3, Juli 2014
ABSTRACT
Teenagers who have law problems will experience psychological changes that
affect the formation of their self concept and life meaning. The teenager prisoners
who have self concept disturbance will have inability of life meaning. The
research aims to draw the relation between self concept and life meaning ability
of the teenager prisoners at Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang. This
study is a correlation analytic study using cross sectional design. The data were
analyzed using Pearson correlation and simple linier regression. The sampling
technique used total sampling. The result shows that 17 respondent have positive
self concept with high life meaning and 4 respondent have positive self concept
but low life meaning. One respondent has negative self concept with high life
meaning and 3 respondents have negative self concept and low life meaning. It is
concluded that there is a positive relation between self concept with life meaning
ability of the teenager prisoners (R = 0,533). The higher the number of self
concept, the higher the life meaning ability. Self concept contributes of 28.4% of
life meaning.
ABSTRAK
Remaja yang bermasalah dengan hukum akan mengalami suatu perubahan
psikologis yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri dan kemampuan
memaknai hidup yang dimilikinya sehingga berakibat pada ketidakmampuan
memaknai hidupnya. Penelitian ini bertujuan menggambarkan hubungan antara
konsep diri dan kemampuan memaknai hidup pada narapidana remaja di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
korelasi dengan menggunakan metode cross sectional. Data dianalisa
menggunakan korelasi pearson dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebanyak 17 responden (68%) mempunyai konsep diri
positif dengan makna hidup tinggi dan 4 responden (16%) mempunyai konsep diri
positif dengan makna hidup rendah. Sebanyak 1 responden (4%) mempunyai
konsep diri negatif dengan makna hidup tinggi dan 3 responden (12%)
mempunyai konsep diri negatif dengan makna hidup rendah. Ada hubungan antara
konsep diri dengan kemampuan memaknai hidup pada narapidana remaja di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Hubungan bersifat positif dengan
kekuatan korelasi cukup (R = 0,533). Artinya semakin tinggi konsep diri maka
semakin tinggi makna hidup, dimana setiap kenaikan satu skor konsep diri akan
dapat meningkatkan 1,061 skor makna hidup. Konsep diri memberikan kontribusi
sebesar 28,4% (R2 = 0,284) terhadap makna hidup. Hubungan ini bermakna secara
statistik, ditunjukkan dengan nilai p value = 0,006 (< 0,05).
Kata kunci: Konsep diri, makna hidup, narapidana remaja.
198
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014
199
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014
200
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014
tinggi konsep diri maka semakin tinggi mereka membutuhkan pendidikan untuk
makna hidup, dimana setiap kenaikan mewujudkan cita-citanya. Mereka harus
satu skor konsep diri akan dapat tetap menjalani dan menerima sampai
meningkatkan 1,061 skor makna hidup. masa tahanan yang ditentukan berakhir.
Konsep diri memberikan kontribusi Apabila narapidana remaja dapat
sebesar 28,4% (R2 = 0,284) terhadap menyesuaikan diri dengan lingkungan
makna hidup. Hubungan ini bermakna tahanan, maka kondisi ini dapat
secara statistik (nilai p = 0,006). menunjang kenyamanan dan perbaikan
psikologis, perkembangan konsep diri
PEMBAHASAN dapat menjadi lebih positif. Konsep diri
Konsep Diri yang positif memberikan rasa berarti,
Konsep diri positif ditemukan menyeluruh dan konsisten pada
pada 21 responden (84%), 17 responden seseorang. Narapidana remaja yang
(68%) memiliki makna hidup tinggi dan menganggap tindakannya sebagai suatu
4 responden (16%) memiliki makna trauma dalam hidupnya, maka konsep
hidup rendah. Konsep diri negatif diri yang terbentuk cenderung negatif.
ditemukan pada 4 responden (16%), 1 Meskipun remaja tinggal dalam
responden (1%) memiliki makna hidup tahanan, sebagai wujud tanggung jawab
tinggi dan 3 responden (12%) memiliki lembaga pemasyarakatan terhadap
makna hidup rendah. generasi penerus, tetap diberikan
Menurut Perry & Potter (2009) bimbingan dan binaan kepada
dalam Alimul (2006) remaja yang narapidana remaja. Binaan yang
mempunyai konsep diri positif dapat diberikan kepada narapidana remaja di
menguasai pengalaman baru dan dalam tahanan meliputi binaan mental
pengalaman sebelumnya. Pengalaman dan binaan fisik. Binaan mental yang
masa lalu dapat mempengaruhi diberikan yaitu: binaan kepribadian,
perkembangan konsep diri seseorang. binaan sosial, binaan spiritual.
Pengalaman baru diperoleh saat individu Sedangkan binaan fisik yang diberikan
berinteraksi dengan lingkungan barunya. yaitu: membuat kerajinan handycraft,
Karakteristik konsep diri terbentuk membuat sepatu, tekstil seta kaligrafi.
karena ada perasaan mampu melakukan Melalui binaan tersebut diharapkan
sesuatu, hubungan personal dan mereka memiliki tanggung jawab besar
interpersonal, karakteristik personal yang terhadap apa yang mereka kerjakan
mempengaruhi harapan diri dan sehingga mereka dapat melaksanakan
perwujudan diri yang stabil dapat tugas dengan baik. Bisa menerapkan
mengarahkan pada tujuan perkembangan binaan tersebut untuk bekerja saat berada
masa dewasa. Selain itu, karakteristik di lingkungan masyarakat dan keinginan
dan pembentukan konsep diri remaja untuk meraih cita-cita untuk menjadi
juga dipengaruhi oleh interaksi sosial orang sukses yang bisa membahagiakan
dan pengaruh teman sebaya atau orang kedua orangtua mereka. Hal inilah yang
terdekat (Stuart, 2007). membuat konsep diri narapidana remaja
Remaja dihadapkan pada menjadi positif.
kenyataan bahwa mereka tinggal dalam
tahanan sebagai narapidana atas tindakan Kebermaknaan Hidup
yang telah mereka lakukan. Kenyataan Makna hidup tinggi ditemukan
ini sangat sulit bagi mereka karena tidak pada 18 responden (72%), 17 responden
lagi memiliki kebebasan. Sedangkan (68%) memiliki konsep diri positif dan 1
masa depan mereka masih panjang, responden di antaranya memiliki konsep
201
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014
diri negatif. Makna hidup rendah responden (12%) mempunyai konsep diri
ditemukan pada 7 responden (28%), 4 negatif dengan makna hidup rendah.
responden (16%) memiliki konsep diri Konsep diri positif menunjukkan
positif dan 3 responden (12%) memiliki adanya penerimaan diri dimana individu
konsep diri negatif. dengan konsep diri positif mengenal
Menurut Frankl (1985) dirinya dengan baik. Konsep diri yang
seseorang akan menemukan makna positif bersifat stabil dan bervariasi.
hidup melalui salah satu sumber makna Individu yang memiliki konsep diri
hidup yaitu kemampuan diri untuk positif dapat memahami dan menerima
menentukan sikap dan mengubah sejumlah fakta tentang dirinya sehingga
pemikiran di balik penderitaan akan ada evaluasi terhadap diri sendiri menjadi
hikmah yang tersembunyi. Makna hidup positif dan dapat menerima diri apa
bisa didapatkan melalui sebuah adanya. Individu yang memiliki konsep
penderitaan. Berada dalam tahanan diri positif akan merancang tujuan-tujuan
adalah penderitaan yang dirasakan oleh yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan
narapidana. yang memiliki kemungkinan besar untuk
Keberadaan dicapai, mampu menghadapi kehidupan
responden/narapidana remaja di dalam masa depan serta menganggap bahwa
tahanan, diakui telah menyebabkan hidup adalah suatu proses penemuan.
penderitaan dalam sebagian dan sisa Konsep diri positif yang terbentuk
perjalanan hidup mereka. Meskipun hal menjadikan narapidana remaja memiliki
itu terjadi akibat dari tindakan yang pikiran positif terhadap dirinya dan
mereka lakukan sendiri. Narapidana mempengaruhi peningkatan kemampuan
remaja mengaku tidak memiliki memaknai hidup.
kebebasan lagi dalam menentukan apa Hal ini sesuai dengan penelitian
yang ingin mereka lakukan. Kebebasan yang dilakukan oleh Yulana (2007)
bergerak, bermain bahkan menempuh tentang makna hidup pada pekerja seks
pendidikan lanjut, seluruh hari-hari komersial. Hasil penelitian
mereka habiskan di dalam tahanan dalam menunjukkan bahwa makna hidup PSK
jangka waktu yang lama. Hal ini berdasarkan pada tujuan hidup mereka
menjadikan mereka merasa bahwa hidup untuk menghidupi diri dan keluarga.
tidak bermakna. Namun demikian, pada Perilaku mereka terbentuk dari hasil
beberapa narapidana (yaitu 72%) pengalaman kegagalan menjalin
merasakan hidup yang bermakna karena hubungan dengan lawan jenis yang
mereka memiliki konsep diri yang didapat dari perjalanan hidup yang
positif. pernah dijalani. Pengalaman penderitaan
tersebut membuat mereka akhirnya
Hubungan antara Konsep Diri dengan menemukan sebuah makna bahwa
Kemampuan Memaknai Hidup kehidupan selanjutnya harus lebih baik
Hasil penelitian menunjukkan dari sebelumnya dan bahwa kehidupan
bahwa sebanyak 17 responden (68%) tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga
mempunyai konsep diri positif dengan untuk menghidupi keluarganya. Orang
makna hidup tinggi dan 4 responden lain memandangnya sebagai penderitaan
(16%) mempunyai konsep diri positif karena pekerjaan yang dijalaninya
dengan makna hidup rendah. Sebanyak 1 rendah dan hina, tetapi subyek
responden (4%) mempunyai konsep diri melihatnya sebagai sebuah perjuangan
negatif dengan makna hidup tinggi dan 3 untuk tetap mencapai kehidupan yang
penuh arti (meaningfull).
202
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014
203
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014
204