Strategi Pertumbuhan
B. KONSENTRASI
Ragam pilihan strategi konsentrasi adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari konsumen yang
sudah dimiliki.
2. Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi
calon konsumen perusahaan.
3. Perusahaan juga dapat memilih mencoba menarik calon pembeli baru yang selama
ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing.
Strategi konsentrasi juga merupakan pilihan strategiyang mengandung risiko usaha yang
relatif kecil, karena strategi tersebuttidak menuntut kesiapan dana yang
melimpah,khususnya dana modal kerja.
C. PERLUASAN PASAR
Strategi perluasan pasar yaitu berusaha menambah jangkauanpemasaran dari jenis
barang yang sekarang telah diproduksi. dengan cara menambah pasar sasaran,
memodifikasi (memperbanyak) saluran distribusi, memperbaiki (menambah) intensitas
promosi. Perusahaan dapat memperluas wilayah pemasaran secara bertahap sejak dari
pasar lokal, regional, nasional sampai pasar internasional.
D. PENGEMBANGAN PRODUK
Strategi ini berusaha melakukan perubahan produk secara substansial. Strategi
pengembangan produk bukan sekedar perubahan kosmetik. Perubahan menyangkut
karakter (ciri) dan atribut produk.Strategi pengembangan produk memiliki risiko usaha
yang relative lebih tinggi. Dalam praktiknya, ketiga jenis strategi ini- konsentrasi,
perluasan pasar, dan pengembangan produksering kali dijalankan secara bersama-sama.
Ketiganya sepertinya dianggap saling melengkapi. Menutup kelemahan yang dimiliki
oleh masing-masing.
Strategi pengembangan produk dapat dilakukan denganberbagai cara berikut :
1. Mengembangkan(mengubah) ciri dan atribut produk.
2. Mengembangkanproduk yang memiliki berbagai tingkatan kualitas.
3. Mengembangkan produk denganberbagai ukuran dan model (profilerasi produk).
4. melakukan inovasi produk.
E. INTEGRASI HORIZONTAL
Integrasi horizontal dilakukan dengan cara melakukan akuisisi, yakni membeli
perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama yang sebelumnya menjadi
pesaingperusahaan.Integrasi horizontal sudah dikatakan terjadi jika produk baru yang
dihasilkan oleh unitusaha strategis baru memiliki keterkaitan dengan produk yang
sebelumnyatelah diproduksi. determinan utamamelakukan pilihan strategi ini terletak
pada usaha untuk memperbesarpenguasaan pangsa pasar, yang pada waktunya nanti
dapat memperbesarkekuatan pasar (market power) yang dimiliki.
F. INTEGRASI VERTIKAL
Integrasi vertikal terjadi jika perusahaan melakukan perluasan usaha pada bidang usaha
yang sebelumnya menjadi bidang garap pemasok dari perusahaan tersebut atau bidang
usaha yang menjadi bidang garap konsumen dari perusahaan tersebut. Jika memasuki
bisnis baru yang sebelumnya menjadi bidang usaha pemasok, proses tersebut dinamai
dengan integrasi ke belakang (backward integration) atau integrasi ke hulu. Jika
memasuki bisnis baru yang sebelumnya menjadi bidang usaha konsumen (selain
konsumen akhir), proses tersebut dinamai integrasi ke depan (forward integration) atau
integrasi ke hilir.
G. DIVERSIFIKASI KONSENTRIK
Ada dua macam diversifikasi usaha, yakni diversifikasi konsentrik dan konglomerasi.
Diversifikasi konsentrik terjadi jika perusahaan memutuskan melakukan ekspansi usaha
dengan menambah unit usaha baru.
H. DIVERSIFIKASI KONGLOMERASI
Diversifikasi konglomerasi terjadi jika perusahaan melakukan ekspansiusaha dengan
membentuk unit usaha strategis baru pada berbagai bidangusaha yang sama sekali tidak
memiliki keterkaitan dengan bidang usaha yangsebelumnya telah dimiliki. Strategi
diversifikasi konglomerasi dipandang tepat sebagai sarana penyebaran dan pengurangan
risiko usaha. Diversifikasi konglomerasi menuntut syarat permodalan yang amat besar,
yang dalam praktiknya tidak begitu mudah dipenuhi tanpa biaya modal yang tinggi.
Diversifikasi juga menuntut kecakapan dan sekaligus kecermatan pengelolaan.
1. ASAL USUL
Jurnal dan buku yang berkaitan dengan tema penyehatan perusahaan terus mengalir
dengan tingkat aliran yang lebih deras di bandingkan masa sebelumnya. Tiga karya
berikut ini (Bibeault,1982, 1999 ; Cameron,dk.ed.1988 ; Slatter,1985) sepertinya
dapat dinilai lebih komprehensif, dilihat dari isi, kedalaman, dan sekaligus keluasan
pokok bahasan, sekalipun ketiga-tiganya masih belum membahas keterkaitan
ketidaksehatan perusahaan dengan krisis ekonomi. Dapat dikatakan tiga karya
terseabut seabagai momentum pertumbuhan strategi penyaehatan perusahaan.
3. INDIKATOR INTERNAL
Kegagalan bisnis di negara sedang berkembang yang disebabkan oleh lingkungan
bisnis lebih tinggi dibanding di negara maju, sedangkan kegagalan bisnis di negara
maju yang disebabkan oleh variabel internal relatif tinggi, berkisar pada angka 80%.
Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai tanda perusahaan tidak sehat
yang muncul pada tahap awal daur kehidupan perusahaan, yaitu :
1. Ketidakcukupan kas
2. Keterbatasan (tekanan) likuiditas
3. Pengurangan modal kerja
4. Utang dagang membengkak
5. Piutang dagang meningkat
6. Penurunan ROI ( Return On Investment)
7. Penjualan mendatar (tidak meningkat)
8. Rugi terus-menerus dalam beberapa kuartal
9. Absensi tenaga kerja meningat
10. Tenaga kerja meningkat
11. Pengaduan konsumen meningkat
12. Arus informasi keuangan dan manajemen semakin meningkat
Berikut ini adalah beberapa indikator internal yang menunjuk pada tidak sehatnya
perusahaan yang muncul pada pertengahan daur kehidupan perusahaan
1. Persediaan meningkat
2. Penjualan menurun
3. Marjin berkurang
4. Biaya meningkat
5. Bantuan pembayaran di depan oleh bank meningkat
6. Permintaan konsiderasi dari bank bertambah
7. Informasi keuangan dan manajemen lambat dan tidak akurat
8. Kepercayaan konsumen berkurang
9. Saldo rekening bank tidak mencukupi
10. Tertundanya piutang dagang konsumen yang tak terpercaya
11. Pelanggaran perjanjian utang
12. Pembayaran tagihan dengan dana dari bank
Berikut ini adalah daftar indikator internal yang dapat muncul pada setiap tahapan
daur kehidupan perusahaan yaitu :
1. Harta kekayaan menurun
2. Pangsa pasar produk kunci menurun
3. Biaya pabrikasi meningkat
4. Peningkatan perputaran tenaga kerja dan manajemen
5. Gaji dan tunjangan karyawan meningkat lebih cepat dibandingkan peningkatan
produktifitas dan laba
6. Jenjang manajemen bertambah panjang
7. Berpindahnya penguasaan pangsa pasar kepada pesaing
8. Konflik antara manajemen dengan tujuan dan misi perusahaan
9. Perbedaan arah manajemen dan arah perusahaan
10. Buruknya akuntansi perusahaan
11. Kesediaan memberi kredit pada konsumen yang dapat membayar pada waktu
yang ditetapkan
12. Penambahan utang yang tak terendali
13. Rekening bank bersaldo defisit secara mendadak
4. INDIKATOR KOMBINASI
Berikut ini adalah tanda-tanda yang dijadikan petunjuk tida sehatnya perusahaan
yang disebaban oleh kedua determinan (eksternal dan internal) yaitu :
1. Penerapan manajemen dengan prinsip perkecualian
2. Delegasi tanpa pengendalian, pengawasan, dan umpan balik
3. Vertikalisasi jenjang organisasi
4. Karyawan dengan lebih dari satu pemimpin
5. Putusnya rantai komando
6. Sangat bergantung pada MBO (management by objective)
7. Gaya kepemimpinan megah mewah oleh manajer senior
8. Memasarkan produk yang salah
9. Memasarkan pada pangsa pasar yang salah
10. Tidak ada perhatian yang cukup pada R & D (penelitian dan pengembangan)
11. Kesalahan pemilihan saluran destribusi
12. Sistem informasi keuangan yang tidak tanggap
13. Kehilanggan keunggulan bersaing
14. Perubahan teknologi
15. Perubahan regulasi
16. Kurang paham terhadap kebutuhan konsumen
17. Dominasi departemen tertentu.
5. PENYEHATAN STRATEGIK
Ada dua macam penyehatan perusahaan, yakni penyehatan strategik
(strategicturnaround) dan penyehatan operasional (operating turnaround)
(Arogyaswamy, 1992).
6. PENYEHATAN OPERASIONAL
Penyehatan operasional berusaha melakukan perubahan operasi perusahaan, akan
tetapi hampir sama sekali tidak bersentuhan dengan usaha merubah strategi bisnis.
Untuk keperluan terjadinya arah perputaran perusahaan biasanya menggunakan
cara :
1. Manajemen berusaha meningkatkan penghasilan yang diperoleh dengan
berbagai teknik, Misanya dengan pemotonan harga, promosi, penambahan dan
perbaikan pelayanan konsumen, memperbaiki saluran distribusi dan kualitas
barang
2. Manajemen melakukan pemotongan (penghematan) biaya, misalnya biaya
administrasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan.
Pemilihan strategi ini tepat dilaksanakan oleh perusahan yang beroperasi dalam
industri yang telah dewasa yang hampir tidak menyediakan peluang pangsa pasar.
Strategi ini biasanya juga dipilih perusahaan yang memiliki fleksibilitas yang cukup
dalam anggaran operasi sehingga membuka peluang adanya pengurangan biasa yang
signifikan.
7. PROSES PENYEHATAN
Strategi penyehatan berusaha melakukan putaran arah perusahaan untuk kembali ke
arah menuju pertumbuhan.
Tahapan proses penyehatan, yaitu :
1. Manajemen melakuan evaluasi menyeluruh. Yang biasanya memerlukan waktu satu
bulan sampai tiga buian.
2. Membuat rencana penyehatan. Yang biasanya memerlukan waktu satu bulan sampai
enam bulan.
3. Manajemen mengimplementasikan rencana penyehatan yang telah dibuat. Biasanya
memerlukan waktu enam bulan sampai dua belas bulan.
4. Manajemen membuat langkah stabilisasi perusahaan, biasanya memerlukan waktu
enam bulan sampai dua belas bulan.
5. Penyiapan ke arah pertumbuhan bisnis. Memerlukan waktu antara satu sampai dua
tahun.
8. INERVENSI NEGARA
Biasanya disebabkan oleh krisis ekonomi, yang ditandai oleh berkurangnya daya beli
masyarakat secara signifikan dan berkepanjangan. Tidak ada pilihan lain kecuali
negara harus ikut terlibat langsung maupun tidak langsung, membantu proses
pemulihan kesehatan perusahaan sekalipun terjadi perbedaan apa persisnya strategi
yang harus dilakukan oleh negara.
Pada umumnya keterlibatan negara dilakukan dalam tiga tahapan pokok, yaitu :
1. Negara merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi makro dan
hukum yang diperlukan sebagai landasan penyehatan.
2. Negara terlebih dahulu menyehatkan sektor keuangan, khususnya perbankan.
3. Negara melakukan intervensipenyehatan terhadap sektor riil, setelah terlebih
dahulu melakukan pemilahan perusahaan mana yang masih bisa dan memilioki
harapan untuk sehat kembali dan perusahaan yang tidak mungkin lagi
disehatkan.
STRATEGI DIVESTASI
Merupakan strategi keluar dari pasar, hal ini terjadi ketika perusahaan gagal berkembang
dan tidak terlihat prospek yang cerah,pemilik bersama manajemen dapat saja langsung
memutuskan meninggalkan pasar.
Alasan perusahaan melakukan divestasi yaitu: determinan pokok yang paling sering
memaksa manajemen memilih menutup operasi unit usaha strategis dan keluar dari pasar
adalah buruknya kinerja perusahaan,khususnya dalam mencapai sasaran laba dan atau ROI
(Return On Investment).
Alasan lain (necessary condition)yang dapat mendorong manajemen melakukan divestasi,
yakni:
1. Kehendak memperbaiki posisi aliran kas
2. Usaha menghindari kerugian modal yang lebih besar
3. Pengurangan utang perusahaan
4. Mengurangi risiko bisnis, termasuk risiko kegagalan
5. Mengurangi biaya operasi sebagai akibat kesalahan pemilihan lokasiperusahaan
6. Keinginan melakukan diversifikasi, yang kini terhambat karenaberoperasi pada satu
bidang usaha tertentu
7. Adanya persepsi operasi yang kurang harmonis dengan unit usahastrategis yang lain
8. Lemahnya kapasitas manajerial dalam unit usaha
9. Adanya tawaran peluang bisnis yang lebih atraktif
10. Regulasi pemerintah.
1. Barang modal (aktiva) yang spesifik, yang tidak memiliki kegunaanyang berarti bagi
pihak lain dan oleh karena itu hanya memiliki nilai jualyang amat rendah
2. Biaya yang ditimbulkan karena harus memutuskan hubungan bisnisdengan pemasok,
tenaga kerja, penyalur, dan pelanggan
3. Efek negatif yang mungkin ditimbulkan secara tidak langsung pada unitusaha lain
sebagai akibat kegagalan pengelolaan pada unit usaha tertentu
4. Keberatan untuk membebankan kerugian operasi yang besar pada satuperiode (tahun)
tertentu
5. Adanya regulasi pemerintah yang melarang keluar dari pasar.