Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MATA KULIAH CHASIS OTOMOTIF


SISTEM KEMUDI
Dosen Pembimbing: Sigit Purnomo, M.Pd.

Oleh:

1. Catur Desta Putra 2017006112


2. Januar Wiranto 2017006060
3. Raisul Mukminin Mujahidin Abdillah 2017006059
4. Zunus Arifin 2017006088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019

0
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL........................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................3

A. Latar belakang..................................................................................3

B. Rumus masalah................................................................................4

C. Tujuan...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

A. Pengertian Sistem Kemudi dan Fungsinya......................................3

B. Jenis-Jenis Sistem Kemudi...............................................................4

C.Komponen Sistem Kemudi...............................................................14

BAB III PENUTUP..........................................................................................24

A. Simpulan..........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................25

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kendaraan dituntut untuk dapat dioperasikan dengan mudah dan nyaman oleh
pengemudi di berbagai kondisi jalan. Banyak sekali jenis sistem kemudi yang
mungkin belum di ketahui banyak orang serta kelebihan dan kekuranganya. Misalnya
sistem kemudi konvensional biasa dengan sistem kemudi yang telah menggunakan
power steering atau sistem kemudi yang lebih baru lagi yaitu Electric Power Steering.
Sistem kemudi yang dapat di jalankan dengan mudah tentu dapat memberi rasa aman
dan kemudahan bagi pengemudi dalam mengendalikan mobil yang dikendarainya.

Dari pendahuluan di atas, sesuai dengan yang akan di bahas yaitu tentang
sistem kemudi. Oleh karena itu makalah ini akan membahas secara rinci yang erat
kaitannya dengan sistem kemudi

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Detail Mengenai Sistem Kemudi dan jenis-jenisnya?

2. Apa Fungsi Komponen Sistem Kemudi

3. Bagaimana Cara Kerja Sistem Kemudi

C. Tujuan

1. Mengetahui Lebih Detail Mengenai Sistem Kemudi dan jenis-jenisnya

2. Mengetahui Fungsi Komponen Sistem Kemudi

3. Mengetahui Cara Kerja Sistem Kemudi


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Kemudi dan Fungsinya

Keterangan Gambar :

Keterangan Gambar :

3
Ø Nomor 1 Steering wheel

Ø Nomor 2 Steering coulomn

Ø Nomor 3 Universal joint

Ø Nomor 4 Housing steering rack

Ø Nomor 5 Booth steer

Ø Nomor 6 Tie rod

Sistem kemudi berfungsi untuk mengatur arah kendaraan atau berfungsi untuk
membelokan roda. Jika pengendara membelokan Steering wheel (lihat gambar) maka
steering coulumn akan meneruskan puntiran ke steering gear. Kemudian steering gear
akan memperbesar tenaga puntiran hingga menghasilkan momen puntir yang lebih
besar yang akan diteruskan ke steering linkage, kemudian steering linkage akan
meneruskan puntiran dari steering gear ke roda kendaraan.

B. Jenis-Jenis Sistem Kemudi

1. Sistem Kemudi Manual

Dengan diproduksinya mobil-mobil baru sekarang ini penggunaan Sistem kemudi


secara manual sudah mulai ditinggalkan. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga
yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila
mengendarai mobil terutama pada jarak jauh.

a) Tipe Sistem Kemudi Manual

1)Recirculating ball

Cara kerjanya :

4
Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang
dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja
dari gigi cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan
memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman (

pitman arm ).

Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung ( relay


rod ), tie rod, lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan

5
ujung pitman arm. Sambungan tersebut memindahkan gaya putar dari kemudi ke
roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan
bantalan atas untuk peredam kejut.

Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.

Keuntungan :

1. Komponen gigi kemudi relative besar, dapat digunakan untuk kendaraan sedang,
mobil besar, dan kendaraan komersial.

2. Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan.

Kerugian :

1. Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak
langsung

2. Biaya perbaikan lebih mahal

2) Jenis rack and pinion

Cara kerja :

Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan
menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke
lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan
satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.

6
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk
mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama
kemudi melalui poros intermediate, berkaitan denngan rack.

Keuntungan :

1. Konstruksi ringan dan sederhana

2. Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung

3. Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan

Kerugian :

1. Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran
kecil atau sedang.

7
2. Lebih cepat aus

3. Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan

2. Sistem Kemudi Jenis Power Steering

Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan


memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang
ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam
perkembangannya power steering terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering
dan Elektronik Power Steering.

a). HYDRAULIC POWER STEERING

Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan


integral piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang
mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol tekanan untuk
mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang diperlukan untuk memutar
kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh adanya berat dari
kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan torsion bar di dalam rotary valve
menjadi agak cenderung melenceng.

Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena itulah diperlukan
pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada power cylinder.
Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu
menggerakkan rack untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power
cylinder yang berlawanan didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir.
Ketika steering effort berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya
melintir dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda
depan kembali ke posisi lurus ke depan.

8
KONSTRUKSI SISTEM

Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:

· 1) Rack and pinion steering gear box

Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi


atas kemudian di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh komponen understeel
atau kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end, idle arm dll). Di dalam system
RackPinion/Gearbox terdapat piston dan valve(katup) yang bekerja sesuai tekanan
olie yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu terdapat juga seal-seal yang
berguna menahan tekanan olie agar tidak bocor keluar.

Power steering oil pump Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari
mesin dengan oli yang bertekanan tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack
Pinion/Gearbox melalui Selang Tekan (Selang bertekanan tingi). Posisi Vane Pump
selalu berada di bagian atas dari RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya
system Power Steering dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh karena itu bila

9
terdapat kerusakan pada Pompa hampir dipastikan system Power Steeringnya juga
tidak akan jalan alias rusak

2). Oil reservoir

Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.

·3). Tubes/Hose (selang)

Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari Vane
Pump ke bagian Rack Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi yang sangat cepat
maka dapat menimbulkan efek bunyi jika bahan selang yang dipakai kurang bagus
kualitasnya.

PRINSIP KERJA POWER STEERING HIDROLIS

Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh


power steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha yang
diperlukan untuk memutar kemudi. Power steering pump dipasang di depan engine.
Pompa yang dipakai adalah tipe vane-type, dan digerakkan oleh crankshaft melalui
drive belt.

Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin dalam
keadaan hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch dan control valve
yang letaknya di dalam power steering pump.

10
b). ELECTRIC POWER STEERING

Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen


yang sama seperti pada sistem power steering konvensional. Sebagai tambahannya
adalah sebuah solenoid valve pada power steering gear box, dan satu control unit
dekat dibawah audio yang terletak di panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli
pada steering gear box, disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari
control module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.

11
CARA KERJA ELECTRIC POWER STEERING

Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke
posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by,
bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin
hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module untuk
mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan
batang setir. Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi
informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar.

Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa


setir diputar dan seberapa cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control
Module segera mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk
memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle
Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi
bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya
dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.

Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi
sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya

12
sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi
dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS.
Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai
terjadi kerusakan.

Selanjutnya, Control Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan


melepas hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang
dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih
dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti
kemudi tanpa power steering.

Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:

1.Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.

2.Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.

3.Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control


module tentang kecepatan mobil.

4.Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control
module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.

5.Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.

6.Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja
atau tidak.

7.On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan


menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.

13
KEUNGGULAN EPS

EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa
mengontrol tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-force
plunger yang ada pada gear box tetapnya di dalam input shaft, oleh karena itulah
karakteristik steering effort vs. tekanan hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan
kendaraan untuk memberikan karakteristik kemudi yang optimal pas dengan
kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi.

· Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi
ringan.

· Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.

· Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk
menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.

· Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi
netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih
stabil.

· Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat,
meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi
arah control kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk steering effort menjadi
tinggi sama seperti power steering konvensional.

· Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal,


temasuk control unit dan sensors, namun karakteristik power steering normal masih
bisa di dapat.

C. KOMPONEN SISTEM KEMUDI

14
1. STEERING COULUMN

Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering
column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke steering
gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari main shaft
dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan
sebuah mur.

Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya
dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Ada dua tipe steering column yaitu :

a). Model Collapsible

Model ini mempunyai keuntungan :

15
Apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapat
tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga
pengemudi terhindar dari bahaya.

Kerugiannya adalah :

1. Mainsfatnya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau
mobil ukuran kecil

2. Konstruksinya lebih rumit

Waktu Tabrakan

Dorongan badan pengemudi terhadap roda kemudi memutuskan pen-pen


plastik dan menyebabkan poros utama atas dan tabung batang kemudi terdorong
maju, sementara tabung-tabung atas dan bawah dihubungkan oleh bola-bola baja.

Tahanan meluncur bola-bola ini menyerap kekuatan dorong badan pengemudi.

b). Model Non collapsible

Model ini mempunyai keuntungan :

1. Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau
mobil-mobil kecil

2. Konstruksinya sederhana

Kerugiannya adalah :

Apabila berbenturan dengan keras, kemudian tidak dapat menyerap goncangan


sehingga keselamatan pengemudi relative kecil

2. STEERING GEAR

16
Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi
dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk
meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan
perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya
perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1.

Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin


ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang
sama.

Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah

17
Tipe yang pertama, digunakan pada mobil penumpang ukuran sedang sampai
besar dan mobil komersial. Sedangkan tipe kedua, digunakan pada mobil penumpang
ukuran kecil sampai sedang.

Sudut belok dan gear ratio Pada diagram dapat dilihat hubungan sudut putar
sector dengan gear ratio. Pada saat lurus atau sektor shaft berputar 2,5 ° ke kiri atau
ke kanan gear ratio masih tetap 19,5 : 1. Sedangkan pada saat belok dengan sudut
putar sektor 37° gear ratio menjadi besar yaitu 21,5 : 1. Oleh karena itu pada saat
membelok kemudi menjadi ringan.

STEERING GEAR BOX

Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya :

1. Model Worm dan Sector Roller

Worm gear berkaitan dengan sectorroller dibagian tengahnya. Gesekannya dapat


mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding.

18
2. Model Worm dan Sektor

Pada model ini worm dan sektor berkaitan langsung.

19
Model Screw Pin

Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear

Model screw dan nut

20
Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang
padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang kan tuas yang
terpasang pada rumahnya.

Model recirculating ball

Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk membentuk
hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai sifat tahan aus
dantahan goncangan yang baik

clip_image032

21
clip_image033

Model rack and pinion

Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model
rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan ringan,
tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke roda
depan.

clip_image034

STEERING LINKAGE

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering
gear ke roda depan. Walaupun mobil bergerak naik dan turun, gerakan roda kemudi
harus diteruskan ke roda-roda depan dengan sangat tepat setiap saat. Ada beberapa

22
tipe steering linkage dan konstruksi joint yang dirancang untuk tujuan tersebut.
Bentuk yang tepat sangat mempengaruhi kestabilan pengendaraan.

clip_image038

Bagian-bagian Steering Linkage Steering Linkage

Steering linkage untuk suspensi rigid

clip_image039

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kemudi adalah suatu bagian komponen yang terdapat di dalam


kendaraan yang berfungsi untuk mengatur arah kendaraan dengan cara
membelokkan roda depan. Cara kerjanya : Bila steering wheel diputar,
steering coloumn akan meneruskan tenaga putarannya ke steering gear,
sehingga menghasilkan tenaga putar yang lebih besar untuk diteruskan ke
steering lingkage lalu akan diteruskan ke roda depan.
Sistem kemudi dibagi menjadi 2 model/tipe yaitu:
a. Model recirculating ball
b. Model Reck an Pinion

24
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Dadang. 2005. Pemeriksaan Sistem Kemudi. Bandung:Depdiknas.

Novriza, S.Pd, 2005, Memperbaiki Sistem Kemudi, Medan, Depdiknas.

Toyota.1995, new step 2 Chasis group. Jakarta:PT. Toyota Astra Motor

Toyota. 1995, New step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor

25

Anda mungkin juga menyukai