Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. P DENGAN GASTROENTERITIS


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KEBAYORAN LAMA, JAKARTA

Oleh:
AEP SAEPUDIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KEBAYORAN LAMA, JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
dengan Gastroenteritis pada Ny. P”. Makalah ini kami susun dengan
maksud memberikan pengetahuan tentang penyakit gastrointestinal.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengaruh yang
baik untuk pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput
dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan
perbaikan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................


Daftar Isi ..................................................................................
BAB I Pendahuluan ..................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................
1.3 Tujuan .........................................................................
1.4 Manfaat .......................................................................

BAB II Tinjauan Teori ................................................................


2.1 Pengertian....................................................................
2.2 Etiologi ........................................................................
2.3 Manifestasi Klinis
2.4 Klasifikasi ....................................................................
2.5 Patofisiologi .................................................................
2.6 Pemeriksaan Penunjang ..............................................
2.7 Penatalaksanaan .........................................................

BAB III Tinjauan Kasus .............................................................


3.1 Pengkajian ...................................................................
3.2 Diagnosa ......................................................................
3.2 Rencana Tindakan ......................................................
3.3 Implementasi ...............................................................
3.4 Evaluasi ......................................................................

BAB IV Penutup ........................................................................


3.1 Kesimpulan .................................................................
3.2 Saran ...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastroenteritis adalah buang air besar dengan jumlah tinja
yang lebih banyak dari biasanya (normalnya 100-200 ml perjam),
dengan tinja berbentuk cairan atau setengan cair, dapat pula
disertai defekasi yang meningkat.
Manifestasi klinis gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan
salah satu hasil penelitian yang dilakukan pada orang dewasa,
mual, muntah, atau diar, dan nyeri abdomen adalh gejala yang
paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien. Tanda-tanda
dehidrasi sedang sampai berat,seperti membran mukosa yang
kering, penurunan tugor kulit, atau perubahanstatus mental
terdapat pada <10% pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan
yang mencakup radang tenggorrokan, batuk, dan rinorea
dilaporkan sekitar 10%.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud gastroenteritis?
2. Bagaimana etiologi gastroenteritis?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari gastroentritis?
4. Bagaimana klasifikasi dari gastroentritis?
5. Bagaimana patofiologi dari gastroentritis?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada gastroentritis?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada gastroenteritis?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Tujuan umum
Mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada
Tn. A dengan gastroenteritis.

2. Tujuan khusus
a. Mampu dan menjelaskan definisi patofissiologi
gastroenteritis.
b. Mampu dan menjelaskan manifestasi klinis gastroenteritis
c. Mampu dan menjelaskan klasifikasi gastroenteritis
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan
usus halus (Lewis, 2000). Gastroenteritis adalah inflamasi mebran-
membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan
muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan
elektrolit (Cecyly, 2002). Menurut (Ardiansah, 2012), Gastroenteritis
adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh.

2.2 Etiologi
Etiologi gastroenteritis menurut Sudoyo (2009), adalah:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal: infeksi saluran pencernaan makanan akibat
utama penyebab diare pada anak. Meliputi infeksi internal
sebagai berikut :
1) Infeksi bakteri: Vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan
aeromonas
2) Infeksi virus: Enterovirus (virus echo, virus coxsakria,
poliomyelitis)
3) Infeksi parasit: Cacing (ascaris, tricuris, yuris) protozoa,
jamur
b. Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan
seperti tonsilitis, dan ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor makanan, seperti makanan basi atau makanan beracun
4. Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang
berlebihan

2.3 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis
menurut (Cecyly, 2002) adalah:
1. Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-
minggu) baik secara menetap atau berulang-ulang penderita
akan mengalami penurunan berat badan
2. BAB kadang bercampur dengan darah
3. Tinja yang berbuih
4. Konsistensi tinja tampak berlendir
5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
6. Penderita merasakan sakit perut
7. Rasa kembung
8. Mual, kadang-kadang sampe muntah
9. Kadang-kadang demam

2.4 Klasifikasi
Klasifikasi gastroenteritis menurut Depkes (1999), Diare
diklasifikasikan menjadi:
1. Diare Akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikan
kembali secara klinis menjadi:
a. Diare Non-Inflamsi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan
diare menjadi cair dengan volume besar tanpa lendir dan
darah. Keluhan abdomen jarangn terjadi atau bahkan tidak
sam sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak
mendapatkan cairan yang sesuai dengan pengganti. Tidak
ditemukan leukosit pada pemeriksaan feses rutin.

b. Diare Inflamasi
Disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin
di kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas
dengan sampai nyeri kolik, mual, muntah, demam,
tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi. Secara mikroskopis
terdapat klendir dan darah pada pemeriksaan feses rutin
dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit
polimorphonuklear.

2. Diare Kronis, berlangsung lebih dari 14 hari dan


diklasifikasikan kembali secara klinis menjadi:
a. Diare Sekresi
Yaitu diare dengan volume feses banyak yang biasanya
disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat
peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit
namun kemampuan absorpsi mukosa kedalam usus
menurun. Penyebabnya adalah toksin bakteri seperti
toksin kolera, pengaruh garam empedu, asam lemak
rantai pendek, laksatif non osmotik dan hormon
intestinal.
b. Diare Osmotik
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat di abrsopsi
oleh usus sehingga osmoralitas lumen meningkat dan air
tertarik dari dalam plasma ke lumen usus sehingga terjadi
diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat akibat difisiensi
laptase atau akibat garam magnesium.

