Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GEOGRAFI EKONOMI

“Ekonomi kota ambon”

Disusun Oleh :

Nama : Nurmila Albakia

Nim : 2017-32-005

Kelas : A

UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
Tahun
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah
saya bisa menyelesaikan Makalah Geeografi Ekonomi. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas kami kepada dosen kami.

saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari pada sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun saya perlukan
demi sempurnanya Tugas ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Ambon, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi……………………………………

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan……………………………


C. Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar………………………….
D. Gambaran Perekonomian Indonesia Di Tahun 2000 – 2010………….
E. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia………………………………………
F. Kota Ambon dalam Angka 2017……………………………………….
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………

A. KESIMPULAN………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma


pembangunan nasional, dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan
pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Pertumbuhan ekonomi di era reformasi
saat ini sering sekali mengalami kegoncangan.

Munculnya reformasi di bidang ekonomi disebabkan oleh adanya sistem


monopoli di bidang perdagangan, jasa, dan usaha. Pada masa orde baru, orang-orang
yang dekat dengan pemerintah akan mudah mendapatkan fasilitas dan kesempatan,
bahkan mampu berbuat apa saja demi keberhasilan usahanya.

Selain itu juga disebabkan oleh krisis moneter. Krisis tersebut membawa dampak
yang luas bagi kehidupan manusia dan bidang usaha. Banyak perusahaan yang ditutup
sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat
tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran
meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana dan krisis perbankan.

Pada era reformasi sekarang ini sangat dibutuhkan sistem pemerintahan yang
memungkinkan cepatnya penyaluran aspirasi rakyat, alokasi kewajiban Negara kepada
rakyat secara merata, namun tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Hal
tersebut diperlukan agar tidak terjadi lagi ancaman-ancaman terhadap keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti pernah munculnya gerakan-gerakan
separatism di daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), antara lain GAM di Aceh dan RMS di Maluku.

Sumber daya alam daerah Indonesia yang tidak merata juga merupakan salah satu
penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang memudahkan pengelolaan
sumber daya alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus menjadi
pendapatan nasional. Sebab seperti yang kita ketahui bahwa terdapat beberapa daerah
yang pembangunannya memang harus lebih cepat daripada daerah lain.

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan yang dibahas dalam makalah ini adalah perekonomian yang ada di kota
ambon.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai


”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan
barang;kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang
kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat
(Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran
ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian,
yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke
waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”.
Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP
dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut
dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang
ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila
selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan
kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992:1-2).
B. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan

Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori Harrod-
Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
 Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
 Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
 Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S
= sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
 Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output
disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. Dengan
begitu, maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1992: 81-82).
C. Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes
yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi
yaitu:
 Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-
barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
 Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
 Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan
nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
 Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya
tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan
rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR).

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal
yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan
investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal
dengan istilah rasio modal-output (COR).
Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus
menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin
banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu
akan tumbuh (Lincolyn, 2004:64-67).
D. Gambaran Perekonomian Indonesia Di Tahun 2000 – 2010
Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP (Gross National
Product) dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal
ini menyangkut efektivitas dari tingkat investasi dalam maupun luar negeri.Selama
dekade 10 tahun terakhir (periode 2000 – 2010) terlihat perubahan yang fluktuatif. Laju
pertumbuhan terbesar tercatat pada tahun 2000 dengan nilai GDP sebesar
Rp. 1.389,8Triliundengan laju pertumbuhan sebesar 4,89% dari tahun sebelumnya. Angka
laju tersebut ternyata mengalami peningkatan hingga pada klimaks peningkatanmaksimal
pada tahun 2007 hingga mencapai kondisi sebesar 6,35 % dengan nilai nominal Rp.
1964,0 Triliun.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

E. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Periode 2000-2010 atas dasar harga konstan tahun 2000

Laju Pertumbuhan
Tahun GDP tahun dasar (Triliun rupiah)
(%)
2000 1.389,8 4,89
2001 1.443,0 3,83
2002 1.506,2 4,37
2003 1.579,6 4,87
2004 1.660,6 5,12
2005 1.749,6 5,35
2006 1.846,7 5,60
2007 1.964,0 6,35
2008 2.082,1 6,01
2009 2.176,8 4,55
2010 Blm diket. Blm diket.

2.3 Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi

Mengapa suatu perekonomian dapat berkembang dengan cepat, tetapi terkadang


tidak mengalami perkembangan? Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi suatu
negara, adakalanya bergerak dengan cepat, namun terkadang bergerak dengan lambat.
Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor yang me- mengaruhinya. Berikut ini faktor-faktor
yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

1) Barang Modal
Barang-barang modal adalah berbagai jenis barang yang digunakan untuk
memproduksi output (barang dan jasa). Misalnya: mesin-mesin pabrik, peralatan
pertukangan, dan sebagainya. Barang-barang modal mempunyai peran yang penting
dalam meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, masyarakat akan sulit memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Penambahan jumlah barang modal dilakukan melalui investasi,
sehingga semakin tinggi investasi maka semakin besar jumlah barang modal. Semakin
banyak jumlah barang modal, barang dan jasa yang dihasilkannya pun akan semakin
bertambah. Meningkatnya hasil produksi barang dan jasa menandakan perekonomian
mengalami pertumbuhan.

2) Teknologi

Selain barang-barang modal, teknologi juga berpengaruh dalam pertumbuhan


ekonomi. Kemajuan ekonomi diberbagai negara terutama ditimbul- kan oleh kemajuan
teknologi. Di negara yang sedang berkembang diperlukan teknologi tepat guna supaya
manusia dapat memanfaatkan secara optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya,
serta untuk menekan pemborosan penggunaan sumber daya alam atau energi dalam
proses produksi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa dampak positif dalam
pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat
jalannya.

Berikut ini beberapa pengaruh kemajuan teknologi bagi pertumbuhan ekonomi.


 Mempertinggi efisiensi produksi suatu barang dan jasa.
 Menciptakan penemuan barang-barang baru yang belum pernah diproduksikan
sebelumnya.
 Meningkatkan mutu barang-barang yang diproduksikan.

3) Tenaga Kerja

Hingga saat ini, khususnya di negara yang sedang berkembang, tenaga kerja
masih merupakan faktor produksi yang dominan. Penduduk yang banyak akan
memperbesar jumlah tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan suatu
negara itu menambah jumlah produksi. Dengan demikian akan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi. Apabila tenaga kerja tersebut didukung dengan kualitas
(pendidikan) tenaga kerja yang lebih baik, maka akan lebih meningkatkan produktivitas
tenaga kerja itu sendiri. Dengan demikian, peningkatan tersebut akan menambah jumlah
barang yang dihasilkan.

4) Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam, seperti
tanah, iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran. Sumber daya alam akan dapat
mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara.
Menurut Jhingan bahwa tersedianya sumber daya alam secara melimpah belum
cukup bagi pertumbuhan ekonomi, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan
sumber daya alam tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian sumber daya alam
yang tersedia yang dimanfaatkan secara optimal akan membantu dalam proses
pertumbuhan ekonomi.
Walaupun kekayaan alam mempunyai peran yang penting, hal ini tidaklah berarti
bahwa perkembangan ekonomi sangat tergantung pada banyaknya kekayaan alam suatu
negara. Perkembangan ekonomi di negara Belanda, Jepang, dan Korea Selatan
membuktikan bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti,
perkembangan ekonomi negara-negara tersebut pun berkembang pesat.

5) Manajemen

Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat apabila dikelola


dengan baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan manajemen. Seperti halnya
bangsa Indonesia, memiliki potensi sumber daya alam yang beragam dan melimpah serta
jumlah penduduk yang besar, apabila potensi yang ada dikelola dengan baik maka dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi.

6) Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah seseorang yang mampu dan berani


untuk mengambil risiko dalam melakukan suatu usaha guna memperoleh keuntungan.
Peranan wirausahawan dalam memajukan perekonomian telah terbukti dari masa ke
masa. Wira- usahawan dalam melakukan investasi akan memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan output nasional, dan meningkatkan penerimaan negara berupa pajak.

7) Informasi

Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi
yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan seimbang. Informasi sangat
menunjang pertumbuhan ekonomi karena pelaku-pelaku ekonomi dapat mengambil
keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.

F. Kota Ambon dalam Angka 2017


Penduduk Pertengahan Tahun
Pada tahun 2016, dari sebelas kabupaten/kota di Provinsi Maluku, Kota Ambon
adalah yang terbanyak penduduknya, yaitu 24,94 persen dari total 1,71 juta penduduk
Provinsi Maluku. Kabupaten Maluku Tengah menempati posisi nomor dua terbanyak
penduduknya dengan 21,59 persen, sedangkan Kabupaten Buru Selatan adalah yang
paling sedikit penduduknya dengan 3,51
persen dari total penduduk Provinsi Maluku. Jika dilihat dari pertumbuhan penduduknya,
Kota Ambon dengan 3,96 persen adalah yang tercepat, sementara Kabupaten Maluku
Barat Daya hanya 0,309 persen, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun
2015.

Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 2016, Kabupaten Buru Selatan adalah kabupaten dengan
pertumbuhan ekonomi yang tercepat (6,07%). Kabupaten Maluku Barat Daya menempati
posisi Kabupaten urutan kedua dengan 6,02%, sedangkan yang paling lambat adalah
Seram Bagian Timur(5,03%).

Penduduk Miskin
Pada Tahun 2016 dalam segi jumlah, maka kabupaten Maluku Tengah adalah
kabupaten berpenduduk miskin terbanyak di Provinsi Maluku (80,28 ribu jiwa),
sedangkan yang paling sedikit adalah kabupaten Buru Selatan dengan 10,13 ribu jiwa
miskin. Namun berdasarkan persentase dari total penduduknya maka yang tertinggi
persentase penduduk miskinnya adalah kabupaten Maluku Barat Daya (31,01%),
sedangkan yang terendah adalah Kota Ambon dengan 4,64 persen jiwa miskin dari total
penduduknya.
Indeks Pembangunan Manusia
Pada tahun 2016, Kabupaten/Kota dengan angka IPM tertinggi di Provinsi
Maluku masih ditempati oleh Kota Ambon dengan angka IPM 79,55. Kabupaten Maluku
Tengah masih ketat mengikuti di belakang dengan angka IPM 69,54.
Tabel. Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku,
2012 – 2016 (ribu orang)
Tahun

Kabupaten/Kot 2012 2013 2014 2015 2016


a
Maluku Tenggara 30,70 32,40 31,37 32,43 31,53
Barat
Maluku Barat 23,20 21,00 20,43 22,90 22,53
daya
Maluku Tenggara 25,50 24,60 23,86 24,94 24,56

Tual 16,00 15,00 14,81 16,74 17,12

Kepulauan Aru 25,00 24,30 23,79 26,14 26,48

Maluku Tengah 88,10 81,40 78,93 81,43 80,28

Seram Bagian 42,50 41,40 40,21 44,61 45,03


Barat
Seram Bagian 26,90 25,80 25,08 27,44 26,89
Timur
Buru 23,20 22,40 21,95 23,42 23,53

Buru Selatan 10,30 9,80 9,70 10,41 10,13

Ambon 22,00 16,90 16,89 17,94 19,64

Tabel. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Beberapa


Kabupaten/Kota Menurut Harga Konstan di Provinsi Maluku (%),
2012 – 2016

Tahun

Kabupaten/Kot 2012 2013 2014 2015 2016


a
Maluku Tenggara 7,30 5,15 5,95 5,20 5,91
Barat
Maluku Barat 7,43 6,33 13,46 1,25 6,02
daya
Maluku Tenggara 7,07 5,78 6,18 5,51 5,85

Tual 7,90 6,06 6,21


5,59 5,81
Kepulauan Aru 7,84 6,76 5,02 5,26
6,14

Maluku Tengah 6,91 4,72 6,27 5,36 5,89

Seram Bagian 6,39 4,55 6,06 5,69 5,88


Barat
Seram Bagian 3,27 8,23 5,03
Timur 3,94 5,81

Buru 4,42 6,23 5,23 5,63


5,44

Buru Selatan 5,20 5,37 6,25 6,77 6,07

Ambon 8,33 6,02 5,91 6,57 5,98

Tabel. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota di


Provinsi Maluku, 2012 – 2016

Tahun

Kabupaten/Kot 2012 2013 2014 2015 2016


a
Maluku Tenggara 58,56 59,34 59,81 60,26 61,12
Barat
Maluku Barat 61,75 62,11 62,74 63,35 64,20
daya
Maluku Tenggara 67,30 67,89 68,69 69,54
68,85

Tual 63,50 64,31 65,15 66,63


65,75

Kepulauan Aru 59,17 59,91 60,50 61,32


59,62

Maluku Tengah 61,47 62,39 63,02 63,76


61,79

Seram Bagian 58,47 58,88 59,50 60,27 61,15


Barat
Seram Bagian 57,34 58,09 59,43
Timur 56,74 58,64

Buru 59,89 60,74 61,48 62,19


58,91

Buru Selatan 77,49 78,16 79,09 79,30 79,55

Ambon 63,56 64,16 64,94 65,20 65,64


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam


jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran
ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian,
yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke
waktu.Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Menurut teori Solow-Swan garis besar proses pertumbuhan mirip dengan teori
Harrod-Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
 Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per tahun.
 Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
 Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S =
sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
 Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ΔK.

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi


tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal
yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan
investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal
dengan istilah rasio modal-output (COR).
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono.Ekonomi pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijkan, Jakarta:


Kencana, 2007.
Todaro, Michael P.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga, 2000.
Suryana.Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Jakarta: Salemba
Empat, 2000.
https://maluku.bps.go.id
https://ambonkota.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai