PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondosi fisiologis dan psikologis pada ibu hamil?
2. Apa saja kebutuhan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil?
3. Apa saja pengaruh dukungan keluarga terhadap kebutuhanpsikologis ibu hamil
trimester III?
4. Apa pengaruh support tenaga kesehatan terhadap kebutuhan psikologis ibu hamil
trimester III?
5. Apa pengaruh rasa aman dan nyaman terhadap kebutuhan psikologis ibu hamil
trimester III?
6. Apa pengaruh persiapan orang tua terhadap kebutuhan psikologis ibu hamil trimester
III?
7. Apa pengaruh persiapan sibling terhadap kebutuhanpsikologis ibu hamil trimester III?
1
C . Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai kondisi fisiologis dan psikologis pada ibu
hamil.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kebutuhan psikologis dalam suport
keluarga terhadap ibu hamil trimester III.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kebutuhan psikologis dalam suport dari
tenaga kesehatan terhadap ibu hamil trimester III.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh kebutuhan psikologis dalam rasa aman
dan nyaman terhadap ibu hamil selama kehamilan trimester III.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan psikologis pada ibu hamil/
6. Mahasiswa dapat mengetahu apa saja persiapan menjadi orang tua selama
kehamilan.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan persiapan sibling pada psikologis ibu hamil
trimester III
8. Mahasiswa dapat menjelaskan dampak jika psikologis ibu hamil trimester III jika
tidak terpenuhi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil
Trimester III
A. Oksigen
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan tubuhnya dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel.Asupan oksigen bisa terganggu disebakan oleh
berbagai factor yang salah satunya adalah aktifitas ibu hamil yang berlebihan, karena
kegian yang berlebihan dapat membuat daya serap oksigen lemah.
5. Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan
lain – lain.
B. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi
meskipun tidak berarti makanan yang mahal.Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga
300 kalori per hari, ibu hamil harusnya mengonsumsi yang mengandung protein, zat besi, dan
minum cukup cairan (menu seimbang).
Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal),
dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg.
B. Lemak
1. 20% hingga 35% dari asupan kalori seorang wanita perari
2. Asam linoleat :
- Merupakan asam lemak esensial bagi pertumbuhan sel yang baru
- Harus diperoleh dari makanan
3
- Ditemukan dalam minyak nabati seperti minyak jagung, minyak zaitun, minyak kacang,
dan safflower (minyak biji rami)
C. Vitamin
Asupan semua vitamin harus ditingkatkan karena:
- Diperlukan bagi sintesis jaringan dan produksi energy
- Kebutuhan akan vitamin yang larut-lemak dan air akan meningkat
D. Yodium
C. Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil
untuk mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan yang kotor yang banyak mengandung
kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan
adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental,
psikologis dan sosial.
· 1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
· 2. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene
4
· 3. Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, sabun mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
· 4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan.
- Budaya
- Kebiasaan seseorang
- Kondisi Fisik
1. Dengan mandi dan membersihkan badan ibu akan mengurangi kemungkinan adanya
kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya Infeksi, khususnya
sesudah melahirkan.
2. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
- Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja
-. Bulu kemalauan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang
akandibersihkan karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata
diepisiotomi
- Selama menunggu persalinan tiba ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar
kamar bersalin
- Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang berbau menyengat seperti pete dan jengkol
D. Pakaian
Pada dasarnya pakaian apa saja bisa dipakai, baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus diperhatikan dan
dihindari yaitu :
1. Sabuk dan stoking yang terlalu ketat. Karena akan mengganggu aliran balik
2. Sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan
bertambah.
E. Eliminasi
Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu Atas
Panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormone progesterone meningkat.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah
konstipasi dan sering buang air kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus.Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi.
F. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit
seperti berikut ini :
G. Imunisasi
Pengertian : Memberikan proteksi terhadap penyakit tetanus
Pencegahan Tetanus Neonatorum dan Tetatnus Maternal :
- WUS dan calon Pengantin
- Ibu Hamil
- Persalinan Nakes
a. Ibu hamil 2x selama kehamilan dengan interval 1 bulan, diberikan
boleh sampai 6 minggu sebelum melahirkan
b. munisasi TT I diberikan pada kehamilan 16-20 minggu, dengan dosis
0,5 cc secara intra muskuler.
Imunisasi tetanus pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, dengan cara memberikan vaksin tetanus toxoid pada ibu hamil. Sebelum
memberikan imunisasi TT ibu harus diberitahu terlebih dahulu pentingnya pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil.
Pada trimester III tidak diberikan, bila sudah diberikan pada trimester II, tetapi
jika ibu melakukan kunjungan antenatal pertama pada trimester III, maka imunisasi
TT dapat langsung diberikan, kemudian TT II dengan jarak 4 minggu.
