Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI DATA
Multiplexing
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Data

Disusun oleh :

1. Adi Ginanjar Kusuma


2. Agus Ferdiansyah
3. Tri Wahyuni
4. Yiyin Nurhawariyin

Jurusan Teknik Informatika-3/Semester 6

STIKOM POLTEK CIREBON


JL.BRIGJEND DARSONO NO.33 CIREBON, TELP.(0231)486475, CIREBON
http://www.stikompoltek.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang informasi yang membahas tentang


Multiplexing serta beberapa teknik yang digunakan dalam multiplexing,
diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua tentang
pemahaman komunikasi data khusunya pada multiplexing.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah
SWT senantiasa merido’i segala usaha kita aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Multiplexing ..................................................................... 1

2.2 Teknik Mutilpexing ............................................................................ 2

2.2.1 Frequency-Division Multiplexing (FDM) ............................... 2

2.2.2 Time-Division Multiplexing (TDM) ....................................... 3

2.2.3 Statical Time-Division Multiplexing (TDM) .......................... 5

2.3 Tujuan dan Keuntungan Multiplexing ................................................ 5

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 7

ii
BAB I
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Multiplexing

Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui
satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi.

Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar
& penerima (transceiver), atau kabel optik. Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah
pada jaringan transmisi jarak jauh, baik yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan
media udara (wireless atau radio). Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa
dipakai untuk menyalurkan ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana
menggabungkan ribuan informasi percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon
tanpa saling bercampur satu sama lain.

Dalam Multiplexing perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau


disebut juga dengan istilah Transceiver/ Mux. Dan untuk di sisi penerima, gabungan sinyal -
sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan masing -masing. Proses ini disebut
dengan Demultiplexing. Receiver atau perangkat yang melakukan Demultiplexing disebut
dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux..

Gambar di bawah menyatakan fungsi multiplexing secara umum. Multiplexer


mengkombinasikan (me-multiplex) data dari n input dan mentransmisi melalui kapasitas datalink
yang tinggi. Demultiplexer menerima aliran data yang di-multiplex/pemisahan (demultiplex) dari
data tersebut tergantung pada channel) dan mengirimnya ke line output yang diminta.

1
Ilustrasi

2.2 Teknik Multiplexing

Teknik Multiplexing ada beberapa cara yaitu :

a) Frequency-Division Multiplexing (FDM)


Multiplexing dengan cara menata tiap informasi (suara percakapan 1 pelanggan)
sedemikian rupa sehingga menempati satu alokasi frekuensi selebar sekitar 4 kHz. Teknologi ini
digunakan di Indonesia hingga tahun 90-an pada jaringan telepon analog dan sistem satelit
analog sebelum digantikan dengan teknologi digital. Teknik ini digunakan ketika bandwidth dari
medium melebihi bandwidth sinyal yang diperlukan untuk transmisi. Tiap sinyal dimodulasikan
ke dalam frekuensi carrier yang berbeda dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana
bandwidth dari sinyal-sinyal tersebut tidak overlap. Contoh yang paling dikenal dari FDM
adalah siaran radio dan televisi kabel.
Pada gambar di bawah , dapat dilihat enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam suatu
multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi yang berbeda (f1,…,f6). Tiap
sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu disekitar frekuensi carriernya,
dinyatakan sebagai suatu channel. Sinyal input baik analog maupun digital akan ditransmisikan
melalui medium dengan sinyal analog.

2
Ilustrasi

b) Time-Division Multiplexing (TDM)


