Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

VISKOSITAS LARUTAN
(UJI VISKOSITAS dan BERAT JENIS SEDIAAN LARUTAN DENGAN
VISKOMETER OSWALD dan KAPILER)

DISUSUN OLEH :
1. Muhammad Aspin Hadiyani (201610410311044)
2. Deya Putri Nabilah (201610410311045)
3. Alifa mutiara (201610410311073)
4. Tias rofikotul mahmudah (201610410311102)
5. Ega Firdha Saptonengrum (201610410311216)
6. Nisa'u Dhorifa Firdausy (201610410411232)
7. Fatimah Zahra (201610410311237)
8. Nurul Isna Arfiaingtyas (201610410311243)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. ACHMAD RADJARAM

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
 Menentukan viskositas air suling, etanol, dan sirup parasetamol
 Menentukan berat jenis air suling, etanol, dan sirup
parasetamol
 Menggunakan alat penentuan viskositas dengan viscometer
Ostwald dan viscometer cup and bob

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan


hambatan untuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar
hambatannya. Kekentalan didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati
permukaan datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.
Satuan dasar yang digunakan adalah poise ( 1 poise = 100 sentipoise ).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan


oleh fluida bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi
semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak
didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya
kohesi antar partikel zat cair.

Dalam fluida Newtonian terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan


geser yang diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan. Namun,
apabila hubungannya tak linear maka disebut non-Newtonian.
Aliran yang ada di dalam fluida terbagi dua yaitu, aliran laminar
didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau
lamina-lamina dengan satu lapisan yang meluncur secara merata. Dalam aliran
laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan-kecenderungan
terjadinya gerakan relatife antaralapisan. Sehingga aliran laminar memenuhi
hukum viskositas Newton dalam pipa tertutup dengan arah aksial. Kedua aliran
turbulent merupakan aliran acak dan mempunyai kecepatan beraneka ragam.
Aliran ini terjadi di air dan udara. Aliran ini lebih efficient dalam mengangkut
dan menjalankan sediment karena beranekaragamnya gradient kecepatannya.

Suatu lapisan pada jarak r (dari sumbu pipa) yang bergerak dengan
kecepatan tertentu. Gaya f yang diperlukan untuk mempertahankan kecepatan,
dc, antara lapisan ini dan lapisan diantaranya diungkapkan sebagai persamaan
(1) sebagai berikut ;
𝑭 𝒅𝒚
= 𝛈 𝒅𝒓 persamaan (1)
𝑨

A = Luas penampang pipa

η =koe. Viskositas (dyne 𝑐𝑚−1 det) 1Poise = 100centipoise

salah satu cara mementukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari
Poseville. Pada metode ini diukur waktu (t) yang diperlukan untuk volume
tertentu cairan (v) mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan
penggerak (P) yan tetap. Dalam hal ini,, untuk cairan yang mengalir dengan
aliran laminar, persamaan Poiseville dinyatakn sebagai berikut ;

𝛑𝐫 𝟒 𝐏𝐭 𝛑𝐡𝐫 𝟒 𝐭
𝛈= = 𝐏𝐠 → persamaan (2)
𝟖𝐕𝐈 𝟖𝐕𝐈

η = viskositas dinamik

V = Volume cairan yang mengalir P = h.p.g = tekanan aliran rata-rata

r = Jari-jari kapiler t = waktu

I = Pnajang pipa kapiler g = gravitasi


Viskometer Kapiler ;

Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseville

𝐠𝛑𝐡𝐫 𝟒
𝛈= persamaan (3)
𝟖𝐕𝐈

Dari persamaan (2) dan (3) didapat persamaan

η = k.p.t persamaan (4)

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
- Viskositas Ostwald
- Statif dan klem
- Penghisap
- Viscometer
- Stopwatch
- Gelas beaker
- Timbangan analitik
- Piknometer
- termometer
b. Bahan
- Aquadest
- Alcohol/ etanol
- Larutan glukosa 5%
- Es batu

IV. SKEMA KERJA


PROSEDUR PERCOBAAN
Pengukuran Viskositas dengan Viskosimeter Ostwald
Sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam
kapiler C,kemudian ditiup,cairan bergerak ke
A,sampai melewati tanda B, cairan tepat pada tanda
B, dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang
diperlukan mengalir dari m ke n diukur. Perhitungan
viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan
membandingkan kecepatan alir suatu cairan yang
akan ditentukan viskositasnya dengan viskositas
cairan pembanding.

 Viskositas Kapiler

Cairan yang akan ditentukan kekentalanya di masukan melalui pipa


secukupnya

Cairan dihisap melalui pipa sampai naik garis batas A

Cairan dibiarkan turun sampai garis batas B

Catat waktu yang dibutukan cairan untuk mengalir dari garis A ke B

Lakukan 3 kali pengulangan data


VI. DATA DAN PERHITUNGAN

A. Viskometer Cup - Bob

Kecepatan Viskositas
Emulsi 1 Emulsi 2 Sirup 1 Sirup 2
(mPas) (mPas) (mPas) (mPas)
0.3 - - - -
0.6 2500 5000 100 100
1.5 1360 2800 80 80
3 920 1860 80 80
6 652 - 75 65
12 425 - 75 67,5
30 - - 72 68
60 - - - 68
Maka dengan alat viskometer cup-bob kita dapat membuktikan
bahwa sirup dan emulsi + CMC-Na termasuk dalam rheologi Non
Newtonian dan memiliki sifat alirnya yang berbeda. Pada percobaan
emulsi + CMC-Na dihasilkan grafik yang menunjukan bahwa emulsi +
CMC-Na bersifat alir plastis hal ini dibuktikan dengan teori bahwa CMC-
Na termasuk salah satu suspending agent. Pada percobaan pada sirup
dihasilkan grafik yang menunjukkan bahwa sirup bersifat dilatan hal ini
dilihat dengan adanya peningkatan viskositas yang terlihat dengan jelas
dengan adanya peningkatan gaya geser. Grafik ini dilakukan dengan
perbandingan viskositas (Y) / kecepatan (X).

B. Pengukuran Waktu Aliran


Viskometer oswald

t sampel 1 t sampel 2 Viskositas sampel 1 Viskositas sampel 2


(Aquadest) (etanol) (Aquadest) (etanol)
10,9 13,0 0,75 0,90
10,6 12,9 0,73 0,89
10,4 12,8 0,72 0,89
10,2 12,7 0,70 0,88
10,6 12,8 0,73 0,89
𝑥̅ = 10,54 𝑥̅ = 12,84 𝑥̅ = 0,73 𝑥̅ = 0,89

Data didapatkan dari rumus perhitungan ;

0,12
𝜗= → 𝑉 = 𝑘(𝑡 − 𝜗)
𝑘. 𝑡

K = 0,07 dari buku petunjuk viskometer ostwald

a. Aquadest

0,12
a.1 𝜗 = = 0,1573 → 𝑉 = 0,07 ( 10,9 − 0,1573 ) = 0,75
0,07.10.9

0,12
a.2 𝜗 = = 0,1617 → 𝑉 = 0,07 ( 10,6 − 0,1617 ) = 0,73
0,07.10.6

0,12
a.3 𝜗 = = 0,1648 → 𝑉 = 0,07 ( 10,4 − 0,1648 ) = 0,72
0,07.10.4

0,12
a.4 𝜗 = 0,07.10.2
= 0,1681 → 𝑉 = 0,07 ( 10,2 − 0,1681 ) = 0,70
0,12
a.5 𝜗 = = 0,1617 → 𝑉 = 0,07 ( 10,6 − 0,1617 ) = 0,73
0,07.10.6

(0,75+0,73+0,72+0,70+0,73)
𝑥̅ = = 0,73
5

b. Etanol

0,12
b.1 𝜗 = = 0,1319 → 𝑉 = 0,07 ( 13,0 − 0,1319 ) = 0,90
0,07.13,0

0,12
b.2 𝜗 = = 0,1329 → 𝑉 = 0,07 ( 12,9 − 0,1329 ) = 0,89
0,07.12,9

0,12
b.3 𝜗 = = 0,1339 → 𝑉 = 0,07 ( 12,8 − 0,1339 ) = 0,89
0,07.12,8

0,12
b.4 𝜗 = = 0,1350 → 𝑉 = 0,07 ( 12,7 − 0,1350 ) = 0,88
0,07.12,7

0,12
b.5 𝜗 = = 0,1617 → 𝑉 = 0,07 ( 10,6 − 0,1617 ) = 0,89
0,07.12,8

(0,90+0,89+0,89+0,88+89)
𝑥̅ = = 0,89
5

c. Piknometer

No Larutan M sampel BJ Sampel


1 M1 = 24,0 g 0,97 g/ml
2 Aquadest M2 = 24,2 g 0,98 g/ml
3 M3 = 24,2 g 0,98 g/ml
4 M1 = 20,7 g 0,84 g/ml
5 Etanol M2 = 20,7 g 0,84 g/ml
6 M3 = 20,7 g 0,84 g/ml
7 M1 = 23,6 g 0,9 5 g/ml
8 Emulsi M2 = 23,6 g 0,95 g/ml
9 M3 = 23,6 g 0,95 g/ml
10 M1 = 30,0 g 1,21 g/ml
11 Sirup M2 = 30,1 g 1,21 g/ml
12 M3 = 30,1 g 1,21 g/ml
Data didapatkan dari perhitungan rumus BJ ;

𝑚 (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡+𝑖𝑠𝑖) – (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)


𝜌= =
𝑣 𝑉 𝑑𝑖 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑡𝑒𝑟

 Aquadest
57,0𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 0,97 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
57,2𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 0,98 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
57,2𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 0,98 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙

 Etanol
53,7𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 0,84 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
53,7𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 0,84 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
53,7𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 0,84 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙

 Emulsi
56,6𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 0,95 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
56,6𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 0,95 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
56,6𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 0,95 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙

 Sirup
63,0𝑔−33,0𝑔
1. 𝜌 = = 1,21 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
63,1𝑔−33,0𝑔
2. 𝜌 = = 1,21 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
63,1𝑔−33,0𝑔
3. 𝜌 = = 1,21 𝑔/𝑚𝑙
24,782 𝑚𝑙
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mengetahui viskositas dari
suatu cairan. Penentuan viskositas ini ditentukan menggunakan alat
viskometer. Viskometer yang digunakan adalah Viskometer Ostwald dan
viskometer rotasi. Untuk pengukuran waktu aliran air, etanol dan sirup ,
pengukurannya dilakukan sebanyak tiga kali kemudan dirata-ratakan. Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat karena alat yang
digunakan tidak bisa menentukan pengukuran secara pasti. Setelah dirata-
ratakan. Aquades 1 memiliki berat 24,00 gram, densitas 0,97 g/ml dengan
waktu rata rata 10,54 detik,Aquades 2 memiliki berat 24,20 gram, densitas
0,97 g/ml dengan waktu rata rata 10,54 detik, Aquades 3 memiliki berat
24,20 gram, densitas 0,97 g/ml dengan waktu rata rata 10,54 detik, etanol 1
memiliki berat 20,70 gram, densitas 0,84 g/ml dengan waktu rata rata 12,84
detik, etanol 2 memiliki berat 20.70 gram, densitas 0,84 g/ml dengan waktu
rata rata 12,84 detik,etanol 3 memiliki berat 20,70 gram, densitas 0,84 g/ml
dengan waktu rata rata 12,84 detik. Pengukuran viskositas emulsi
menggunakan viskometer rotasi didapatkan hasil berat emulisi 1 memiliki
berat 23,60 gram, densitas 0,95 g/ml dengan viskositas ... cps, emulsi 2
memiliki berat 23,60 gram, densitas 0.95 g/ml dengan viskositas ... cps,
emulsi 3 memiliki berat 23,60 gram, densitas 0,95 g/ml dengan viskositas
... cps, pengukuran viskositas sirup menggunakan viskometer rotasi
didapatkan hasil berat sirup 1 memiliki berat 30,00 gram, densitas 1,21 g/ml
dengan viskositas ... cps, sirup 2 memiliki berat 30,10 gram, densitas 1,21
g/ml dengan viskositas ... cps, sirup 3 memiliki berat 30,10 gram, desnsitas
1,21 g/ml dengan viskositas ... cps.
Menurut teori semakin lama waktu alir suatu fluida maka semakin
tinggi viskositas fluida tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan
dimana aquades yang memiliki waktu alir yang lebih lama memiliki
viskositas yang lebih tinggi dibandingkan etanol yang memiliki waktu alir
lebih cepat dengan aquades. Maka hasil pengamatan ini bisa dikatakan tidak
sesuai terhadap teori. Hal ini didasarkan pada berat molekul dari setiap
fluida tersebut. seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi viskositas, salah satunya adalah berat molekul.
Berat molekul sirup lebih besar dibanding berat molekul air, dimana
semakin tinggi berat molekul maka semakin tinggi viskositas suatu fluida.

Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan pada percobaan ini, maka dapat
disimpulkan bahwa :
 Besarnya nilai viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan metode
viskometer Ostwald dimana cairan yang akan diukur viskositasnya
dimasukkan ke dalam pipa A kemudian dibwa ke B dan dibiarkan
mengalir serta diukur waktu alirnya dari tanda m ke n. Dan selain itu
juga, dapat ditentukan dengan viscometer cup and bob Prinsip kerjanya
sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding
dalamdari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
 Sirup yang memiliki viskositas yang lebih tinggi dengan niai BJ yang
tinggi dibandingkan etanol maupun aquades yang memiliki waktu alir
lebih cepat dengan sirup. Berat molekul sirup lebih besar dibanding
berat molekul air, dimana semakin tinggi berat molekul maka semakin
tinggi viskositas suatu fluida.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi , edisi keempat.


Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Martin, Alfred, dkk. 2008. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, edisi
kelima. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai