Oleh:
AEP SAEPUDIN
Penyusun
DAFTAR ISI
2. Tujuan khusus
a. Mampu dan menjelaskan definisi patofissiologi
gastroenteritis.
b. Mampu dan menjelaskan manifestasi klinis gastroenteritis
c. Mampu dan menjelaskan klasifikasi gastroenteritis
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan
usus halus (Lewis, 2000). Gastroenteritis adalah inflamasi mebran-
membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan
muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan
elektrolit (Cecyly, 2002). Menurut (Ardiansah, 2012), Gastroenteritis
adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh.
2.2 Etiologi
Etiologi gastroenteritis menurut Sudoyo (2009), adalah:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal: infeksi saluran pencernaan makanan akibat
utama penyebab diare pada anak. Meliputi infeksi internal
sebagai berikut :
1) Infeksi bakteri: Vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan
aeromonas
2) Infeksi virus: Enterovirus (virus echo, virus coxsakria,
poliomyelitis)
3) Infeksi parasit: Cacing (ascaris, tricuris, yuris) protozoa,
jamur
b. Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan
seperti tonsilitis, dan ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
3. Faktor makanan, seperti makanan basi atau makanan beracun
4. Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang
berlebihan
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi gastroenteritis menurut Depkes (1999), Diare
diklasifikasikan menjadi:
1. Diare Akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikan
kembali secara klinis menjadi:
a. Diare Non-Inflamsi
Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan
diare menjadi cair dengan volume besar tanpa lendir dan
darah. Keluhan abdomen jarangn terjadi atau bahkan tidak
sam sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak
mendapatkan cairan yang sesuai dengan pengganti. Tidak
ditemukan leukosit pada pemeriksaan feses rutin.
b. Diare Inflamasi
Disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin
di kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas
dengan sampai nyeri kolik, mual, muntah, demam,
tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi. Secara mikroskopis
terdapat klendir dan darah pada pemeriksaan feses rutin
dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit
polimorphonuklear.
3. Pemeriksaan Darah
Darah parifer lengkap, analisa darah dan elektrolit (terutama
Na, Ca, K , dan P serum pada diare yang disertai kejang),
anemia dan dapat terjadi karena malnutrisi atau malabsorpsi
tekanan fungsi sumsum tulang (proses inflamasi kronis)
peningkatan sel-sel darah putih, pemeriksaan kadar ureum
dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
4. Duodenal Intubation
Untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif
terutama pada diare kronik.
2.7 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Menurut supartini (2004) penatalaksanaan medis
terhadap pasien gastroenteristis meliputi:
a. Pemberian Cairan
Pemberi cairan pada pasien gastroenteristis dan
memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.
Pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan yang
diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCL dan
Na HCO3, KCL dan glukosa untuk diare akut. Sebenarnya
ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
kebutuhan pasien, tetapi semuanya itu tergantung
tersedianya cairan setempat. Pada cairan pringer laktat
diberikan tergantung berat atau ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan
umur dan berat badanya
1. Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kg BB/hari, kemudian
125ml/kgBB/oral
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kgBB/oral kemudian
125ml/kgBB/hari
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5
tetes/kgBB/menit, 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB
oralit peroral
b. Pemberian Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang
hilang melalui tinja dengan tanpa mutah dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat
lain.
1. Obat anti sekresi
a) Asetosal sosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30
mg.
b) Klorpomozin dosis 0,5-1mg/kg/BB/har
2. Obat spasmolitik
Umumnya obat spasmolitik seperti papaverin estrak
deladora, opium loperamia tidak di gunakan untuk
mengatasu diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti:
kaolin, pectin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untu mengatasi diare sehingga tidak di berikan lagi.
c. Antibiotik
Umumnya antibiotik diberikan bila tidak ada penyebab
yang jelas. Bila penyebabnya kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50mg/kg/BB/hari. Antibiotik juga
diberikan bila terdapat penyakit seperti OMA, faringitis,
bronchitis/bronkopeneumenia
2. Penatalaksanaaan Keperawatan
a. Rencanakan dan berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
b. Monitor tanda-tanda dehidrasi: penurunan kesadaran,
takikardi tensi turun, anuriya, keadaan kulit atau turgor
c. Gantikan makanan padat
d. Monitor tanda-tanda vital
e. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
III. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GASTROENTERITIS
3.1. Pengkajian
1. Data subyektif
a. Sering defekasi (cair/lender, warna hijau/kuning kehijauan,
mengandung darah)
b. Nafsu makan menurun
c. Mual dan muntah
d. Nyeri atau distensi abdomen
e. Ada demam, lemah, pucat
f. Lecet pada anus
g. Alergi susu sapi
h. Anak sering minta minum
2. Data Obyektif
a. Turgor kulit kurang elastis
b. Bab cair ada lender/darah
c. Gelisah/penurunan kesadaran
d. Perasaan haus
e. Penurunan berat badan
f. Suhu tubuh meningkat
g. Penurunan tekanan darah
h. Asidosis metabolic
i. Hiperperistaltik
j. Air mata tidak ada/berkurang/cekung
k. Mukosa bibir kering
l. Rewel/cengeng pada anak
m. Anus tampak merah/lecet
n. Adanya NCH dan retraksi
o. Ubun-ubun cekung pada bayi / anak
Data Penunjng :
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi keperawatan :
Data Penunjang:
hiperperistaltik usus, diare, dan muntah
Tujuan:
Setelah dilakukan Askep selama 1 x 24 jam Rasa nyeri hilang
serta merasakan rasa nyaman
Kriteria hasil :
1. Kram/ nyeri berkurang/hilang.
2. Diare berkurang/hilang.
3. Muntah berkurang/hilang.
Intervensi kteperawatan :
1. Atur posisi pasien terlentang dan pasang bantal
penghangat di atas abdomen.
2. Berikan minum air putih hangat sedikit tapi sering.
3. Singkirkan pandangan yang tidak menyenangkan dan
bau-bauan yang tidak sedap dari pasien
4. Instruksikan kepada pasien untuk menghindari Makanan
yang mengandung lemak atau tinggi serat (misal ; susu,
buah).Minum dingin /panas.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
3. Diagnosa keperawatan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan gangguan pemenuhan nutrisi
teratasi
Kriteria hasil :
1. Nafsu makan baik
2. Berat badan tidak turun/kurang dari 10 %
3. Mual dan muntah tidak ada/berkurang
4. Porsi makan yang disediakan dihabiskan
Intervensi kteperawatan :
1. Timbang berat badan setiap hari
2. Observasi intake dan output pasien
3. Setelah rehidrasi berikan makan sedikit tapi sering
4. Beri penkes tentang pentingnya nutrisi untuk proses
penyembuhan
5. Hindari minuman buah-buahan
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian nutrisi melalui
parentral bila perlu
4. Diagnosa keperawatan 5
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi
Data Penunjang :
- Anus tampak kemerahan dan lecet
- Anak terlihat rewel bila sedang dibersihkan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
1. Anus tidak merah dan lecet
2. Penyembuhan kulit cepet
Intervensi keperawatan :
1. Kaji integritas kulit
2. Jaga daerah bokong untuk tetap kering dan bersih
3. Beri penkes untuk menggunakan sarung tangan dan
menjaga kebersihan di derah bokong
4. Libatkan pasien/orang tua untuk menjaga daerah bokong
tetap kering dan bersih
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat topical
5. Diagnosa keperawatan 6
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat, proses infeksi, penurunan proses absorbs
Data Penunjang :
- Tanda – tanda vital; suhu, pernafasan, nadi meningkat
- Membran mukosa kering
- Wajah tampak kemerahan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan peningkatan suhu tubuh teratasi
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam batas normal
2. Membran mukosa bibir lembab
3. Pasien terlihat nyaman
Intervensi keperawatan :
1. Observasi tanda-tanda vital pasien
2. Berikan kompres air hangat/lakukan surface cooling bila
perlu
3. Berikan pasien banyak minum
4. Berikan penkes proses panas
5. Libatkan keluarga untuk kompres air hangat
6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral dan pemberian obat
antipiretik
6. Diagnosa keperawatan 7
Gangguan keseimbangan asam basa berhubungan dengan
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan
Data Penunjang :
- Hasil pemeriksaan laboratorium (AGD, elektrolit, HT, pH
dan serum albumin.
- Tanda dan gejala dehidrasi (Turgor kulit jelek, ubun-ubun
dan mata cekung, membrane mukosa kering ).
Tujun :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan gangguan keseimbangan asam
basa teratasi
Kriteria hasil :
1. Tanda – tanda dehidrasi tidak ada
2. Hasil AGD dan elektrolit dalam batas normal
3. Akral hangat
4. Tanda – tanda vital dalam batas normal
Intervensi keperawatan :
1. Observasi tanda – tanda vital pasien
2. Observasi intake – output pasien
3. Observasi tanda – tanda dehidrasi yang mengarah ke
gangguan keseimbangan asam basa
4. Libatkan pasien dalam pemberian cairan
5. Beri penkes tentang pemberian cairan elektrolit
6. Kolaborasi:
- Pemeriksaan AGD dan elektrolit
- Pemberian cairan yang mengandung elektrolit
7. Diagnosa keperawatan 8
Cemas berhubungan dengan hospitalisasi kurangnya
pengetahuan tentang penyakitya
Data Penunjang :
- Wajah pasien dan keluarga terlihat bingung
- Pasien dan keluarga sering bertanya – Tanya tentang
prnyakit
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria
waktu yang telah ditentukan cemas orang tua berkurang
Kriteria hasil :
1. Ekspresi muka orang tua lebih rileks
2. Orang tua mengatakan kecemasannya berkurang
Intervensi keperawatan :
1. Kaji tingkat kecemasan orang tua
2. Bantu orang tua mengekpresikan perasaannya,
kecemasannya
3. Libatkan orang tua dalam perawatan anaknya
4. Berikan informasi mengenai perawatan yang akan
diberikan
5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan penjelasan
tentang penyakit pasien
8. Diagnosa keperawatan 9
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi keperawatan
4. Implementasi
- Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan secara terus menerus untuk
menilai kemajuan dalam mencapai tujuan. Dalam
melakukan evaluasi formatif dapat dilihat pada catatan
perkembangan pasien. Selain itu evaluasi harus berpedoman
pada tahap selanjutnya.
- Evaluasi sumatif
Evaluasi ini dibuat setelah beberapa tujuan dari yang
diharapkan pasien tercapai. Evaluasi sumatif asuhan
keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis sesuai
dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama Inisial : Ny. P
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, TTL : Jakarta, 22 Juli 1992
Pendidikan : SLTA
No. Rekam Medis : 00-31-00
Usia : 26 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Ruang Rawat : Hawa
Alamat : Kebayoran Lama
Tanggal Masuk : 1 Maret 2019
Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2019
DPJP : dr. A, Sp.PD
Diagnosa : Gastroenteritis
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama
BAB cair dan muntah.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan mual sejak 3 hari sebelum masuk RS,
muntah lebih dari 5x air dan makanan, 2 hari sebelum
masuk RS mencret lebih dari 3 kali, air (+), ampas (+), darah
(-). Keluhan juga disertai demam 5 hari meningkat setiap
sore, nyeri uluh hati (-), BAK (+) baru 1x hari ini, batuk (-).
e. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan
ataupun obat-obatan tertentu.
g. Riwayat Kemoterapi
Pasien mengatakan tidak pernah menjalani kemoterapi.
h. Golongan Darah
Pasien mengatakan belum pernah memeriksakan golongan
darah sebelumnya.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tampak sakit sedang.
b. Kesadaran
Composmentis: GCS 15 (E4 M6 V5)
Tanda-tanda Vital:
TD 130/85 mmHg
Suhu 37,2oC
Frekuensi Nadi 100 permenit
Frekuensi nafas 18 permenit
c. Antropometri
Berat Badan sebelum sakit : 54 Kg
Berat Badan saat sakit : 51 Kg
Tinggi Badan : 160 cm
d. Pengkajian Persistem
1) Sistem Sususan Syaraf
a) Kesadaran : Composmentis
b) Kepala : Tidak ada kelainan
c) Ubun-ubun : Datar
d) Wajah : Wajah tampak pucat, sklera non
ikterik, hidung tidak sianosis.
e) Leher : Tidak ada kelainan pada leher, tidak
ada kelenjar tiroid
f) Kejang : Tidak ada
g) Sensorik : Tidak ada kelainan
h) Motorik : Tidak ada kelainan
2) Sistem Penglihatan
a) Posisi mata : Simetris
b) Ukuran pupil : Isokor
c) Kelopak mata : Tidak ada kelainan
d) Konjungtiva : Ananemis
e) Sklera : Tidak ada kelainan
f) Alat Bantu : Pasien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
3) Sistem Penciuman
Tidak ada kelainan
4) Sistem Pernafasan
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada refraksi otot
interkosta
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : Suara Tympani
d) Auskultasi : Vesikuler
5) Sistem Kardiovaskuler
a) Warna kulit : Warna kulit tampak pucat
b) Nyeri dada : Pasien mengatakan tidak ada nyeri
dada
c) Denyut nadi : Nadi teraba cepat dan lemah
d) Sirkulasi : Akral teraba hangat
e) Pulsasi : Kuat
f) CRT : < 2 detik
g) Bunyi jantung : Rhytme teratur
6) Sistem Pencernaan
a) Mulut : Mukosa bibir pasien tampak kering
b) Gigi : Gigi pasien tidak ada kelainan
c) Lidah : Lidah pasien tampak bersih
d) Tenggorokan : Tidak ada nyeri menelan
e) Abdomen
Inspeksi : Perut pasien tampak simetris
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : Terdapat suara tympani
Auskulutasi : Bising usus pasien meningkat 12x
tiap menit
7) Sistem Genitalia
a) Kebersihan : Bersih
b) Kemaluan : Tidak ada kelainan
8) Sistem Integumen
Secara umum kulit tampak pucat
9) Sistem Muskuloskeletal
a) Pergerakan sendi : Pasien mengatakan lemas
b) Kekuatan otot : Baik
c) Nyeri sendi : Tidak ada
d) Oedema : Tidak ada
e) Fraktur : Tidak ada
f) Parese : Tidak ada
g) Postur tubuh : Normal
h) Ekstremitas : Tangan kiri terpasang infus,
tangan kanan dan kedua tungkai
bebas
i) Kekuatan Otot : 5 5
5 5
10) Sistem Endokrin Metabolik
a) Mata : Tidak ada keluhan
b) Leher : Tidak ada distensi vena jugularis
11) Sistem Repoduksi
Tidak ada kelainan sistem reproduksi
BB 54 kg BB 51 kg
Minum: Minum:
Pasien Pasien mengatakan
mengatakan minum hanya
minum 8 gelas per sedikit, hanya
hari minum 800 cc/hari
2. Pola BAK: BAK:
Eliminasi Pasien Pasien hari ini
mengatakan BAK mengatakan BAK 1x
4x perhari, warna hari, warna kuning
BAK jernih pekat, ± 500 cc
BAB: BAB:
Pasien Pasien mengatakan
mengatakan BAB BAB lebih dari 3x
2x perhari, warna perhari sebelum
kuning, masuk RS, cair dan
konsistensi padat berlendir, dan masih
berlendir sedikit berampas
3. Pola Pasien Pasien tidur siang 2
Istirahat & mengatakan jam
tidur jarang tidur siang
g. Proteksi
1) Aktivitas : Di tempat tidur Mandiri
2) Aktivitas : Berjalan
3) Berjalan : Bisa berjalan
4) Alat ambulasi : Tidak ada
5) Ekstremitas atas : Terpasang IVFD line sebelah kiri
h. Kebutuhan Komunikasi
1) Bicara : Dapat bicara normal
2) Bahasa sehari-hari : Bahasa Indonesia
3) Penerjemah : Tidak
4) Hambatan belajar : Tidak
5) Cara belajar disukai : Diskusi
6) Pasien dan keluarga menginginkan informasi tentang
proses penyakit, pemeriksaan penunjang, obat-obatan,
dan nutrisi.
Hematologi
- Hemoglobin 13,8 13,2-17,3 g/dl
- Hematokrit 41,8 40,0-52,0 %
- Trombosit 305. 150.000-440.000 /uL
/uL
- Leukosit 7,7 4.800-10.600
mg/dL
- Eritrosit 5,40 3,50 – 5,50
83
Glukosa Sewaktu < 180
FUNGSI GINJAL
- Ureum 13 ≤ 50
- Creatinin
0,6 L:0,6-1,1 P:0,5–0,9
FAAL HATI
- SGPT 31 L≤ 42 P: ≤ 32
ELEKTROLIT
- Na
136 136 – 146
- K 3,7 3,5 – 5,0
- Cl 104 98 – 106
Urin Lengkap
Makroskopik
- Kejernihan
Keruh Jernih
- Warna
Kuning Kuning
- Berat Jenis
1.005 1.003-1.030
- pH
6.5 5.0-6.0
- Leukosit
Positif Negatif
- Nitrit
Negatif Negatif
- Blood
+++ Negatif
- Protein
Negatif Negatif
Mikroskopik
0-1
- Leukosit 3-4 0-3
- Eritrosit 6-8 Positif
- Epitel 4-6 Negatif
- Bakteri Positif
Hiperperistaltik
Faktor infeksi,
Malabsorbsi, Makanan,
dan Psikologi
2. Data Subyektif: Bera badan menurun Perubahan
Pasien kebutuhan
mengatakan Nafsu makan menurun nutrisi
tidak mau
makan. Pasien Mual, muntah
mengatakan
mual dan rasa
ingin muntah
Data Objektif:
Berat badan saat
ini 51 Kg,
sebelum masuk
RS berat badan
54 kg
Gerakan meremas
Data Objektif: berlebih
Bising usus
meningkat Diare
20x/menit, BAB
cair 4 kali saat Menurun kesempatan
di RS, muntah 1 utk menyerap makanan
kali saat di RS ),
T=118/71mmHg,
terdapat nyeri
tekan pada
abdomen bagian
bawah dengan
skala 6 ( nyeri
sedang )
3. Data Subjektif: Hipertermi Resiko tingi
Pasien peningkatan
mengatakan Merangsang Hipotalamus suhu tubuh
demam 5 hari
meningkat setiap Sirkulasi darah menurun
sore,
Turgor kulit Dehidrasi
berkurang,
Keadaan umum Frekuensi berlebihan
lemah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang
3. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
4. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
infeksi skunder terhadap diare
C. Rencana Tindakan
15:00 WIB Melakukan pengkajian tingkat nyeri pada pasien Respon: Br. A
dengan menggunakan sekala PQRS P: Nyeri abdomen pada
saat mau BAB
Q: Nyeri seperti di remas-
remas
R: Nyeri di bagian perut
S: Sekala nyeri 6 tapi
masih bisa ditolelir
T: Nyeri pada setiap mau
BAB
16:00 WIB Atur posisi pasien terlentang dan pasang bantal Respon; Br. A
penghangat di atas abdomen. Pasien mengatakan nyeri
berkurang dan lebih
nyaman
TTV : TD:120/60mmHg,
S: 36,5⁰C, N: 88 x/mnt,
RR: 20x/mnt, BB: 52,5 kg
Makan seporsi habis,
Minum ±2000cc, BAB 1x
padat ±600 gram, BAK 5x
kuning jernih volume
±1800cc, tidak Muntah,
nyeri abdomen skala 0,
dapat tidur 6-7 jam,
mukosa mulut basah,
turgor baik.
10:00 WIB Memberikan edukasi tentang cara cuci tangan yang Respon: Br. A
benar menurut WHO Pasien mengerti dan
mampu mempraktekkan
cara mencuci tangan
dengan baik
P : R/ dilanjutkan
- Inf.NaCl 0,9% 500cc/ 12 jam
- Menganjurkan klien untuk mematuhi diet yang
telah diprogramkan
Operan dinas dengan shift sore
Br. A
Br. A
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau
tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatann suhu tubuh. Penyebabnya terjadi karena
tiga faktor berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan akibat utama penyebab diare pada anak.
Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
1) Infeksi bakteri: Vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan aeromonas
2) Infeksi virus: Entero virus (virus echo, virus coxsakria, poliomyelitis)
3) Infeksi parasit: Cacing ( ascaris, tricuris, yuris) protozoa, jamur
b. Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan seperti tongilitis, dan ensefalitis.
2. Faktor Malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
b. Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang berlebihan
3.2 Saran
Dalam melakukan perawatan gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti serta
selalu menjaga kesterilan alat, maka mempercepat proses penyembuhan. Perawat perlu mengetahui
tanda dan gejal adanya diare serta derajat dehidrasi pada klien, perawat harus mampu mengetahui
kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan
fungsional pasien.