UU Perdagangan Manusia
UU Perdagangan Manusia
Sumber: Buku Hukum Perdagangan orang yang digunakan dalam penulisan ini:
- Farhana, 2010. Aspek Hukum Perdagangan Orang Di Indonesia. Yang Menerbitkan Sinar
Grafika: Jakarta.
salah satu permasalahan serius yang menyita perhatian masyarakat internasional adalah kejahatan
transnasional yakni perdagangan manusia (human trafficking) dari suatu negara ke negara lain.
Tiap tahun, jutaan individu yang mayoritas perempuan dan anak-anak ditipu, dijual, atau
sebaliknya dipaksa masuk ke dalam situasi eksploitasi yang tidak bisa mereka hindari. Mereka
adalah komoditas bernilai miliar dollar bagi industri yang didominasi oleh kelompok kriminal
yang terorganisir. Masalah perdagangan anak menjadi masalah yang kini harus menjadi perhatian
serius, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak
yang utuh, menyeluruh dan komprehensif, negara berkewajiban memberikan perlindungan kepada
anak berdasarkan azas : Non diskriminasi, Kepentingan yang terbaik bagi anak, Hak untuk hidup,
kelangsungan hidup dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak. Anak yang
diperdagangkan kehilangan haknya dan satu-satunya adalah menuruti apa kemauan pembelinya.
Perdagangan jelas berhubungan dengan motif untuk mencari keuntungan baik itu bersifat
menguntungkan pribadi ataupun kedua belah pihak serta hajat hidup orang banyak. Sinergitas
dengan perdagangan anak yang menjadi salah satu kajian Hubungan Internasional, motif atau
tujuan utama dari hal ini adalah ekonomi yang pastinya berimbas pada kajian hubungan
Internasional yang lainnya. Kebanyak kasus perdagangan anak terjadi secara transnasional
dikarenakan kemudahan bagi para pelaku ini untuk dilacak dalam gerak-geraknya. Era globalisasi
cukup memberi kntribusi terhadap perkembangan perdagangan anak, dimana mobilitas untuk
melakukan kejahatan perdagangan anak dari satu negaran ke negara semakin mudah dan cepat
untuk dilakukan. Perdagangan anak dipicu dengan adanya permintaan yang juga menjadi motif
para pengguna jasa (konsumen) dari tindak criminal ini. Diantaranya yakni eksploitasi seks. Anak-
anak yang yang menjadi korban tindakan ini mengalami kekerasan secara fisik maupun mental.
Mereka dipaksa untuk melakukan pekerjaan yang tidak mereka inginkan dan terkadang tidak
mendapatkan apa-apa sebagai bayarannya.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindakan child trafficking ini adalah:
Pemerintah Indonesia telah berusaha melakukan berbagai upaya untuk menangani masalah child
trafficking yang terjadi di Indonesia. Namun upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia tidak menunjukan hasil yang memuaskan, terbukti kasus child trafficking yang terjadi
di Indonesia bukannya menurun malah semakin meningkat. Upaya tersebut dapat dilihat pada:
Indonesia merupakan negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki jumlah terbesar
dalam praktik perdagangan anak internasional. Olehnya itu UNICEF sebagai badan atau lembaga
yang menangani masalah perlindungan anak menaruh perhatian yang sangat besar terhadap
Indonesia. Saat ini program-program UNICEF di Indonesia mencakup serangkaian isu, yakni:
Dalam menangani permasalahan perdagangan anak yang semakin marak dan semakin
mengkhawatirkan tersebut menurut penulis ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
Pertama, Pemerintah harus mempunyai ketegasan dalam memberikan ijin untuk bekerja keluar
negeri terutama apabila ada yang akan memalsukan dokumen, bukannya malah memberikan
dukungan kepada para pelaku perdagangan yang biasanya membuat dokumen palsu karena ingin
memperoleh keuntungan dengan menerima suap untuk keuntungan pribadinya seperti yang terjadi
dibeberapa negara lainnya Kedua, Meningkatkan ekonomi calon korban sebagai salah satu cara
mencegah adanya perdagangan dan kesadaran publik khususnya para calon korban mengenai
bahaya trafficking serta perlindungan yang diberikan kepada para korban, selain itu juga agar
pemerintah mau bekerjasama dengan organisasi non pemerintah dalam memerangi perdagangan
manusia. Ketiga, menciptakan suatu program dan inisiatif di luar negeri untuk membantu
mengintegrasi, me-reintegrasi dan pemulihan para korban. Menyediakan perlindungan bagi para
korban bentuk-bentuk perdagangan. Selain itu upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memberikan perlindungan hukum terhadap anak dari tindakan trafficking (perdagangan) antara
lain adalah hendaknya aparat Kepolisian, Penuntut Umum, dan Hakim Pengadilan, konsisten
dalam menangani kasus trafficking (perdagangan) anak dengan memberikan prioritas penangan
dan menghukum terdakwa dengan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya.
Upaya untuk mencegah dan menangani masalah child trafficking juga harusnya dilakukan dalam
tiga tingkatan:
Ditingkat komunitas hendaknya memperkuat ketrampilan korban dan keluarganya untuk melawan
perdagangan anak, lewat pendidikan, pengorganisasian atau advokasi kasus secara individu
maupun kolektif.
Ditingkat masyarakat, hendaknya ada kampanye dan pendidikan tentang perdagangan anak serta
usaha-usaha untuk melawannya.
Ditingkat negara hendaknya lobi dan kampanye pada pembuat kebijakan (pemerintah) tentang
perubahan hukum dan penegakannya.