c. Diare eks datif


Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik
usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudat
dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non
infeksi seperti gluten sensitif, enteropathy inflammatory
bowel disease atau pengakibat radiasi. Kelompok lain
akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu
transit makanan dan minuman di usus menjadi lebih
cepat.
2.5 Patofisiologi
Gastroenteritis dapat terjadi akibat masuknya
mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati
rintangan asam lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang
baik, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut
terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin yang
diproduksi agen bakteri (seperti: Ecoly dan Fibrio cholera) akan
memberikan efek langsung dalam peningkatan pengeluaran
sekresi air ke dalam lumen gastrointestinal. Beberapa agen bakteri
bisa memproduksi sitotoksin (seperti: shigella dysenteriae, vibrio
parahaemolitikus, clostridium difficile, enterohemorrhagic E.coli)
yang menghasilkan kerusakan sel-sel mukosa, serta menyebabkan
feses bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel yang
terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba seperti
Shigella, organisme campylobacter, dan enterovasif E.coly yang
menyebabkan terjadinya dekstruksi, sera inflamasi (Jones, 2003)
Pada manifestasi lanjut ari diare dan hilangnya cairan,
elektrolit memberikan manifestasi pada ketidakseimbangan asam
basa (metabolit asidosis). Hal ini terjadi karena kehilangan Na
bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan.
Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria ) dan
terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam
cairan intraseluler (Levine, 2009).
Respon patologis penting dari gastroenteritis dengan diare
berat adalah dehidrasi, yaitu gangguan dalam keseimbangan air
yang disebabkan output melebihi intake. Meskipun yang hilang
adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan
elektrolit (Prescilla, 2009)

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menegakkan diagnosa yang tepat sehingga tepat juga dalam
memberi obat. Adapun pemeriksaan yang perlu dikerjakan adalah:
1. Pemeriksaan Feses
Tes tinja untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis,
biarkan kuman untuk mengetahui kuman penyebab, tes
resistensi terhadap berbagai antibiotik serta untuk mengetahui
PH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi glukosa.

3. Pemeriksaan Darah
Darah parifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama
Na, Ca, K , dan P serum pada diare yang disertai kejang),
anemia dan dapat terjadi karena malnutrisi atau malabsorpsi
tekanan fungsi sumsum tulang (proses inflamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum
dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal

3. Pemeriksaan Elektrolit Tubuh


Untuk mengetahu kadar natrium, kalium, kalsium dan
bikarbonat.

4. Duodenal Intubation
Untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif
terutama pada diare kronik.
2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Menurut supartini (2004) penatalaksanaan medis
terhadap pasien gastroenteristis meliputi:
a. Pemberian Cairan
Pemberi cairan pada pasien gastroenteristis dan
memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang
diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCL dan
Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut. Sebenarnya
ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung
tersedianya cairan setempat. Pada cairan pringer laktat
diberikan tergantung berat atau ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan
umur dan berat badanya
1. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kg BB/hari, kemudian
125ml/kgBB/oral
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/oral kemudian
125ml/kgBB/hari
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5
tetes/kgBB/menit, 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB
oralit peroral

b. Pemberian Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang
hilang melalui tinja dengan tanpa mutah dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat
lain.
1. Obat anti sekresi
a) Asetosal sosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30
mg.
b) Klorpomozin dosis 0,5-1mg/kg/BB/har
2. Obat spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin estrak
deladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk
mengatasu diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti:
kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untu mengatasi diare sehingga tidak di berikan lagi.
c. Antibiotik
Umumnya antibiotik diberikan bila tidak ada penyebab
yang jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50mg/kg/BB/hari. Antibiotik juga
diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis/bronkopeneumenia

2. Penatalaksanaaan Keperawatan
a. Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
b. Monitor tanda-tanda dehidrasi: penurunan kesadaran,
takikardi tensi turun, anuriya, keadaan kulit atau turgor
c. Gantikan makanan padat
d. Monitor tanda-tanda vital
e. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
III. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GASTROENTERITIS
3.1. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Sering defekasi (cair/lender, warna hijau/kuning kehijauan,
mengandung darah)
b. Nafsu makan menurun
c. Mual dan muntah
d. Nyeri atau distensi abdomen
e. Ada demam, lemah, pucat
f. Lecet pada anus
g. Alergi susu sapi
h. Anak sering minta minum

2. Data Obyektif
a. Turgor kulit kurang elastis
b. Bab cair ada lender/darah
c. Gelisah/penurunan kesadaran
d. Perasaan haus
e. Penurunan berat badan
f. Suhu tubuh meningkat
g. Penurunan tekanan darah
h. Asidosis metabolic
i. Hiperperistaltik
j. Air mata tidak ada/berkurang/cekung
k. Mukosa bibir kering
l. Rewel/cengeng pada anak
m. Anus tampak merah/lecet
n. Adanya NCH dan retraksi
o. Ubun-ubun cekung pada bayi / anak

3.2. Diagnosa dan intervensi keperawatan


1. Diagnosa keperawatan I

Kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang


berlebihan

Data Penunjng :

- Sering BAB dan konsistensi cair dan encer


- Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ( Turgor kulit jelek,
ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering )
- Perubahan tanda-tanda vital ( nadi dan pernapasan cepat )
- Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria


waktu yang telah ditentukan kurang volume cairan teratasi

Kriteria hasil :

1. Turgor kulit elastis


2. Muntah tidak ada/berkurang
3. Mukosa bibir lembab
4. Tanda – tanda vital dalam batas normal
5. Pengeluaran urin normal ( ± 50 cc/jam )

Intervensi keperawatan :

1. Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit dan


membrane mukosa.
2. Kaji pengeluaran urin, gravitasi dan berat jenis urin
3. Kaji intake dan out put cairan.
4. Monitor tanda-tanda vital
5. Pemeriksaan Istirahat di tempat tidur.
6. Kolaborasi :
- Pemberian cairan parenteral dan pemeriksaan
laboratorium laboratorium sesuai dengan program,
elektrolit, HT, pH dan serum albumin.
- Pemberian obat diare
2. Diagnosa keperawatan 2
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (nyeri perut) b/d
hiperperistaltik usus, diare, dan muntah

Data Penunjang:
hiperperistaltik usus, diare, dan muntah

Tujuan:
Setelah dilakukan Askep selama 1 x 24 jam Rasa nyeri hilang
serta merasakan rasa nyaman

Kriteria hasil :
1. Kram/ nyeri berkurang/hilang.
2. Diare berkurang/hilang.
3. Muntah berkurang/hilang.

Intervensi kteperawatan :
1. Atur posisi pasien terlentang dan pasang bantal
penghangat di atas abdomen.
2. Berikan minum air putih hangat sedikit tapi sering.
3. Singkirkan pandangan yang tidak menyenangkan dan
bau-bauan yang tidak sedap dari pasien
4. Instruksikan kepada pasien untuk menghindari Makanan
yang mengandung lemak atau tinggi serat (misal ; susu,
buah).Minum dingin /panas.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat

3. Diagnosa keperawatan

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, menurunnya
absorbs makanan dan cairan
Data Penunjang :
- Mual dan muntah
- Anoreksia
- Berat badan menurun
- Porsi makan tidak dihabiskan

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan gangguan pemenuhan nutrisi
teratasi
Kriteria hasil :
1. Nafsu makan baik
2. Berat badan tidak turun/kurang dari 10 %
3. Mual dan muntah tidak ada/berkurang
4. Porsi makan yang disediakan dihabiskan

Intervensi kteperawatan :
1. Timbang berat badan setiap hari
2. Observasi intake dan output pasien
3. Setelah rehidrasi berikan makan sedikit tapi sering
4. Beri penkes tentang pentingnya nutrisi untuk proses
penyembuhan
5. Hindari minuman buah-buahan
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian nutrisi melalui
parentral bila perlu

4. Diagnosa keperawatan 5
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi
Data Penunjang :
- Anus tampak kemerahan dan lecet
- Anak terlihat rewel bila sedang dibersihkan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
1. Anus tidak merah dan lecet
2. Penyembuhan kulit cepet

Intervensi keperawatan :
1. Kaji integritas kulit
2. Jaga daerah bokong untuk tetap kering dan bersih
3. Beri penkes untuk menggunakan sarung tangan dan
menjaga kebersihan di derah bokong
4. Libatkan pasien/orang tua untuk menjaga daerah bokong
tetap kering dan bersih
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat topical

5. Diagnosa keperawatan 6
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, proses infeksi, penurunan proses absorbs

Data Penunjang :
- Tanda – tanda vital; suhu, pernafasan, nadi meningkat
- Membran mukosa kering
- Wajah tampak kemerahan

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan peningkatan suhu tubuh teratasi
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Membran mukosa bibir lembab
3. Pasien terlihat nyaman

Intervensi keperawatan :
1. Observasi tanda-tanda vital pasien
2. Berikan kompres air hangat/lakukan surface cooling bila
perlu
3. Berikan pasien banyak minum
4. Berikan penkes proses panas
5. Libatkan keluarga untuk kompres air hangat
6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral dan pemberian obat
antipiretik

6. Diagnosa keperawatan 7
Gangguan keseimbangan asam basa berhubungan dengan
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
Data Penunjang :
- Hasil pemeriksaan laboratorium (AGD, elektrolit, HT, pH
dan serum albumin.
- Tanda dan gejala dehidrasi (Turgor kulit jelek, ubun-ubun
dan mata cekung, membrane mukosa kering ).

Tujun :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan gangguan keseimbangan asam
basa teratasi
Kriteria hasil :
1. Tanda – tanda dehidrasi tidak ada
2. Hasil AGD dan elektrolit dalam batas normal
3. Akral hangat
4. Tanda – tanda vital dalam batas normal

Intervensi keperawatan :
1. Observasi tanda – tanda vital pasien
2. Observasi intake – output pasien
3. Observasi tanda – tanda dehidrasi yang mengarah ke
gangguan keseimbangan asam basa
4. Libatkan pasien dalam pemberian cairan
5. Beri penkes tentang pemberian cairan elektrolit
6. Kolaborasi:
- Pemeriksaan AGD dan elektrolit
- Pemberian cairan yang mengandung elektrolit

7. Diagnosa keperawatan 8
Cemas berhubungan dengan hospitalisasi kurangnya
pengetahuan tentang penyakitya
Data Penunjang :
- Wajah pasien dan keluarga terlihat bingung
- Pasien dan keluarga sering bertanya – Tanya tentang
prnyakit

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan cemas orang tua berkurang
Kriteria hasil :
1. Ekspresi muka orang tua lebih rileks
2. Orang tua mengatakan kecemasannya berkurang

Intervensi keperawatan :
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua
2. Bantu orang tua mengekpresikan perasaannya,
kecemasannya
3. Libatkan orang tua dalam perawatan anaknya
4. Berikan informasi mengenai perawatan yang akan
diberikan
5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan
tentang penyakit pasien

8. Diagnosa keperawatan 9

Resiko terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan


output yang berlebihan
Data Penunjang :

- Akral dingin, sianosis


- Tanda dan gejala dehidrasi (Turgor kulit jelek, ubun-ubun
dan mata cekung, membrane mukosa kering )
- Berat badan turun > 10 %
- Hasil AGD, elektrolit yang abnormal

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria


waktu yang telah ditentukan

Kriteria hasil :

1. Tanda – tanda vital dalam batas normal


2. Akral hangat
3. Tidak ada tanda sianosis, tidak ada tanda dan gejala
dehidrasi
4. AGD, elektrolit dalam batas normal

Intervensi keperawatan

1. Observasi adanya tanda-tanda syok


2. Monitor balance cairan
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Libatkan orang tua dalam pemberian cairan
6. Berikan penkes tentang manfaat cairan bagi tubuh
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan koloid,
pemeriksaan AGD dan elektrolit

4. Implementasi

Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan rencana


tindakan keparawatan dan juga diaertokan dengan
memberikan asuhan keperawatan secara nyata dan langsung.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan
gastroenteritis sesuai dengan perencanaan yang dibuat dan
berdasarkan prioritas.
5. Evaluasi

Evaluasi adalah pengukuran keberhasilan rencana tindakan


yang telah dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
Evaluasi dapat menunjukkan empat kemungkinan yang akan
menentukan langkah asuhan keperawatan selanjutnya :
1. Masalah dapat teratasi seluruhnya
2. Masalah dapat teratasi sebagian
3. Masalah tidak teratasi
4. Timbul masalah baru

Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif :

- Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan secara terus menerus untuk
menilai kemajuan dalam mencapai tujuan. Dalam
melakukan evaluasi formatif dapat dilihat pada catatan
perkembangan pasien. Selain itu evaluasi harus berpedoman
pada tahap selanjutnya.

- Evaluasi sumatif
Evaluasi ini dibuat setelah beberapa tujuan dari yang
diharapkan pasien tercapai. Evaluasi sumatif asuhan
keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis sesuai
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Inisial : Ny. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, TTL : Jakarta, 22 Juli 1992
Pendidikan : SLTA
No. Rekam Medis : 00-31-00
Usia : 26 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruang Rawat : Hawa
Alamat : Kebayoran Lama
Tanggal Masuk : 1 Maret 2019
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2019
DPJP : dr. A, Sp.PD
Diagnosa : Gastroenteritis

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. D
Usia : 26 tahun
Alamat : Kebayoran Lama
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. dg Pasien : Suami

2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
BAB cair dan muntah.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan mual sejak 3 hari sebelum masuk RS,
muntah lebih dari 5x air dan makanan, 2 hari sebelum
masuk RS mencret lebih dari 3 kali, air (+), ampas (+), darah
(-). Keluhan juga disertai demam 5 hari meningkat setiap
sore, nyeri uluh hati (-), BAK (+) baru 1x hari ini, batuk (-).

c. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mempunyai riwayat penyakit maag terutama bila
makan pedas dan santan.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat
penyakit yang sama dengan pasien dan tidak ada riwayat
lain, seperti: jantung, asma, diabetes mellitus, dan lain-lain.

e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan
ataupun obat-obatan tertentu.

f. Riwayat Tranfusi Darah


Pasien mengatakan tidak pernah melakukan transfusi
darah.

g. Riwayat Kemoterapi
Pasien mengatakan tidak pernah menjalani kemoterapi.

h. Golongan Darah
Pasien mengatakan belum pernah memeriksakan golongan
darah sebelumnya.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tampak sakit sedang.

b. Kesadaran
Composmentis: GCS 15 (E4 M6 V5)
Tanda-tanda Vital:
TD 130/85 mmHg
Suhu 37,2oC
Frekuensi Nadi 100 permenit
Frekuensi nafas 18 permenit

c. Antropometri
Berat Badan sebelum sakit : 54 Kg
Berat Badan saat sakit : 51 Kg
Tinggi Badan : 160 cm

d. Pengkajian Persistem
1) Sistem Sususan Syaraf
a) Kesadaran : Composmentis
b) Kepala : Tidak ada kelainan
c) Ubun-ubun : Datar
d) Wajah : Wajah tampak pucat, sklera non
ikterik, hidung tidak sianosis.
e) Leher : Tidak ada kelainan pada leher, tidak
ada kelenjar tiroid
f) Kejang : Tidak ada
g) Sensorik : Tidak ada kelainan
h) Motorik : Tidak ada kelainan
2) Sistem Penglihatan
a) Posisi mata : Simetris
b) Ukuran pupil : Isokor
c) Kelopak mata : Tidak ada kelainan
d) Konjungtiva : Ananemis
e) Sklera : Tidak ada kelainan
f) Alat Bantu : Pasien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan

3) Sistem Penciuman
Tidak ada kelainan

4) Sistem Pernafasan
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada refraksi otot
interkosta
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : Suara Tympani
d) Auskultasi : Vesikuler

5) Sistem Kardiovaskuler
a) Warna kulit : Warna kulit tampak pucat
b) Nyeri dada : Pasien mengatakan tidak ada nyeri
dada
c) Denyut nadi : Nadi teraba cepat dan lemah
d) Sirkulasi : Akral teraba hangat
e) Pulsasi : Kuat
f) CRT : < 2 detik
g) Bunyi jantung : Rhytme teratur
6) Sistem Pencernaan
a) Mulut : Mukosa bibir pasien tampak kering
b) Gigi : Gigi pasien tidak ada kelainan
c) Lidah : Lidah pasien tampak bersih
d) Tenggorokan : Tidak ada nyeri menelan
e) Abdomen
Inspeksi : Perut pasien tampak simetris
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : Terdapat suara tympani
Auskulutasi : Bising usus pasien meningkat 12x
tiap menit

7) Sistem Genitalia
a) Kebersihan : Bersih
b) Kemaluan : Tidak ada kelainan

8) Sistem Integumen
Secara umum kulit tampak pucat

9) Sistem Muskuloskeletal
a) Pergerakan sendi : Pasien mengatakan lemas
b) Kekuatan otot : Baik
c) Nyeri sendi : Tidak ada
d) Oedema : Tidak ada
e) Fraktur : Tidak ada
f) Parese : Tidak ada
g) Postur tubuh : Normal
h) Ekstremitas : Tangan kiri terpasang infus,
tangan kanan dan kedua tungkai
bebas
i) Kekuatan Otot : 5 5
5 5
10) Sistem Endokrin Metabolik
a) Mata : Tidak ada keluhan
b) Leher : Tidak ada distensi vena jugularis
11) Sistem Repoduksi
Tidak ada kelainan sistem reproduksi

e. Pola Kebiasaan Sehari-hari

No. Pola Sebelum Sakit Saat Sakit


Kebiasaan
1. Pola Nutrisi Makan:
Pasien Pasien mengatakan
mengatakan tidak mau makan.
makan 3x sehari Pasien mengatakan
dan mual dan rasa ingin
menghabiskan 1 muntah
porsi

Tidak ada Diet lunak


pantangan
makanan

BB 54 kg BB 51 kg

Minum: Minum:
Pasien Pasien mengatakan
mengatakan minum hanya
minum 8 gelas per sedikit, hanya
hari minum 800 cc/hari
2. Pola BAK: BAK:
Eliminasi Pasien Pasien hari ini
mengatakan BAK mengatakan BAK 1x
4x perhari, warna hari, warna kuning
BAK jernih pekat, ± 500 cc

BAB: BAB:
Pasien Pasien mengatakan
mengatakan BAB BAB lebih dari 3x
2x perhari, warna perhari sebelum
kuning, masuk RS, cair dan
konsistensi padat berlendir, dan masih
berlendir sedikit berampas
3. Pola Pasien Pasien tidur siang 2
Istirahat & mengatakan jam
tidur jarang tidur siang

Pasien Pasien mengatakan


mengatakan susah tidur karena
dapat tidur sering terbangun di
dengan nyenyak, malam hari
mulai pukul 22:00
– 05:00 WIB
4. Pola Pasien Pasien mengatakan
Aktivitas mengatakan hanya tiduran di
bekerja setiap hari tempat tidur,
dan berolahraga aktivitas pasien
setiap pagi terbatas
5. Pola Hygiene Pasien Pasien mandi 2x
mengatakan perhari dengan lap
mandi 2x perhari dan air hangat di
pagi dan sore tempat tidur dibantu
oleh keluarga

Pasien Pasien mengatakan


mengatakan gosok gigi dibantu
mandi oleh keluarga
menggunakan
sabun, shampoo,
dan menggosok
gigi setiap mandi
dengan mandiri
6. Pola Ibadah Pasien Pasien mengatakan
mengatakan melaksanakan
selalu shalat dengan
melaksanakan berta’yamum, pasien
shalat 5 waktu, berdo’a dan berdzikir
berdzikir, dan dalam hati
berdoa, serta
membaca Al-
Qur’an
f. Sosial dan Budaya
1) Agama : Islam
2) Pekerjaan : Wiraswasta
3) Tinggal Bersama : Suami
4) Pendidikan Pasien : SLTA
5) Suku : Jawa

g. Proteksi
1) Aktivitas : Di tempat tidur Mandiri
2) Aktivitas : Berjalan
3) Berjalan : Bisa berjalan
4) Alat ambulasi : Tidak ada
5) Ekstremitas atas : Terpasang IVFD line sebelah kiri

h. Kebutuhan Komunikasi
1) Bicara : Dapat bicara normal
2) Bahasa sehari-hari : Bahasa Indonesia
3) Penerjemah : Tidak
4) Hambatan belajar : Tidak
5) Cara belajar disukai : Diskusi
6) Pasien dan keluarga menginginkan informasi tentang
proses penyakit, pemeriksaan penunjang, obat-obatan,
dan nutrisi.

i. Kebutuhan privasi pasien : Tidak


4. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan

Hematologi
- Hemoglobin 13,8 13,2-17,3 g/dl
- Hematokrit 41,8 40,0-52,0 %
- Trombosit 305. 150.000-440.000 /uL
/uL
- Leukosit 7,7 4.800-10.600
mg/dL
- Eritrosit 5,40 3,50 – 5,50

83
Glukosa Sewaktu < 180

FUNGSI GINJAL

- Ureum 13 ≤ 50
- Creatinin
0,6 L:0,6-1,1 P:0,5–0,9

FAAL HATI

- SGPT 31 L≤ 42 P: ≤ 32

ELEKTROLIT
- Na
136 136 – 146
- K 3,7 3,5 – 5,0
- Cl 104 98 – 106

Urin Lengkap
Makroskopik
- Kejernihan
Keruh Jernih
- Warna
Kuning Kuning
- Berat Jenis
1.005 1.003-1.030
- pH
6.5 5.0-6.0
- Leukosit
Positif Negatif
- Nitrit
Negatif Negatif
- Blood
+++ Negatif
- Protein
Negatif Negatif
Mikroskopik
0-1
- Leukosit 3-4 0-3
- Eritrosit 6-8 Positif
- Epitel 4-6 Negatif
- Bakteri Positif

b. Hasil Pemeriksaan Foto thoraks


Tidak dilakukan pemeriksaan foto thorax PA
c. Hasil Pemeriksaan Rekam Jantung (EKG)
Tidak dilakukan pemeriksaan
5. Penatalaksaan Medis
IVFD D10% 500 cc per 12 jam, threeways line NaCl 0,9% 500 cc
per 12 jam
Omeprazole 2 x 40 mg
New Diatabs 3 x 2 tab
Ondancentron 3 x 4 mg
Paracetamol 3 x 500 mg
6. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif: Gangguankeseimbagna Gangguan
Pasien cairan dan elektrolit keseimbangan
mengatakan cairan dan
muntah lebih Frekuensi BAB elektrolit
dari 5x perhari meningkat

