Anda di halaman 1dari 5

Vol … No … Bulan… 20…

Jurnal Silogisme
Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya
http://journal.umpo.ac.id/index.php/silogisme

PENGARUH PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


REALISTIK INDONESIA (PMRI) TERHADAP KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIK SISWA SMP
Saefudin1 , Nyayu Fahriza Faudilah2

Info Artikel Abstrak


________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pendekatan PMRI
terhadap kemampuan penalaran matematik siswa SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Kelas VIII SMP Negeri 6
ArticleHistory: Palembang dan sampelnya sebanyak 60 orang yang terdiri dari 2 kelas yang maaing-masing
Accpted … 20… 30 orang yang ditetapkan dengan teknik random sampling. Instrumen dalam penelitian ini
Approved … 20… adalah soal tes uraian sebanyak 3 butir soal. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan
Published … 20… bahwa terdapat pengaruh pendekatan PMRI terhadap kemampuan penalaran matematik
________________ siswa dengan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 38,13 dan rata-rata nilai kelas kontrol
sebesar 22,87.

Keywords:
Indonesia realistic
mathematics education Abstract
approach, mathematical This study aims to determine whether or not there is an effect of the PMRI approach to junior
reasoning abilities, high school students' mathematical reasoning abilities. This type of research is experimental
research. The population in this study were students of SMP Negeri 6 SMP Negeri 6
experimental research,
Palembang and a sample of 60 people consisting of 2 classes with 30 people each determined
_________________ by random sampling technique. The instrument in this study was a description test question
in 3 items. The results of this study concluded that there was an effect of the PMRI approach
How to Cite: on students' mathematical reasoning abilities with an average experimental class value of
Saefudin (2018). Pengaruh 38.13 and an average score of the control class of 22.87.
Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) Terhadap
Kemampuan Penalaran
Matematika Siswa SMP
: Jurnal Silogisme
Universitas Muhammadiyah
Ponorogo, Vol … No … :
Halaman …
_________________


Alamat korespondensi:
UIN Raden Fatah Palembang1, Universitas PGRI
Palembang2,
E-mail: alamatemail@email.com1
PENDAHULUAN
Memiliki kemampuan penalaran matematik merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam pembelajaran matematika, karena penalaran matematik adalah salah satu kemampuan matematis
yang harus dimiliki oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Disisi lain, penalaran tidak
hanya diperlukan oleh siswa dalam mempelajari Matematika, tetapi menjadi penting untuk penyelesaian
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi siswa (Shadiq, 2004).
Pentingnya kemampuan penalaran dapat dilihat dari tujuan pembelajaran matematika itu sendiri.
Suherman (2008) mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran terutama dalam proses pembelajaran
matematika adalah untuk meningkatkan kompetensi matematik siswa. Ia juga menambahkan
kompetensi matematik siswa yang harus dimiliki selama proses dan sesudah pembelajaran adalah
kemampuan kognitif (pemahaman, penalaran, aplikasi, analisis, ... pemecahan masalah), kemampuan
afektif dan kemampuan psikomotorik.
Demikian pula tujuan yang diharapkan oleh NCTM (2000) dalam Kusumaningrum (2016) ialah
menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan
pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi
(connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).
Depdiknas (Shadiq, 2004) menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran matematik
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran,
dan penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar materi matematika. Kemampuan penalaran perlu
dikembangkan dalam pembelajaran matematika, karena dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman matematika (Sumarmo, 1987; Priatna, 2003). Dari sini dapat dikatakan bahwa
upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis atau penalaran dapat menjembatani pada
peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep
matematika.
Dalam Sa’adah (2010) dari dua kali observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Banguntapan
dengan wawancara dengan guru dan siswa didapatkan data bahwa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal cerita masih rendah. Banyak siswa yang belum bisa memahami maksud dari
soal cerita dan mengubah soal cerita ke dalam bentuk matematikanya. Siswa belum bisa menarik
kesimpulan dari suatu permasalahan (soal cerita). Sa’adah (2010) menambahkan, kebanyakan siswa
hanya menghafal rumus untuk menyelesaikan soal. Dalam menganalisis dan menyelesaikan soal-soal
yang menggunakan banyak rumus pun sebagian besar siswa belum bisa menyelesaikannya dengan baik.
Dari hal itu, mengindikasikan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa masih rendah.(Sa’adah,
2010).
Adapun yang menjadi penyebab permasalahan di atas ialah seperti sekarang ini pembelajaran
yang dilaksanakan masih banyak yang menggunakan pendekatan pembelajaran langsung yang hanya
menekankan pada tuntutan kurikulum sehingga dalam prakteknya peserta didik bersifat pasif dalam
proses belajar. Keterlibatan peserta didik cenderung terminimalisasi sehingga mengakibatkan
kemampuan penalaran peserta didik kurang dikembangkan dengan baik. Muharom (2014)
Muharom menambahkan dalam prakteknya di lapangan, guru menjadi orang yang lebih aktif
dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan peserta didik. Hal itu mengakibatkan peserta didik
menjadi pasif dan cenderung diam untuk mengeluarkan pendapat. Hal tersebut terjadi karena
monotonnya pembelajaran yang dilaksanakan sehingga pemikiran peserta didik tidak tereksplor dengan
maksimal. Akibatnya kemampuan penalaran dan komunikasi matematik peserta didik tidak berkembang
dengan baik. (Muharom, 2014)
Begitu pentingnya penalaran dalam pembelajaran Matematika, maka permasalahan-
permasalahan di atas dapat diminimalisir dengan mengadakan perubahan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran matematika. Kemampuan penalaran dapat ditingkatkan dengan penerapan
pendekatan PMRI pada pembelajaran matematika. Dalam Izzabella (2017) PMRI adalah salah satu
pendekatan pembelajaran matematika yang mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman
kehidupan nyata siswa. PMRI sangat tepat dan menguntungkan bagi siswa, karena menggunakan
masalah kontekstual sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran PMRI memusatkan kegiatan
pembelajaran pada siswa dan lingkungan. Izzabella (2017) juga menambahkan dalam pembelajaran
dengan pendekatan PMRI membuat siswa lebih aktif menggali sendiri pengetahuan yang akan mereka
peroleh. Aktivitas aktif siswa yang dimaksudkan tidak hanya sekedar menyelesaikan soal-soal sesuai
contoh yang diberikan guru tetapi perlu juga melibatkan berbagai aktivitas siswa yang dapat merangsang
kemampuan berpikir/bernalar unruk menemukan konsep, prosedur atau model penyelesaian matematika
dan kemampuan memecahkan masalah.
Menurut Freudental (Wijaya, 2012:20) matematika harus dihubungkan dengan kenyataan, dekat
dengan siswa dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari siswa. Maka, prinsip utama dalam PMRI
adalah “matematika sebagai aktivitas manusia” cocok dengan matematika yang dikaitkan dengan
aktivitas keseharian manusia. Ruseffendi (2001) juga menyatakan bahwa untuk membudayakan berpikir
logis atau kemampuan penalaran serta bersikap kritis dan kreatif, proses pembelajaran dapat dilakukan
dengan pendekatan matematika realistik.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian yang sudah penulis jelaskan, penulis ingin mengangkat
permasalahan di atas dengan judul “ Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) terhadap Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP ”.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendekatan PMRI terhadap kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika.
Tempat dalam penelitian ini adalah di SMP Negeri 6 Palembang dengan subyek penelitian siswa kelas
VIII.4 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII.6 sebagai kelas kontrol. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Dimana soal tes disesuaikan dengan indikator
kemampuan penalaran sedangkan observasi digunakan untuk mengamati selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Tes kemampuan penalaran matematik dilakukan dengan soal sebanyak 3 butir.
Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
tahap akhir. Selanjutnya data tes hasil penelitian diolah dan dianalisis menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis dengan program aplikasi SPSS 24. Adapun contoh instrumen tes dan
observasi disajikan pada tabe 1 dan 2 berikut ini.
Tabel 1. Instrumen soal tes kemampuan penalaran matematis
1. Jika sebuah persegi panjang luasnya berkurang 38 jika panjangnya bertambah 2 dan lebarnya
berkurang 4. Luasnya berkurang 8 jika panjangnya berkurang 2 dan lebarnya bertambah 1. Maka
ukuran panjang dan lebar persegi tersebut adalah .......
2. Diketahui :
a. Lingkaran penuh dengan jari-jari 𝒓,
b. Setengah lingkaran dengan jari-jari 𝟐𝒓
Tentukan manakah yang kelilingnya lebih besar? Buatlah kesimpulan dari kondisi diatas!
3.

Gambar disamping menunjukkan penampang tiga buah pipa air berbentuk lingkaran yang masing-
masing berjari-jari 7 cm dan diikat menjadi satu. Apakah panjang kawat minimal yang diperlukan
untuk mengikat tiga pipa tersebut melebihi 1 meter?

Tabel 2. Instrumen observasi selama kegiatan pembelajaran


No Pernyataan Respon
1. Apakah pembelajaran dengan metode PMRI berjalan dengan lancar?
2. Apakah siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi?
3. Apakah siswa sudah memahami apa yang dijelaskan oleh guru?
4. Apakah guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
pendekatan PMRI?
HASIL
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa kedua variabel yaitu pendekatan PMRI dan
kemampuan penalaran siswa tidak berdistribusi normal. Selanjutnya peneliti menggunakan uji statistik
non-parametrik sebagai cara menghitungnya. Disini peneliti menggunakan Uji Mann-Whitney 2 sampel
independen. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
𝐻0 : Tidak ada perbedaan kemampuan penalaran siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen
𝐻𝑎 : Ada perbedaan kemampuan penalaran siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen
Perhitungan data disini menggunakan software SPSS 24. Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel
berikut ini.
Tabel 3. Uji beda antara posttest kelas kontrol dengan kelas eksperimen
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
nilai posttest kontrol 30 22,87 686,00
posttest eksperimen 30 38,13 1144,00
Total 60