Multiplexing dengan cara tiap pelanggan menggunakan saluran secara bergantian. Tiap
pelanggan diberi jatah waktu (time slot) tertentu sedemikian rupa sehingga semua informasi
percakapan bisa dikirim melalui satu saluran secara bersama-sama tanpa disadari oleh
pelanggan bahwa mereka sebenarnya bergantian menggunakan saluran. Kenapa si pelanggan
tidak merasakan pergantian itu? Karena pergantiannya terjadi setiap 125 microsecond;
berapapun jumlah pelanggan atau informasi yang ingin di-multiplex, setiap pelanggan akan
mendapatkan giliran setiap 125 microsecond, hanya jatah waktunya semakin cepat.
Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate dari sinyal digital yang
ditransmisi. Sinyal digital yang banyak (atau sinyal analog yang membawa data digital)
melewati transmisi tunggal dengan cara pembagian porsi yang dapat berupa level bit atau dalam
blok –blok byte atau yang lebih besar dari tiap sinyal pada suatu waktu. Prinsip TDM adalah
menerapkan prinsip penggiliran waktu pemakaian saluran transmisi dengan mengalokasikan
satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user). TDM biasanya digunakan untuk
komunikasi point to point. Pada TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah
dilakukan. TDM lebih efisien daripada FDM.
Sistem TDM tidak memerlukan filter filter yang mahal, dan jumlah filter yang digunakan
lebih sedikit. Karena itu harga peralatan terminal system ini lebih murah. Kabel yang
mempunyai spesifikasi rendah, misalnya kabel yang digunakan untuk frekuensi pembicara (VF)
masih dapat digunakan untuk system TDM, karena regeneratife repeating dapat menghilangkan
pengaruh buruk dari noise, kecacatan dan crosstalk rendah.

3
 Synchronous TDM
Disebut synchronous karena time slot-nya di alokasikan ke sumber-sumber tertentu
dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisikan. Dan dapat mengendalikan sumber-sumber
dengan kecepatan yang berbeda-beda.

 Asynchronous TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot waktu
yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat sampling
setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk
input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perlunya menambahkan
informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas
input line yang bersangkutan.

Ilustrasi

c) Statical Time-Division Multiplexing (STDM)


4
TDM yang bekerja seperti FDM mengurangi/menghapus alokasi “idle time” pada Terminal
yang tak aktif dan menghapus/mengurangi blok-blok kosong dalam Blok-blok pesan campuran.
Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM dan intelligent TDM, sebagai
alternatif synchronous TDM. Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDM
dan TDM, karena mengalokasikan time slot secara dinamis sesuai permintaan. Memberikan
kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan memanfaatkan sifat lalu lintas yang
mengikuti karakteristik statistik.
STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang mengganggur / terminal mana yang
membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktu pada jalur yang dibutuhkannya. Untuk
input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan buffer-buffer input, mengumpulkan data sampai
penuh, dan kemudian mengirim frame tersebut. Dan untuk output, multiplexer menerima suatu
frame dan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output tertentu.

2.3 Tujuan dan Keuntungan Mulitplexing

Salah satu tujuan dari multiplexing adalah meningkatkan efisiensi pengguna


bandwith/kapasitas saluran transmisi dengan cara berbagai akses bersama. Sedangkan beberapa
keuntungan dari penggunaan mulitplexing adalah sebagai berikut :

• Host hanya butuh satu port I/O untuk n terminal


• Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan
• Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi
• Memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin
• Menggunakan kapasitas saluran semaximum mungkin

5
BAB II

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengunaan multilexing dalam komunikasi data, semakin tinggi kecepatan data, semakin
efektif biaya untuk fasilitas transmisi. Untuk suatu aplikasi dan jarak tertentu, biaya per kbps
menurun seiring dengan meningkatnya kecepatan data dari fasilitas transmisi. Biaya transmisi
dan perlengkapan penerima, per kbps, menurun seiring dengan menigkatnya kecepatan data.

Sebagian besar perangkat komunikasi data pribadi membutuhkan penyokong kecepatan


data yang relatif sederhana. Untuk banyak terminal dan aplikasi PC yang tidak melibatkan akses
web atau grafis intensif, kecepatan data antara 9600 bps dan 64 kbps biasanya cukup

6
DAFTAR PUSTAKA

 UnHas, http://med.unhas.ac.id/neo/materi-kuliah/komdat/HZ_Ch8.Multiplexing.pdf,
diakses 17 Juni 2016

 RandyBlog, http://randytc.blogspot.com/2012/06/multiplex-dan-demultiplex_29.html,
diakses 19 Juni 2016

 Zenhadi, http://zenhadi.lecturer.pens.ac.id/kuliah/Komdat/T5%20Multiplexing.pdf,
diakses 17 Juni 2016

 Gunadarma,http://nryulia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5163/Komdat6_multipl
exing.doc, diakses 17 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai