Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Gambaran Umum

Desa Kelambir berada di kampung yang lumayan jauh dari jalan raya, perjalannan menuju
pelabuhan di Desa Kelambir ini sangat jauh dan rumit karena banyaknya jalan yang tidak
bagus. Desa Nelayan kelambir merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan pantai
labu Kabupaten Deli Serdang. Di Desa ini Pendidikan merupakan salah satu factor yang
terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia, disamping indicator penilaian
kemajuan penduduk pada suatu daerah, pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan,
mempengaruhi sikap, dan pandangan terhadap ide – ide dan gagasan baru.

Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan resmi
yang diperoleh melalui bangku sekolah, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh
nelayan. Kriteria pengelompokkan pendidikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kategori tinggi, jika nelayan mencapai pendidikan terakhir akademi atau perguruan
tinggi.
2. Kategori sedang, jika nelayan mencapai pendidikan terakhir SMP – SMA.
3. Kategori rendah, jika nelayan mencapai pendidikan SD atau tidak tamat SD.

Dalam sistem perekonomian di desa ini, sumber daya ekonomi merupakan sumber daya
utama dalam roda ekonomi dan perdagangan masyarakat nelayan. Kegiatan melaut dan
penangkapan ikan dalam masa l bulan hanya efektif 20 hari kerja nelayan. Secara umum
pendidikan nelayani anak Indonesia masih sangat memperhatinkan, sebagian besar anak – anak
nelayan hanya mengenyam pendidikan sampai SD saja. Rendahnya pendidikan anak nelayan
sebagai akibat dari kemiskinan dan budaya masyarakat nelayan.

a. Pendidikan anak Laki – Laki


Rendahnya pendidikan anak nelayan bukan hanya disebabkan karena ketidak mampuan
nelayan untuk membiayai pendidikan anak kejenjang yang lebih tinggi, tetapi
dipegaruhi oleh budaya dimanan anak itu tinggal .
b. Pendidikan anak Perempuan
Pada masa sekarang pendidikan anak perempuan sudah berubah – ubah dimana
pendidikannya harus setara dengan laki – laki.

c. Pandangan Masyarakat terhadap anak perempuan setelah menikah


Pada jaman sekarang masih banyak orang perpandangan bahwa setelah menikah anak
perempuan harus menjadi ibu rumah tangga.

b. Pembahasan
a. Pengertian Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam
perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan
operasi penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan pekerjaan seperti
membuat jaring, mengangkut alat – alat penangkapan ikan kedalam perahu atau kapal motor,
megangkut ikan dari perahu atau kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan. Nelayan
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan jurangan dan nelayan
perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain.

Sebaliknya nelayan jurangan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang dioperasikan
oleh orang lain. Sedangkan nelayan perorangan adalah nelayan yang memilki peralatan
tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain. Sumberdaya
nelayan dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang rendah, kemampuan manajemen
yang terbatas. Taraf hidup penduduk desa pantai yang sebagian besar nelayan sampai saat ini
masih rendah, pendapatan tidak menetu (sangat tergantung pada musim ikan), kebanyakan
masih memakai peralatan tradisional dan masih sukar menjauhkan diri dari perilaku boros.

Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian laut. Di Indonesia para nelayan
biasanya bermukin di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah
kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal didesa – desa atau pesisir.
Ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut :
a. Dari segi mata pencaharian. Nelayan adalah mereka yang segala aktivitasnya
berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir. Atau mereka yang menjadikan
perikanan sebagai mata pencaharian mereka.
b. Dari segi cara hidup. Komunitas nelayan adalah komunitas gotong royong.
Kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa sangat penting pada saat
untuk mengatasi keadaan yang kurang baik dilingkungan mereka masing – masing.

Biasanya seorang nelayan itu hidup secara bergelombolan, dan biasanya pekerjaan sebagai
nelayan ini diturunkan oleh kakek atau tetua duluh kepada anak – anaknya.

b.Kehidupan Nelayan

Penduduk Desa Kelambir rata – rata bermata pencarian sebagai nelayan yang dimana pekerjaan
ini diberikan secara turun – temurun. Kehidupan penduduk disini bisa dikatakan tercukupi tapi
ada juga yang perekonomian kebawah. Karena nelayan di desa ini masih ada yang
menggunakan cara sederhana atau tradisional. Secara sosial ekonomi, kondisi nelayan
Indonesia masih tergolong miskin. Kondisi nelayan ini jadi realitas yang tak terbantahkan.
Meskipun parameter nilai tukar dan indeks kesejahteraan masyarakat pesisir (IKMP)
mengungkapkan hal berbeda. Pertama, sejak tahun 2015-2017, IKMP berturut-turut 40,5, 42,
dan 45. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan IKMP tahun
2018 senilai 47,5 dan 2019 sebesar 51 (Katadata, 2018).

Dengan perkataan lain, tahun 2019 masyarakat pesisir kian makmur. Memang, pemerintah
hingga tahun 2017 telah menggelontorkan beragam kebijakan berupa bantuan sarana prasarana
(kapal dan alat tangkap, cold storage), asuransi nelayan, hingga pemberantasan illegal,
unreported and unregulated fishing (IUUF). Akan tetapi, kasus perampasan laut dan
kurangnya perlindungan terhadap mereka masih terjadi. Di antaranya; pertama, mereka
ditangkap di negara lain akibat menangkap ikan di perairannya. Tahun 2017, nelayan
tertangkap di Australia 16, dan Malaysia satu orang. nelayan kita berperan dalam penyeludupan
pencari suaka politik, trafficking, dan obat terlarang ke negara tetangga.

Meski sebatas sebagai penyedia jasa transportasi. Para pelakunya berkamuflase sebagai
nelayan. Ketiga, nelayan Indonesia yang bekerja di kapal ikan asing (Taiwan, Jepang dan
Korea Selatan) tidak mendapatkan jaminan keselamatan kerja, hingga sosial yang memadai.
Bahkan ada yang diperbudak dan gajinya tidak dibayar. nelayan jadi korban pembangunan
lewat pembangunan pulau reklamasi (Teluk Jakarta dan Teluk Benoa, Bali), wisata bahari yang
merampas hak kelola dan akses di pulau Pari Jakarta, dan pertambangan di Pulau Bangka
Sulawesi Utara. Bukti empiris, perampasan pesisir dan laut (coastal and ocean grabbing) yang
mengalienasi nelayan dari habitusnya.

Berbagai problem tersebut, mengisyaratkan bahwa negara belum memiliki instrumen


proteksi dan perlindungan sosial bagi nelayan yang berperan sebagai "jaring pengaman sosial"
kala mengalami kasus perampasan laut, bencana pencemaran, dan kecelakaan laut. Mereka
juga minim mendapatkan perlindungan hukum dan proses diplomasi memadai kala melintasi
batas maritim negara lain dan tertimpa bencana di kapal ikan asing.

c. Kearifan budaya nelayan

Hasil kajian ini mengungkapkan mengenai tradisi/adat, budaya, kearifan dan pemanfaatan
sumberdaya perikanan di Desa Kelambir yang kebanyakan penduduknya adalah suku Melayu
yang beragama Islam. Perilaku kehidupan yang masih terus dipertahankan adalah keduri laut,
sebagai tanda terimakasih atas rejeki dan agar rejekinya tetap lancer dan dalam pemanfaatan
sumberdaya perikanan yang di adakan selama 4 tahun sekali. Tapi biasanya setelah melakukan
perayaan ini para nelayan tidak boleh melakukan pelayaran selam 3 hari . Pola kehidupan
masyarakat adalah sederhana misal rumah umumnya terbuat dari bahan kaju dengan atap
asbes dan lantai papan, kebutuhan air bersih diperoleh dari sumur/kolam dan
penerangan dengan listrik yang terbatas. Kegiatan perikanan di daerah ini umumnya
menggunakan kapal kecil yang dimiliki sendiri.

Penangkapan ikan biasanya dilakukan setiap hari di daerah perairan pantai dengan
menggunakan alat tangkap yang tersedia di dalam kapal seperti jaring karang atau pancing.
Penggunaan alat tangkap disesuaikan musim dengan memperhatikan tradisi dan kearifan
lokal. Nelayan di daerah ini. Tapi kadang juga nelayan menggunakan alat baru yang disediakan
agar dalam penangkapan ikan tersebut mendapat hasil yang banyak. Dalam menentukan tepat
memancing, nelayan akan menurunkan jaring mereka setengah lalu mereka menarik jaring
tersebut dan melihat apakah ada tidak ikan disitu jika ada yang tersangkut maka mereka akan
melempar jaring keseluru keliling kapal dan waktu penarikkan jaring ditentukan dengan cara
penghabisan satu batang rokok.

Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Desa Kelambir ini dilandasi prinsip agama dan
kearifan budaya yaitu tidak serakah, tidak membahayakan dan tidak merugikan pihak lain
seperti penggunaan racun/sianida, bahan peledak/bom dan trawl. Dalam pelaksanaan
perikanan terdapat toleransi tinggi, saling menghargai dan menghormati di antara para
nelayan. Ada ketentuan keseragaman alat tangkap yang dipergunakan dalam musim tertentu.
Lokasi yang dianggap aman sudah tidak dihiraukan lagi dan sekarang dikunjungi serta
dimanfaatkan sebagai tempat menangkap ikan. Pembebasan larangan pukat bilis di suatu
daerah dengan sistem kompensasi masih dipertentangkan karena keuntungannya tidak
seimbang dengan kerusakan yang ditimbulkannya.

Dalam melakukan pelayaran para nelayan pasti mengalami kerugi tapi kerugian yang mereka
dapat tidak menjadi penghambat bagi mereka dalam melakukan pelayaran kembali karena
menurut mereka rejeki itu sudah di atur yang maha kuasa kalau memang rejeki maka akan
dapat jika tidak dapat ya mungkin belum rejeki.

Pekerjaan nelayan ini dilakukan secara turun – temurun karena menurut mereka jika tidak
mendapat pekerjaan yang lebih bagus maka jadi nelayan itu tidak buruk dan juga bisa
menghidupi keluarga dan juga sudah paham dalam melakukannya sebab sudah diajarkan orang
tua duluh. Tapi biasanya para nelayan tidak mengingikan anak mereka menjadi seorang
nelayan mereka ingin anak mereka menjadi orang yang memilki pekerjaan yang lebih baik lagi
agar bisa menaikkan derajat mereka maka dari itu para nelayan akan berkerja lebih keras lagi
agar mendapat uang yang lebih banyak dan bisa tetap menyekolahkan anak mereka sampai ke
jenjang universitas.

Dalam perlayaran nelayan biasanya mendapatkan ikan gulama di daerah pantai labu tersebut
dan kadang juga ikan teri, wilayah laut ini rata – rata dihuni oleh ikan yang berukuran kecil
jika ingin mendapat ikan yang berukuran besar biasanya para nelayan akan berlayar sampai
berbatasan Indonesia dan malaisya. Itu pun tergantung pada cuaca jika tidak memungkinkan
maka nelayan tidak akan berlayar sampai perbatasan.

Dalam penangkapan ikan juga bisa dilakukan dengan kegiatan modern yaitu dengan
menggunakan computer. jika menggunakan computer nelayan terlebih dahulu akan mengawasi
atau melihat ikan dengan computer setelah itu nelayan akan mengeluarkan jaring yang sudah
tersedia.

Biasanya pelayaran mereka dari tepi pantai ke laut bisa memakan waktu selama 2 jam jika
kapal yang digunakan biasa saja, jika kapal yang sudah tergolong modern biasanya hanya 1
jam saja. Jika selama seminggu seorang nelayan tidak mendapatkan ikan maka mereka akan
melakukan pekerjaan lain selain sebagai seorang nelayan seperti berdagang atau menjadi kuli.
d. Waktu untuk berlayar

Dalam melakukan pelayaran biasanya nelaya akan berangkat dari pagi hari hingga sore hari
tapi kadang juga dari pukul 5 – 9 malam. Dan bulan yang paling bagus untuk menangkap ikan
ialah bulan april karena dibulan ini ikan lebih banyak naik ke permukaan sehingga
memudahkan para nelayan untuk memancingnya. Tapi waktu yang paling bagus untuk
menangkap ikan adalah pagi hari dan ikan itu akan langsung di bawa ke pelabuhan dan di
dagangkan. Biasanya ikan hasil tangkapan itu bertahan sampai satu minggu.

Anda mungkin juga menyukai