Data Objektif: Diare


BAK 1x hari,
warna kuning Kemampuan menyerap
pekat, 500 cc usus menurun

Hiperperistaltik

Faktor infeksi,
Malabsorbsi, Makanan,
dan Psikologi
2. Data Subyektif: Bera badan menurun Perubahan
Pasien kebutuhan
mengatakan Nafsu makan menurun nutrisi
tidak mau
makan. Pasien Mual, muntah
mengatakan
mual dan rasa
ingin muntah

Data Objektif:
Berat badan saat
ini 51 Kg,
sebelum masuk
RS berat badan
54 kg

Data Subyektif: Gangguan Rasa


Pasien Gangguan Rasa Nyaman Nyaman Nyeri
mengeluhkan Nyeri
perut nyeri dan
mules Rangsangan nyeri

Gerakan meremas
Data Objektif: berlebih
Bising usus
meningkat Diare
20x/menit, BAB
cair 4 kali saat Menurun kesempatan
di RS, muntah 1 utk menyerap makanan
kali saat di RS ),
T=118/71mmHg,
terdapat nyeri
tekan pada
abdomen bagian
bawah dengan
skala 6 ( nyeri
sedang )
3. Data Subjektif: Hipertermi Resiko tingi
Pasien peningkatan
mengatakan Merangsang Hipotalamus suhu tubuh
demam 5 hari
meningkat setiap Sirkulasi darah menurun
sore,
Turgor kulit Dehidrasi
berkurang,
Keadaan umum Frekuensi berlebihan
lemah

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang
3. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
4. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
infeksi skunder terhadap diare
C. Rencana Tindakan

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Kriteria Hasil
1. Gangguan Setelah dilakukan Askep 1. Pantau tanda dan 1. Penurunan sisrkulasi volume
keseimbangan cairan selama 1 x 24 jam gejala kekurangan cairan menyebabkan kekeringan
dan elektrolit diharapkan kebutuhan cairan dan elektrolit mukosa dan pemekatan urin.
berhubungan dengan nutrisi tercukupi teratasi 2. Pantau intake dan Deteksi dini memungkinkan
kehilangan cairan dengan kriteria hasil: output terapi pergantian cairan segera
skunder terhadap 1. Tidak ada tanda-tanda 3. Timbang berat badan untuk memperbaiki defisit
diare. dehidrasi setiap hari 2. Dehidrasi dapat meningkatkan
2. Turgor kulit elastis 4. Anjurkan keluarga laju filtrasi glomerulus membuat
3. Tidak ada muntah untuk memberi minum keluaran tak aadekuat untuk
4. BAB normal banyak pada kien, 2-3 membersihkan sisa metabolisme
liter perhari 3. Mendeteksi kehilangan cairan,
5. Kolaborasi: penurunan 1 kg BB sama
a. Pemeriksaan dengan kehilangan cairan 1 liter
laboratorium serum 4. Mengganti cairan dan elektrolit
elektrolit (Na, K, yang hilang secara oral
Ca, BUN) 5. Kolaborasi:
b. Cairan parenteral a. Koreksi keseimbang cairan
(IV line) sesuai dan elektrolit, BUN untuk
dengan umur mengetahui faal ginjal
c. Obat-obatan : (kompensasi).
(antisekresin, b. Mengganti cairan dan
antispasmoliti, elektrolit secara adekuat dan
antibiotik) cepat
c. Anti sekresi untuk
menurunkan sekresi cairan
dan elektrolit agar simbang,
antispasmolitik untuk proses
absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri
berspektrum luas untuk
menghambat endotoksin.
2. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Askep 1. Diskusikan dan jelaskan 1. Serat tinggi, lemak,air terlalu
kurang dari selama 1 x 24 jam tentang pembatasan diet panas atau dingin dapat
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan (makanan berserat merangsang mengiritasi
berhubungan dengan nutrisi tercukupi teratasi tinggi, berlemak dan air lambung dan sluran usus
diare atau output dengan kriteria hasil: terlalu panas atau 2. Situasi yang nyaman, rileks
berlebihan dan intake 1. Nafsu makan dingin) akan merangsang nafsu makan.
yang kurang meningkat 2. Ciptakan lingkungan 3. Mengurangi pemakaian energi
2. Berat badan yang bersih, jauh dari yang berlebihan
. meningkat atau bau yang tak sedap 4. Mengetahui jumlah output
normal atau sampah, sajikan dapat merencenakan jumlah
makanan dalam makanan.
keadaan hangat 5. Mengandung zat yang
3. Berikan jam istirahat diperlukan, untuk proses
(tidur) serta kurangi pertumbuhan
kegiatan yang berlebihan
4. Monitor intake dan out
put dalam 24 jam
5. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lain:
a. Terapi gizi: Diet
TKTP rendah serat,
susu
3 b. Obat-obatan atau
1. Monitor suhu tubuh
Resiko peningkatan setiap 2 jam
suhu tubuh 2. Berikan kompres hangat
berhubungan dengan 3. Kolaborasi pemberian
proses infeksi antipiuretik
skunder terhadap
diare

Setelah dilakukan Askep 1. Deteksi dini terjadinya


selama 1 x 24 jam perubahan abnormal fungsi
diharapkan tidak terjadi tubuh
peningkatan suhu dengan 2. Merangsang pusat pengatur
kriteria hasil: panas untuk menurunkan
1. Suhu tubuh normal produksi panas tubuh
(36-37o C) 3. Merangsang pusat pengatur
2. Tidak ada tanda-tanda panas di otak
infeksi
D. Implementasi dan Evaluai

No. Hari Tindakan dan Evaluasi Keperawatan Nama


/Tanggal/ Respon dan Ttd.
Jam
1. Jumat Melakukan operan pasien dengan Siff pagi Br. A
1 Maret Diagnosa: Gastoenteritis
2019 IVFD NaCl 0,9 % / 12 jam, D 10% /12 jam
14:00 WIB Keluhan: masih Diare
Rencana tindakan:
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan
elektrolit
2. Pantau intake dan output
3. Timbang berat badan setiap hari
4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
pada kien, 2-3 liter perhari

14.30 WIB Memantau: k/u, tanda-tanda vital Respon:


Memantau tanda dan gejala dehidrasi k/u: baik, Kesadaran: CM
TD = 110/70mmHg, S =
36,8 ⁰C, N = 102 x/mnt,
RR = 22x/mnt, BB = 51 kg
:
Respon
Kulit dan membran
mukosa kering, mual
berkurang, muntah tidak
lagi, Haus berkurang,
BAB pagi 2 x ± 150cc.

14:30 WIB Memberikan edukasi tentang penyekit gastroenteritis Respon: Br. A


Pasien mengerti dan
memahami tentang
gastroentris

15:00 WIB Melakukan pengkajian tingkat nyeri pada pasien Respon: Br. A
dengan menggunakan sekala PQRS P: Nyeri abdomen pada
saat mau BAB
Q: Nyeri seperti di remas-
remas
R: Nyeri di bagian perut
S: Sekala nyeri 6 tapi
masih bisa ditolelir
T: Nyeri pada setiap mau
BAB

16:00 WIB Atur posisi pasien terlentang dan pasang bantal Respon; Br. A
penghangat di atas abdomen. Pasien mengatakan nyeri
berkurang dan lebih
nyaman

17:00 WIB Meng evaluasi diet pasien dan Respon: Br. A


mengukur intake dan output - Makan habis seperempat
porsi bubur.
- minum ± 400cc, BAB 2
kali cair volume ±150cc
dengan kosistensi cair,
ada ampas sedikit,
warna kuning agak
kecoklatan, tidak ada
darah.
- BAK 2 kali volume
±150cc kuning pekat,
tidak muntah, masih
mual, nyeri abdomen
skala 6, bisa tidur ±
30mnt, mukosa mulut
basah,
-
18.00.WIB Memberikan injeksi ondansentron 4 mg sesuai yang Respon: Br. A
telah ditentukan. Obat masuk IV, tidak ada
bengkak, tidak ada tanda-
tanda alergi obat

19:00 WIB Menevaluasi ulang keadaan pasien: Br. A


S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa haus, bisa
tidur walau hanya sekitar 30 menit, masih tetap
BAB cair namun tidak sering, tidak muntah, mual
masih, nyeri perut jarang, sudah tidak demam.

O : k/u: baik, Kesadaran: composmentis.


TTV : TD = 110/70mmHg, S = 36,8 ⁰C, N = 82
x/mnt, RR = 22x/mnt, BB = 51 kg,
Inf. D 10% 500 cc/12 jam dan NaCl 0,9% 500cc/
12 jam
Makan habis seperempat porsi bubur, minum ±
400cc, BAB 2 kali cair volume ±150cc dengan
kosistensi cair, ampas sedikit, warna kuning agak
kecoklatan, tidak ada darah. BAK 2 kali volume
±150cc kuning pekat, tidak muntah, masih mual,
nyeri abdomen skala 6, bisa tidur ± 30mnt, mukosa
mulut basah, turgor kulit membaik

A : Dx. 1: Ketidakseimbangan Kebutuhan Cairan dan


Elektrolit dalam Tubuh berhubungan
dengan output berlebihan belum teratasi
Dx. 2: Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (nyeri perut)
b/d hiperperistaltik usus, diare, dan
muntah belum teratasi
Dx. 3: Pemenuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake nutrisi belum teratasi
Dx. 4: peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan infeksi sekunder dan intake yang
tidak adekuat tidak terjadi

P : R/ Intervensi keperawatan dilanjutkan

2. Sabtu, Melakukan operan pasien dengan Suster P.


2 Maret Diagnosa: Gastroenteritis
2019 IVFD D 10% 500 cc/12 jam dan NaCl 0,9% 500cc/ 12
14:00 WIB jam
Keluhan: Diare sudah tidak ada
Rencana tindakan
1. Memantau tanda vital
2. Memantau tanda dan gejala dehidrasi
3. Memantau masukan dan pengeluaran
15:00 WIB Melakukan pengkajian dan mengobservasi TTV Respon: Br. A
Pasien mengatakan bisa
tidur, BAB 1x sudah tidak
cair tapi fases sedikit,
tidak muntah, mual
berkurang, nyeri perut
tidak ada, sudah tidak
demam.
16:00 WIB Respon: Br. A

16:00 WIB Memberikan obat Injeksi Ondansentron 4 mg Respon: Br. A


Obat masuk IV, tidak ada
bengkak, tidak ada tanda-
tanda alergi obat
18:00 WIB Mengevaluasi diet pasien Respon: Br. A
Makan habis setengah
porsi bubur, minum ±
400cc,

13:00 WIB Mengobservasi keadaaan umum dan tanda-tanda vital Br. A


TD: 110/70 mmHg, N 76x, RR 26x, suhu 36,4oC
Pukul Mengevaluasi kembali keadaan pasien: Br. A
14:00 WIB S: Pasien mengatakan bisa tidur, BAB 1x sudah
tidak cair tapi fases sedikit, tidak muntah, mual
berkurang, nyeri perut tidak ada, sudah tidak
demam.

O: K/u: baik, Kesadaran: CM


TTV : TD: 110/70mmHg, S: 37,2 ⁰C,
N = 98 x/mnt, RR = 20x/mnt, BB = 51,5 kg,
Makan setengah porsi bubur, minum ±600cc,
BAB 1 kali semipadat sedikit, BAK 2 kali kuning
sedikit pekat, tidak muntah, nyeri abdomen
skala 3, bisa tidur ±5 jam (12.00 – 17.00),
mukosa mulut basah, turgor baik.

A: Dx. 1: Ketidakseimbangan Kebutuhan Cairan


dan Elektrolit dalam Tubuh berhubungan
dengan output berlebihan teratasi
Dx. 2: Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (nyeri
perut) b/d hiperperistaltik usus, diare,
dan muntah teratasi
Dx. 3: Pemenuhan Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan
tidak adekuatnya intake nutrisi belum
teratasi
Dx. 4: peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan infeksi sekunder dan intake yang
tidak adekuat teratasi
20.30 Operan dinas dengan shift malam

3. Minggu, 3 Melakukan operan pasien dengan Zr. P. Br. A


Maret Diagnosa: Gastroenteritis
2019 Keluhan
08:00 WIB Sudah tidak ada keluhan
Rencana tindakan:
1. Memantau tanda vital
2. Edukasi cuci tangan menurut wHO
3. Memantau masukan dan pengeluaran

09:00 WIB Melakukan pengkajian dan mengobservasi TTV Respon: Br. A


Pasien mengatakan bisa
tidur, BAB 1 kali sudah
tidak cair , tidak muntah,
tidak mual, nyeri perut
tidak ada, sudah tidak
demam.

TTV : TD:120/60mmHg,
S: 36,5⁰C, N: 88 x/mnt,
RR: 20x/mnt, BB: 52,5 kg
Makan seporsi habis,
Minum ±2000cc, BAB 1x
padat ±600 gram, BAK 5x
kuning jernih volume
±1800cc, tidak Muntah,
nyeri abdomen skala 0,
dapat tidur 6-7 jam,
mukosa mulut basah,
turgor baik.

10:00 WIB Memberikan edukasi tentang cara cuci tangan yang Respon: Br. A
benar menurut WHO Pasien mengerti dan
mampu mempraktekkan
cara mencuci tangan
dengan baik

11:00 WIB Observasi tetesan infus Respon: Br. A


Infus menetes lancer,
tidak ada tanda-tanda
plebitis
12:00 WIB Memberikan obat Injeksi Omeprazol 40mg Respon: Br. A
Obat masuk IV, tidak ada
bengkak, tidak ada tanda-
tanda alergi obat
13:00 WIB Mengobservasi keadaaan umum dan tanda-tanda vital Respon: Br. A
TD: 120/80 mmHg, N 82x,
RR 26x, suhu 36,5⁰C
14:00 WIB S: Pasien mengatakan bisa tidur, BAB 1kali sudah Br. A
tidak cair , tidak muntah, tidak mual, nyeri perut
tidak ada, sudah tidak demam.
Mengevaluasi ulang keadaan pasien
O: K/u: baik, Kesadaran: CM
TTV : TD: 120/60mmHg, S: 36,5 ⁰C, N: 88 x/mnt,
RR: 20x/mnt, BB: 52,5 kg
Makan seporsi habis, Minum ±2000cc, BAB 1x
padat ±600 gram, BAK 5x kuning jernih volume
±1800cc, tidak Muntah, nyeri abdomen skala 0,
dapat tidur 6-7 jam, mukosa mulut basah, turgor
baik.

A : Dx. 1: Ketidakseimbangan Kebutuhan Cairan dan


Elektrolit dalam Tubuh berhubungan
dengan output berlebihan teratasi
Dx. 2: Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (nyeri perut)
b/d hiperperistaltik usus, diare, dan
muntah teratasi
Dx. 3: Pemenuhan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
Tubuh berhubungan dengan tidak
adekuatnya intake nutrisi teratasi
Dx. 4: peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan infeksi sekunder dan intake yang
tidak teratasi

P : R/ dilanjutkan
- Inf.NaCl 0,9% 500cc/ 12 jam
- Menganjurkan klien untuk mematuhi diet yang
telah diprogramkan
Operan dinas dengan shift sore
Br. A
Br. A
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau
tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatann suhu tubuh. Penyebabnya terjadi karena
tiga faktor berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan akibat utama penyebab diare pada anak.
Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
1) Infeksi bakteri: Vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan aeromonas
2) Infeksi virus: Entero virus (virus echo, virus coxsakria, poliomyelitis)
3) Infeksi parasit: Cacing ( ascaris, tricuris, yuris) protozoa, jamur
b. Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan seperti tongilitis, dan ensefalitis.

2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
b. Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang berlebihan

3.2 Saran
Dalam melakukan perawatan gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta
selalu menjaga kesterilan alat, maka mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui
tanda dan gejal adanya diare serta derajat dehidrasi pada klien, perawat harus mampu mengetahui
kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan
fungsional pasien.

Anda mungkin juga menyukai