/obesitas, usia,

selain ini faktor lain yang mempengaruhi terhadap penyakit Rheumatid Arthitis

1
2

adalah tingkat pengetahuan penyakit Rheumatoid Artritis sendiri memang masih

sangat kurang, baik pada masyarakat awam maupun kalangan medis (Mansjoer,

2011).

Rheumatoid Arthritis merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan

tersebar luas diseluruh dunia yang secara simetris mengalami peradangan

sehingga akan terjadi pembengkakan, nyeri dan ahirnya menyebabkan kerusakan

bagian dalam sendi dan akan mengganggu aktivitas/pekerjaan penderita (Junaidi,

2006). Rheumatoid Arthrits lebih sering terjadi pada orang mempunyai aktivitas

yang berlebih dalam menggunakan lutut seperti pedagang keliling, dan pekerja

yang banyak jongkok karena terjadi penekanan yang berlebih pada lutut,

umumnya semakin berat aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam kegiatan

sehari-hari maka pasien akan lebih sering mengalami Rheumatoid Arthritis

terutama pada bagian sendi dan lebih sering terjadi pada pagi hari. Penyakit

peradangan sendi biasanya dirasakan terutama pada sendi-sendi bagian jari dan

pergelangan tangan, lutut dan kaki, dan pada stadium lanjut penderita tidak dapat

melakukan aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupnya akan menurun (Sarwono,

2001).

Di Amerika Serikat, penyakit ini menempati urutan pertama dimana penduduk

AS dengan Rheumatoid Arhtritis 12.1 % yang berusia 27-75 tahun. Sedangkan di

Inggris sekitar 25 % populasi yang berusia 55 tahun ke atas menderita

Rheumatoid Arhtritis. (Kemenkes RI, 2013). Di Indonesia, berdasarkan hasil


3

penelitian Zeng QY et al 2012, prevalensi nyeri Rheumatoid Arthtritis di

Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Sedangkan di provinsi Sulawesi

Selatan prevalensi jumlah penderita Rheumatoid Arhtrhitis sebanyak 27,7%.

Angkat tersebut menunjukkan bahwa di provinsi Sulawesi Selatan yang

menderita Rheumatoid atritis masih terlalu tinggi. (RISKESDAS,2013)

Wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar mengatakan terdapat 51

lansia yang sering mengalami kekambuhan rematik dari 105 lansia yang datang

berobat ke Puskesmas tersebut.

Dan penderita Rhematoid Athritis lebih banyak perempuan dari pada laki-laki,

banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa tanda dan gejala serta tidak tau

tentang penyakit Rheumatoid Arhtritis tersebut. Peningkatan proporsi jumlah

lansia dari data diatas tersebut perlu mendapatkan perhatian karena kelompok

lansia merupakan kelompok beresiko tinggi yang mengalami masalah kesehatan.

Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses

alamiah yaitu proses menua di antaranya penurunan kondisi fisik, psikologis,

maupun sosial. Salah satu dampak yang berhubungan dengan proses penuaan

antara lain gangguan pendengaran, penglihatan, dan gangguan pada system

muskoloskeletal. (Indriana, 2012 dalam Hiola, D. S., Kadir, S., & Yusuf, Z. K,

2014)

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang dihubungkan karena hubungan darah, hubungan perkawinan, hubungan


4

adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan satu budaya tertentu. (Depkes,

2010 dalam Widyanto Chandra, 2014). Keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat yang dapat digambarkan sebagai anggota dari kelompok masyarakat

yang paling dasar, tinggal bersama dan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan

antar individu sehingga keluarga memiliki peranan penting dalam perawatan

lansia. Apabila cara merawat lansia dalam keluarga tersebut dapat diaplikasikan

dengan baik, maka standar hidup lansia akan meningkat dengan terutama pada

lansia yang memiliki gangguan masalah kesehatan. (Widyanto Chandra, 2014)

Penerapan asuhan keperawatan pada lansia dengan nyeri rheumatoid arthtritis

sangatlah penting mengingat tingginya angka kejadian penyakit rheumatoid

arthtritis, maka perlu adanya suatu upaya penanganan dan pencegahan pada

penyakit ini guna memperkecil resiko terjadinya komplikasi lebih lanjut serta

memperkecil angka kejadian penyakit Rheumatoid Arthtritis dimasa yang akan

datang. Penerapan asuhan keperawatan sangatlah penting mulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi agar kebutuhan rasa

nyaman pada keluarga dengan lansia rheumatoid arthtritis dapat terpenuhi.

(Nursyamsi Norma, 2015)

Berdasarkan data di atas maka penulis termotivasi untuk menyusun Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa

Nyaman (Nyeri) Pada Keluarga Dengan Lansia Rheumatoid Artritis Di Wilayah

Kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar”


5

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keluarga dengan lansia Rheumatoid

Arthritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (nyeri)

C. Tujuan Studi Kasus

Diketahui gambaran asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman (nyeri) pada keluarga dengan lansia Rheumatoid Arthtritis.

D. Manfaat Studi Kasus

Karya Tulis ini, diharapkan diberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Membudayakan pengetahuan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman (nyeri) pada keluarga dengan lansia Rheumatoid Arthritis.

2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada keluarga dengan lansia

Rheumatoid Arthritis.

3. Penulis

Memperboleh pengalaman dalam mengimplementasikan pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman (nyeri) pada keluarga dengan lansia Rheumatoid

Arthritis.

Anda mungkin juga menyukai