H. Memantau Traveling
Tidak diijinkan untuk wanita hamil untuk berjalan jauh dengan menggunakan
pesawat : keluar negeri pada usia kehamilan 34 minggu dan untuk domestik setelah 35
minggu
Pada kehamilan lebih dari 32 minggu ibu dianjurkan untuk mengurangi kegiatan
traveling karena rentan terjadi preterm.Traveling merupakan suatu yang tidak dapat
dihindarkan selama kehamilan, sebagai contoh didalam sebuah keluarga. Seorang
wanita harus mempunyai surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa wanita hamil
sangat cocok untuk melakukan traveling dengan menggunakan pesawat terbang, tetapi
tidak boleh pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu, hal ini dikarenakan rentan terjadi
persalinan preterm. Traveling mempunyai keuntungan bagi pesangan untuk bertukar
pengalaman selama menjadi orang tua. Wanita dengan riwayat abortus berulang atau
7
biasanya disebabkan oleh perjalanan jauh, wanita disarankan untuk istirahat untuk
memulihkan kembali kondisi agar tidak lemah.
8
a. Memelihara kebersihan payudara
b. Melenturkan dan menguatkan putting susu
c. Mengeluarkan putting susu yang masuk kedalam a/ datar
d. Mempersiapkan produksi ASI
Periode ini sering disebut priode menunggu dan waspada sebab pada saat itu
ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan.
Perhatian ibu berfokur pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus
mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya
dari bahaya, cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran
bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi,
menduga-duga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya.
9
Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya,
bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan
pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Ketidaknyamanan pada trimester ini
meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas
dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih
akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya
selama hamil, disinilah ibu memerlukan keterangan, dukungan dari suami, bidan dan
keluarganya.
Masa ini disebut jugamasa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita
karena ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilangan kontak
dengan teman, kolega (Oakley, dalam Sweet,1999). Mereka merasa kesepian dan
terisolasidi rumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti tidakan
meedikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa kehamilannya sangat
berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu
mengkaji dengan teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai
kemampuan coping dan memberikan dukungan.
B. Pengaruh Suport Keluarga terhadap Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Kehamilan termasuk salah satu periode krisis dalam kehidupan seorang wanita.
Tak dapat dielak, situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga
psikologis. Dalam aspek psikologis, timbul pengharapan yang disertai kecemasan
menyambut persiapan kedatangan bayi. Semuanya itu ikut mewarnai interaksi antara
anggota dan keluarga.
Pada fase terakhir pertumbuhan janin berlangsung berlangsung pada periode tiga
bulan terakhir (bulan ke-7 sampai ke-9). Pada fase ini ibu mulai lagi merasa tertekan dan
gelisah. Berat badan calon ib u mulai bertambah drastic antara 10,5 kg sampai 15 kg.
calon ibu sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak, serta
napas pendek.
Secara terinci perkembangan janin tiga bulan terakhir ini sebagai berikut :
Pada bulan ke tujuh, janin dalam rahim ibu perlu dikatakan sudah dapat hidup
secara independent. Selaput serebralnya sudah menutupi seluruh otak, janin dapat
memperlihatkan berbagai variasi respons khusus. Pada bulan ini biasanya bayi mencapai
panjang 40 cm, dan berat sekitar 1,5 kg. pada usia 8 dan 9 bulan pembentukan kepekaan
pada sentuhan terakhir hamper berbagai organ sudah berfungsi. (Save M.Dagun. 2002)
Cara keluarga dalam menghadapi situasi tersebut berbeda-beda tergantung adat
dan kebudayaan setempat. Pada keluarga primitive ada beberapa suku tertentu melakukan
upacara khusus.
Dukungan keluarga tidak hanya dari seorang suami tetapi juga dari sanak saudara
lainnya seperti ibu kandung maupun ubu metua. Dukungan keluarga meliputi :
1. Dukungan suami
Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita
yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru
10
pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan
adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat.
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses
persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling
dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami
perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri
mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam
menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan
mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi
berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia
mungil” di dalam perutnya. Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa
kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What
Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals
& Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam
mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa
besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
2. Dukungan keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal
yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita hamil
sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama
11
pada ibu primigravida. Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua.
3. Dukungan lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
a. Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu – ibu pengajian/
perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan sosial/ keagamaan
b. Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan melahirkan
c. Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk periksa
d. Menunggui ibu ketika melahirkan
e. Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
f. Diperoleh dari ibu-ibu pengajian/perkumpulan/kegiatan yang berhubungan
dengan keagamaan/sosial dalam bentuk doa bersama untuk keselamatan
ibu dan janinnya
g. Membicarakan/menceritakan/menasihati tentang pengalaman hamil dan
bersalin.
h. Ada diantara mereka yang mau mengantarkan ibu hamil untuk periksa
i. Mereka dapat menjadi seperti saudara bagi ibu hamil dan nifas
D. Rasa Aman dan Nyaman pada Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Dalam pyramid Maslow kebutuhan akan rasa aman dan nyaman berada pada posisi
ke dua, hal ini menunjukkan betapa pentingnya rasa aman dan nyaman bagi manusia
terutama bagi seorang ibu yang sedang hamil usia trimester III.
Peran keluarga khususnya suami, sangat di perlukan bagi seorang wanita hamil.
Keterlibatan dan dukungan yang di berika suami kepada kehamilan sang istri akan
12
mempererat hubungan antara ayah-anak dan suami istri. Dukungan yang diperoleh
oleh ibu hamil akan membuatnya lebih tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal
ini akan memberikan kehamilan yang sehat. Dukungan yang dapat di berikan oleh
suami misalnya dengan mengantar ibu memerikasakan kehamilan, memenuhi
keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan minum tablet besi, maupun
membantu ibu melakukan kegiatan rumah tangga selama hamil. Walaupun suami
melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinngi dalam meningkatkan
keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.
Rasa aman dan nyaman yang diharapkan dari seorang wanita hamil yakni :
1. Tingkat kemudahan dan kepuasan pada seseorang yang berubah menjadi
orang tua terutama bergantung kepada keberhasilan mereka (suami isteri)
dalam mengartikan dan menerima hubungan antar anggota keluarga
2. Apabila pasangan suami isteri tersebut telah mampu memandang satu sama
lain sebagaimana adanya (dan bukan seperti apa yang diinginkan) dan
dapat menerima perbedaan dalam nilai dan tingkah laku, dapat bekerja
sama untuk membangun dasar kekuatan yang fleksibel untuk keduanya,
dapat mengembangkan standar yang memungkinkan keduanya saling
mengerti maka peralihan dari kecemasan menuju kenyamanan selama
persalinan akan lebih lancar
3. Harapan rasa aman dan nyaman ini merupakan manifestasi keinginan
berbagi rasa yang saat-saat itu memang cenderung meningkat
4. Harapan itu akan lebih mudah terwujud apabila ada kesesuaian antara
suami isteri
5. Menifestasi kesesuaian terlihat dari perilaku suami yang membantu sambil
menahan diri untuk tidak mengeluh
6. Optimalisasi tercapainya harapan rasa aman dan nyaman selama
kehamilan dan pasca bersalin sangatlah individual tergantung dari sudut
pandang tiap-tipa orang.
E. Kebutuhan psikologis ibu hamil trimester III “Persiapan menjadi Orang Tua”
Pada kehamilan trimester pertama seorang wanita hamil jika dilihat secara
psikologis masih belum memfokuskan pikirannya mengenai persiapan perannya
sebagai seorang ibu setelah kelahirannya kelak. Hanya saja pada saat itu si ibu lebih
bingung dan cemas akan perubahan penampilan dan seluruh organ pada tubuhnya.
Tetapi jika usia kehamilannya sudah mencapai 7-9 bulan atau yang biasa
dikatakan oleh tenaga kesehatan dengan trimester ke-3. Pada usia kehamilan ini
seorang ibu sudah tidak memperdulikan lagi mengenai perubahan=perubahan yang
terjadi pada tubuhnya karena sudah terjadi proses adaptasi dengan situasi-situasi
seperti itu. Melainkan pada usia kehamilan 7-9 bulan seorang ibu lebih sibuk terhadap
proses persalinannya kelak, tempat yang nantinya akan dipilih untuk melahirkan
bayinya, dan yang paling utama seorang ibu tersebut lebih mempersiapkan akan
perannya yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.
Seorang ibu cemas karena memikirkan hal-hal seperti dibawah ini:
13
1. Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat di anggap sebagai masa
transisi atau masa peralihan
2. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan peran
yang baru, serta ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini
dapat di satukan dengan anggota keluarga yang baru.
3. Peran orangtua sebagai proses peralihan yang berkelanjutan
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang
sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali
hamil.
2. Bidan berperan memberikan support dan dukungan moral bagi klien dalam
menghadapi perubahan fisik dan adaptasi psikologis
3. Dalam memberikan support kepada ibu hamil, bidan juga berperan sebagai
fasilitator dan pendidik
B. SARAN
Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita senantiasa memberikan dukungan/
support kepada setiap ibu hamil agar supaya mereka dapat menerima perubahan fisik
dan psikologis yang mereka alami dan dapat memperoleh dukungan moral yang dapat
membuat mereka lebih nyaman dalam menjalani kehamilannya
15
DAFTAR PUSTAKA
16