Makalah Geografi Ekonomi
Makalah Geografi Ekonomi
Disusun Oleh :
Nim : 2017-32-005
Kelas : A
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
Tahun
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah
saya bisa menyelesaikan Makalah Geeografi Ekonomi. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas kami kepada dosen kami.
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari pada sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya perlukan
demi sempurnanya Tugas ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi……………………………………
A. KESIMPULAN………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak
yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup
sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat
tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran
meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.
Pada era reformasi sekarang ini sangat dibutuhkan sistem pemerintahan yang
memungkinkan cepatnya penyaluran aspirasi rakyat, alokasi kewajiban Negara kepada
rakyat secara merata, namun tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Hal
tersebut diperlukan agar tidak terjadi lagi ancaman-ancaman terhadap keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti pernah munculnya gerakan-gerakan
separatism di daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), antara lain GAM di Aceh dan RMS di Maluku.
Sumber daya alam daerah Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu
penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang memudahkan pengelolaan
sumber daya alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi
pendapatan nasional. Sebab seperti yang kita ketahui bahwa terdapat beberapa daerah
yang pembangunannya memang harus lebih cepat daripada daerah lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan yang dibahas dalam makalah ini adalah perekonomian yang ada di kota
ambon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-
Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S
= sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output
disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan
begitu, maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1992: 81-82).
C. Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes
yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi
yaitu:
Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-
barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan
nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya
tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan
rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR).
Laju Pertumbuhan
Tahun GDP tahun dasar (Triliun rupiah)
(%)
2000 1.389,8 4,89
2001 1.443,0 3,83
2002 1.506,2 4,37
2003 1.579,6 4,87
2004 1.660,6 5,12
2005 1.749,6 5,35
2006 1.846,7 5,60
2007 1.964,0 6,35
2008 2.082,1 6,01
2009 2.176,8 4,55
2010 Blm diket. Blm diket.
1) Barang Modal
Barang-barang modal adalah berbagai jenis barang yang digunakan untuk
memproduksi output (barang dan jasa). Misalnya: mesin-mesin pabrik, peralatan
pertukangan, dan sebagainya. Barang-barang modal mempunyai peran yang penting
dalam meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, masyarakat akan sulit memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Penambahan jumlah barang modal dilakukan melalui investasi,
sehingga semakin tinggi investasi maka semakin besar jumlah barang modal. Semakin
banyak jumlah barang modal, barang dan jasa yang dihasilkannya pun akan semakin
bertambah. Meningkatnya hasil produksi barang dan jasa menandakan perekonomian
mengalami pertumbuhan.
2) Teknologi
3) Tenaga Kerja
Hingga saat ini, khususnya di negara yang sedang berkembang, tenaga kerja
masih merupakan faktor produksi yang dominan. Penduduk yang banyak akan
memperbesar jumlah tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan suatu
negara itu menambah jumlah produksi. Dengan demikian akan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi. Apabila tenaga kerja tersebut didukung dengan kualitas
(pendidikan) tenaga kerja yang lebih baik, maka akan lebih meningkatkan produktivitas
tenaga kerja itu sendiri. Dengan demikian, peningkatan tersebut akan menambah jumlah
barang yang dihasilkan.
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam, seperti
tanah, iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran. Sumber daya alam akan dapat
mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara.
Menurut Jhingan bahwa tersedianya sumber daya alam secara melimpah belum
cukup bagi pertumbuhan ekonomi, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan
sumber daya alam tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian sumber daya alam
yang tersedia yang dimanfaatkan secara optimal akan membantu dalam proses
pertumbuhan ekonomi.
Walaupun kekayaan alam mempunyai peran yang penting, hal ini tidaklah berarti
bahwa perkembangan ekonomi sangat tergantung pada banyaknya kekayaan alam suatu
negara. Perkembangan ekonomi di negara Belanda, Jepang, dan Korea Selatan
membuktikan bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti,
perkembangan ekonomi negara-negara tersebut pun berkembang pesat.
5) Manajemen
6) Kewirausahaan
7) Informasi
Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi
yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang. Informasi sangat
menunjang pertumbuhan ekonomi karena pelaku-pelaku ekonomi dapat mengambil
keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.
Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 2016, Kabupaten Buru Selatan adalah kabupaten dengan
pertumbuhan ekonomi yang tercepat (6,07%). Kabupaten Maluku Barat Daya menempati
posisi Kabupaten urutan kedua dengan 6,02%, sedangkan yang paling lambat adalah
Seram Bagian Timur(5,03%).
Penduduk Miskin
Pada Tahun 2016 dalam segi jumlah, maka kabupaten Maluku Tengah adalah
kabupaten berpenduduk miskin terbanyak di Provinsi Maluku (80,28 ribu jiwa),
sedangkan yang paling sedikit adalah kabupaten Buru Selatan dengan 10,13 ribu jiwa
miskin. Namun berdasarkan persentase dari total penduduknya maka yang tertinggi
persentase penduduk miskinnya adalah kabupaten Maluku Barat Daya (31,01%),
sedangkan yang terendah adalah Kota Ambon dengan 4,64 persen jiwa miskin dari total
penduduknya.
Indeks Pembangunan Manusia
Pada tahun 2016, Kabupaten/Kota dengan angka IPM tertinggi di Provinsi
Maluku masih ditempati oleh Kota Ambon dengan angka IPM 79,55. Kabupaten Maluku
Tengah masih ketat mengikuti di belakang dengan angka IPM 69,54.
Tabel. Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku,
2012 – 2016 (ribu orang)
Tahun
Tahun
Tahun
A. Kesimpulan