Makalah Seminar Kelompok-2
Makalah Seminar Kelompok-2
Di Susun Oleh :
Imaniar Faulina
Untung supriyanto
Amaliya Husna
Alifatunisa Ramadanti
Aghania Zahara
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan Karunia-Nya, yang telah memberikan segala kekuatan, kemampuan, dan kelancaran
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar ini pada “ Ny. S
dengan diabetes melitus diruang Baitu Izzah 1 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang” makalah ini disusun guna memenuhi tugas profesi keperawatan medikal bedah.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah seminar ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Masalah kesehatan dapat dipengaruhi oleh pola
hidup, pola makan, lingkungan kerja, olahraga dan stres. Perubahan gaya hidup
darah yang tinggi dan gangguan metabolisme pada umumnya, yang pada
komplikasi baik yang akut maupun yang menahun. Kelainan dasar dari penyakit ini
ialah kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas, yaitu kekurangan
jumlah dan atau dalam kerjanya ( Isniati,2003). Jumlah Penderita diseluruh dunia
Jumlah penderita di seluruh dunia tahun 1998 yaitu ± 150 juta, tahun 2000 yaitu ±
175,4 juta diperkirakan tahun 2010 yaitu ± 279 juta (Murwani, 2007).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai
LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik
semakin meningkat. Sebanyak 346 juta orang di dunia menderita diabetes, dan
diperkirakan mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025. Di Amerika Serikat,
berdasarkan “2011 National Diabetes Fact Sheet” sebanyak 25,8 juta orang (8,3%
dari populasi) menderita diabetes. Kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2010
diabetes melitus.
- Mampu membuat intervensi kepada klien dengan ulkus diabetes melitus
- Mampu melakukan implementasi kepada klien dengan ulkus diabetes melitus.
- Mampu mengevaluasi kepada klien dengan ulkus diabetes melitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya
merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati
LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik
sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi trauma dan
- Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.
- Iskemia
Merokok
Hiperlipidemia
Kaki dingin
Nyeri nocturnal
Kulit mengkilap
Penebalan kuku
a. Trauma
b. Infeksi
3. Patofisiologi
pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan
kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah besar
sentral biasanya lebih besar dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan
adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang
kalus.
4. Pathways
5. Manifestasi
Nyeriklinik
Menurut Smeltzer dan Bare (2004:1220) gejala yang lazim terjadi, pada ulkus
diabetes yaitu :
Tanda dan gejala kaki diabetik yaitu sering kesemutan, nyeri kaki saat istirahat,
arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku
keterlibatan berbagai pihak terutama dari pasien dan keluarga. Hal-hal yang dapat
mencegah dan mengendalikan kaki diabetik yaitu (Indian Health Diabetes Best
Practice, 2011, Adhiarta, 2011;47 Gitarja, 2008; National Development Education
kumanpenyebabnya
1. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
banyak minum (Poli dipsi), banyak kencing (poli uri), kesemutan, gatal,
c. Riwayat kesehatan
g. Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih (poli uri) glukosuria BAK> 4x/ hari, urine encer,
pucat, kuning, kadang disertai BAB > 3x / hari, dengan konsistensi cair, bau
tajam.
Tidur Kx mengalami gangguan (< 8 jam / hari) karena poli uri dan kadang
menurun
Kx merasa cemas dengan keadaan berat badan yang turun drastis, poli uri,
poli dipsi, poli fagi, dan sering meminta bantuan orang lain karena
DM biasanya bisa terjadi impoten pada laki-laki dan kesulitan orgasme pada
wanita.
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Badan lemah, mata kabur, poli fagi, poli uri, poli dipsi, kesemutan, berat
2) Kepala
3) Sistem integumen
4) Sistem respirasi
5) Sistem kardiovaskuler
6) Sistem genitourinaria
7) Sistem muskoloskeletal
8) Sistem endokrin
meningkat.
9) Sistem persyarafan
2. Pemeriksaan penunjang
penyebabnya
a. Urinalisis.
b. Essei Hb Glikosit.
B. Diagnosa keperawatan
b) PK : Infeksi
biologis.
sumber informasi.
C. Intervensi
Managemen Hiperglikemia
1. Monitor GDR sesuai indikasi Hiperglikemia
2. Monitor tanda dan gejala dipengaruhi oleh beberapa
diabetik ketoasidosis ; gula factor diantaranya: terlalu
darah > 300 mg/dl, pernafasan banyak makan / kurang
bau aseton, sakit kepala, makan, terlalu sedikit
pernafasan kusmaul, anoreksia, insulin, dan kurang
mual dan muntah, tachikardi, aktivitas.
TD rendah, polyuria,
polidypsia,poliphagia,
keletihan, pandangan kabur atau
kadar Na,K,Po4 menurun.
3. Monitor v/s :TD dan nadi sesuai
indikasi
4. Berikan insulin sesuai order
5. Pertahankan akses IV
6. Berikan IV fluids sesuai
kebutuhan
7. Konsultasi dengan dokter jika
tanda dan gejala Hiperglikemia
menetap atau memburuk
8. Dampingi/ Bantu ambulasi jika
terjadi hipotensi
9. Batasi latihan ketika gula darah
>250 mg/dl khususnya adanya
keton pada urine
10. Pantau jantung dan sirkulasi
( frekuensi & irama, warna
kulit, waktu pengisian kapiler,
nadi perifer dan kalium
11. Anjurkan banyak minum
12. Monitor status cairan I/O sesuai
kebutuhan
4 Kerusakan Setelah dilakukan Wound care Pengkajian luka akan
integritas askep 6x24 jam 1. Catat karakteristik lebih
jaringan Wound healing luka:tentukan ukuran dan realible dilakukan oleh
meningkat: kedalaman luka, dan klasifikasi pemberi asuhan yang
Dengan criteria pengaruh ulcers sama dengan posisi yang
Luka mengecil 2. Catat karakteristik cairan secret sama dan tehnik yang
dalam ukuran dan yang keluar sama
peningkatan 3. Bersihkan dengan cairan anti
granulasi jaringan bakteri
4. Bilas dengan cairan NaCl 0,9%
5. Lakukan nekrotomi K/P
6. Lakukan tampon yang sesuai
7. Dressing dengan kasa steril
sesuai kebutuhan
8. Lakukan pembalutan
9. Pertahankan tehnik dressing
steril ketika melakukan
perawatan luka
10. Amati setiap perubahan pada
balutan
11. Bandingkan dan catat setiap
adanya perubahan pada luka
12. Berikan posisi terhindar dari
tekanan
5 Kerusakan Setelah dilakukan Terapi Exercise : Pergerakan sendi
mobilitas Askep 6x24 jam 1. Pastikan keterbatasan gerak ROM exercise membantu
fisik dapat teridentifikasi sendi yang dialami mempertahankan
Mobility level 2. Kolaborasi dengan fisioterapi mobilitas sendi,
Joint movement: 3. Pastikan motivasi klien untuk meningkatkan sirkulasi,
aktif. mempertahankan pergerakan mencegah kontraktur,
Self care:ADLs sendi meningkatkan
Dengan criteria 4. Pastikan klien untuk kenyamanan.
hasil: mempertahankan pergerakan
1. Aktivitas fisik sendi
meningkat 5. Pastikan klien bebas dari nyeri
2. ROM normal sebelum diberikan latihan
3. Melaporkan 6. Anjurkan ROM Exercise aktif:
perasaan jadual; keteraturan, Latih ROM
peningkatan pasif.
kekuatan Exercise promotion
kemampuan 1. Bantu identifikasi program
dalam bergerak latihan yang sesuai Pengetahuan yang cukup
4. Klien bisa 2. Diskusikan dan instruksikan akan memotivasi klien
melakukan pada klien mengenai latihan untuk melakukan latihan.
aktivitas yang tepat
5. Kebersihan diri Exercise terapi ambulasi
klien terpenuhi 1. Anjurkan dan Bantu klien Meningkatkan dan
walaupun dibantu duduk di tempat tidur sesuai membantu berjalan/
oleh perawat atau toleransi ambulasi atau
keluarga 2. Atur posisi setiap 2 jam atau memperbaiki otonomi dan
sesuai toleransi fungsi tubuh dari injuri
3. Fasilitasi penggunaan alat
Bantu
BAB III
mengatakan sakit gula sudah 15 tahun dan baru dibawa kerumah sakit saat
lebaran karena jari kaki yang sebelah kiri terlepas kemudian diamputasi. Klien
mengatakan masuk ke rumah sakit lagi pada tanggal 29 Juli 2015 jam 6.28
Diabetes mellitus. Klien tidak pernah melakukan operasi dan klien tidak ada
alergi obat.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keterangan :
: Laki-laki ------- : tinggal serumah
X : meninggal
: Klien
: Perempuan
Keluarga klien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
rumah sakit saat kakinya busuk dan jari kakinya putus. Klien mengatakan
tidak mengkonsumsi jamu, alkohol dan jarang mengkonsumsi kopi. Klien
pencahar
b. Pola BAK
Klien mengatakan BAK 4-6x sehari warna kuning, jumlahnya cukup banyak,
dan BAK secara mandiri.Tidak ada keluhan sesak nafas saat melakukan
aktivitas.
Saat sakit
Klien mengatakan kesulitan dalam melakukan aktivitas, mandi ,makan,
mengenakan pakaian, BAB dan BAK dibantu oleh perawat dan keluarga klien.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan jika tidak ada pekerjaan disiang hari, klien dapat tidur siang
dari jam 14.00-15.00, klien biasa tidur malam jam 21.00-05.00. Klien
mengatakan istirahat tidur tercukupi dan tidak ada gangguan dalam tidur.
Saat sakit
Klien mengatakan sering mengantuk dan mudah terbangun ketika tidur. Klien
tidak melakukan diit, klien mengatakan minum 2 botol besar air putih setiap hari.
Saat sakit
Klien mengatakan makanan yang dari rumah sakit jarang dimakan karena tidak
biasanya
4). Ideal diri : klien mengatakan harapan saat ini luka yang dikaki sebelah
anaknya, setiap kali klien mempunyai masalah klien akan berbicara dengan
klien mengatakan orang terdekat yang berpengaruh pada klien adalah suami
klien sehingga ketika klien mempunyai masalah, klien akan meminta bantuan
pada suaminya.
11.Pola nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan sebelum sakit biasa melakukan sholat 5 waktu, setelah sakit
4. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut berwarna hitam bercampur ban
terhadap cahaya baik, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak
bantu pendengaran, sedikit ada serumen di telinga kanan, dan tidak ada
warna gigi sedikit kuning, tonsil tidak membesar, dan tidak aa pembesaran
kelenjar tiroid.
9. Dada
Jantung
- Inspeksi : tampak ictus cordis di ICS 5
- Palpasi : teraba ictus cordis di ICS 5 linea midclavicula
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : terdengar BJ I dan BJ II normal “lup dup’’
Paru-paru
- Inspeksi : tidak ada lesi, dan tidak terlihat retraksi dinding dada
- Palpasi : teraba taktil fomitus
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
10. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi dan tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : bising usus terdengar normal 7x/detik
Perkusi : tidak ada nyeri tekan
Palpasi : timpani
11. Genitalia
Tidak terkaji
12. Ekstermitas atas dan bawah
Ekstremitas atas
Turgor kulit kembali < 3 detik, tidak ada odem, kekuatan otot bagian kanan
atas 5 dari (0-5) dan kekuatan otot kiri atas 5 dari (0-5), klien terpasang
infus RL di ekstremitas kanan atas, tidak ada tanda-tanda infeksi pada area
penusukan.
Ekstremitas bawah
Kekuatan otot kanan bawah 2 dari (0-5) dan kekuatan otot kiri bawah 0 dari
C. Diagnosa keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi gangguan metabolik
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes melitus
3. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
D. Intervensi
DS:
-Klien mengatakan makan
makanan beli sendiri
-Klien mengatakan minum 4-6
-Mengkolaborasi dengan dokter dalam
30/07/15 Dx.1 gelas/hari
pemberian obat untuk mengatasi
07.20 -Infus RL 20tpm
penyebab demam -Klien mengatakan buang air
-Mengkolaborasi dengan ahli gizi
besar dalam sehari tidak pasti
untuk menentukan jumlah kalori dan
terkadang 2x/hari
nutrisi yang dibutuhkan pasien -Klien mengatkan buang air kecil
kurang lebih 4x/hari
-Memonitor jumlah nutrisi dan
08.10
kandungan kalori DS:Klien mengatakan akan
meminum obat yang diberikan
-Memberikan informasi tentang perawat
DS:Klien mengatakan tidak suka
09.10 Dx.2 kebutuhan nutrisi
makanan yang dikasih dari rumah
sakit
-Memonitor adanya penurunan berat
DO;Klien tampak tidak patuh
badan
10.10 dengan diit sesuai yang
dianjurkan dokter yaitu 1700 kkal
10.30 Dx.3
DS:Klien mengatakan mau
mendengarkan informasi yang
-Membersihkan, memantau dan
dikasih saat penyuluhan
10.40 meningkatkan proses penyembuhan
DO:Klien tampak memperhatikan
pada luka
F. Evaluasi
yang sesuai
sudah rusak
O : Kaki kiri tampak adanya luka ulkus, kaki
30/08/15
dibalut dan tampak menghitam disekitar luka
16.30
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi,
-Memonitor adanya daerah tertentu yang
2.Ketidakefektifan hanya peka terhadap panas/dingin/tajam
-Instrusikan keluarga untuk mengobservasi
perfusi jaringan perifer
kulit
-Kolaborasi dengan dokter
b.d diabetes melitus
S : Klien mengatakan badanya merasa masih
panas
O : suhu 38,0ºC
badan klien terasa hangat
30/07/15 A: Masalah belum teratasi
18.00 P: Lanjutkan intervensi
-Meonitor suhu sesering mungkin
-Mengkompres pasien
-Memonitor intake dan output
-Mmonitor tanda-tanda hipertermi
-selimuti pasien
-Mengkolaborasi dengan dokter dalam
penyakit demam
rumah sakit
P:Lanjutkan Intervensi
yang sesuai
demam
Ketidakefektifan nutrisi
tubuh
01/08/15 1.Kerusakan integritas S: Klien mengatakan luka dibalutnya masih
08.00
kulit b.d kondisi basah
O: -Luka klien tampak berlubang
gangguan metabolik -Luka klien terdapat pus warna pink
kehijauan
-Kaki klien tampak oedema
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
-Membersihkan, memantau dan
meningkatkan proses penyembuhan pada
luka
-Memonitor status nutrisi pasien
09.00 -Memonitor tanda dan gejala infeksi pada
area luka
-Mengganti balutan pada interval waktu
yang sesuai
demam
4. Ketidakseimbangan
kebutuhan tubuh