Anda di halaman 1dari 61

PENYAKIT JANTUNG

KORONER

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
Coronary heart disease (CHD) also called
coronary artery disease (CAD)

Diagnosis Di Indonesia :
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit Arteri Koroner (PAK)
Penyakit Iskemia Jantung (PIJ)
• Acute coronary syndromes (ACSs) mencakup
semua sindrom yang kompatibel dengan
iskemia miokard akut akibat ketidakseimbangan
antara permintaan dan pasokan oksigen
miokard.

• ACS diklasifikasi berdasarkan perubahan


elektrokardiografi (EKG) menjadi (1) Infark
miokard ST-segment (STE) (MI) atau (2) elevasi
segmen ST (NSTE) ACS, yang mencakup
NSTEMI dan ustableangina (UA).
SINDROM KORONER AKUT
suatu istilah atau terminologi yang digunakan untuk
menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan proses
penyakit yang meliputi
1. angina pektoris tidak stabil/APTS (unstable angina/UA),
2. infark miokard gelombang non-Q atau infark miokard
tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial
infarction/ NSTEMI),
3. infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan
elevasi segmen ST (ST elevation myocardial
infarction/STEMI)
APTS dan NSTEMI mempunyai patogenesis
dan presentasi klinik yang sama, hanya
berbeda dalam derajatnya.

Bila ditemui petanda biokimia nekrosis


miokard (peningkatan troponin I, troponin T,
atau CK-MB) maka diagnosis adalah NSTEMI;

sedangkan bila petanda biokimia ini tidak


meninggi, maka diagnosis adalah APTS.
PATHOPHYSIOLOGY
GEJALA PJK
1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas,
terbakar dan tercekik. Nyeri terasa di bagian tengah dada,
menjalar ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke punggung.
Nyeri dada merupakan keluhan yang paling sering dirasakan
oleh penderita PJK.
2. Sesak nafas
3. Takikardi
4. Jantung berdebar-debar
5. Cemas
6. Gelisah
7. Pusing kepala yang berkepanjangan
8. Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas
9. Keringat dingin
10. Lemah
11. Pingsan
12. Bertambah berat dengan aktivitas
KLASIFIKASI
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
1. Riwayat Keluarga : PJK bisa diturunkan dari
keluarga, jika salah satu anggota keluarga
mempunyai riwayat penyakit PJK. Artinya ada
kecenderungan dalam keluarga.
2. Umur : Untuk laki-laki akan semakin meningkat
setelah usia mereka 45 tahun. Sedangkan untuk
wanita mengalami peningkatan setelah usia mereka
55 tahun.
3. Jenis kelamin
4. Obesitas : Obesitas dapat menyebabkan penyakit
jantung karena terlalu banyak makan.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
1.Hipertensi
2.Diabetes Melitus
3.Dislipidemia
4.Kurang aktivitas fisik
5.Diet tidak sehat
6.Stres
7.Perokok pasif
PEMERIKSAAN FISIK

Tujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk


mengidentifikasi faktor pencetus dan kondisi lain
sebagai konsekuensi dari NSTEMI seperti:
hipertensi tak terkontrol, anemia, tirotoksikosis,
stenosis aorta berat, kardiomiopati hipertropik dan
kondisi lain, seperti penyakit paru.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Chest X-Ray (foto dada)
3. Latihan tes stres jantung (treadmill)
4. Ekokardiogram
5. Kateterisasi jantung atau angiografi
6. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram)
7. Magnetic resonance angiography (MRA
8. Pemeriksaan biokimia jantung (profil jantung)
TREATMENT
Tujuan Pengobatan: Tujuan jangka pendek meliputi:
1. Pemulihan dini aliran darah ke arteri terkait infark untuk
mencegah ekspansi infark (dalam kasus MI) atau
mencegah oklusi lengkap dan MI (dalam UA)
2. pencegahan kematian dan komplikasi lainnya
3. pencegahan reoklusi arteri koroner
4. meringankan ketidaknyamanan dada iskemik
5. resolusi perubahan segmen-ST dan gelombang-T pada
ECG. Tujuan jangka panjang termasuk kontrol faktor
risiko kardiovaskular (CV), pencegahan CV tambahan
peristiwa, dan peningkatan kualitas hidup.
NONPHARMACOLOGIC
THERAPY
PRISNSIP TERAPI PADA SKA
TINDAKAN UMUM DAN
LANGKAH AWAL
dengan terapi awal adalah terapi yang
diberikan pada pasien dengan diagnosis
kerja Kemungkinan SKA atau SKA atas
dasar keluhan angina di ruang gawat
darurat, sebelum ada hasil pemeriksaan
EKG dan/atau marka jantung. Terapi awal
yang dimaksud adalah Morfin, Oksigen,
Nitrat, Aspirin (disingkat MONA), yang tidak
harus diberikan semua atau bersamaan.
(Perkeni, 2015)
DENGAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK YANG TERARAH,
MONA TELAH DAPAT DIBERIKAN PADA KEMUNGKINAN/DEFINITIF
SKA SESEGERA MUNGKIN/DI LAYANAN PRIMER SEBELUM DIRUJUK
EVALUATION OF THE ACUTE CORONARY
SYNDROME PATIENT
EARLY PHARMACOTHERAPY FOR STE MI
EARLY PHARMACOTHERAPY FOR NSTE ACS
OBAT-OBATAN YANG DIPERLUKAN DALAM
MENANGANI SKA ADALAH:

1. Penyekat Beta (Beta blocker)


2. Nitrat
3 Calcium channel blockers (CCBs)
4. Antiplatelet
5. Penghambat Reseptor Glikoprotein IIb/IIIa  antiplatelet

Contoh obat :
1. Aspirin  Asetosal 150-300 mg sebagai dosis tunggal
diberikan segera setelah kejadian iskemik dan kemudian diikuti
dengan pemberian jangka panjang asetosal 75 mg sehari sekali
untuk mencegah serangan penyakit jantung selanjutnya.
2. Klopidogrel  75 mg sekali sehari dengan atau tanpa
makanan. Tidak diperlukan penyesuaian dosis pada pasien
lanjut usia atau dengan kelainan fungsi ginjal.
3. Tirofiban
4. Eptifibatid
5. Dipiridamol  oral, 300-600 mg sehari dalam 3-4 dosis terbagi
sebelum makan
6. Tiklopidin  Dewasa: 2 tablet sehari, dengan makananUntuk
pemasangan STENT, pengobatan dapat dimulai sesaat sebelum
dan sesudah pemasangan dan dilanjutkan selama satu bulan
dengan dikombinasikan dengan aspirin 100-25 mg/hari.
6. Antikogulan.
Terapi antikoagulan harus ditambahkan pada terapi
antiplatelet secepat mungkin.
7. Inhibitor ACE dan Penghambat Reseptor Angiotensin
8. Statin

Tanpa melihat nilai awal kolesterol LDL dan tanpa


mempertimbangkan modifikasi diet, inhibitor
hydroxymethylglutary-coenzyme A reductase
(statin) harus diberikan pada semua penderita
UAP/NSTEMI, termasuk mereka yang telah
menjalani terapi revaskularisasi, jika tidak terdapat
indikasi kontra (Kelas I-A). Terapi statin dosis
tinggi hendaknya dimulai sebelum pasien keluar
rumah sakit, dengan sasaran terapi untuk
mencapai kadar kolesterol LDL <100 mg/dL (Kelas
I-A). Menurunkan kadar kolesterol LDL sampai <70
mg/dL mungkin untuk dicapai.
PENCEGAHAN SEKUNDER PADA MI

Tujuan Pengobatan: Tujuan jangka panjang setelah MI adalah


untuk:
1. mengendalikan yang dapat dimodifikasi faktor risiko
penyakit jantung koroner (PJK)
2. mencegah perkembangan gagal jantung sistolik;

3. mencegah MI berulang dan stroke


4. mencegah kematian, termasuk jantung mendadak
kematian;
5. mencegah trombosis stent setelah PCI.
MANAJEMEN JANGKA PANJANG DAN
PENCEGAHAN SEKUNDER
1. Aspirin diberikan seumur hidup, apabila dapat ditoleransi
pasien.
2. Pemberian penghambat reseptor ADP dilanjutkan selama
12 bulan kecuali bila risiko perdarahan tinggi
3. Statin dosis tinggi diberikan sejak awal dengan tujuan
menurunkan kolesterol LDL <70 mg/dL (Kelas I-B).
4. Penyekat beta disarankan untuk pasien dengan
penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri (LVEF =40%)
(Kelas I-A).
5. ACE-I diberikan dalam 24 jam pada semua pasien dengan
LVEF =40% dan yang menderita gagal jantung, diabetes,
hipertensi, atau PGK, kecuali diindikasikontrakan (Kelas
I-B).
CONT...
6. ACE-I juga disarankan untuk pasien lainnya untuk mencegah
berulangnya kejadian iskemik, dengan memilih agen dan dosis
yang telah terbukti efikasinya (Kelas I-B).
7. ARB dapat diberikan pada pasien dengan intoleransi ACE-I,
dengan memilih agen dan dosis yang telah terbukti efikasinya
(Kelas I-B).
8. Antagonis aldosteron disarankan pada pasien setelah MI yang
sudah mendapatkan ACE-I dan penyekat beta dengan LVEF
=35% dengan diabetes atau gagal jantung, apabila tidak ada
disfungsi ginjal yang bermakna (kreatinin serum >2,5 mg/dL
pada pria dan >2 mg/dL pada wanita) atau hiperkalemia (Kelas I-
A).
9. Selain rekomendasi di atas, pasien juga disarankan menjalani
perubahan gaya hidup terutama yang terkait dengan diet dan
berolahraga teratur.
EVALUATION OF
THERAPEUTIC OUTCOMES
Parameter pemantauan efikasi untuk STE dan NSTE ACS meliputi:
(1) bantuan ketidaknyamanan iskemik,
(2) Pengembalian perubahan EKG ke baseline,
(3) tidak ada atau resolusi tanda dan gejala HF.

Parameter pemantauan untuk efek samping tergantung pada


masing-masing obat yg digunakan. Secara umum, reaksi
merugikan yang paling umum dari terapi ACS termasuk hipotensi
dan perdarahan.
RENCANA ASUHAN KEFARMASIAN

Empat Prinsip Dasar Tujuan dari Rencana Pharmaceutical


Care
Pelaksanaan asuhan kefarmasian, apoteker
dapat berperan dari awal atau bisa
dilaksanakan:
1. sebelum penderita kerumah sakit,
2. di rumah sakit dan/atau setelah
3. keluar dari rumah sakit/komunitas.
1. SEBELUM KERUMAH SAKIT.

Pada prinsipnya pelaksanaan Pharmaceutical Care


sebelum ke rumah sakit / komunitas adalah seorang
apoteker harus dapat mengenali bahwa seseorang
telah terkena PJK atau SKA dari gejala dan keluhan
yang dirasakan dan dikeluhkannya.

Berdasarkan gejala dan keluhan yang spesifik dari


pasien dengan kemungkinan SKA, maka:
1. Berikan asetil salisilat 300 mg dikunyah
2. Berikan Nitrat sublingual
3. Kirim kefasilitas yang memungkinkan
2. DI RUMAH SAKIT
Hal-hal penting yang diperlukan harus mencakup:
1. Pengoptimasian regimen obat antiangina penderita SKA
untuk menjamin kerasionalannya apakah penambahan
terapinya sampai tercapai kontrol gejala yang baik.
2. Memonitor setiap penambahan dan/atau penggantian
regimen obat pada pasien SKA untuk melihat
keberhasilan dan kemampuan toleransinya dengan
melakukan pengukuran hasil pengobatan melalui analisa
frekuensi serangan angina yang terjadi pada pasien.
3. Memberikan konsultasi pada pasien untuk memastikan
bahwa dia mengerti tujuan dari pengobatan dan
menggunakan obatnya dengan tepat sehingga tercapai
efek maksimum terapi dan minimalisasi efek samping.
CONT...
4. Memberikan konsultasi pada pasien perihal pola hidupnya
(seperti diet, merokok dll) untuk memastikan bahwa dia tidak
mengkompromikan pengobatannya dalam cara apapun.
5. Memastikan bahwa pasien mendapatkan saran dan obat yang
kontinu ketika keluar dari rumah sakit. Sebelum pulang ke
rumah, pasien harus mendapatkan petunjuk yang detail
mengenai pengobatannya termasuk penjelasan bagaimana
mendapat obat selanjutnya dan apa yang harus dilakukan jika
gejala yang muncul tidak terkontrol atau jika dia terkena efek
samping dari pengobatannya.
6. Memastikan prinsip-prinsip dari manajemen DRPs sudah
berjalan dengan optimal.
FAKTOR PENTING RENCANA ASUHAN KEFARMASIAN :

1. Memastikan bahwa IV heparin dan GTN digunakan secepat


mungkin untuk meningkatkan suplai oksigen ke jantung pasien,
mengurangi frekuensi serangan angina, mengurangi iskemia
jantung sehingga mencegah berkembangnya iskemia menjadi
IMA
2. Memonitor keberhasilan / ketepatan dari infus yang diberikan
dengan melihat pada pengurangan rasa sakit dan resolusi pada
depresi ST pada EKG pasien, dan yakinkan/pastikan bahwa
dosis dititrasi dengan benar sehingga pasien tidak
mengalami/terkena efek samping dari infus.
3. Jelaskan pada pasien kenapa pengobatan selanjutnya tidak
mengontrol gejalanya dan memberikan jaminan kepada pasien
bahwa akan ada tindakan ke depannya yang dapat dilakukan
untuk mengontrol sakit dadanya.
4. Menjelaskan kepada pasien untuk mencoba dan/atau
melaksanakan relaksasi sebisa mungkin kapanpun dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya peningkatan kebutuhan
suplai oksigen kejantung.
3. PASIEN RAWAT JALAN/APOTEK
(KOMUNITAS).

Untuk pasien SKA yang menjalani terapi rawat


jalan asuhan kefarmasian yang dilaksanakan
adalah dikemas dalam bentuk layanan/kegiatan
“LAYANAN KONSULTASI OBAT“ terhadap pasien.
MATERI KONSULTASI
1. NAMA OBAT yang tertulis pada resep/label dan
jumlahnya. Beritahukan golongan obat tersebut,
apakah termasuk obat bebas atau obat keras.
2. UNTUK INDIKASI APA OBAT TERSEBUT
DIGUNAKAN, jelaskan secara umum indikasi
kegunaan obat , jangan melakukan diagnosa
penyakit.
3. KAPAN OBAT TERSEBUT DIGUNAKAN . Jelaskan
kapan dan frekuensi penggunaan obat sesuai label.
Jelaskan juga apakah obat tersebut digunakan
sebelum, sewaktu atau setelah makan.
CONT...
4. BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN OBAT .
5. Apa yang harus dilakukan bila lupa
menggunakan obat ?
6. Apa efek samping obat dan bagaimana
menyikapinya
7. Bagaimana cara menyimpan obat :
8. Hal-hal lain yang harus diperhatikan selama
menggunakan suatu obat
ELEKTROKARDIOGRAM
(EKG)
adalah rekaman aktivitas listrik jantung. Dimana aktivitas
listrik atrium digambarkan oleh gelombang P dan aktivitas
listrik ventrikel digambarkan oleh gelombang QRS dan T.

ELEKTROKARDIOGRAFI : Ilmu yg mempelajari rekaman


AKTIVITAS LISTRIK jantung pd permukaan tubuh

ELEKTROKARDIOGRAM : Suatu GRAFIK yang


menggambarkan REKAMAN LISTRIK JANTUNG
SADAPAN EKG

Ektrimitas
I, II, III, aVF, aVR

Precordial
V1 – V6
SADAPAN EKTRIMITAS

Bipolar
I, II, III

Unipolar
aVR, aVL, aVF Melihat jantung dari lateral dan inferior
SADAPAN PREKORDIAL

Memandang jantung dari arah SEPTAL, ANTERIOR, & LATERAL


• Septal : V1 dan V2
• Anterior : V1, V2, V3, V4
• Lateral : V5 dan V6
KERTAS EKG
WAKTU

v
O
L
T
A
S
E
KOMPONEN GELOMBANG EKG
ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI)2 Penilaian
ST elevasi dilakukan pada J point dan ditemukan pada
2 sadapan yang bersebelahan. Nilai ambang elevasi
segmen-ST untuk diagnosis STEMI adalah sebagai
berikut:
• 1 mm pada semua sadapan selain V2 dan V3
• 2.5 mm di sadapan V2 dan V3 pada pria ≤ 40 tahun, 2
mm pada pria ≥ 40 tahun dan 1.5 mm pada wanita
• 0.5 mm pada sadapan posterior V7-V9
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai