Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN JURNAL NEUROMUSCULAR

PENGARUH LATIHAN PELVIC DAN LATIHAN STEP-UP TERHADAP STEP LENGTH


PADA PASIEN PASCA STROKE HEMIPLEGI DI RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL

Berdasarkan pada jurnal sebelumnya, terdapat hasil penelitian oleh Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Jakarta III yang dilakukan pada bulan April tahun 2017, terkait dengan pemberian
treatment pada pasien stroke kronik berupa Latihan Pelvic dan Latihan Step Up terhadap Step
Length. Berikut hasil penelitian:

Tujuan:
Mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian latihan pelvic dan latihan step-up terhadap
step length pada pasien pasca stroke hemiplegi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.

Subject:
Subject terdiri dari 13 orang pasien stroke RS Pusat Otak Nasional, sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusif
a. Laki-laki ataupun perempuan diatas usia 45 tahun
b. Menderita stroke hemiplegi lebih dari 6 bulan atau berada pada fase kronis
c. Dapat berjalan secara mandiri kurang lebih 10 m
d. Dapat mengerti instruksi secara verbal
e. Responden bersedia mengikuti program latihan
f. Kondisi umum baik

2. Kriteria Eksklusif
a. Gangguan visual dan auditory
b. Pasien hipertensi dengan diastolik diatas 140 mmHg dan sistoik diatas 100 mmHg
c. Stroke dengan perdarahan di daerah Brainstem
d. Memiliki riwayat fraktur > 6 bulan

3. Karakteristik subject
a. 7 orang laki-laki dan 6 orang perempuan
b. Usia 58 tahun
c. 9 orang hemiparesis dextra 4 orang hemiparesis sinistra

Metode
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis pra-experimental dengan desain one group pre test and
post test. Pasien dilakukan pengukuran step length saat awal penelitian dan setelah dilakukan
intervensi sebanyak 2 kali per minggu selama 6 minggu (12 kali intervensi). Intervensi yang
diberikan adalah:
1. Latihan Pelvic
Latihan pelvic dilakukan dengan pelvic bridging dan latihan anterior-posterior pelvic tilting.
Dilakukan selama 12 kali pertemuan dalam 6 minggu dengan 10 kali repetisi dan 5 detik
tahanan.
2. Latihan Step Up
Latihan step-up merupakan latihan dengan prinsip task oriented exercise untuk
meningkatkan kemampuan berjalan pada pasien pasca stroke hemiplegi (Vats 2013).
Latihan step-up dilakukan dengan tiga cara yaitu forward step, lateral step dan backward
step meggunakan step tool dengan tinggi 10cm setelah dimodifikasi. Latihan dilakukan
selama 12 kali pertemuan, 2 set dengan 10 kali repetisi.

Metode Evaluasi
1. Pengambilan data kuantitatif sebelum dan sesudah intervensi dilakukan dengan
metode pengukuran. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan metode Foot-
inked print.
2. Uji normalitas data sebelum dan sesudah intervensi menggunakan Shapiro-Wilk. Data
yang telah diuji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal, maka dilakukan
analisa uji Parametric Paired Sample T Test.

Hasil
1. Terdapat perubahan yang signifikan step length sisi tungkai yang tidak paresis (p=0.009).
2. Terdapat perubahan yang signifikan step length sisi tungkai yang paresis (p=0.008).

CLINICAL REASONING
RESUME CLINICAL PATHWAY
No Problem Assessment Intervensi Jumlah Kondisi yang
Fisioterapi Kedatangan diharapkan

1. Gangguan Pemeriksaan Latihan pelvic: 2 x Keseimbangan


fungsional keseimbangan - Bridging seminggu meningkat
berjalan dynamis: - Anterior- selama 6 Kecepatan
(keseimbangan Time Up and Go posterior tilting minggu berjalan
berjalan) test (TUG) Latihan Step Up: meningkat
Pemeriksaan - forward step
kecepatan - lateral step
berjalan: 10MWT - backward step
Pemeriksaan Step
Length: Foot ink
printed

Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukan adanya perubahan step length yang signifikan baik tungkai
sisi yang paresis dan yang tidak paresis. Rata-rata step length tungkai sisi paresis meningkat
dari 37,62 cm menjadi 45,52 cm; pada sisi yang tidak paresis meningkat dari 27,02 menjadi
30,18. Walaupun terjadi peningkatan, nilai ini masih dibawah rata-rata step length penderita
stroke 27-33 cm dan step length manusia normal 78 cm.

Latihan pelvic mengaktivasi otot-otot antigravitasi pada trunk (multifidus dan erector spine)
yang berperan sebagai stabilisator saat berjalan. Latihan pelvic juga memiliki keterkaitan
dinamis dengan otot-otot hip dan lumbal termasuk dengan semua sendi dan otot-ototnya.
Control postural yang baik akan dapat meningkatkan keseimbangan, diikuti dengan
kemudahan saat berjalan yang ditandai oleh peningkatan step length.

Latihan step up memberikan fasilitasi weight bearing yang akan meningkatkan stabilitas dan
kekuatan otot-otot hip dan pelvic (eccentric quadriceps, harmstring, gluteus medius, dan
adductor longus) sehingga mengurangi kompensasi berupa anterior pelvic tilt saat fase swing.

Kesimpulan
Penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari pemberian latihan pelvic dan
latihan step up terhadap step length pada penderita stroke hemiplegi.
Daftar Pustaka
Allen, J.L., Kautz, S.A. & Neptune, R.R., 2011. Step length asymmetry is representative of
compensatory mechanisms used in post-stroke hemiparetic walking. Journal of Gait &
posture, 33(4), pp.538–43.
Balaban, B. & Tok, F., 2014. Gait disturbances in patients with stroke. Journal of Injury, Function,
and Rehabilitation, 6(7), pp.635–42.
Barker, R.A. et al., 2012. Neuroanatomy and neuroscience at a Glance Fourth., UK: Wiley-
Blackwel.
Budiarto, D.E., 2012. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku
Kedokteran.
Champney, T.H., 2015. Essential Clinical Neuroanatomy First., UK: John Willey & Sons.
Geoffrey, A. & Stephen, M., 2008. Stroke. Journal of Stroke, 371, p.1612.
Goldstein, L.B. et al., 2011. AHA / ASA Guideline Guidelines for the Primary Prevention of Stroke
A Guideline for Healthcare Professionals. Journal of American Heart Association, 42,
pp.517–584.
Goodman, C.C. & Fuller, K.S., 2009. Pathology implication for the Physical Therapist Third. K.
Falk, ed., St. Louis: Saunders Elsevier.
Gosling et al., 2008. Human Anatomy 5th ed. M. Hyde, ed., Spain: Mosby Elsevier.
Hall, G.&, 2006. Textbook of Medical Physiology 11th ed., Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier
Inc.
Hastono, S.P., 2006. Analisa Data,
Hedna, V.S. et al., 2013. Hemispheric Differences in Ischemic Stroke : Is Left-Hemisphere Stroke
More Common ? Journal of Clinical Neurologi, 9(2), pp.97–102.
Hinkle, J.L. & Guanci, M.M., 2007. Acute Ischemic Stroke Review. Jurnal of Neuroscience
Nurses, 39(5), pp.285–294.
Hisham, N.F. & Bayraktutan, U., 2013. Epidemiology , Pathophysiology , and Treatment of
Hypertension in Ischaemic Stroke Patients. Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases,
22(7), pp.e4–e14.
Janice J Eng, P.F.T., 2011. Gait training strategies to optimize walking ability in people with stroke:
A synthesis of the evidence. Journal of Physical Therapy, 7(10), pp.1417–1436.
Johns, P., 2014. Clinical Neuroscience 1st editio., London, UK: Elsevier.
Lauzière, S. et al., 2014. Understanding Spatial and Temporal Gait Asymmetries in Individuals
Post Stroke. International Journal of Physical Medicine & Rehabilitation,2(201),pp.1–11.
Lemeshow, S. et al., 1990. Adequacy of Sample Size in Health Studies, United States of America:
World Health Organization.
Lennon, S., 2001. Gait re-education based on the Bobath concept in two patients with hemiplegia
following stroke. Journal of Physical therapy, 81(3), pp.924–935.
Lewek, M.D. et al., 2014. The Relationship Between Spatiotemporai Gait Asymmetry and Balance
in Individuals With Chronic Stroke. Journal of Applied Biomechanics, 30, pp.31–36.
Loizou, C.P. et al., 2015. A Comparison of Ultrasound Intima-Media Thickness Measurements of
the Left and Right Common Carotid Artery. , 3(June).
Mercer, V.S. et al., 2009. Electromyographic Activity During in Older Adults. , 89(11), pp.1205–
1214.
Neumann, D.A., 2010. Kinesiology of the Musculoskeletal System 2nd editio., United States of
America: Elsevier.
Neumman, D.A., 2010. Kinesiology of the Musculoskeletal System. In K. Falk, ed. St. Louis:
Elsevier Inc., pp. 627–663.
Olin, B.R. & Pharm, D., 2015. Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-8 Guideline
Recommendations. Jurnal of Alabama Pharmacy Association, pp.1–8.
Park, K.-H., Kim, D.-Y. & Kim, T.-H., 2015. The effect of step climbing exercise on balance and
step length in chronic stroke patients. Journal of Physical Therapy Science, 27(11), pp.3515–
3518.
Purve, D. et al., 2004. Neuroscience 3rd editio., USA: SinauerAssosciates, Inc.
Rai, R.K. et al., 2014. Efficacy of Trunk Rehabilitation and Balance Training On Trunk Kontrol ,
Balance and Gait in Post Stroke Hemiplegic Patients : A Randomized Kontrolled Trial.
Journal of Nursing and Health Science, 3(3), pp.27–31.
Raine, S., Meadows, L. & Lynch-Ellerington, M., 2009. Bobath Concept, United Kingdom: Wiley-
Blackwel.
Reeves, M.J. et al., 2009. Sex Differences in Stroke: Epidemiology, Clinical Presentation, Medical
Care, and Outcomes. Journal of National Institutes of Health, 7(10), pp.915–926.
Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Riset Kesehatan Dasar.
RTF, C., 2014. A Systematic Approach to the Definition of Stroke. Journal of Cerebrovascular
Disease & Stroke, 1(5), pp.1–5.
Satyanegara, 2010. Ilmu Bedah Syaraf IV., Gramedia Pustaka Utama.
Shier, D., Butler, J. & Lewis, R., 2009. Hole’s essentials of Human Anatomy & Physiology.
McGraw-Hill Higher Education, 10.
Soepardi, J., 2012. Data dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Kementerian
Kesehatan RI, p.Volume 2.
Song, G.-B. & Heo, J.-Y., 2015. The effect of modified bridge exercise on balance ability of stroke
patients. Journal of physical therapy science, 27(12), pp.3807–10.
Sumandeep Kaur1, 2014. Quantitative Gait Analysis of Healthy Adults Using Foot Print Method
and Win Track\n. Journal of Nursing and Health Science, 3(3), pp.16–21.
Tortora, G.J. & Derrickson, B., 2010. Introduction to the Human Body Eight Edit. B. Roesch, ed.,
United States of America: John Willey & Sony.
Vats, M., 2013. Efficacy Of Task Specific Step-up Exercises On The Gait Parameters Of Chronic
Hemiparetic Stroke Individuals. International Journal of Physiotherapy and Research, 1(4),
pp.130–137. Available at: www.ijmhr.org/ijpr.html.
Vij & Multani, J.S.&, 2012. Efficacy of Neuro -Developmental Therapy Based Gait Training in
Correction of Gait Pattern of Post Stroke Hemiparetic Patients. Journal of Exercise Science
and Physiotherapy, 8(1), pp.30–38.
Whittle, M.W., 2002. Gait analysis: an introduction, Elsevier.
WHO, 2014. Global status report on noncommunicable diseases 2014, Switzerland.
Yu, C. et al., 2015. Sex Differences in Stroke Subtypes , Severity , Risk Factors , and Outcomes
Among Elderly Patients with Acute Ischemic Stroke. Journal of Neuroscience,
7(September), pp.1–6.
HUBUNGAN ANTARA ANTERIOR PELVIC TILTING DAN POLA JALAN DAN
KESEIMBANGAN PADA PASIEN STROKE KRONIK

Pasien pasca stroke atau pasien stroke kronik memiliki perubahan pola berjalan dan
keseimbangan. Pola jalan pasien pasca stroke hemiplegi cenderung asimetris dengan
karakteristik selektif motor kontrol yang buruk, terhambat dan terganggunya reaksi
keseimbangan, serta kurangnya penumpuan berat badan pada salah satu sisi tubuh.
Perubahan alignment pelvic dan asymmetrical weight bearing disebabkan oleh poor trunk-
pelvis dissociation atau berkurangnya control hip muscles.

Subject:
Subject terdiri dari 14 pasien stroke kronik yang berasal dari D Welfare Center, Korea
1. Kriteria inklusif:
a. Stroke kronik (lebih dari 6 bulan) dengan besar sudut anterior pelvic (>15°, nilai normal
11-4°)
b. Burnnstrom stage of motor recovery untuk lower ekstremitas 3-5
c. Memiliki gangguan berjalan berdasarkan hasil Analisa berjalan oleh Fisioterapis
(termasuk penggunaan alat bantu jalan)
d. Memahami instruksi verbal sederhana
e. Mampu berjalan mandiri sejauh minimal 15 meter
f. Tidak memiliki gangguan visual, auditory dan vestibular
g. Tidak ada riwayat gangguan musculoskeletal pada lower ekstremitas
h. Nilai MMSE >24/30

2. Kriteria eksklusif
a. Gangguan system saraf selain stroke dengan gangguan pola jalan dan keseimbangan
b. Nyeri, keterbatasan ROM, dan kelemahan pada lower ekstremitas sisi sehat yang
mempengaruhi ADL
c. Alergi terhada kinesio tapping atau ada luka terbuka.

3. Karakteristik subject
a. Usia 64 tahun
b. Tinggi Badan 163,36 cm
c. Berat badan 61,86 kg
d. 7 orang laki-laki dan 7 orang perempuan
e. 4 pasien stroke hemorrhagic dan 10 stroke iskemik
f. Lama penyakit 9 bulan
g. Sudut anterior pelvic tilt 15.43°

Tujuan:
Memberi gambaran hubungan anterior pelvic tilting, pola jalan dan keseimbangan pada
pasien stroke kronik.

Metode Evaluasi:
1. Sudut anterior pelvic tilt diukur menggunakan palpation meter (PALM; Performance
Attaintment Associates, St. Paul, MN, USA)
2. Kecepatan berjalan dinilai dengan 10 meter walk test (10MWT)
3. Dynamic postural stability dinilai dengan BioRescue (IRM Ingenierie, Rodez, France)
4. Parameter berjalan dinilai secara temporal (waktu) dan spatial (jarak) dengan
menggunakan GAITRite (GAITRite, CIR Systems Inc., USA). Hasil penilaian dengan
GAITRite dapat membandingkan velositas (meter/detik), gait cycle time (siklus/detik), dan
index symmetry antara fase swing dan fase stand.
5. Keseimbangan dynamis dan kemampuan berjalan dinilai dengan Time Up and Go Test
(TUG).
6. Analisa data menggunakan SPSS (IBM Corp. Released 2014. IBM SPSS Statistic for
Windows, version 23.0. Armonk, NY:IBM Corp).

Hasil:
1. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara sudut anterior pelvic tilt dengan velositas
(r=-0.61), step length (r=-0.59) dan stride length (r=-0.60).
2. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara velositas dengan cadance jalan (r=0.79),
step length (r=0.84) dan stride length (r=0.85).
3. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara velositas dengan gait cycle time (r=-0.78),
H-H base (r=-0.84), TUG (r=-0.82), dan 10MWT (r=-0.78).
4. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara cadance jalan dengan gait cycle time (r=-
0.98) dan H-H base (r=-0.62).

Pembahasan:
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi sudut anterior pelvic tilt, maka
velositas, step length, dan stride length akan menurun secara signifikan. Anterior pelvic tilt
berhubungan dengan gangguan keseimbangan dan asymetri weight bearing pada pasien
stroke kronik. Abnormal pelvic tilt berhubungan dengan trunk control dan keseimbangan,
dimana kedua hal tersebut merupakan komponen penting dalam fungsi berjalan, yang akan
mempengaruhi velositas, step length, dan stride length. Selain itu, perbedaan sudut
abnormalitas pelvic berhubungan dengan time cycle dan jumlah langkah.

Dalam penelitian ini, peningkatan velositas diikuti dengan peningkatan cadance jalan, stride
length, dan step length secara signifikan. Menurunnya velositas, akan diikuti dengan
menurunya gait cycle time dan H-H base support, dan terjadi peningkatan pada TUG dan
10MWT secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan velositas berhubungan
dengan keseimbangan yang menurun, dimana dysfungsi keseimbangan ditandai oleh
peningkatan TUG dan 10MWT dan penurunan H-H base support.

Cadence jalan adalah jumlah satu siklus berjalan dengan 2 kaki selama 1 menit. Jika cadance
jalan menurun, gait cycle time meningkat dan H-H base support menurun.

Kesimpulannya, penelitian ini menyatakan bahwa terdapat korelasi negatif antara sudut
anterior pelvic tilt dengan fungsi berjalan, yaitu kecepatan berjalan dan step length.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai