Anda di halaman 1dari 46

1

PROPOSAL

HUBUNGAN POLA DIET DENGAN STATUS KESEHATAN


IBU MELAHIRKAN DI PUSKESMAS
TELLU SIATTINGE

Oleh:
HARDIANTI
NIM. 1514201068

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
2019
2

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini akan dipertahankan dihadapan Tim penguji dan disetujui sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Program
Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Puangriamggalatung Sengkang.

Sengkang, Ramadhan Awal 1440 H


13 Mei 2017 M

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ikdafila, S.Kep., Ns., M.Kes. Fitriani, S.Kep.Ns.,M.Kes.


NIDN.0922058403 NUPN. 99 3600 0035

Mengetahui;

Dekan Keperawatan-Kebidanan Ketua Program Studi Keperawatan

Dr. Haerunnisa, S.Pi., M.Si H. Abdullah Haddade, SKM., M.Kes


NIDN. 0910067704 NIDN. 8812100016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
2019

ii
3

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini, yang merupakan salah satu

persyaratan untuk mengikuti ujian sidang pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.

Selama proses pembuatan proposal ini masih banyak kesulitan dan

hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan serta

kerjasama dari pihak yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan kesulitan

itu dapat teratasi dengan baik.

Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas.

Hanya kata dan hanya berbentuk kalimat, namun sebagai seorang makhluk tak

luput dari khilaf maka layak jika penulis mengucapkan pada mereka yang telah

menciptakan semacam imajinasi dan spirit juga semangat ketika penulis mulai

merangkai kata menuai bahasa. Bagaimanapun langkahku yang ada sekarang ini

tak akan pernah ada tanpa kehadiran mereka. Untuk itu perkenankanlah penulis

dengan segala hormat dan penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. H. Ais, S.Ked selaku Ketua Umum Yayasan Perguruan

Puangrimaggalatung untuk mengikuti pendidikan dan memberikan

bimbingan serta pengetahuannya.

iii
4

2. Bapak Prof. Dr. Imran Ismail, M.Si selaku Rektor Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang yang telah membimbing dan memotivasi

penulis.

3. Ibu Dr. Haerunnisa, S.Pi., M.Si selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang yang telah

memberikan bimbingan, dan motivasi kerja.

4. Ibu Tetty Surianti, S.Sit., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

yang telah memberikan bimbingan, dan dorongan serta pengalaman.

5. Bapak H. Abdullah Haddade, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi

S1 Keperawatan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang, yang telah

memberikan bimbingan dan pengetahuannya.

6. Ibu Ikdafilla, S.Kep.Ns., M.Kes. selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan masukan dan saran sampai selesainya proposal ini.

7. Ibu Fitriani, S.Kep.Ns., M.Kes. selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dan saran sampai selesainya proposal ini.

8. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberikan pengetahuan dan

bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Spesial untuk Kedua Orang Tuaku yang telah memberikan dukungan baik

secara moril maupun spiritual, dan untuk saudara-saudaraku tersayang.

10. Rekan-rekan mahasiswa angkatan VI yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang telah ikut membantu dalam penyusunan proposal.

iv
5

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan oleh karen itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun. Akhir kata penulis mengharapkan semoga proposal ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, amin.

Sengkang, 18 Mei 2019

Penulis

v
6

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................ i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

KATA PEGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

A. Tinjauan Tentang Pola Makan ................................................................... 5

B. Tinjauan Tentang Pola Diet ....................................................................... 9

C. Tinjauan Tentang Persalinan .................................................................... 18

BAB III KERANGKA KONSEP ........................................................................ 28

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................................................... 28

B. Bagan Kerangka Konsep .......................................................................... 28

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .............................................. 29

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 32

A. Jenis Penelitian......................................................................................... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 32

vi
7

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 32

D. Pengumpulan dan Penyajian Data ........................................................... 26

E. Analisis Data ............................................................................................ 35

F. Etika Penelitian ........................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu

dilakukan penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan.

Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang

cukup bagi ahli gizi dalam pelayanan gizi untuk masyarakat. Peningkatan gizi

di masyarakat memerlukan kebijakan dari setiap anggota masyarakat untuk

memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan terjamin mutunya

(Supariasa, 2011).

WHO melaporkan bahwa setengah ibu hamil mengalami anemia,

secara global 55% dimana secara bermakna trimester pertama lebih tinggi

mengalami anemia. Masalah ini disebabkan kurangnya defesiensi zat besi

dengan defisiensi zat gizi lainnya (WHO, 2015).

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan selama

masa kehamilan sehingga hal ini menjadi masalah yang besar di Indonesia

menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka

kematian ibu melahirkan mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Ini

berarti dalam sejam, tiga hingga empat ibu di Indonesia meninggal karena

melahirkan (Depkes.RI, 2012).

1
2

Di Sulawesi Selatan tahun 2017 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak

memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi

(Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia. Selain itu di daerah

pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi

sekitar 33%. (Profil Dinkes Sul-Sel, 2017).

Masalah gizi yang sering terjadi selama kehamilan adalah penurunan

kadar hemoglobin akibat peningkatan volume plasma yang lebih banyak

daripada volume sel darah merah. Penurunan ini terjadi pada usia kehamilan 8

sampai 32 minggu. Anemia dapat menyebabkan pengangkutan oksigen

menjadi terganggu sehingga nutrisi ke janin berkurang (Mitchell, 2013)

Gizi yang kurang berpengaruh terhadap proses persalinan yang

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, premature, pendarahan setelah

persalinan, serta persalinan operasi yang semakin meningkat. Proses

pertumbuhan janin pun akan terhambat ketika seorang ibu hamil mengalami

kekurangan gizi. Keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat

bawaan, anemia pada bayi, mati dalam kandungan serta lahir dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) akan terjadi apabila gizi tidak terpenuhi dengan

baik (Lubis, 2013).

Kekurangan gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan makanan

bergizi tidak terlepas dari kebiasaan makan yang membentuk pola makan yang

ada di masyarakat. Pola makan didasari pula oleh kepercayaan yang ada di

masyarakat. Dalam hal ini pantangan makan biasanya masih dilakukan oleh

sebagian ibu hamil. Ada yang mempercayai dan tidak mempercayai pantangan
3

makanan berdasarkan latar belakang yang berbeda-beda. Faktor pengambilan

keputusan dalam perawatan kehamilan juga perlu dikaji dalam penelitian ini.

Tentunya juga tidak lepas dari pengaruh orang-orang disekitar ibu hamil,

misalnya ibu kandung, ibu mertua, nenek, serta kerabat ataupun tetangga.

Pantangan makanan dapat saja memberikan pengaruh secara tidak langsung

pada kematian ibu.

Bertolak dari permasalahan tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk menyusun sebuah karya tulis ilmiah ini dengan judul: “Hubungan Pola

Diet dengan Status Kesehatan Ibu Melahirkan di Puskesmas Tellu Siattinge”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Hubungan Pola Diet dengan Status Kesehatan Ibu

Melahirkan di Puskesmas Tellu Siattinge”?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola diet dengan status kesehatan ibu

melahirkan di Puskesmas Tellu Siattinge.

2. Tujuan Khusus

a. Hubungan kecukupan energi dengan status kesehatan ibu melahirkan

di Puskesmas Tellu Siattinge

b. Hubungan kecukupan protein dengan status kesehatan ibu melahirkan

di Puskesmas Tellu Siattinge


4

c. Hubungan kecukupan asam folat dengan status kesehatan ibu

melahirkan di Puskesmas Tellu Siattinge

d. Hubungan kecukupan zat besi dengan status kesehatan ibu melahirkan

di Puskesmas Tellu Siattinge

e. Hubungan kecukupan vitamin dengan status kesehatan ibu melahirkan

di Puskesmas Tellu Siattinge

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Untuk meningkatkan pemahaman terhadap hubungan pola diet dengan

status kesehatan ibu melahirkan.

2. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan kajian dalam memahami hubungan pola diet dengan status

kesehatan ibu melahirkan.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pola Makan

1. Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah

dan jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).

Pengertian pola makan menurut Handajani adalah tingkah laku

manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi makanan yang

meliputi sikap, kepercayaan, dan pilihan makanan, sedangkan menurut

Suhardjo pola makan di artikan sebagai cara seseorang atau sekelompok

orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsi makanan terhadap

pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.

Dan menurut seorang ahli mengatakan bahwa pola makan di

definisikan sebagai karateristik dari kegiatan yang berulang kali makan

individu atau setiap orang makan dalam memenuhi kebutuhan makanan.

(Sulistyoningsih, 2011).

Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri

dari: jenis, frekuensi, dan jumlah makanan.

a. Jenis makan

Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan

setiap hari terdiri dari makanan pokok, Lauk hewani, Lauk nabati,

5
6

Sayuran, dan Buah yang dikonsumsi setiap hari Makanan pokok

adalah sumber makanan utama di negara indonesia yang dikonsumsi

setiap orang atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras,

jangung, sagu, umbi-umbian, dan tepung. (Sulistyoningsih, 2011)

b. Frekuensi makan

Frekuensi makan adalah beberapa kali makan dalam sehari

meliputi makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan

(Depkes, 2013). sedangkan menurut Suhardjo (2009) frekuensi makan

merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan

pagi, makan siang, dan makan malam.

c. Jumlah makan

Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan

dalam setiap orang atau setiap individu dalam kelompok.Willy (2011)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan

Pola makanyang terbentuk gambaran sama dengan kebiasaan

makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya

pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan

lingkungan (Sulistyoningsih, 2011).

a. Faktor ekonomi

Variabel ekonomi mencukup dalam peningkatan peluang untuk

daya beli pangan dengan kuantitas dan kualitas dalam pendapatan

menurunan daya beli pangan secara kualitas maupun kuantitas

masyarakat.
7

Pendapatan yang tinggidapat mencakup kurangnya daya beli

denganh kurangnya pola makan masysrakat sehingga pemilihan suatu

bahan makanan lebih di dasarkan dalam pertimbangan selera

dibandingkan aspek gizi. Kecenderungan untuk mengkonsumsi

makanan impor. (Sulistyoningsih, 2011).

b. Faktor Sosial Budaya

Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat

daerah yang menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan di suatu

masyarakat memiliki cara mengkonsumsi pola makan dengan cara

sendiri. Dalam budaya mempunyai suatu cara bentuk macam pola

makan seperti:dimakan, bagaimana pengolahanya, persiapan dan

penyajian, (Sulistyoningsih, 2011).

c. Agama

Dalam agama pola makan ialah suatu cara makan dengan

diawali berdoa sebelum makan dengan diawali makan mengunakan

tangan kanan (Depkes RI, 2008).

d. Pendidikan

Dalam pendidikan pola makan iala salah satu pengetahuan,

yang dipelajari dengan berpengaruh terhadap pemilihan bahan

makanan dan penentuan kebutuhan gizi (Sulistyoningsih, 2011).

e. Lingkungan

Dalam lingkungan pola makan ialah berpengaruh terhadap


8

pembentuk perilaku makan berupa lingkungan keluarga

melalui adanya promosi, media elektroni, dan media cetak.

(Sulistyoningsih, 2011).

f. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ialah suatu cara seseorang yang mempunyai

keterbiasaan makan dalam jumlah tiga kali makan dengan frekuensi

dan jenis makanan yang dimakan. (Depkes,2009).

Menurut Willy (2011) mengatakan bahwa suatu penduduk

mempunyai kebiasaan makan dalam tiga kali sehari adalah kebiasaan

makan dalam setiap waktu.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi

Kebutuhan gizi setiap golongan umur dapat dilihat pada angka

kecukupan gizi yang di anjurkan (AKG). Yang berdasarkan umur,

pekerjaan, jenis kelamin, dan kondisi tempat tinggal seperti yang

disebutkan. (Sulistyoningsih, 2011).

a. Umur

Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa berbeda dengan kebutuhan gizi

pada usia balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan

perkembangan sangat pesat. Semakin bertambah umur kebutuhan zat

gizi seseorang lebih rendah untuk tiap kilogram berat badan orang

dewasa.

b. Aktifitas

Aktifitas dalam angka kecukupan gizi ialah suatu kegiatan seseorang


9

yang beraktifitas dalam menjalankan pekerjaan setiap hari.

c. Jenis Kelamin

Dalam angka kecukupan gizi pada jenis kalamin ialah untuk

mengetahui identitas seorang individu maupun sekelompok

masyarakat.

d. Daerah Tempat Tinggal

Suatu penduduk yang bertinggal perkotaan atau pendesaan

membutuhkan pengetahuan tentang pola makan dengan cara yang

benar dan baik dalam tempat waktu makan teratur.

B. Tinjaun Tentang Pola Diet

1. Pengertian Diet

Diet sering disalah artikan sebagai usaha mengurangi makan untuk

mendapatkan berat tubuh yang ideal, atau untuk mendapatkan bentuk

tubuh yang ideal. Padahal, berdasarkan asal serapan katanya, arti ini yang

sebenarnya adalah mengatur pola makan. Tentu saja, saat ini masih banyak

orang yang menyalah artikan arti berat badan sendiri. Oleh karena itu perlu

diluruskan mengenai arti menurunkan berat badan yang sebenarnya.

(Supariasa, 2012)

Diet sangat akrab di kalangan kaum wanita, karena memang

sebagian besar wanita tentu saja menginginkan tubuh yang ideal. Cara ini

dipercaya dapat membantu mereka untuk mengkonsumsi makanan dengan

porsi cukup yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga berat badan mereka

juga tetap terkontrol dan terjaga.


10

Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki arti sebagai

pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang,

dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah

tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau

penurunan berat badan.

Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang

dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan untuk mendapatkan

berat badan yang ideal . Sekarang diet memiliki banyak jenis dari diet

rendah kalori, diet rendag protein, diet jantung, diet rendah gula, diet

rendah garam, hingga diet rendah purin (untuk penderita gout atau asam

urat). (Arisman, 2009)

2. Macam-Macam Diet

Adapun demikian macammacam diet dan definisinya akan

dirangkum dibawah ini :

a. Diet berdasarkan asupan makanan / gizi :

1) Diet rendah kalori rendah karbohidrat . Tidak berarti orang lantas

tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan karbohidrat hanya

dikurangi. Konsumsilah beras merah atau roti gandum. Asupan

protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi.

2) Diet rendah kalori tinggi protein Bagi yang ingin melakukan diet

ini, dia harus benar-benar fit, terutama ginjal dan lever. Jika tidak,

organ tubuh akan makin terbebani dan kondisi tubuh justru


11

melemah. Diet ini banyak mengonsumsi protein, seperti daging

atau telur.

3) Diet rendah kalori rendah lemak Orang dengan diet seperti ini

harus pintar-pintar menghitung asupan kalori. Semua jenis

makanan biasanya dikonsumsi, hanya saja dikurangi kalori dan

lemak. Perlu diingat, satu gram lemak sama dengan sembilan

kalori. Diet jenis ini memang tidak bisa berlangsung dengan cepat,

paling-paling dua kilogram sebulan. Namun, hal ini sudah cukup

jika dilakukan secara konsisten.

4) Diet rendah kalori tinggi lemak dan protein Di sini yang dilakukan

adalah mengurangi asupan karbohidrat. Diet ini akan berlangsung

lebih lama lagi, itu pun jika orang yang berdiet mampu makan

sedikit nasi atau bahkan tidak sama sekali.

5) Food Combining. Cara ini adalah mengatur pola makan yang

melibatkan teori asam dan basa, juga PH netral. Meskipun semua

makanan bisa dipilih, baik karbohidrat, protein, maupun lemak,

biasanya jenis makanannya tetap harus diatur. Misalnya, makan

pagi hanya dengan buah-buahan atau susu kedelai, lalu siang

dengan nasi tiga sendok dipadu sayur mayur dan tempe-tahu.

Makan malam, karbohidrat juga dikurangi. Meski bisa menurunkan

berat badan cukup lumayan, sampai sekitar lima kilogram sebulan,

namun cara ini cukup rumit. (Supariasa, 2012)


12

b. Diet berdasarkan Golongan Darah :

Diet golongan darah ditemukan oleh Dr Peter D’Adamo

penulis “Eat Right for Your Type . Menurutnya reaksi kimia terjadi

antara makanan dan darah yang dimakan.Reaksi ini merupakan bagian

dari warisan genetic .Reaksi ini disebabkan oleh factor yang disebut

Lektin . Lektin dan beragam protein yang di temukan dalam makanan

memiliki sifat aglutinasi yang mempengaruhi darah. Jadi ketika makan

makanan yang mengandung lektin protein yang tidak cocok dengan

tipe antigen darah.

Maka lektin mulai mengaglutinasi sel-sel darah dan ini akan

menyebabkan berbagai masalah kesehatan dari sinilah konsep diet

golongan darah bermula . Dibawah inilah adalah tipe golongan darah

beserta keterangan dan profile diet yang harus dilakukan :

1) Diet Golongan darah O

Golongan darah O di yakini sebagai kelompok hunter

(pemburu) . golongan darah O merupakan golongan darah yang

pertama kali muncul pada manusia. Diet golongan darah O

merekomendasikan bahwa golongan darah O adalah diet dengan

protein tinggi. D’Adamo mendasarkan ini pada keyakinan bahwa

golongan darah O adalah tipe darah yang pertama ada di muka

bumi, berasal 30.000 tahun yang lalu.

Pemilik golongan darah ini biasanya cenderung berprestasi

tinggi, seorang yang aktif dan terorganisir. Olahraga yang cocok


13

untuk diet golongan darah O adalah kardio, jogging, bersepeda,

berenang atau jalan cepat. Latihan di pagi hari lebih baik daripada

malam hari. Profile diet : rendah karbohidrat dan tinggi protein.

Pantangan : Daging babi, kacang tanah, kacang mede, kuaci, laichi,

kentang, mentimun, kembang kol, kerang, kodok, gurita, telur

(angsa, puyuh), es krim, keju, susu sapi, yoghurt(semua jenis),

minyak kelapa, penyu, minyak jagung, jagung, jamur, blewah,

jeruk mandarin, pisang raja, pare, anggur putih, kecap, kopi,

minuman keras,cumi-cumi, sotong, bunga brokoli.

2) Diet golongan darah A

Golongan darah A disebut cultivator (penggarap

tanah,bercocok tanah) oleh D’Adamo, golongan darah A

berkembang pada zaman pertanian, sekitar 20.000 tahun yang lalu.

Diet golongan darah merekomendasikan bahwa individu-individu

yang sedang melakukan diet golongan darah A diharuskan

memperbanyak makan sayuran dan menghindari daging merah,

asupan makanan diarahkan lebih ke arah vegetarian.Orang dengan

golongan darah A cenderung sangat kreatif, sangat sensitif, dan

pemecah masalah yang baik.

Para pemilik golongan darah A cenderung lebih cocok

melakukan olahraga yang santai selama 30 menit, seperti yoga, tai

chi, berjalan, dan olahraga outdoor. Pemilik golongan darah ini

kurang aktif dalam berolahraga. Profile Diet : rendah lemak dan


14

tinggi kerbohidrat Pantangan : Daging (sapi,angsa, kelinci, ayam

hutan, kerbau, domba, bebek), lobster, belut, kodok, keju, es krim,

susu, murni, kelapa/ santan, melon madu, pisang (raja), pepaya,

acar, terung, tomat, ubi, gurita, kepiting, kentang, jeruk, udang,

cumi-cumi, mentega, susu sapi, pare, air soda.

3) Diet golongan darah B

Golongan darah B, menurut D’Adamo disebut dengan tipe

nomad (pengembara). Golongan darah ini terkait dengan sistem

kekebalan yang kuat dan sistem pencernaan yang fleksibel.

Menurut teori diet golongan darah , orang dengan golongan darah

B adalah satu satunya orang yang bisa berkembang dengan baik

dengan produk susu. Diperkirakan golongan darah B berasal kira

kira 10.000 tahun yang lalu.

Pemilik golongan darah ini cenderung sangat praktis,

seorang yang tidak suka bertele tele dalam banyak hal.Olahraga

yang cocok untuk diet golongan darah B adalah latihan moderat,

yang menggunakan tubuh dan otak. Olahraga seperti balet, menari

dapat dilakukan untuk menunjang diet golongan darah B. Profile

diet: Susu & produk olahan susu Pantangan : Daging (bebek, ayam,

angsa, belibis, babi, kuda, keong, kepiting, siput, kacang tanah,roti

gandum,tomat, waluh, jagung, air soda, minuman beralkohol

avokad, pare, delima, kelapa/ santan, kesemek, belimbing, belut,

kodok, gurita, lobster, es krim, telur (bebek, angsa, puyuh), pir.


15

4) Diet golongan darah AB

Golongan darah AB, menurut D’Adamo disebut sebagai the

enigma (teka-teki, misterius). Golongan darah AB merupakan jenis

golongan darah yang terakhir berevolusi, berasal kira kira 1.000

tahun yang lalu. Dalam hal kebutuhan makanan, gologan darah AB

diperlakukan sebagai golongan darah yang yang merupakan

perantara antara golongan darah A dan B.

Orang dengan golongan darah AB memiliki sifat cerdik dan

kreatif, memiliki pemikiran yang baik untuk bisnis, mudah bergaul

dengan orang.Dalam diet golongan darah, olahraga yang cocok

untuk diet golongan darah O ini adalah yoga atau pilates sekali

dalam seminggu, Jogging ringan dapat pula dilakukan dengan

intensitas yang lebih sering. Profile diet: Menyesuaikan dengan

berbagai jenis makanan Pantangan : Kesemek, Daging (sapi,

kerbau, ayam, bebek, angsa, babi, rusa kuda), lobster, kepiting,

kodok, mentega, acar, jagung, belimbing, delima, minuman

beralkohol, saus tomat, kopi, soda, jambu biji, mangga, kacang

hitam, Es krim, telor bebek, pare, pisang, kelapa. (Supariasa, 2012)

3. Fungsi Diet

Tubuh itu seperti mesin, tidak pernah berhenti bekerja. Setiap

langkah produktivitas di tunjang oleh sistem kerja berbagai organ yang ada

didalam tubuh. Tubuh kita juga membutuhkan bahan bakar seperti

layaknya mesin, yaitu makanan yang kita konsumsi setiap hari sehingga
16

makanan itu haruslah sesuai dengan jumlah aktifitas kita setiap hari. Anda

pun tak bisa sembarangan memasukkan makanan ke dalam tubuh. Karena

apabila kita memasukkan zat yang buruk ke dalam tubuh kita, maka zat itu

dapat menurunkan daya tahan tubuh kita dan menghambat kerja dan

metabolisme. Contohnya adalah makanan hewani yang sarat lemak tak

jenuh dan berkolesterol tinggi. (Arisman, 2009)

Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh untuk sumber tenaga tetapi

dalam jumlah yang tepat seperti halnya protein, karbohidrat, dan mineral.

Pasalnya, aktifitas dan elemen nutrisi yang cukup akan menghasilkan

produktivitas yang tinggi dan menunjang kesehatan. Seperti banyak

diungkapkan oleh pakar kesehatan, makanlah beragam makanan agar

mendapat semua nutrisi yang lengkap dan seimbang. Namun yang terjadi

sekarang, konsep ini dianggap seseorang sebagai konsep yang salah

kaprah.

Alih-alih mau mengasup makanan bervariasi, yang ada malah

sembarang makan tanpa melihat nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan

tubuh. Hal tersebut bisa menjadi pemicu untuk timbulnya berbagai

penyakit. Sebut saja seperti obesitas, tekanan darah tinggi,

hiperkolesterolemania, diabetes, dan penyakit jantung koroner (PJK).

Itulah sebab kenapa kita harus mengatur pola makan agar tubuh

mendapatkan apa yang baik dan dapat bekerja secara optimal. Oleh karena

itu, lakukan diet yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Anda dan juga

tujuan semula.
17

Adapun manfaat-manfaat dari diet tersebut :

a. Diet dapat menurunkan dan menaikkan berat badan. Banyak orang

yang salah pengertian akan diet. banyak yang mengganggap diet

hanyalah program untuk menurunkan berat badan, namun nyatanya

diet dapat di lakukan untuk menaikkan berat badan, hingga

mendapatkan berat badan yang ideal.

b. Diet dapat meningkatkan metabolisme Tubuh

c. Diet berguna untuk menyeimbangkan pola makan sehari-hari

d. Diet dapat mengguatkan tulang Seringnya kegemaran orang dalam

mengkonsumsi daging tanpa menyeimbangkannya dengan buah dan

sayuran mengakibatkan kadar protein berlebihan yang dapat

mengganggu ginjal. Akibatnya, penyerapan kalsium terganggu dan

memaksa tubuh mengambil kalsium dari tulang. Namun saat seseorang

melakukan diet, hal ini tidak terjadi.

e. Memperlancar pencernaan Pada saat melakukan diet karbohidrat

kompleks dalam tubuh seseorang dicerna secara berangsur-angsur dan

teratur sehingga menyediakan sumber glukosa tetap. Inilah yang

akhirnya memperlancar pencernaan seseorang

f. Diet dapat menyehatkan kulit saat seseorang melakukan diet yang

mana lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan , membuat

banyaknya vitamin alami yang masuk ketubuh. Itulah yang akhirnya

membuat kulit menjadi sehat. Bahkan pada beberapa buah yang

kulitnya dapat di konsumsi dapat membuat kulit tampah lebih cerah.


18

g. Diet dapat melindungi gigi Pada pelaku diet seringnya gigi mengunyah

padi-padian dan sayur-sayuran daripada memotong daging membuat

gigi lebih terlindungi . Dan air liur pada manusia yang mengandung

h. Diet dapat mencegah berbagai penyakit Karena pola makan yang

teratur dan memenuhi asupan gizi yang baik diet dapat mencegah

berbagai penyakkit seperti diabetes, jantung, stroke, tulang keropos

dan lain-lain. (Supariasa, 2012)

C. Tinjauan Tentang Persalinan

1. Pengertian Persalinan Normal

Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar

(Prawirohardjo, 2009: 10).

Persalinan normal merupakan suatu proses pengeluaran bayi

dengan usia kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu

badan ibu, presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi

dan panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar

persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%)

merupakan persalinan patologik (Saifuddin, 2010).

Persalinan normal di mulai dengan adanya kontraksi uterus yang

menyebabkan terjadinya di latasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan

kelahiran plasenta (Rohani, 2011).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uetrus ibu. Persalinan normal apabila prosesnya terjadi pada
19

usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit atau

tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Johariyah, 2010).

Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang dimulai

secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian

selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi

belakang kepala pada usia kehamilan 37 hingga 42 minggu lengkap.

Setelah persalinan ibu dan bayi berada dalam kondisi sehat.

2. Jenis-jenis Persalinan Normal

Menurut Yanti (2010) persalinan berdasarkan proses berlang-

sungnya dibedakan sebagai berikut yaitu:

a. Persalinan spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibunya sendiri dan

melalui jalan lahir. Persalinan normal disebut juga persalinan spontan

adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga

ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi

yang umunya berlangsung kurang dari 24 jam.

b. Persalinan buatan

Proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari

luar misalnya ekstraksi forceps atau di lakukan operasi sectio

caesarea.

c. Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin dan


20

prostaglandin. Sedangkan menurut (Marmi, 2012) persalinan

berdasarkan umur kehamilan:

a. Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi

dengan berat badan kurang dari 500 gram.

b. Partus Immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau

bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.

c. Partus Prematuritas

Pengeluaran buah kehamilan sebelum 28 minggu dan 36 minggu atau

dengan berat badan janin kurang dari 1000 gram sampai 2499 gram.

d. Partus Aterm

Pengeluaran buah kehamilan dengan usia kehamilan 37 minggu

sampai 42 minggu dengan berat janin di atas 2500 gram.

e. Partus Serotinus atau post maturus atau post date

Kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu di hitung

berdasarkan rumus Neagle dengan siklus haid rata-rata 28 hari.

f. Partus Presipitatus

Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Normal

Menurut Marmi (2012), ada lima faktor yang mempengaruhi

persalinan normal yaitu:


21

a. Power (kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah:

1) Pengertian kontraksi uterus atau (HIS)

Kontraksi uterus (HIS) adalah serangkaian kontraksi uterus

yang teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melalui

serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehinggah

janin keluar dari rahim ibu.

Kontraksi menyebabkan serviks membuka secara bertahap

(mengalami di latasi), menipis dan tertarik sampai hampir

menyatuh dengan rahim. Perubahan ini memungkinkan janin bisa

melewati jalan lahir.

2) His yang baik dan ideal meliputi:

a) Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus.

b) Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus.

c) Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.

d) Terdapat kontraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his.

e) Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang

mengandung serabut otot, akan tertarik ke atas oleh retraksi

otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar

(cervical efacemen) ostium uteri esternun dan internun pun

akan terbuka.

3) Perbedaan antara his sejati dengan his palsu

Sebelum terjadinya his sejati, seorang calon ibu merasakan


22

his palsu atau kontraksi rahim yang tidak teratur. His ini disebut

kontraksi Braxton Hicks. Ini merupakan hal yang normal dan

mungkin lebih sering muncul pada sore hari.

Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dengan his

palsu biasanya his palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli.

Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan antara his

sejati dengan his palsu adalah melakukan pemeriksaan dalam. Pada

pemeriksaan dalam bisa di ketahui adanya perubahan pada serviks

yang menandakan di mulainya proses persalinan.

b. Passage (jalan lahir)

1) Pengertian passage

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu tulang padat,

dasar panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun

jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut

menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan dalam

proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya

terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karna itu ukuran dan

bentuk panggul harus di tentukan sebelum persalinan dimulai.

2) Anatomi jalan lahir

Jalan lahir terdiri atas:

a) Jalan lahir keras(pelvik atau panggul)

b) Jalan lahir lunak, segemen bawah lahir, serviks vagina,

introitus vagina dan vulva, muskulus dan ligamentum yang


23

menyelubuni dinding dalam dan bawah panggul atau diafragma

pelvis terdiri dari bagian otot disebut muskulus levator ani,

sedangkan bagian membran disebut diafragma urogenital

c. Passenger

Faktor passenger terdiri dari 3 komponen yaitu janin, air

ketuban, dan plasenta.

1) Janin

Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi,

letak, sikap, dan posisi janin. Namun plasenta jarang menghambat

proses persalinan.

2) Air ketuban

Waktu persalinan air ketuban membuka serviks dengan

mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri, bagian selaput

anak yang di atas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut

ketuban.

Fungsi cairan ini sangat penting yaitu untuk melindungi

pertumbuhan dan perkembangan, yaitu; menjadi bantalan untuk

melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan

perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memingkinkan

janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak

hanya itu air ketuban yang mendorong serviks untuk membuka,

juga meratakan tekanan intra-uterin dan membersihkan jalan lahir


24

bila ketuban pecah.

3) Plasenta

Karena plasenta juga melalui jalan lahir, ia juga di anggap

sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang

menghambat proses persalinan dalam persalinan normal.

Plasenta adalah bagian dari kehamilan yang penting.

Dimana plasenta memiliki peranan berupa transportasi zat dari ibu

ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta

sebagai barier. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila

terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada

janin atau pun mengganggu proses persalinan.

4) Psikologi

Psikologi adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan

positif, persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi

adaptasi/coping. Psikologis meliputi:

a) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

b) Pengalaman bayi sebelumnya

c) Kebiasaan adat

d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

5) Penolong (Bidan)

Peran penolong adalah memantau dengan seksama dan

memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi

emosi atau perasaan maupun fisik.


25

4. Tanda-tanda Persalinan Normal

a. Tanda mulainya persalinan

1) Lightening

Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi

penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam

panggul. Penyebab dari proses ini sebagai berikut:

a) Kontraksi Braxton Hicks

b) Ketegangan dinding perut

c) Ketegangan ligamentum retundum

d) Gaya berat janin, kepala kearah bawah uterus

2) Terjadinya His permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton

Hicks yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit

yang ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit di

pinggang dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien

dengan ambang rasa sakit yang rendah.

Adanya perubahan kadar hormon estrogen dan progestron

menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan

fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi taua his

permulaan. His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his palsu

dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.

b) Datang tidak teratur.


26

c) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda

kemajuan persalinan.

d) Durasi pendek.

e) Tidak bbertambah bila beraktifitas.

(Sulistyawati, dkk, 2010)

b. Tanda masuknya persalinan

1) Terjadinya HIS persalinan

Karakter dari his persalinan:

a) Pinggang terasa sakit menjalar kedepan.

b) Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin

besar.

c) Terjadi perubahan pada serviks.

d) Jika pasien menanbah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan,

maka kekuatannya bertambah.

2) Pengeluaran lendir dan darah

Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada

serviks yang menimbulkan:

a) Pembukaan.

b) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis terlepas.

c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarkan ketuban akibat pecahnya


27

selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan

persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika tidak

tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan

tertentu, misalnya ekstraksi vacum, atau sectio caesarea

(Sulistyawati, 2010).
28

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang

dikonsumsi membawa pengaruh terhadap sistem tubuh. Maka tidak salah bila

dikatakan bahwa pola diet makan menentukan status kesehatan khususnya

pada ibu melahirkan. Diet sangat akrab di kalangan kaum wanita, karena

memang sebagian besar wanita tentu saja menginginkan tubuh yang ideal.

Cara ini dipercaya dapat membantu mereka untuk mengkonsumsi makanan

dengan porsi cukup yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga berat badan mereka

juga tetap terkontrol dan terjaga.

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang

dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep

memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dan pijakan

untuk melakukan penelitian. Uraian dalam kerangka konsep menjelaskan

hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian (Saryono, 2013).

Berdasarkan landasan teori, maka peneliti merumuskan kerangka konsep

penelitian sebagai berikut :

28
29

Variabel Independen Variabel Dependen

Kecukupan Energi

Kecukupan Protein

Status Kesehatan
Kecukupan Azam Folat Ibu Melahirkan

Kecukupan Zat Besi

Kecukupan Vitamin

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan:

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Garis Hubungan

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Mendefinisikan variabel secara operasional bertujuan untuk membuat

variabel menjadi lebih konkrit dan dapat diukur. Dalam mendefinisikan suatu

variabel, peneliti menjelaskan tentang apa yang harus diukur, bagaimana

mengukurnya, apa saja kriteria pengukurannya, instrumen yang digunakan

untuk mengukurnya dan skala pengukurannya (Dharma, 2011). Adapun

defenisi oprasional antara lain :


30

Tabel. 3.1
Defenisi Operasional

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Cara Pengukuran Skala

Kecukupan Jumlah energi minimal yang Kuesioner Cukup = 1 Ordinal


Energi diperlukan seseorang/individu Kurang = 2
agar dapat hidup sehat,
diantaranya untuk
mempertahankan hidup,
melakukan kegiatan
internal/eksternal
Kecukupan Jumlah protein minimal yang Kuesioner Cukup = 1 Ordinal
Protein diperlukan seseorang/individu Kurang = 2
agar dapat hidup sehat,
diantaranya untuk
mempertahankan hidup,
melakukan kegiatan
internal/eksternal
Kecukupan Jumlah asam folat minimal yang Kuesioner Cukup = 1 Ordinal
Asam Folat diperlukan seseorang/individu Kurang = 2
agar dapat hidup sehat,
diantaranya untuk
mempertahankan hidup,
melakukan kegiatan
internal/eksternal
Kecukupan Jumlah zat besi minimal yang Kuesioner Cukup = 1 Ordinal
Zat Besi diperlukan seseorang/individu Kurang = 2
agar dapat hidup sehat,
diantaranya untuk
mempertahankan hidup,
melakukan kegiatan
internal/eksternal
Kecukupan Jumlah vitamin minimal yang Kuesioner Cukup = 1 Ordinal
Vitamin diperlukan seseorang/individu Kurang = 2
agar dapat hidup sehat,
diantaranya untuk
mempertahankan hidup,
melakukan kegiatan
internal/eksternal
Kesehatan Sikap perawat berupa penilaian Kuesioner Baik = 1 Ordinal
Ibu (secara positif atau negatif) Buruk = 2
Melahirkan terhadap pencegahan infeksi.
31

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada Hubungan Pola Diet dengan Status Kesehatan Ibu Melahirkan di

Puskesmas Tellu Siattinge.

2. Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada Hubungan Pola Diet dengan Status Kesehatan Ibu Melahirkan

di Puskesmas Tellu Siattinge.


32

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan deskriptif

analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau melakukan

pemeriksaan status paparan dan status penyakit pada titik yang sama

penelitian ini umumnya dilakukan pada hubungan penyebab dan kejadian

penyakiit relatif pendek.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Tellu Siattinge

Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, dari tanggal 1

bulan Juni sampai dengan 30 Juli 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Saryono, 2013). Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu

bersalin di Puskesmas Tellu Siattinge Tahun 2019.

32
33

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari krakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat Alimul 2007)

Menurut sugiono (2007) mengatakan bahwa apa bila jumlah

populasi kurang dari 100, maka sampel dapat diambil seluruhnya dari

jumlah populasi (total sampling) sehingga jumlah sampel dalam penelitian

ini disesuaikan dengan jumlah populasi.

D. Pengumpulan Data dan Penyajian Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada saat penelitian dilakukan dengan cara

mengambil data primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Peneliti mengambil data primer

melalui metode survey dan observasi.

b. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat

oleh pihak lain). Peneliti mengambil data sekunder dari referensi buku

dan internet.

Tahap pengumpulan data yaitu peneliti mendatangi Puskesmas

Tellu Siattinge Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone untuk mengambil

data jumlah ibu yang sudah melahirkandi puskesmas tersebut, khususnya

di Ruang Nifas. Setelah mendapatkan data peneliti meminta izin kepada

Kepala Puskesmas Tellu Siattinge untuk mengizinkan peneliti melakukan


34

penelitian di Ruang Nifas di Puskesma Tellu Siattinge tersebut. Setelah

itu, peneliti mendatangi ibu post partum di Ruang Nifas untuk meminta

persetujuan menjadi objek penelitiannya. Ketika ibu post partum

menyetujui, peneliti melakukan observasi dan wawancara terkait yang

akan diteliti oleh peneliti. Kemudian peneliti membagikan kuesioner

kepada ibu yang sudah melahirkan partum. Pada saat pengisian kuesioner,

peneliti membimbing responden dengan menjelaskan petunjuk pengisian

data yang kurang dimengerti. Kuesioner yang telah diisi, kemudian

dikumpulkan dan dicek oleh peneliti untuk diolah dan dianalisis.

2. Penyajian Data

Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah-

langkah pengolahan data diantaranya:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing

dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan

artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali


35

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Entry data

Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan kedalam master tabel atau data basecomputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat

tabel kontingensi.

d. Processing data

Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga

data sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data

agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara

memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer

pengolahan data statistik.

e. Cleaning data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data

yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan

mungkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.

E. Analisa Data

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan

menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dianalisis. Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul dianalisis

dengan teknik analisis univariat (satu variabel) dan bivariat (dua variabel).
36

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk memperlihatkan atau

menjelaskan distribusi frekuensi dari variabel independen danvariabel

dependen.

2. Analisa bivariat

Analisa data ditujukan untuk menjawab tujuan penelitian dan

menguji hipotesis penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan sistem

komputerisasi SPSS dan diolah uji statistik Uji-T dimana hipotesa diterima

dengan tingkat kemaknaan p – value< 0,05 (ada pengaruh).

C. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian ini berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus senantiasa diperhatikan, seperti:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informaed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien.


37

2. Tanpa nama (anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset. (Hidayat, 2009)


38

DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2009. Buku Ajaran Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan. ECG.
Jakarta

Depkes RI, 2009. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat.


Jakarta

Depkes.RI, 2012. Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi. Kabupaten/Kota.


Jakarta.

Dharma, 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan


dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta, Trans Info Media.

Hidayat Alimul 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data,
Jakarta, Salemba Medika

Johariyah, 2010. AsuhanKebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: CV.
Trans Info Media.

Lubis, 2013. Psikolog Kespro Wanita dan Reproduksinya Ditinjau dari Aspek
Fisik dan Psikologi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Marmi, 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Mitchell, 2013. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta

Prawirohardjo, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Rohani, 2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.

Saifuddin, 2010. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: EGC. 2009.

Saryono, 2013. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan. Kuantitatif dalam Bidang


Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Sugiono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sulistyawati, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba


Medika
Sulistyoningsih, 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu
39

Supariasa, 2011. Penilaian Status Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Supariasa. 2012. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran ECG.

WHO. 2015. Profil Kesehatan dan Pembangunan Perempuan di Indonesia

Willy, 2011. Catatan Ilmu Kedokteran. Surabaya: Airlangga University press

Yanti, 2010. Etika Profesi Dan Hukum Kebidanan. Jogjakarta: Pustaka Rihama.

Anda mungkin juga menyukai