Skripsi Diabetes Mellitus PDF
Skripsi Diabetes Mellitus PDF
syem firdaus
HOME DAFTAR ISI SOFWARE GALERY ABOUT CONTAK
▼ 2014 (3)
SKRIPSI DIABETES MELLITUS ▼ November (3)
SECTIO CAESARIA (SC)
ASKEP HIPERTENSI
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKRIPSI DIABETES
KEJADIAN DIABETES MELLITUS DI RSUD MELLITUS
KABUPATEN MAMUJU
Translate
TAHUN 2014
Pilih Bahasa
Diberdayakan oleh Terjemahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan
Kabupaten Mamuju tahun 2014”, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Tak lupa Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam
Pelaksanaan penelitian hingga akhir penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
peran serta berbagai pihak. Banyak bantuan dan bimbingan yang penulis dapatkan
dari berbagai pihak dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang
sedalam- dalamnya kepada kedua orang tua penulis yakni kepada Ayahanda tercinta
ABD. HALE.R dan Ibunda tercinta Hj. HALIMAH atas segala pengorbanan, kasih
sayang dan jerih payahnya selama membesarkan dan mendidik, serta doanya demi
keberhasilan penulis. Terimakasih juga kepada seluruh keluarga besar atas segala
do’a dan bantuannya kepada penulis sehinggan dapat menyelesaikan skripsi ini.
Melalui kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada :
1. Ibu Hj.Salma Andi Ara Selaku Ketua Yayasan Nurul Fadhilah Mamuju
2. Bapak H. Arif Daeng Mattemmu, SE, M.Kes Selaku Ketua BPH
3. Bapak Ns, Samsualam, SKM.,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
4. Bapak Dr. H. Kudding Harli selaku direktur STIKES St. Fatimah Mamuju.
5. Ibu Ns. Rubiah R, S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
6. Ibu Ns. Yulianan D, S.Kep.,M.Kes selaku sekretaris Program Studi Ilmu
7. Bapak Ns, Safriadi Darmansyah AR.S.Kep.,M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu
8. Bapak Sahabuddin, SKM.,M.Kes selaku Penguji I dan Bapak H. Adrian Haruna,
9. Para Bapak / Ibu Dosen (Khususnya seluruh Dosen Program Studi Ilmu
10. Ibu Dr. Titin Hayati, MARS selaku Direktur RSUD Mamuju Kabupaten Mamuju
11. Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan St. Fatimah Mamuju
skripsi ini.
12. Untuk semua teman – teman dekat, yang tidak bisa saya sebut satu persatu ,
terima kasih karna telah menjadi teman yang baik selama ini dan terima kasih
untuk bantuan kalian. Semoga kita akan sama-sama tersenyum bangga untuk
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah
diberikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangn
dan kesalahan yang disebabkan keterbatan penulisan dalam berbagai hal, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, penulis
akan menerimanya dengan senang hati. Mudah mudahan skripsi ini dapat menjadi
penulis
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
(Supriadi S, 2013).
1
Data dari Studi Global menunjukan bahwa jumlah penderita
Diabetes Mellitus pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika
mengalami kenaikan drastis dari 8,4 juta orang pada tahun 2000
menjadi 21,3 juta penderita di 2030 nanti. Lonjakan penderita itu bisa
diikuti Riau (10,4 persen) dan NAD (8,5 persen). Sementara itu,
berikut:
2014.
1. Pendidikan
Mellitus.
Mellitus.
Mellitus.
Diabetes Mellitus.
Kab Mamuju.
Keperawatan (S.Kep).
`BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
2009).
plikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada
A, dkk, 2005).
Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan
genetis dan klinis termasuk heterogen akibat defisiensi sekresi insulin atau
komplikasi kronik baik pada mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah.
Dalam buku ajar Keperawatan Medikal-Bedah oleh Brunner & Sunddarth
sebagai berikut:
Diabetes tipe ini disebabkan karena destruksi sel beta pankreas yang
maupun idiopatik.
c. Diabetes Mellitus yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain atau
diabetes sekunder.
3. Etiologi
Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi diabetes type I itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
gen ini berkaitan dengan DM tipe I yakni memberi kode kepada protein-
normal dari respon imun. Jika terjadi kelainan, fungsi limposit T yang
NIDDM. Akan tetapi faktor herediter memainkan peran yang sangat besar.
Selain itu terdapat pula faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan
1) Usia
2) Obesitas
besar. Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa
makan. Dengan memperbaiki pola makan dan pola hidup insya Allah
golongan Afro-Afrika.
4. Insiden
Tingkat prevalensi Diabetes Mellitus sangat tinggi di dunia terdapat sekitar
Serikat dan merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa akibat
retinopati diabetik pada usia yang sama, penderita diabetik paling sedikit 2 ½
kali lebih sering terkena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang
paling utama. Selain itu kematian fetus intrauterina pada ibu yang menderita
Proses ini mengakibatkan gangguan fungsi sel beta pakcreas dimana sel ini
kondisi hiperglikemia.
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
(polidipsia).
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan
sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tesebut, maka terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Jika terjadi
resistensi insulin pada diabetes tipe ini dan disertai dengan penurunan
reaksi intra sel, maka insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
tingkat yang normal. Akan tetapi jika sel-sel beta tidak mampu
1) Hiperglikemia
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran sel
2) Poliuria
meningkatkan volume darah serta aliran darah ginjal hal ini memicu
3) Glukosuria
Disaat kadar glukosa darah melebihi ambang ginjal terhadap glukosa
4) Polidipsia
5) Polyfhagia
Karena glukosa tidak dapat ditrasfer kedalam sel tanpa insulin, maka
selain itu gangguan aliran darah pada penderita diabetes lama juga
penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu yang dapat
berentang dari yang ringan sampai yang berat ini sangat bergantung
pada tingkat kekurangan insulin. Tekanan pada sistem saraf pusat akibat
kematian.
dan polydipsia. Polyphagia sering tidak tampak, dan kehilangan berat badan
Diagnostik test pada penderita Diabetes Mellitus menurut Corwin J, 2009
yaitu:
lebih dari 140 mg per 100 ml darah pada dua kali pengukuran. Glukosa
glukoneoganesis.
Glukosa dalam urine adalah nol, tetapi apabila kadar glukosa dalam
darah lebih besar dari 180 mg per 100 ml darah maka glukosa akan keluar
bersama urin.
Selama 120 hari masa hidup sel darah merah, hemoglobin secara
meningkat.
maka sekresi insulin dari pankreas akan meningkat dengan segera. Hal ini
untuk masuk kedalam sel. Dengan demikian sampel darah yang diambil
meningkat hanya sedikit dan biasanya kembali normal setelah 2 jam. Para
terhadap insulin yang mereka keluarkan (type II). Pada pengidap diabetes,
kadar glukosa darah secara konsisten dengan variasi minimum, mencegah dan
melalui program terapi yang dibagi menjadi terapi primer dan terapi
sekunder.
glukosa darah.
Terapi diet merupakan komponen penting pada pengobatan diabetes
baik itu tipe I maupun tipe II. Rencana diet diabetes dihitung secara
secara ketat, latihan fisik, minum obat, dan juga pengetahuan tentang
cairan dalam jumlah besar dan koreksi lambat terhadap defisit kalium.
Jika penderita Diabetes Mellitus sudah melakukan terapi primer namun
bila kadar gula naik. Obat dari golongan ini dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu :
(1) Obat dengan masa kerja yang singkat (6-12 jam), misalnya
Efek samping yang kadang ditimbulkan oleh obat dari golongan
b) Obat golongan biguanida tidak merangsang sel beta pankreas, tetapi
3) Insulin
Pengidap diabetes tipe I memerlukan terapi insulin. Tersedia berbagai
juga berbeda-beda dalam aspek saat kerja, waktu puncak kerja, dan
a) insulin dengan masa kerja pendek (2-4 jam), misalnya Regular insulin
dan Actrapid.
b) Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam), misalnya Monotard
c) Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam), misalnya PZI
muda yang gagal disembuhkan dengan terapi oral, atau pada wanita
hamil dan pada penderita dengan infeksi akut atau komplikasi ginjal.
Preparat insulin yang sudah banyak beredar pada saat ini, sudah
terapi obat-obatan.
9. Komplikasi
Komplikasi DM dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu komplikasi akut dan
komplikasi menahun.
hipertensi dan mengalami syok yang akhirnya klien dapat koma dan
meninggal
2) Hipoglikemia
1) Mikroangiopaty
b) Hiperlipoproteinemia
keseluruhan.
dengan tahun, dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40
tahun, dewasa Madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut > 60 tahun, umur
adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan . Umur atau
usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau
makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur manusia dikatakan
lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung.
adalah faktor umur dimana usia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital
melemah dan tubuh mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada
wanita yang sudah tua (lebih dari 40 tahun) dan telah mengalami monopause
Pada tahun 2013, proporsi penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun
dengan DM adalah 6,9 persen. Penderita yang terkena bukan hanya berusia senja,
diagnosis dokter dan gejala meningkat sesuai dengan bertambahnya umur, namun
mulai umur ≥65 tahun cenderung menurun. Sebagian besar penderita DM berusia
45-52. Peningkatan diabetes risiko diabetes seiring dengan umur, khususnya pada
usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi
pada individu yang berusia lebih tua terdapat penurunan aktivitas mitokondria di
sel-sel otot sebesar 35%. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar lemak di
otot sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi insulin (Trisnawati, 2013).
Pengertian jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan dengan
laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh laki-
perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi,
hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan
dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi.
Diabetes Melitus dimana pada wanita yang telah mengalami monopause punya
kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap hormon insulin. Diabetes secara
umum untuk pria datang lebih cepat dari wanita. Wanita bisa terlindungi dari
estrogen, yaitu hormon reproduksi yang membantu mengatur tingkat gula darah
dalam tubuh.
laki-laki. Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita
memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar. Sindroma
2010).
Faktor keturunan atau genetik punya kostribusi yang tidak bisa diremeh
sangatlah sulit. yang bisa dilakukan untuk seseorang agar terhindar dari penyakit
Diabetes Mellitus karena sebab genetik, adalah dengan memperbaiki pola hidup
dan pola makan. Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi diabetes tipe I itu
yang memiliki tipe antigen HLA (Human leucocyte antigen) tertentu. HLA
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shara Kurnia Trisnawati (2012) kejadian
penyakit diabetes melitus tipe 2 bahwa ada hubungan yang signifikan (OR 4,19;
95%CI 1,246-14,08). Sebagian besar responden memiliki riwayat DM keluarga.
keluarga dengan DM harus waspada. Risiko menderita DM bila salah satu orang
tuanya menderita DM adalah sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki DM
maka risiko untuk menderita DM adalah 75% (Diabates UK, 2010). Risiko untuk
mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini
dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu. Jika
dan 90% jika yang menderita adalah saudara kembar identik (Diabetes UK, 2010).
Bagi masyarakat yang memiliki keluarga yang menderita DM, harus segera
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat
kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat
adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul
dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki
(Hariadi S, 2008). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara merokok
dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 (p=0,000). Hal ini sejalan dengan
penelitian oleh Houston juga mendapatkan bahwa perokok aktif memiliki risiko
76% lebih tinggi untuk terserang DM Tipe 2 dibanding dengan yang tidak terpajan
(Irawan, 2010).
pada pembebanan glukosa oral lebih banyak pada perokok dibandingkan yang
tidak merokok. Perokok memiliki ciri khas sindrom resistensi insulin termasuk di
dalamnya gula darah puasa yang meningkat (Chiolero, 2008 dalam Jafar,
Nurhaedar, 2011).
Merokok adalah suatu hal yang belum jelas ada manfaatnya bahkan tidak
ada manfaatnya terlebih lagi dari segi kesehatan, merokok sangat berbahaya bagi
terpapar asap rokok hampir merata. Responden yang terpapar asap rokok
merupakan perokok aktif dan pasif. Dari responden yang terpapar asap rokok,
racun sama seperti perokok aktif. Penelitian oleh Houston mendapatkan bahwa
perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi untuk terserang DM Tipe 2
BAB III
KERANGKA KONSEP
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi
Kencing Manis.
diabetes.
33
Dari uraian diatas maka peneliti memilih variabel faktor yang
diteliti. Selain itu juga telah dilakukan identifikasi alasan yang melatar
1. Umur
perempuan sekitar 20 – 25 %.
2009).
Umur
Riwayat Keluarga DM
Merokok
Keterangan :
oleh dokter
2. Umur
mengalami DM.
keluarga DM
keluarga DM
5. Merokok
batang/ hari
20 batang /hari
2014
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Tempat
2. Waktu
tahun.
1. Populasi
Q = 1 - P
d = Tingkat ketelitian (0,05)
43x(1,96)2x0,1x(1-0,1)
n=
(0,05)2x(43-1)+ (1,96)2x0,1x(1-0,1)
43 x 3,8416 x 0,1 x 0,9
n=
0,0025 x 42 + 3,8416 x 0,1 x 0,9
14,866992
n =
0,105 + 0,345744
14,866992
n = = 32,98
0,450744
Jadi n = 33 orang
(Notoatmodjo, 2010).
Analisa Data
Pengumpulan data
Informed Concent
Gambar 4.3: Alur penelitian
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada dua sebagai
berikut:
terstruktur.
teknik analisis
4. Analisa data
a. Univariat
b. Bivariat
kode tertentu.
3. Confidentiality
hasil penelitian.
BAB V
Penelitian ini dilaksanakan antara bulan juni dan Juli 2014 di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju. RSUD Kabupaten Mamuju terletak di bagian Provinsi
Sulawesi Barat pada posisi 1˚38’110” - 2˚, 54’522” Lintang selatan; dan 11˚54”47” - 15˚54”47”
- 15˚5’35” bujur timur dari Jakarta (0˚0’0” - 160˚48’28” bujur timur green wich), dengan batas
wilayah yaitu :
Mamuju, 2013)
Kabupaten Mamuju.
Jumlah 33 100%
Pendidikan Jumlah %
Tidak sekolah 7 21,2%
Tamat SD 10 30,3%
Tamat SMP 8 24,2%
Tamat SMA 4 12,1%
Perguruan tinggi 4 12,1%
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa dari 33 jumlah responden
tingkat pendidikan yang paling banyak adalah tamat SD sebanyak 10 orang (30,3%),dan
tingkat pendidikan paling sedikit adalah SMA (12,1%) dan Perguruan Tinggi (12,1%)
Pekerjaan Jumlah %
Petani 12 36,4%
URT 9 27,3%
Nelayan 3 9,1%
Wiraswasta 5 15,2%
PNS 4 12,1%
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 5.3 diatas menunjukkan bahwa dari 33 jumlah
responden pekerjaan yang paling banyak adalah petani sebanyak 12 orang (30,3%), dan
paling sedikit bekerja sebagai nelayan sebanyak 3 orang ( 9,1%).
e. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga DM
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Pada
pasien Diabetes Mellitus di RSUD Mamuju tahun 2014.
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa dari 33 responden yang
memiliki risiko tinggi sebanyak 29 orang (87,9%), dan berisiko rendah sebanyak 4 orang
(12,1%).
f. Distribusi Responden Berdasarkan Rokok (Terpapar Asap Rokok)
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Merokok Pada
pasien Diabetes Mellitus di RSUD Mamuju tahun 2014
Merokok Jumlah %
Risiko tinggi 25 75,8%
Risiko rendah 8 24,2%
Jumlah 33 100%
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan Tabel 5.7 tentang perilaku merokok Dan terpapar asap rokok dari
33 responden yang berisiko tinggi sebanyak 25 orang (75,8%), dan yang berisiko rendah
Tabel 5.7
Hubungan antara umur dengan kejadian Diabetes
Mellitus di RSUD Mamuju Tahun 2014
Status DM Responden
Umur Total P
DM Tidak DM
N % n % n %
>40 Tahun 27 81,8% 1 3,0% 28 84,8%
0,000
<40 Tahun 0 0% 5 15,2% 5 15,2%
Table 5.8
Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
diabetes Mellitus di RSUD Mamuju Tahun 2014
Status DM Responden
Jenis DM Tidak DM Total P
kelamin N % n % n %
Risiko 27 96,3% 1 3,7% 27 81,8%
Tinggi 0,000
Risiko 1 16,7% 5 83,3% 6 18,2%
Rendah
Total 26 78,8% 7 21,2% 33 100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 33 responden, yang
memiliki risiko tinggi adalah perempuan sebanyak 27 orang (81,8%) sedangkan untuk
responden laki - laki sebanyak 6 orang (18,2%)
Hasil uji statistik dengan Chi-Square (Fisher's Exact Test) diperoleh nilai p =
0,000 < 0,05 maka hal ini berarti ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
diabetes Mellitus di RSUD Mamuju
Table 5.9
Hubungan Antara Riwayat Keluarga Dengan
Kejadian Diabetes Mellitus di RSUD Mamuju Tahun
2014
Status DM Responden
Riwayat Total P
Keluarga DM Tidak DM
N % N % n %
Risiko 26 78,7% 3 9,0% 29 87,9%
tinggi 0,014
Risiko 1 3,0% 3 9,0% 4 12,1%
rendah
Total 27 81,8% 6 18,1% 33 100
memiliki risiko tinggi sebanyak 29 orang (87,9%), dan berisiko rendah sebanyak 4 orang
(12,1%).
Hasil uji statistik dengan Chi-Square (Fisher's Exact Test) diperoleh nilai p =
0,014 < 0,05 maka hal ini berarti ada hubungan antara riwayat keluarga dengan
kejadian diabetes Mellitus di RSUD Mamuju.
d. Hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian
Diabetes Mellitus di RSUD Mamuju tahun 2014.
Tabel 5.10
Hubungan antara perilaku merokok dengan
kejadian diabetes Mellitus di RSUD Mamuju Tahun
2014
Status DM Responden
Perilaku DM Tidak DM Total P
merokok N % n % n %
Risiko tinggi 23 69,6% 2 6,0% 25 75,8%
0,020
Risiko 4 12,1% 4 12,1% 8 24,2%
rendah
Total 27 81,8% 6 18,1% 33 100
Sumber : Data Primer 2014
Berdasarkan Tabel 5.10 tentang perilaku merokok Dan terpapar asap rokok dari
33 responden yang berisiko tinggi sebanyak 25 orang (75,8%), dan yang berisiko
rendah sebanyak 8 orang (24,2%).
diperoleh nilai p = 0,020 < 0,05 Hal ini berarti ada hubungan
di RSUD Mamuju
B. Pembahasan
1. Umur
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 33 responden yang paling banyak
adalah usia > 40 tahun yang memiliki risiko tinggi yaitu sebanyak 27 orang (81,8%) , dan
umur < 40 tahun yang berisiko rendah sebanyak 5 orang ( 15,2%). Hasil uji statistik
dengan Chi-Square (Fisher's Exact Test) diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 maka Hal ini
berarti ada hubungan antara umur dengan kejadian diabetes Mellitus di RSUD Mamuju.
diperoleh nilai p < 0,05 dimana nilai p = 0,000 < 0,05 maka HO
usia >40 tahun 3 kali lebih banyak di banding usia muda <40
umum untuk pria datang lebih cepat dari wanita. Wanita bisa
tubuh.
p = 0,014 < 0,05 maka hal ini berarti ada hubungan antara
Mamuju
besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan
penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu. Jika
adalah 10% dan 90% jika yang menderita adalah saudara kembar
sebanyak 8 orang (24,2%). Hasil uji statistik dengan Chi-Square (Fisher's Exact Test)
diperoleh nilai p = 0,020 < 0,05 Hal ini berarti ada hubungan antara perilaku merokok dengan
kejadian diabetes Mellitus di RSUD Mamuju
dengan OR 2,66.
(Irawan, 2010).
aktif dan pasif. Dari responden yang terpapar asap rokok, sebagaian
(Irawan,2010).
A. Kesimpulan
dengan kejadian diabetes mellitus di RSUD Kab. Mamuju tahun 2014 dapat di
1. Ada hubungan yang bermakna antara faktor umur dengan kejadian diabetes
2. Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian
3. Ada hubungan yang bermakna antara faktor riwayat keluarga dengan
4. Ada hubungan yang bermakna antara faktor perilaku merokok dengan
B. Saran
Apabila ada riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus lakukan pencegahan
secara dini kepada anggota keluarga lainnya dengan menjauhi faktor lingkungan yang
menjadi faktor pencentus terjadinya diabetes mellitus.
4. Perlunya masyarakat untuk melakukan pengontrolan pada perilaku
lebih awal kejadian diabetes mellitus dan untuk mencegah komplikasi akibat
DAFTAR PUSTAKA
Andra Safera Wijaya dan Yessi Mariza P, 2013. Keperawatan Medikal
Bedah. Nuha Medika. Yogyakarta.
Corwin, Elizabeth J, 2009, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan
Tehnik Analisa Data. Salemba medika, Jakarta.
Irawan, Dedi, 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes
Melitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia. Tesis tidak
diterbitkan.Jakarta. Universitas Indonesia.
Jafar, Nurhaedar, 2011. Sindroma Metabolik di Indonesia. Ombak:
Yogyakarta.
Luknis, 2008. Statisti kesehatan/ Luknis Sabri & Sutanto Priyo Hastono.
Rajawali Pers. Jakarta.
Nursalam, 2009, Konsep dan penerapan metodologi keperawatan
pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan,
Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Asdi
Mahasatya, Jakarta.
Poskan Komentar
Masukkan komentar Anda...
Mengenai Saya
syem firdaus
Ikuti 5