Dari tabel di atas dapat kita lihat jika nilai rata-rata (mean ranks) posttest kelas kontrol yaitu sebesar
22,87 sedangkan nilai rata-rata (mean ranks) posttest kelas eksperimen adalah 38,13. Selanjutnya, di
bawah ini terdapat hasil uji statistik dari uji Mann-Whitney dalam SPSS 24.
Nilai
Mann-Whitney U 221,000
Wilcoxon W 686,000
Z -3,427
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001
a. Grouping Variable: kelas

Dalam uji Mann-Whitney di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 yang
mana 0,001 < nilai probabiilitas 0,05. Oleh karena itu sebagaimana dasar pengambilan keputusan uji
Mann-Whitney maka disimpulkan bahwa 𝐻𝑎 diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada
perbedaan kemampuan penalaran siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Karena ada perbedaan
yang signifikan maka rumusan masalah penelitianpun dapat terjawab yakni ada pengaruh pendekatan
PMRI terhadap kemampuan penalaran siswa.

PEMBAHASAN
Dari hasil analisis data penelitian terlihat bahwa ada pengaruh antara pendekatan PMRI terhadap
kemampuan penalaran siswa. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai posttest kelas kontrol hanya sebesar
22,87, sedangkan posttest kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran
rata-rata nilainya yaitu sebesar 38,13. Ini memperlihatkan bahwa terdapat selisih yang signifikan antara
kelas yang menggunakan pembelajaran seperti biasanya dengan kelas yang diberi tindakan dengan
pendekatan PMRI.
Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu penelitian oleh Muchlis (2012) dalam
penelitiannya “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) terhadap
Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang“ menjelaskan
hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang belajar
dengan pendekatan PMRI lebih baik secara signifikan dari pada siswa yang belajar dengan pendekatan
konvensional, terjadi perkembangan kemampuan pemecahan masalah ditunjukkan dengan kemampuan
siswa menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, dan usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dengan membuat perangkat pembelajaran berbasis PMRI dan melatih
siswa untuk menyelesaikan masalah tidak rutin.
Selain itu Kusumaningrum (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Penalaran danKemandirian Belajar Matematik MelaluiPendidikan Matematika Realistik Indonesia
(PMRI) Untuk Siswa SMP” menunjukkan hasil penelitiannya yaitu : (1) pencapaian kemampuan
penalaran matematik siswa SMP yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik
daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional, (2) Peningkatan kemampuan
penalaran matematik yang menggunakan pendekatan PMRI tergolong tinggi, sedangkan yang
menggunakan pembelajaran konvensional tergolong sedang, (3) Kemandirian belajar matematik siswa
SMP yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang
memperoleh pembelajaran secara konvensional. Maka, pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat
menjadi alternatif model pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan di Sekolah Menengah
Pertama.

SIMPULAN & SARAN


Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
1) Karena distribusi data tidak normal maka menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji mann-
whitney.
2) Dari perhitungan diperoleh jika nilai signifikannya <0,05 sehingga Ha diterima dan ada per
perbedaan kemampuan penalaran siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Karena ada
perbedaan yang signifikan maka rumusan masalah penelitianpun dapat terjawab yakni ada pengaruh
pendekatan PMRI terhadap kemampuan penalaran siswa.

Saran
Untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya data yang ada berdistribusi normal agar bisa diuji secara
tepat sehingga hasilnya akurat.

DAFTAR RUJUKAN
Izzabella, S. E. 2017. Penerapan Pendekatan PMRI pada Materi Perbandingan di Kelas VIII SMP.
Jurnal Ilmiah Pendidikan matematika. Vol. 3. No. 6. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Jurnal Penelitian Pendidikan Fakultas (JP2F). Volume 2. Nomor 2. Hlm. 178-188. Semarang: IKIP
PGRI Semarang.
Kusumaningrum,D. S. 2016. Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Kemandirian Belajar Matematik
Melalui Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Siswa SMP. Jurnal Buana Ilmu.
Volume 1. Nomor 1. Karawang : Universitas Buana Pejuangan Karawang
Muchlis, E. E. 2012. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) terhadap
Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1.10 Padang. Jurnal
Exacta. Vol. X. No. 2. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Muharom, T. 2014. Pengaruh Pembelajaran Dengan Model Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematik Peserta Didik Di
SMK Negeri Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan, 1(1).
Priatna, N. 2003. Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika SiswaKelas 3 Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung.Disertasi Doktor pada PPS UPI.: Tidak Diterbitkan.
Ruseffendi, E.T. 2001. Evaluasi Pembudayaan Berpikir Logis Serta BersikapKritis danKreatif melalui
Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Lokakarya di Yogyakarta.
Yogyakarta: Tidak diterbitkan.
Sa’adah, W. N. 2010. “Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Banguntapan dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI)”. Skripsi. FMIPA, Pendidikan Matematika, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Shadiq, F. 2004. Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalamPembelajaran Matematika.
Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMPJenjangDasar. Yogyakarta: PPPG
Matematika.Tgl 10-23 Oktober 2004.
Soedjadi, R. 1998. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: DEPDIKBUD DirJen Pendidikan
Tinggi.
Suherman, Erman. 2008. Model Belajar dan Pembelajaran BerorientasiKompetensi Siswa”.
Wijaya, A. 2012. Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif PendekatanPembelajaran
Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai