Anda di halaman 1dari 12

Inisiasi 7

Strategi Pertumbuhan

A. PENGERTIAN DAN JENIS STRATEGI PERTUMBUHAN


Strategi pertumbuhan adalah strategi bersaing yang berusaha mengembangkan
(membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk
mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Perusahaan disebut tumbuh jika
perusahaan tersebut, misalnya, berhasil meningkatkan volume penjualan, besarnya
pangsa pasar yang dikuasai, besarnya laba yang diperoleh, wilayah pemasaran yang
dijangkau, ragam produk yang dihasilkan, harta kekayaan yang dioperasikan,
penguasaan teknologi, jumlah karyawan, dan ukuran lain yang ditetapkan.
Kebutuhan perusahaan tidak lagi hanya sekedar hidup, sehat, dan berkembang.
Perusahaan juga membutuhkan usia panjang (de Geus, 1997; Dunphy, dkk. ed. 2000;
Hagel III dan Brown, 2005).
Tiga horizon pertumbuhan menurut Baghai dkk. (2000: 3-17):
1. Mempertahankan dan memperbesar bisnis inti yang kini telah dimiliki (extend dan
defend core businesses),
2. Membangun bisnis baru yang siap dikembangkan (building emerging businesses),
dan
3. Menciptakan alternatif pilihan bisnis baru yang dapat dipertanggungjawabkan
(creating viable options).

Jenis strategi pertumbuhan dapat dibedakan sebagaiberikut:


1. Konsentrasi
2. Perluasan pasar
3. Pengembangan produk
4. Integrasi horizontal
5. Integrasi vertical
6. Diversifikasi konsentrik
7. Diversifikasi konglomerasi

B. KONSENTRASI
Ragam pilihan strategi konsentrasi adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan berusaha meningkatkan tingkat penggunaan barang dari konsumen yang
sudah dimiliki.
2. Perusahaan berusaha menarik pelanggan yang dimiliki pesaing dan dialihkan menjadi
calon konsumen perusahaan.
3. Perusahaan juga dapat memilih mencoba menarik calon pembeli baru yang selama
ini belum menjadi konsumen perusahaan dan belum menjadi pelanggan pesaing.

Strategi konsentrasi juga merupakan pilihan strategiyang mengandung risiko usaha yang
relatif kecil, karena strategi tersebuttidak menuntut kesiapan dana yang
melimpah,khususnya dana modal kerja.

C. PERLUASAN PASAR
Strategi perluasan pasar yaitu berusaha menambah jangkauanpemasaran dari jenis
barang yang sekarang telah diproduksi. dengan cara menambah pasar sasaran,
memodifikasi (memperbanyak) saluran distribusi, memperbaiki (menambah) intensitas
promosi. Perusahaan dapat memperluas wilayah pemasaran secara bertahap sejak dari
pasar lokal, regional, nasional sampai pasar internasional.

D. PENGEMBANGAN PRODUK
Strategi ini berusaha melakukan perubahan produk secara substansial. Strategi
pengembangan produk bukan sekedar perubahan kosmetik. Perubahan menyangkut
karakter (ciri) dan atribut produk.Strategi pengembangan produk memiliki risiko usaha
yang relative lebih tinggi. Dalam praktiknya, ketiga jenis strategi ini- konsentrasi,
perluasan pasar, dan pengembangan produksering kali dijalankan secara bersama-sama.
Ketiganya sepertinya dianggap saling melengkapi. Menutup kelemahan yang dimiliki
oleh masing-masing.
Strategi pengembangan produk dapat dilakukan denganberbagai cara berikut :
1. Mengembangkan(mengubah) ciri dan atribut produk.
2. Mengembangkanproduk yang memiliki berbagai tingkatan kualitas.
3. Mengembangkan produk denganberbagai ukuran dan model (profilerasi produk).
4. melakukan inovasi produk.

E. INTEGRASI HORIZONTAL
Integrasi horizontal dilakukan dengan cara melakukan akuisisi, yakni membeli
perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama yang sebelumnya menjadi
pesaingperusahaan.Integrasi horizontal sudah dikatakan terjadi jika produk baru yang
dihasilkan oleh unitusaha strategis baru memiliki keterkaitan dengan produk yang
sebelumnyatelah diproduksi. determinan utamamelakukan pilihan strategi ini terletak
pada usaha untuk memperbesarpenguasaan pangsa pasar, yang pada waktunya nanti
dapat memperbesarkekuatan pasar (market power) yang dimiliki.

F. INTEGRASI VERTIKAL
Integrasi vertikal terjadi jika perusahaan melakukan perluasan usaha pada bidang usaha
yang sebelumnya menjadi bidang garap pemasok dari perusahaan tersebut atau bidang
usaha yang menjadi bidang garap konsumen dari perusahaan tersebut. Jika memasuki
bisnis baru yang sebelumnya menjadi bidang usaha pemasok, proses tersebut dinamai
dengan integrasi ke belakang (backward integration) atau integrasi ke hulu. Jika
memasuki bisnis baru yang sebelumnya menjadi bidang usaha konsumen (selain
konsumen akhir), proses tersebut dinamai integrasi ke depan (forward integration) atau
integrasi ke hilir.

Alasan perusahaan melakukan integrasi vertikal.

1. Peningkatan posisi kompetitif perusahaan.


2. Meningkatkan efisiensi ekonomi
3. Motif menguasai lebih dalam teknologi dan operasi satujenis bisnis tertentu.
4. Menimbulkan peluang yang lebih besar dan luwes dalam mendorong perusahaan
menyempumakan penerapan strategi diferensiasi.

G. DIVERSIFIKASI KONSENTRIK
Ada dua macam diversifikasi usaha, yakni diversifikasi konsentrik dan konglomerasi.
Diversifikasi konsentrik terjadi jika perusahaan memutuskan melakukan ekspansi usaha
dengan menambah unit usaha baru.

H. DIVERSIFIKASI KONGLOMERASI
Diversifikasi konglomerasi terjadi jika perusahaan melakukan ekspansiusaha dengan
membentuk unit usaha strategis baru pada berbagai bidangusaha yang sama sekali tidak
memiliki keterkaitan dengan bidang usaha yangsebelumnya telah dimiliki. Strategi
diversifikasi konglomerasi dipandang tepat sebagai sarana penyebaran dan pengurangan
risiko usaha. Diversifikasi konglomerasi menuntut syarat permodalan yang amat besar,
yang dalam praktiknya tidak begitu mudah dipenuhi tanpa biaya modal yang tinggi.
Diversifikasi juga menuntut kecakapan dan sekaligus kecermatan pengelolaan.

I. PERTUMBUHAN INTERNAL ATAU AKUISISI


Strategi pertumbuhan yang telah dijelaskan dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan
internal atau akuisisi (merger). Pembentukan usaha patungan (joint venture), pada
dasarnya, menimbulkan persoalan yang tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan
internal, sekalipun dengan tingkat kompleksitas yang lebih tinggi.Akuisisi terjadi jika
dalam melaksanakan strategi pertumbuhan dilakukan dengan cara membeli perusahaan
lain, tidak peduli apakah dengan cara peleburan atau penggabungan.

STRATEGI PENYEHATAN DAN PERUSAHAAN DAN DIVESTASI


Manajemen dimana pun tidak selalu berhasil, tak jarang gagal membesarkan
perusahaan. Menghadapi kondisi demikian, pemilik dan manajemen berusaha keras
memutar arah organisasi. Berusaha menyehatkan perusahaan dengan berbagai strategi
penyehatan (turnaround strategy) untuk mencapai kembali momentum pertumbuhan,
yang sebelumnya telah hilang. Jika gagal diperbaiki (disehatkan), pemilik dengan amat
terpaksa harus melakukan divestasi, keluar dari pasar.

1. ASAL USUL
Jurnal dan buku yang berkaitan dengan tema penyehatan perusahaan terus mengalir
dengan tingkat aliran yang lebih deras di bandingkan masa sebelumnya. Tiga karya
berikut ini (Bibeault,1982, 1999 ; Cameron,dk.ed.1988 ; Slatter,1985) sepertinya
dapat dinilai lebih komprehensif, dilihat dari isi, kedalaman, dan sekaligus keluasan
pokok bahasan, sekalipun ketiga-tiganya masih belum membahas keterkaitan
ketidaksehatan perusahaan dengan krisis ekonomi. Dapat dikatakan tiga karya
terseabut seabagai momentum pertumbuhan strategi penyaehatan perusahaan.

2. INDIKATOR DARI LINGKUNGAN BISNIS


Sehat tidaknya perusahaan dapat bersumber dari lingkungan bisnis. Lingkungan
bisnis yang tidak mendukung perkembangan perusahaan yakni lingkungan bisnis
yang hanya menjadi sumber ancaman bisnis dapat dikatakan sebagai sumber
sakitnya perusahaan. Di antara begitu banyaknya ragam lingkungan bisnis, berikut ini
disajikan beberapa tanda-tanda yang dapat dijadikan petunjuk strategis sedikitnya
peluang bisnis yang tersedia dan terbukanya ancaman bisnis,yaitu :

1. Peramalan dan penilaian implikasi manajerial menjadi sulit dilakukan, ketika


berbagai lingkungan bisnis tersebut berinteraksi satu sama lain.
2. Pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi pembentuknya memberikan
indikasi bagi manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan ekspansi
usaha.
3. Tersedianya kredit dan aktivitas pasar modal dapat digunakan sebagai indikator
mudah atau sulitnya, murah atau mahalnya dana yang diperlukan.
4. Perubahan harga memberikan indikasi yang cukup penting tentang perubahan
tingkat inflasi dan keseimbangan jumlah barang yang tersedia dan diminta pasar.

3. INDIKATOR INTERNAL
Kegagalan bisnis di negara sedang berkembang yang disebabkan oleh lingkungan
bisnis lebih tinggi dibanding di negara maju, sedangkan kegagalan bisnis di negara
maju yang disebabkan oleh variabel internal relatif tinggi, berkisar pada angka 80%.
Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai tanda perusahaan tidak sehat
yang muncul pada tahap awal daur kehidupan perusahaan, yaitu :
1. Ketidakcukupan kas
2. Keterbatasan (tekanan) likuiditas
3. Pengurangan modal kerja
4. Utang dagang membengkak
5. Piutang dagang meningkat
6. Penurunan ROI ( Return On Investment)
7. Penjualan mendatar (tidak meningkat)
8. Rugi terus-menerus dalam beberapa kuartal
9. Absensi tenaga kerja meningat
10. Tenaga kerja meningkat
11. Pengaduan konsumen meningkat
12. Arus informasi keuangan dan manajemen semakin meningkat

Berikut ini adalah beberapa indikator internal yang menunjuk pada tidak sehatnya
perusahaan yang muncul pada pertengahan daur kehidupan perusahaan
1. Persediaan meningkat
2. Penjualan menurun
3. Marjin berkurang
4. Biaya meningkat
5. Bantuan pembayaran di depan oleh bank meningkat
6. Permintaan konsiderasi dari bank bertambah
7. Informasi keuangan dan manajemen lambat dan tidak akurat
8. Kepercayaan konsumen berkurang
9. Saldo rekening bank tidak mencukupi
10. Tertundanya piutang dagang konsumen yang tak terpercaya
11. Pelanggaran perjanjian utang
12. Pembayaran tagihan dengan dana dari bank

Sedangkan indikator internal yang dapat dijadikan petunjuk tidak sehatnya


perusahaan yang lazimnya dijumpai pada tahapan akhir daur kehidupan perusahaan
yaitu :
1. Kecilnya perhatian manajemen pada menurunnya laba
2. Penguranggan staf tanpa menganalisa sebab pokoknya
3. Pembayaran melalui bank dengan saldo defisit sebagai ganti penarikan kredit
4. Krisis kas
5. Terlambatnya pembayaran utang
6. Terlambatnya hasil penagihan Piutang
7. Penurunan penjualan yang terus menerus
8. Moral karyawan sangat rendah
9. Kredibilitas perusahaan berkurang
10. Perputaran persediaan menurun drastis
11. Kepercayaan pemasok berurang
12. Semakin sedikitnya laporan yang ditujukan kepada bank
13. Pernyataan bersyarat dari hasil pemeriksaan akuntansi
14. Cek kosong
15. Munculnya beban biaya tambahan terhadap utang
16. Meningkatkan usia dagang
17. Marjin terus menerus menurun
18. Volum Penjualan terus menerus menurun
19. Meningkatnya piutang dagang tak tertagih
20. Tidak liquid
21. Modal kerja berkurang drastis
22. Tidak tersedia dana untuk pembayaran gaji
23. Efetivitas manajemen berkurang drastis
24. Usaha meyakinkan kreditur bahwa perusahaan tetap sehat dan tidak akan
diliquidasi

Berikut ini adalah daftar indikator internal yang dapat muncul pada setiap tahapan
daur kehidupan perusahaan yaitu :
1. Harta kekayaan menurun
2. Pangsa pasar produk kunci menurun
3. Biaya pabrikasi meningkat
4. Peningkatan perputaran tenaga kerja dan manajemen
5. Gaji dan tunjangan karyawan meningkat lebih cepat dibandingkan peningkatan
produktifitas dan laba
6. Jenjang manajemen bertambah panjang
7. Berpindahnya penguasaan pangsa pasar kepada pesaing
8. Konflik antara manajemen dengan tujuan dan misi perusahaan
9. Perbedaan arah manajemen dan arah perusahaan
10. Buruknya akuntansi perusahaan
11. Kesediaan memberi kredit pada konsumen yang dapat membayar pada waktu
yang ditetapkan
12. Penambahan utang yang tak terendali
13. Rekening bank bersaldo defisit secara mendadak

4. INDIKATOR KOMBINASI
Berikut ini adalah tanda-tanda yang dijadikan petunjuk tida sehatnya perusahaan
yang disebaban oleh kedua determinan (eksternal dan internal) yaitu :
1. Penerapan manajemen dengan prinsip perkecualian
2. Delegasi tanpa pengendalian, pengawasan, dan umpan balik
3. Vertikalisasi jenjang organisasi
4. Karyawan dengan lebih dari satu pemimpin
5. Putusnya rantai komando
6. Sangat bergantung pada MBO (management by objective)
7. Gaya kepemimpinan megah mewah oleh manajer senior
8. Memasarkan produk yang salah
9. Memasarkan pada pangsa pasar yang salah
10. Tidak ada perhatian yang cukup pada R & D (penelitian dan pengembangan)
11. Kesalahan pemilihan saluran destribusi
12. Sistem informasi keuangan yang tidak tanggap
13. Kehilanggan keunggulan bersaing
14. Perubahan teknologi
15. Perubahan regulasi
16. Kurang paham terhadap kebutuhan konsumen
17. Dominasi departemen tertentu.

5. PENYEHATAN STRATEGIK
Ada dua macam penyehatan perusahaan, yakni penyehatan strategik
(strategicturnaround) dan penyehatan operasional (operating turnaround)
(Arogyaswamy, 1992).

Penyehatan stategik diperlukan ketika terjadi kesalahan strategis yaitu:


1. Biasanya berkaitan dengan usaha penyehatan terhadap sakit yang disebabkan oleh
ketidak sanggupan perusahaan memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk
yang sekarang sesuai dengan komponen pokok yang telah ditetapkan
2. Penyehatan strategis diperlukan jika manajemen membuat kesalahan stategis yang
mengakibatkan perusahaan berada di luar misi yang diharapkan
3. Penyehatan strategis diperlukan ketika perusahaan dinilai memiliki kecenderungan
kehilangan posisi strategis di pasar, sekalipun perusahaan berhasil secara rata-rata
atau bahkan lebih secara operasional

6. PENYEHATAN OPERASIONAL
Penyehatan operasional berusaha melakukan perubahan operasi perusahaan, akan
tetapi hampir sama sekali tidak bersentuhan dengan usaha merubah strategi bisnis.
Untuk keperluan terjadinya arah perputaran perusahaan biasanya menggunakan
cara :
1. Manajemen berusaha meningkatkan penghasilan yang diperoleh dengan
berbagai teknik, Misanya dengan pemotonan harga, promosi, penambahan dan
perbaikan pelayanan konsumen, memperbaiki saluran distribusi dan kualitas
barang
2. Manajemen melakukan pemotongan (penghematan) biaya, misalnya biaya
administrasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan.
Pemilihan strategi ini tepat dilaksanakan oleh perusahan yang beroperasi dalam
industri yang telah dewasa yang hampir tidak menyediakan peluang pangsa pasar.
Strategi ini biasanya juga dipilih perusahaan yang memiliki fleksibilitas yang cukup
dalam anggaran operasi sehingga membuka peluang adanya pengurangan biasa yang
signifikan.

7. PROSES PENYEHATAN
Strategi penyehatan berusaha melakukan putaran arah perusahaan untuk kembali ke
arah menuju pertumbuhan.
Tahapan proses penyehatan, yaitu :
1. Manajemen melakuan evaluasi menyeluruh. Yang biasanya memerlukan waktu satu
bulan sampai tiga buian.
2. Membuat rencana penyehatan. Yang biasanya memerlukan waktu satu bulan sampai
enam bulan.
3. Manajemen mengimplementasikan rencana penyehatan yang telah dibuat. Biasanya
memerlukan waktu enam bulan sampai dua belas bulan.
4. Manajemen membuat langkah stabilisasi perusahaan, biasanya memerlukan waktu
enam bulan sampai dua belas bulan.
5. Penyiapan ke arah pertumbuhan bisnis. Memerlukan waktu antara satu sampai dua
tahun.

8. INERVENSI NEGARA
Biasanya disebabkan oleh krisis ekonomi, yang ditandai oleh berkurangnya daya beli
masyarakat secara signifikan dan berkepanjangan. Tidak ada pilihan lain kecuali
negara harus ikut terlibat langsung maupun tidak langsung, membantu proses
pemulihan kesehatan perusahaan sekalipun terjadi perbedaan apa persisnya strategi
yang harus dilakukan oleh negara.
Pada umumnya keterlibatan negara dilakukan dalam tiga tahapan pokok, yaitu :
1. Negara merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi makro dan
hukum yang diperlukan sebagai landasan penyehatan.
2. Negara terlebih dahulu menyehatkan sektor keuangan, khususnya perbankan.
3. Negara melakukan intervensipenyehatan terhadap sektor riil, setelah terlebih
dahulu melakukan pemilahan perusahaan mana yang masih bisa dan memilioki
harapan untuk sehat kembali dan perusahaan yang tidak mungkin lagi
disehatkan.

STRATEGI DIVESTASI
Merupakan strategi keluar dari pasar, hal ini terjadi ketika perusahaan gagal berkembang
dan tidak terlihat prospek yang cerah,pemilik bersama manajemen dapat saja langsung
memutuskan meninggalkan pasar.
Alasan perusahaan melakukan divestasi yaitu: determinan pokok yang paling sering
memaksa manajemen memilih menutup operasi unit usaha strategis dan keluar dari pasar
adalah buruknya kinerja perusahaan,khususnya dalam mencapai sasaran laba dan atau ROI
(Return On Investment).
Alasan lain (necessary condition)yang dapat mendorong manajemen melakukan divestasi,
yakni:
1. Kehendak memperbaiki posisi aliran kas
2. Usaha menghindari kerugian modal yang lebih besar
3. Pengurangan utang perusahaan
4. Mengurangi risiko bisnis, termasuk risiko kegagalan
5. Mengurangi biaya operasi sebagai akibat kesalahan pemilihan lokasiperusahaan
6. Keinginan melakukan diversifikasi, yang kini terhambat karenaberoperasi pada satu
bidang usaha tertentu
7. Adanya persepsi operasi yang kurang harmonis dengan unit usahastrategis yang lain
8. Lemahnya kapasitas manajerial dalam unit usaha
9. Adanya tawaran peluang bisnis yang lebih atraktif
10. Regulasi pemerintah.

Halangan keluar dari pasar jenis pertama, antara lain:

1. Barang modal (aktiva) yang spesifik, yang tidak memiliki kegunaanyang berarti bagi
pihak lain dan oleh karena itu hanya memiliki nilai jualyang amat rendah
2. Biaya yang ditimbulkan karena harus memutuskan hubungan bisnisdengan pemasok,
tenaga kerja, penyalur, dan pelanggan
3. Efek negatif yang mungkin ditimbulkan secara tidak langsung pada unitusaha lain
sebagai akibat kegagalan pengelolaan pada unit usaha tertentu
4. Keberatan untuk membebankan kerugian operasi yang besar pada satuperiode (tahun)
tertentu
5. Adanya regulasi pemerintah yang melarang keluar dari pasar.

Halangan keluar dari pasar yang bersifat psikologis,antara lain adalah:


1. Keengganan mengakui kegagalan
2. Berkurangnya kebanggaan manajerial (managerial pride)
3. Ketidaknyamanan emosional karena harus berpisah dengan perusahaanyang telah
menjadi bagian dari hidup keseharian manajemen, bukansekedar dalam soal bisnis
4. Kekhawatiran jika pihak lain yang membeli dan mengoperasikan unitusaha tersebut
justru berhasil dengan baik di kemudian hari.
Ada yang mengatakan bahwa divestasi dari industri yang berada dalam tahapan penurunan
"is just asimportant a source ofgrowth as getting into new sunrise industries".

Tiga macam pilihan strategi divestasi, yakni:


1. Melakukan penjualan menyeluruh (outright sale),
2. Mengubah unitusaha yang merupakan perusahaan anak menjadi satu entitas
(perusahaan)baru yang independen terbebas dari perusahaan induk (spin-off), dan
3. Likuidasi.

~~ Selamat Belajar Rekan-Rekan ~~

Anda mungkin juga menyukai