Anda di halaman 1dari 2

KASUS NOTARIS*

Tuan Rasyad dan Tuan Arief mendatangi Kantor Notaris /PPAT Ratna
Pontoh, maksud dari kedatangan tersebut adalah untuk membuat akta jual beli
(AJB) tanah dengan Tuan Rasyad sebagai Penjual dan Tuan Arief sebagai
Pembeli. Tuan Rasyad dan Tuan Arief juga menyampaikan ke Notaris/PPAT
Ratna Pontoh bahwa jual beli akan dilaksanakan secara angsuran dan
dikarenakan beberapa hal mereka sepakat bahwa sebelum dilakukan AJB akan
dilakukan akta perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) terlebih dahulu.
Tuan Rasyad dan Tuan Arief untuk kepentingan proses pembuatan akta
kemudian menyerahkan sertipikat tanah ke Notaris/PPAT Ratna Pontoh,
mereka setuju bahwa tanda terima untuk sertipikat tanah diatasnamakan Tuan
Arief sebagai Pembeli.
Beberapa hari kemudian Tuan Rasyad mendatangi Notaris/PPAT
Ratna Pontoh untuk menyatakan bahwa proses jual beli dengan Tuan Arief
tidak jadi dilakukan dan ia meminta kembali sertipikat tanahnya.
Notaris/PPAT Ratna Pontoh menolak memberikan sertipikat tanah ke Tuan
Rasyad. Tuan Rasyad merasa sangat dirugikan karena tindakan Notaris/PPAT
tersebut.
Mengetahui tindakan Tuan Rasyad yang menghentikan proses jual beli,
Tuan Arief merasa sangat keberatan karena sudah ada pembayaran yang
diberikan kepada Tuan Rasyad. Tuan Arief bersikeras bahwa Notaris/PPAT
Ratna Pontoh harus terus melaksanakan proses pembuatan PPJB dan AJB
selain itu sesuai dengan surat tanda terima Tuan Arief juga meminta
Notaris/PPAT Ratna Pontoh untuk memberikan sertipikat tanah ke Tuan
Arief.

--------------------

*Kasus untuk simulasi Profesi Notaris pada Mata Kuliah Tanggung Jawab Profesi FHUI Semester
Genap Tahun Akademik 2018/2019. Kasus terbuka untuk dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai