Disusun Oleh:
1
SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
2
PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA
TAHUN 1988-2008
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Fatmi Ratna Ningsih
106084003633
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
3
Hari ini Senin Tanggal 30 Bulan Agustus Tahun 2010 telah dilakukan Ujian
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ihnu Ekonomi dan
Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
4
Hari ini Kamis Tanggal 16 Desember Dua Ribu Sepuluh dilakukan Ujian Skripsi
atas nama Fatmi Ratna Ningsih NIM : 106084003633 dengan judul Skripsi
“PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP
PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE TAHUN 1988-2008”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlansung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2010
5
SURAT PERNYATAAN
Nim : 106084003633
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan
merupakan rekapitulasi maupun saduran hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat rekapitulasi maka skripsi ini
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun skripsi
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Pendidikan :
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Dan tak lupa shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik. Adapun judul skripsi yang penulis ambil
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal
baik dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus,
1. Ayahanda Drs. Nanang Abdul Fatah, M.Ag dan Ibunda E.Nurhayati, yang
kasih sayanganya kepada peneliti tidak terbatas, semoga Allah selalu
menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs.Lukman, M.SI selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan.
4. Bapak Abbas Ghozali,Ph.D dan Bapak Fahmi Wibawa, SE,MBA yang telah
memberikan pengarahan dan meluangkan waktunya untuk penyelesaian skripsi
ini.
iv
5. Kakanda tercinta : Ismat, Aksan, Yosi dan adik tercinta Ruslan dan Ramdan
tempat berkeluh kesah dan sumber inspirasi serta semangat, bagian kehidupan
yang tak tergantikan.
6. Yusuf Suryana yang setia menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu
memberikan semangat, bagian kehidupan yang selalu menyenangkan.
7. Ka Sugih, terimakasih banyak atas segala bantuannya sehingga memudahkan
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga Besar Kost Cantik, yang menjadi keluarga kedua bagi peneliti. Lebih
khususnya kepada Lela, Ima, Dilas, Resna, Zee, Uwi, Anis, Leni, Tika, Maya,
Fani, Mput, Iceh, Ewi, Lis yang memberikan suport dan menemani penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa IESP Angkatan 2006
10. Power-ranger girls : Isti, Uwi, Veby, dan Asri, terimakasih untuk
persahabatan yang luar biasa, 4 tahun lebih dalam tangis dan tawa bersama
kalian adalah sesuatu yang sangat berharga dan takan terlupa.
11. Rekan Penelitian : Zahra, Ria, Emil,May, Tria yang menjadi tempat keluh
kesah penenulis. Makasih buat tawa bersama nya.
12. Rasa cinta dan hormat kepada semua pihak yang telah banyak membantu
yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan Skripsi.
Penulis berharap skripsi ini menjadi kontribusi serta menambah pustaka dan
referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para
pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapakan.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
DAFTA ISI......................................................................................................... vi
5. Pengangguran ........................................................................ 15
vi
2. Indikator Inflasi ..................................................................... 23
c. Uji Autokorelasi....................................................................... 53
2. Pengujian Statistik................................................................. 55
a. Uji t .......................................................................................... 55
b. Uji F ......................................................................................... 55
vii
D. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 56
3. Inflasi..................................................................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................................. 77
B. Implikasi ...................................................................................... 77
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
penekanan laju inflasi maka memasuki tahun 1980-an laju inflasi telah mulai
1
sektor. Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi yang meningkat tentu akan
daerah.
pengangguran pada tingkat yang wajar. Dalam teori makro ekonomi, masalah
pengangguran dibahas pada pasar tenaga kerja (Labour Market) yang juga
tertinggi pascakrisis ekonomi, yaitu sebesar 5,1 persen, yang diikuti dengan
tahun 2004 lebih tinggi dibandingkan tahun 2003, tetapi tingkat inflasi relatif
terkendali pada tingkat 6,4 persen, atau masih dalam kisaran 5,5 persen.
2
tersebut tidak terlepas dari permasalahan yang terjadi disektor riil.
Ketersediaan lapangan kerja yang lebih kecil dari jumlah pencari kerja
didorong oleh kegiatan sektor produksi yang kurang memadai bagi penciptaan
yang relatif tinggi. Meskipun lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi pada
sejak kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005. Kenaikan inflasi yang sangat
tajam didorong oleh kenaikan harga BBM dan kenaikan harga yang diatur
ketenagakerjaan di 2005 belum membaik. Hal ini antara lain tercermin dari
Indonesia, 2005).
3
sektornya, pertumbuhan ekonomi 2006 terutama dipengaruhi meningkatnya
pertumbuhan pada sektor primer, seperti sektor pertanian, dan sektor tersier,
Pada tahun 2007, Inflasi tercatat sebesar 6,59 persen, atau berada
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2007 mencapai 6,3 persen, lebih
oleh penyerapan jumlah tenaga kerja yang lebih tinggi yang berdampak pada
Indonesia, 2007).
4
Perekonomian Indonesia tahun 2008 secara umum mencatat
persen, pada 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun
III-2008 masih tinggi, mulai menurun pada triwulan IV-2008 terutama dipicu
Inflasi pada tahun 2008 mencapai 11,06 persen. Sementara itu tingkat
Indonesia, 2008).
pendidikan yang rendah. Akan tetapi, di zaman sekarang tidak hanya orang
pendidikan yang tinggi pula banyak yang menganggur. Hal ini tentunya
5
Masalah pengangguran penting untuk dianalisa karena pengangguran
ini akan menimbulkan gejolak sosial politik yang dapat mengganggu stabilitas
dengan tingkat pengangguran pada masa sebelum krisis dan pada masa setelah
krisis yaitu Z hitung lebih besar dengan Z tabel maka Ho diterima artinya, tidak
Oleh karena itu, dengan berbagai gambaran di atas, maka penulis ingin
6
sebagai berikut : “Pengaruh inflasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap
tahun 2008”.
berganda dengan metode OLS. Pemilihan metode ini adalah untuk melihat
B. Perumusan Masalah
7
dan kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
yang akan diteliti adalah bagaimana sifat dan signifikansi dalam variabel-
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
pengangguran.
8
2. Bagi pemerintah
dan juga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian ketenagakerjaan
kerja, dengan alasan terdapat banyak penduduk usia 10-14 tahun ke atas
Namun, tidak semua penduduk yang mampu bekerja ini benar-benar mau
kerja yang tidak termasuk angkatan kerja disebut bukan angkatan kerja,
a. Angkatan kerja
siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah
yang berlaku. Angkatan kerja terdiri atas golongan yang bekerja, dan
10
tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk dalam
rumah, pensiun, sakit parah sehingga tidak mampu bekerja, atau sudah
1985:217).
hubungan antara harga dan kuantitas komoditi yang para pembeli bersedia
hubungan antara tingkat upah (yang ditilik dari perspektif seorang majikan
oleh majikan untuk dipekerjakan (dalam hal ini dapat dikatakan, dibeli).
1990:23).
11
tekonologi tertentu, semakin banyak input pekerja dan modal yang
pendek dan jangka panjang adalah bahwa dalam jangka panjang semua
harga dan jumlah barang yang disetujui oleh pensupply untuk ditawarkan.
(Ananta,1990:27).
kerja, jam kerja yang ditawarkan oleh peserta angkatan kerja. Ketiga
penduduk yang memilih masuk dalam angkatan kerja dan jumlah jam
kerja yang ditawarkan oleh angkatan kerja. Jadi, dari ketiga komponen
12
Jangka pendek dimaksudkan sebagai periode waktu dimana
depan (Ananta,1990:40).
kerja
13
mewakili skedul permintaan dan penawaran semula, maka tingkat upah
D dan S. Dimana pada saat permintaan tenaga kerja naik akan membawa
Gambar 2.1
Permintaan dan penawaran tenaga kerja
Sumber : Don Bellante
tenaga kerja yang tersedia bahkan pada hakikatnya, tingkat upah itu harus
14
perusahaan yang dimana kedua keputusan itu dipengaruhi oleh tingkat
upah (Bellante,1990:132).
5. Pengangguran
baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka
2003:150).
kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang
15
tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai
2000:472).
angkatan kerja.
16
1. Jenis-Jenis Pengangguran
disebabkan oleh kerja normalnya pasar tenaga kerja. Istilah itu merujuk
orang dari satu daerah ke daerah lain, atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain, dan akibanya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai
ini berlaku pada waktu dimana kegiatan bercocok tanam sedang menurun
17
c. Pengangguran siklis (cyclical unemployment)
yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses produksi atau
pendanaan yang besar, juga waktu yang lama. Ada dua kemungkinan yang
18
2. Akibat-Akibat Buruk Pengangguran
mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Hal ini dapat dengan jelas
19
b. Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat
pendapatan.
B. Pengertian Inflasi
inflasi yang tinggi dan pada gilirannya akan menjadi malapetaka bagi
20
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali
(Soesastro,2005:56).
terbaik bagi perekonomian dalam suatu negara, tetapi bukan berarti jika suatu
negara berada dalam kondisi inflasi yang tinggi maka negara tersebut sangat
Keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian dapat dipandang dari dua sisi,
yaitu tingkat harga sebagai harga sejumlah barang dan jasa. Ketika tingkat
harga naik maka orang harus membayar lebih untuk membeli barang dan jasa.
Sebagai alternatif, kita memandang tingkat harga sebagai ukuran nilai uang.
Kenaikan tingkat harga berarti nilai uang menjadi lebih rendah. Apabila hal ini
diukur, misal oleh indeks harga konsumen atau deflator PDB. Maka, P
mengukur jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli sejumlah barang dan
jasa. Jika dibalik, maka jumlah barang dan jasa dapat diperoleh dengan $ 1
adalah 1/P. Dengan kata lain, bila P merupakan harga barang dan jasa yang
21
diukur dalam nilai uang, maka 1/P merupakan nilai uang yang diukur dalam
barang dan jasa. Ini berarti ketika tingkat harga keseluruhan naik, maka nilai
Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar
a. Kenaikan harga. Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih
umum naik.
belum akan memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu
1. Teori Inflasi
mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga. Teori tersebut
diantaranya yaitu :
a. Teori Kuantitas
volume uang yang beredar (apakah berupa penambahan uang giral atau
kartal) tanpa diimbangi oleh penambahan arus barang dan jasa serta
22
harapan masyarakat mengenai kenaikan harga dimasa akan datang
(Boediono,1985:169).
b. Teori Keynes
c. Teori Strukturalis
2. Indikator Inflasi
Diantaranya yaitu :
23
a. Indeks harga konsumen (consumer price index atau CPI).
indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus
pengeluaran konsumen.
Oleh karena itu IHPB sering juga disebut sebagai indeks harga
merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP riil
dikalikan dengan 100. GNP Riil adalah nilai barang-barang dan jasa-
data IHI. Hal ini bisa diatasi. Sebab prinsip dasar penghitungan inflasi
24
tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil.
adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu besar atau pesat
sebagai berikut :
Gambar. 2.2
Inflasi dan Permintaan
Sumber : Ragarja Prathama
25
b. Inflasi dorongan biaya (cost-pust inflation)
sebagai berikut:
Gambar. 2.3
Inflasi dorongan biaya
Sumber : Ragarja Prathama
diantaranya :
26
b. Inflasi sedang ( antara 10 – 30% setahun).
juga sangat merugikan negara, maka dari itu kondisi inflasi yang wajarlah
5. Dampak Inflasi
(economic efficiecy).
27
c. Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan didalam output dan
(Sukirno,2000:309).
28
Pada tahun 1958, AW Phillips, seorang Profesor di London School of
tahun 1861-1957. Dari hasil studi ini maka diperoleh hubungan negatif antara
diantara tingkat kenaikan harga dengan tingkat pengangguran. ini berarti sifat
dengan sifat hubungan diantara inflasi upah dan tingkat pengangguran seperti
harga relatif lambat, akan tetapi makin rendah pengangguran, makin tinggi
ada dasar teorinya. Lipsey pada tahun 1960 mencoba untuk mengisi dasar
adalah teori pasar tenaga kerja. Dalam pasar tenaga kerja, tingkat upah
akan naik apabila terdapat kelebihan permintaan akan tenaga kerja. Dengan
(Nopirin,1987:37).
antara kuva Phillips dengan sumbu horizontal (UN). Artinya, pada titik
29
perpotongan tersebut tingkat pengangguran berada dalam situasi dimana
Gambar. 2.4
Kurva Phillips
Sumber : Nopirin
pasar tenaga kerja mulai dengan dua pernyataan yaitu penawaran dan
kelebihan permintaan akan tenaga kerja tingkat perubahan upah juga makin
30
C. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
diperlukannya.
itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa
proses dari kenaikan output perkapita dalam jangka waktu yang panjang.
31
2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya kenaikan output
perkapita, dalam hal ini ada 2 aspek penting yaitu output total dan jumlah
Dikatakan tumbuh bila dalam jangka panjang waktu yang cukup lama (5
a. Faktor Ekonomi
1) Sumber Alam
alam yang penting antara lain minyak-minyak gas, hutan air dan
2) Akumulasi Modal
32
beberapa puluh tahun. Pembentukan modal dan investasi ini
ekonomi.
3) Organisasi
produktivitasnya.
4) Kemajuan teknologi
b. Faktor Nonekonomi
nonekonomi diantaranya :
1) Faktor sosial
33
2) Faktor sumber daya manusia
34
menjualnya kepada masyarakat dan mencari untung. Ketiga
3) Teori Schumpeter
35
ekonomi tidak akan terjadi secara terus menerus tetapi mengalami
4) Teori Harrod-Domar
domar dianalisis keadaan yang perlu wujud agar pada masa berikutnya
36
barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi di
masa lalu.
1) Teori J.E.Meade
2) Teori Solow
37
buruh akan cenderung menyesuaikan dirinya, dalam perjalanan waktu,
akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan
yang dihasilkan per jam kerja. Biasanya suatu negara yang mempunyai
tingkat pendapatan atau upah per jam kerja lebih tinggi daripada di
38
3. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran
dijelaskan dengan hukum okun (okun’s law), diambil dari nama Arthur
konsekuensi distribusional.
produksi baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru.
D. Penelitian Terdahulu
sebagai berikut:
39
Indonesia. Variabel yang digunakan yaitu sektor industri, perdagangan dan
Hal-hal yang akan dicari dalam analisa simulasi ini adalah proyeksi
sektor lain, dengan mengacu pada prakiraan tingkat ratio antara inventory
yang biasanya diisi oleh lulusan siswa setingkat akademi dan universitas lima
yang menganalisa hubungan terbalik antara laju pertumbuhan PDB dan tingkat
pertumbuhan PDB yang semakin meningkat dalam lima tahun ke depan oleh
40
Indonesia. Masalah penelitian adalah berapa besar pengaruh dari pertumbuhan
sampel selama tahun 1985 sampai 2002, sedangkan analisis inferensial untuk
0.492723.
41
pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan tingkat pengangguran. Jadi, untuk
seluruhnya memanfaatkan data statistik yang diperoleh dari BPS periode 1987
hingga 1996. Dalam penelitian ini mencoba mengamati pengaruh antara laju
pengangguran tinggi.
pengangguran dari pengujian statistik Zhitung lebih besar dari Ztabel maka Ho
diterima. Artinya, tidak terdapat hubungan antara laju inflasi dengan tingkat
pengangguran. Dengan demikian, pada masa sebelum dan pada masa krisis
Kharie (2007) studi ini berfokus pada analisis tentang sifat dan
berupa data runtut waktu tahunan yang bersumber dari Badan Pusat Statistik
(BPS) dan sumber lainnya yang relevan. Analisis data secara kuantitatif
42
didekati dengan Least Square Method melalui satu persamaan regresi
probabilitas α=0.0882. sifat dan signifikansi pengaruh yang sama berlaku pula
efek perubahan inflasi relatif kecil dengan sifat pengaruh yang sama. Hasil
ekonomi dan inflasi. Metode yang digunakan dalm penelitian ini VAR dan
ini adalah time series kuartalan tahun 1980-2003, data yang dikumpulkan
adalah sesuai dengan semua variabel baik variabel bebas maupun variabel
terikat seperti (Real GDP, inflasi, uang beredar, dan tingkat suku bunga) yang
berdasarkan hasil analisa, beberapa temuan penting dari studi ini dapat
43
dapat diantisipasi (anticipated). Kebijakan moneter yang semakin dapat
inflasi. Kebijakan moneter (uang beredar) yang tidak dapat diantisipasi tidak
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
44
4. Kharie Independent : Analisis data Hasil estimasi menunjukkan
pertumbuhan secara bahwa perubahan tingkat
ekonomi, kuantitatif pertumbuhan ekonomi
inflasi didekati berpengaruh negatif
Dependent : dengan signifikan terhadap
kemiskinan Least Square kemiskinan. sifat dan
Method signifikansi pengaruh yang
melalui satu sama berlaku pula bagi
persamaan pengaruh perubahan inflasi
regresi terhadap kemiskinan.
berganda Sedangkan efek perubahan
yang inflasi relatif kecil dengan
dikondisikan sifat pengaruh yang sama.
untuk Hasil estimasi menunjukkan
periode pula bahwa secara simultan,
observasi variasi dalam pertumbuhan
1987-2005. ekonomi dan inflasi
berpengaruh secara
signifikan pula terhadap
kemiskinan.
5. Irawan Dependent : VAR dan Terdapat pengaruh positif
Kebijakan hipotesis signifikan antara kebijakan
Moneter Ekspektasi moneter dengan pertumbuhan
Independent : Rasional. ekonomi. Dan juga tingkat
Pertumbuhan inflasi di Indonesia
Ekonomi dan dipengaruhi secara signifikan
Inflasi oleh kebijakan moneter
Sumber : diperoleh dari berbagai sumber
E. Kerangka Pemikiran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari
45
Diantara salah satu penyebab terjadinya inflasi dikarenakan suku
bunga turun maka banyak orang yang ingin memegang uang tunai. Akibatnya
Dengan demikian, terjadilah peningkatan daya beli barang dan jasa. Kenaikan
daya beli yang tidak dibarengi dengan kenaikan output produksi menyebabkan
menaik secara umum dan terus menerus. Dengan kenaikan harga tersebut
merosotnya nilai mata uang tersebut tercermin dalam kenaikan harga barang-
barang. Inflasi bukanlah sekedar harga yang tinggi, tetapi merupakan suatu
Dalam penelitian ini juga masalah yang akan dibahas adalah masalah
ditawarkan bagi angkatan kerja yang tersedia di suatu negara ditentukan oleh
46
merangsang lapangan pekerjaan baru. Apabila investasi semakin rendah, maka
menurun.
pemerintah. Ekspor netto merupakan selisih ekspor dan impor, jika ekspor
negara. Bila GDP atau pendapatan negara tersebut berkurang maka, jumlah
47
INFLASI
(X1)
PENGANGGURAN
(Y)
PERTUMBUHAN
EKONOMI
(X2)
Gambar. 2.5
Kerangka Pemikiran
digunakan yaitu α=5 persen, bila probability value t-statistik < α=5 persen
maka Ho ditolak, dan juga sebaliknya. Untuk melihat signifikansi dari variabel
yaitu α=5 persen, bila probability value F-statistik < α=5 persen maka Ho
sebagai berikut:
pengangguran di Indonesia.
di Indonesia.
48
2. Pertumbuhan ekonomi diduga berpengaruh signifikan terhadap
pengangguran di Indonesia.
pengangguran di Indonesia.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dimana data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh
pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi. Jenis data yang digunakan
adalah time series (runtun waktu) dari tahun 1988-2008. Sumber data
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data
tersebut meliputi :
1. Inflasi
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Pengangguran
50
C. Metode Analisis
berikut :
Linier = 0 + 1 X1 + 2 X2 +
Dimana :
= Pengangguran
X1 = Inflasi
X2 = Pertumbuhan ekonomi
L = Logaritma
0, = konstanta
= eror term
seorang ahli matematika dari Jerman, yaitu Carl Friedrich Gauss, metode
OLS adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan
tersebut (Kuncoro,2003:216).
51
2. Linier adalah kombinasi linier dari sampel jika ukuran sampel ditambah
sebenarnya.
3. Unbiased adalah rata-rata atau nilai harapan atau estimasi sesuai dengan
dan uji hipotesis teori sehingga hasil estimasi tersebut dapat terhindar dari
sifat-sifat tidak bias linier terbaik suatu penaksir. Disamping itu suatu
model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila
sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Uji
a. Uji Normalitas
hitung < nilai X2 tabel maka data berdistribusi normal atau nilai
2003:61).
52
b. Uji Multikoliniaritas
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance)
oleh Ghozali bila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 90%
c. Uji Autokorelasi
53
terjadi autokorelasi jika nilai X2 (Obs* R-Squared) hitung > X2 tabel
(Insukindro, 2003:60).
d. Uji heteroskedastisitas
Squared) untuk uji White baik cross term ataupun no cross term > X2
(Insukindro, 2003:62).
54
2. Pengujian Statistik
ditentukan dan jika nilai t hitung lebih tinggi dari t tabel maka suatu
ditentukan dan jika nilai F hitung lebih tinggi dari t tabel maka suatu
55
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, nilai R2 yang kecil
variasi variabel dependen sangat terbatas dan nilai yang mendekati satu
sebagai berikut :
antara lain :
56
a. inflasi (X1)
(Sukirno, 1994:10).
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel yang lain. Besarnya efek
57
BAB IV
C. Analisis Deskriptif
ini menggunakan rentang waktu analisis mulai tahun 1988 sampai dengan
tahun 2008. Alat pengolah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Ordinary Least Square (OLS). Maka oleh itu, perlu dilihat bagaimana
tingkat pengangguran.
4. Tingkat Pengangguran
lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga
58
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan melihat jumlah orang
Gambar 4.1
Tingkat Pengangguran (%)
Tahun 1988-1997
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 4,36 persen menjadi 7,24 persen.
Dan pada tahun 1997 tingkat pengangguran mencapai 4,68 persen, pada tahun
tersebut terjadi krisis yang pada dasarnya merupakan akibat dari semakin
dengan baik.
59
Gambar 4.2
Tingkat Pengangguran (%)
Tahun 1998-2008
tingkat pengangguran Indonesia selama tahun 1988 sampai tahun 2008 terus
Indonesia telah meningkat dari 2,81 persen pada tahun 1988 menjadi 9,69
persen pada tahun 2008. Peningkatan sebesar 6,88 persen itu menjadikan
5. Pertumbuhan Ekonomi
60
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara yang terus menunjukkan
yang kecil dan meningkat tiap tahunnya belum tentu bisa dikatakan telah
pendapatan nasional yang tinggi, yaitu dilihat dari perkembangan dana Produk
Domestik Bruto (PDB) baik atas dasar harga konstan maupun harga yang
berlaku. PDB adalah nilai total atas segenap output akhir yang dihasilkan oleh
perekonomian (baik itu dilakukan oleh penduduk warga negara maupun warga
61
Tabel 4.1
Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1988-2008
No Pertumbuhan
Tahun
. Ekonomi(%)
1. 1988 5,7
2. 1989 7,5
3. 1990 7,4
4. 1991 6,6
5. 1992 6,1
6. 1993 6,5
7. 1994 7,5
8. 1995 8,1
9. 1996 7,8
10 1997 4,7
11. 1998 -13,1
12. 1999 0,79
13. 2000 4,92
14. 2001 3,44
15. 2002 3,66
16. 2003 4,10
17. 2004 5,1
18. 2005 5,6
19. 2006 5,5
20. 2007 6,3
21. 2008 6,1
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)
(gas dan air minum) serta berlanjutnya kegiatan yang dapat menaikkan
62
ekonomi masih berjalan secara lambat terutama pada gejolak sosial dan politik
6. Inflasi
perekonomian suatu negara. Kestabilan nilai mata uang, baik inflasi maupun
Inflasi adalah kecenderungan dari harga yang naik secara umum dan
terus menerus. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali kenaikan tersebut meluas dan mengakibatkan pada sebagian besar dari
menerus. Indikator yang digunakan untuk melihat inflasi adalah indeks harga
konsumen. Di mana indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa
yang harus dibeli konsumen dalam periode tertentu. Dalam indeks harga
konsumen, setiap jenis barang ditentukan suatu timbangan atau bobot tetap
63
konsumen (Prathama, 2008:367). Perkembangan inflasi dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Inflasi
Tahun 1988-2008
1. 1988 9,53
2. 1989 9,52
3. 1990 4,49
4. 1991 9,77
5. 1992 9,42
6. 1993 8,64
7. 1994 6,47
8. 1995 11,05
9. 1996 77,54
10 1997 2,01
11. 1998 9,35
12. 1999 12,55
13. 2000 10,03
14. 2001 5,16
15. 2002 6,40
16. 2003 5,16
17. 2004 6,40
18. 2005 17,11
19. 2006 6,60
20. 2007 6,59
21. 2008 11,06
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)
dan pada tahun 2004 inflasi mengalami peningkatan mencapai 6.40 persen,
sedangkan di tahun 2005 mencapai 17,11 persen. Pada tahun 2006 sampai
64
pada tahun 2008 hingga mencapai 11,06 persen. Hal tersebut dipicu
pangan.
yang harus dilakukan adalah menguji data-data yang akan dianalisis agar
data tersebut valid tidak bias dan merupakan persyaratan, maka digunakan
uji Klasik. Adapun penjelasan uji asumsi klasik itu adalah sebagai berikut.
nilai Jarque-Bera.
normal.
65
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas
5
Series: Residuals
Sample 1988 2008
4 Observations 21
Mean -5.00e-16
3 Median 0.009788
Maximum 0.413288
Minimum -0.400970
2 Std. Dev. 0.231625
Skewness -0.129484
Kurtosis 2.190823
1
Jarque-Bera 0.631603
Probability 0.729204
0
-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4
Sumber : hasil Eviews 6
selanjutnya.
66
Apabila hubungan diantara variabel bebas yang satu dengan yang
Setelah data diolah menggunakan aplikasi eviews 6.1, maka terlihat hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
INF PE
INF 1.000000 0.042277
FE 0.042277 1.000000
Sumber : hasil Eviews 6
67
Dari perhitungan menggunakan program Eviews diperoleh nilai
model tidak lagi terletak pada daerah keragu-raguan, dan tidak lagi
autokorelasi.
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.052923 0.294614 -0.179637 0.8594
RESID01(-1) 0.431716 0.229763 1.878965 0.0765
R-squared 0.163977 Mean dependent var -0.008276
Adjusted R-squared 0.117531 S.D. dependent var 1.397982
S.E. of regression 1.313261 Akaike info criterion 3.477544
Sum squared resid 31.04379 Schwarz criterion 3.577117
Log likelihood -32.77544 F-statistic 3.530509
Durbin-Watson stat 1.718220 Prob(F-statistic) 0.076542
Sumber : hasil Eviews 6
68
nilai d dan lebih kecil dari 4 – d , sehingga dapat disimpulkan bahwa
u u
test.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
selanjutnya. heteroskedasitisitas.
69
2. Hasil Regresi Metode Ordinary Least Square (OLS)
Tabel 4.6
Hasil Olah Data Dengan Metode OLS
dengan alpha (0,05 < 0.2586 ). Karena nilai signifikansi lebih besar
digunakan yaitu 5% (0,05) maka nilai 0.0000 < 0,05. Karena nilai
70
3. Uji Statistik
a. Uji F-statistik
karena nilai sig < alpha, yaitu 0.0000 < 0,05, yang berarti bahwa
1988-2008.
71
Adapun nilai koefisiennya yaitu sebesar -21.42868. Arah nilai
berbanding terbalik. Artinya, pada saat ada kenaikan pada nilai variabel
jumlah pengangguran.
estimasi adalah sebesar 0.813426. Hal ini berarti bahwa 81.3 persen dari
c. Uji t-statistik
dependen. Untuk melakukan uji t dengan cara Quick Look, yaitu melihat
atau melihat nilai t tabel dengan t hitungnya. Jika nilai Probability <
derajat kepercayaan yang ditentukan dan jika nilai t hitung lebih tinggi dari
72
Pengujian untuk uji ini adalah apabila prob(sig) < alpha maka
prob(sig) > alpha maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
Pengujian untuk uji ini adalah apabila t-statistik > t-tabel maka
statistik < t-tabel maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
Berdasarkan tabel di atas, bisa kita lihat bahwa nilai sig. Untuk
variabel X1 (Inflasi) yaitu 0.2586. Karena 0.2586 > 0,05, maka dapat
73
tinggi salah satunya diupayakan dengan kebijaksanaan moneter yang
persen). Hal ini berlangsung hingga tahun 1997 saat dimana krisis
Pengujian untuk uji ini adalah apabila prob(sig) < alpha maka
apabila nilai prob(sig) > alpha maka tidak terdapat pengaruh yang
variabel Y (Pengangguran).
Pengujian untuk uji ini adalah apabila t-statistik > t-tabel maka
apabila nilai t-statistik < t-tabel maka tidak terdapat pengaruh yang
variabel Y (Pengangguran).
74
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi
eviews 6.1 terlihat bahwa nilai probabilita adalah 0.0000. karena nilai
positif dan mempunyai tren yang terus menerus, maka hal itu berarti
75
pengangguran yang dimaksud di sini adalah pengangguran terbuka, maka
pengangguran di Indonesia.
76
BAB V
A. Kesimpulan
Indonesia periode tahun 1988-2008. Dari data yang diperoleh dari Badan
B. Implikasi
berikut :
77
1. Kecilnya peran pengangguran dalam mempengaruhi terjadinya tingkat
pemerataan pendapatan.
(UKM) karena pada sektor itulah orang yang menganggur banyak bekerja.
78
DAFTAR PUSTAKA
79
Hill, MCGraw.” Economics, 12th Edition”, Jakarta, Erlangga, 1985.
Nikensari, Sri Indah.” Dampak Struktural Dari Pertumbuhan Sektor Industri dan
Perdagangan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia”, 2001.
80
Sukirno, Sadono.”Makroekonomi Modern”, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2000.
81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
82
DATA TINGKAT PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN 1988-2008
Tingkat
No
Tahun Pengangguran
.
(%)
1. 1988 2,81
2. 1989 2,75
3. 1990 2,72
4. 1991 2,60
5. 1992 2,71
6. 1993 2,76
7. 1994 4,36
8. 1995 7,24
9. 1996 4,89
10 1997 4,68
11. 1998 5,47
12. 1999 6,36
13. 2000 6,08
14. 2001 8,10
15. 2002 9,06
16. 2003 9,50
17. 2004 9,86
18. 2005 10,26
19. 2006 10,27
20. 2007 10,77
21. 2008 9,69
83
DATA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1988-2008
No PDB Pertumbuhan
Tahun
. (000.000.000 Rp) Ekonomi(%)
84
DATA INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1988-2008
Indek Harga
No Konsumen (%)
Tahun Inflasi(%)
.
85
Dependent Variable: LUNP
Included observations: 21
Prob(F-statistic) 0.000000
86
AUTOKORELASI
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/08/10 Time: 18:07
Sample: 1988 2008
Included observations: 21
Presample missing value lagged residuals set to zero.
87
NORMALITAS
5
Series: Residuals
Sample 1988 2008
4 Observations 21
Mean -5.00e-16
3 Median 0.009788
Maximum 0.413288
Minimum -0.400970
2 Std. Dev. 0.231625
Skewness -0.129484
Kurtosis 2.190823
1
Jarque-Bera 0.631603
Probability 0.729204
0
-0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4
88
HETEROSKEDASTISITAS
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 12/08/10 Time: 18:08
Sample: 1988 2008
Included observations: 21
89
LINEARITAS
Test Equation:
Dependent Variable: LUNP
Method: Least Squares
Date: 11/21/10 Time: 16:38
Sample: 1988 2008
Included observations: 21
90
MULTIKOLIENARITAS
LIHK LPDB
91