Financial Innovation PDF
Financial Innovation PDF
Abstract
Financial innovation has more influences for company and investor who want to
borrow or lending. Financial economics, law and regulator, technology change,
etc. exactly will be influences successful of financial innovation. Stimulated
financial innovation was importance so that could achieve maximum success.
Financial market especially capital market also being more efficient and effective.
But it had been supported improvement society knowledge about how financial
innovation arising, why sometimes success or fail, what function and benefit from
this, determining factors, and relationship with market price and asset pricing. In
emerging market, financial innovation has effect to growth economic and decrease
national‟s cost of capital. Social welfare will achieve because had been transfer
from saving to investing until the end can decrease household cost of living.
PENDAHULUAN
1
Banyak yang mengakui bahwa inovasi sangat penting dalam menjalankan
produktivitas perusahaan. Saat ini inovasi-inovasi dalam sektor keuangan
perusahaan juga menjadi hal yang penting karena dapat berperan dalam
menfasilitasi perdagangan (Akhavein et. al., 2001). Dalam teori keuangan,
financing merupakan unsur yang penting bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan. Sumber financing perusahaan dapat berasal dari internal maupun
eksternal. Seperti halnya memasarkan sebuah produk, perusahaan perlu
melakukan inovasi agar produk tersebut tetap survive di pasar begitu juga dengan
sumber dana perusahaan memerlukan inovasi-inovasi agar sumber dana tersebut
terus berkelanjutan.
Selain financing, dana perusahaan juga dapat diinvestasikan agar sumber
dana juga terus berkelanjutan. Financial innovation merupakan sumber inovasi
bagi investasi perusahaan. Apalagi, kenyataan mengungkapkan bahwa financial
innovation memegang peran penting dalam perekonomi modern seperti saat ini
(Frame dan White, 2002). Pentingnya financial innovation juga banyak
diungkapkan oleh penelitian: Silber (1975), Van Horne (1985), Miller (1986,
1992), Faulhaber dan Baumol (1988), Campbell (1988), Siegel (1990), Finnerty
(1992), dan Miller (1992) seperti yang diungkapkan oleh Akhavein et. al. (2001).
Wachter (2006) menyatakan bahwa financial innovation dapat membantu
mengurangi volatility dari kegiatan perekonomian (perubahan ekonomi dari
production menjadi services, perubahan pada kebijakan moneter, dan perubahaan
pada manajemen persedian). Penelitian DES yang dikutip Wachter (2006)
menjelaskan apabila market-driven changes dapat dikelompokkan dibawah
democratization of credit yang artinya bahwa saat ini kredit tersedia bagi individu
maupun bisnis untuk melakukan transaksi saat ini dengan pembayaran periode
selanjutnya. Sedangkan mengenai kebijakan pemerintah, DES menekankan pada
„Regulation Q‟ yang memaksa batas tertinggi rate yang dapat dibayarkan bank
untuk deposito. Financial innovation juga mampu meningkatkan volatility dari
exchange rate, interest rate, commodity prices, pajak dan perubahan peraturan
(Jacque, 2004). Perkembangan yang cepat dan pertumbuhan yang belum pernah
terjadi pada pasar keuangan internasional juga mempengaruhi kebutuhan akan
financial innovation.
Financial innovation memang dapat memberikan manfaat sumber dana
kelanjutan bagi pelaku ekonomi, tetapi juga tidak lepas dari risiko terhadap
inovasi-inovasi yang dilakukan. Seperti yang diungkapkan Bettzüge dan Hens
(2000) bahwa secara harafiah setiap hari new financial assets secara besar-besaran
diciptakan, ada beberapa sekuritas baru tersebut segera menjadi instrumen standar
dalam financial trade tetapi yang lainnya dapat juga hilang secara cepat. Hal ini
dampak proses financial innovation yang secara mendalam merubah struktur
lingkup dan range dari international financial markets. Oleh karena itu, dalam
menciptakan financial innovation ada baiknya jika didukung financial system
yang baik. Ho (2006) mengungkapkan bahwa kenyataannya financial system yang
dikembangkan secara baik akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Financial system dapat memungkinkan para pelaku ekonomi untuk
mendiversifikasikan portfolio mereka dan menemukan likuiditas yang diinginkan.
Sumber-sumber keuangan yang ada lebih dapat dialokasikan pada cara yang
2
efisien dan solusi manajemen risiko tersedia. Keberadaan elemen keuangan ini
dapat mendorong kemungkinan produksi ekonomi yang sangat tinggi (melebihi
batas target) dan diharapkan pertumbuhan potensial akan tinggi dalam jangka
panjang. Berdasarkan hal tersebut, maka tampak bahwa apabila financial system
beroperasi secara efisien maka akan dapat meningkatkan inovasi dan memiliki
dampak yang positif pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Terdapat dua kategori pihak yang memanfaatkan financial innovation pada
sektor keuangan. Pihak pertama yang dikenal dengan financial intermediaries dan
pihak kedua yang dikenal dengan financial facilitator (White, 1996). Financial
intermediaries adalah perusahaan yang memegang aset keuangan (seperti loans,
mortgages, bonds, equity securities) dan issue liabilities (seperti deposits,
insurance policies, pension obligation, mutual fund shares, dan lain-lain).
Financial facilitator merupakan pihak yang menfasilitasi transaksi keuangan
antara primary issuers dari financial liabilities (seperti governments, enterprises,
dan hosehold borrowers) dan investor yang membeli instrument tersebut yang
kemudian memegangnya sebagai financial asset mereka. Ho (2006) menjelaskan
bahwa financial innovation akan mempengaruhi struktur dari pasar keuangan,
perilaku keuangan dari pelaku ekonomi, dan tipe-tipe dari produk keuangan yang
diperdagangkan. Hal ini karena, financial innovation timbul sebagai antisipasi
dari keuntungan material berdasarkan analisis cost-benefit. Maka dari penjelasan
tersebut tampak bahwa financial innovation dapat dijadikan menjadi pilihan tepat
sebagai alternatif „jitu‟ baik untuk financing maupun investing bagi financial
intermediaries dan financial facilitator untuk kelangsungan dana mereka.
Financial innovation juga berdampak positif untuk kelangsungan pertumbuhan
ekonomi bagi suatu negara.
3
1986, 1992; Mayer 1986; Cooper 1986; Faulhaber and Baumol 1988; Campbell
1988, ch. 16; Siegel 1990; Finnerty 1992; Miller 1992; Kopcke 1995; Tufano
1995; Lea 1996; Finnerty and Emery, 2002; dikutip Frame dan White, 2002).
Berbagai penelitian tersebut menyoroti mulai dari hanya berupa literatur deskripsi
sampai dengan memunculkan berbagai hipotesis.
Inovasi jelas tampak merupakan fenomena yang penting dalam berbagai
sektor pada ekonomi modern. Walupun berdasarkan standar teori mikroekonomi
fokusnya hanya pada perhatian tentang masalah-masalah alokasi sumberdaya
yang statis dan efisiensi ekonomi, namun sedikit banyak apresiasi umum tentang
kinerja sepanjang waktu dijalankan oleh berbagai faktor dinamis termasuk
inovasi. Pusat dari keuangan pada perekonomian dan pentingnya hal tersebut
untuk pertumbuhan ekonomi menimbulkan financial innovation menjadi penting.
Semenjak keuangan merupakan input seluruh aktivitas produksi dan aktivitas
konsumsi, perbaikan-perbaikan dalam sektor keuangan memiliki dampak positif.
Saving dan investment semakin banyak ketika better finance, pengambilan
keputusan investasi juga menjadi lebih baik (lebih produktif). Hal ini
menunjukkan efek tidak langsung yang positif dari financial innovation tetap
tinggi.
Vanhanen (2006) pada presentasinya didepan Direktorat Umum untuk
Perusahaan dan Industri mengungkapkan bahwa instrumen keuangan dibutuhkan
agar menjadi lebih baik dalam adaptasi praktek-prakter yang bagus, utilisasi
single market, berfokus pada eco-innovation dan new markets. Perusahaan
maupun individu dalam mencari profit (profit-seeking) dilakukan dengan cara
mencari sesuatu yang baru dan memperbaiki produk, proses, dan struktur
organisasi yang akan mengurangi biaya produksi, permintaan kepuasan pelanggan
yang lebih baik, dan mendapatkan profit yang tinggi. Kadang-kadang pencarian
tersebut dilakukan melalui program R&D, kadang kala juga melalui pemikiran-
pemikiran informal melalui trial and error. Ketika pencarian tersebut sukses
maka hasilnya adalah inovasi (Frame dan White, 2002).
Apabila pencarian dan kesuksesan yang ada relatif konstan, inovasi akan
cenderung tampak mengalir konstan. Namun kenyataannya, inovasi bukan terlihat
seragam tetapi lintas perusahaan, lintas industri, atau bahkan lintas periode waktu.
Secara umum, inovasi tidak dapat mengcover kondisi lingkungan yang ada.
Berdasarkan literatur umum seperti Cohen dan Levin (1989) dan Cohen (1995)
dikutip oleh Frame dan White (2002), terdapat 5 kondisi struktural yaitu (1)
kekuatan pasar perusahaan, (2) ukuran perusahaan, (3) kesempatan teknologi, (4)
appropriability, dan (5) kondisi permintaan pasar produk. Sementara kondisi yang
mempengaruhi tingkat „equilibrium‟ dari financial innovation adalah (1)
underlying technologies, (2) macroeconomic conditions, (3) regulation (legal
environment), dan (4) taxes.
Faktor lingkungan jelas mempengaruhi keseimbangan aliran dari financial
innovation. Maka, ketika perubahaan terjadi akan menimbulkan kekacauan pada
financial innovation yang merupakan respon awal. Selanjutnya aliran financial
innovation tadi lama kelamaan akan stabil dan membentuk aliran keseimbangan
baru yang menjelaskan kondisi lingkungan yang baru. Respon terhadap faktor
perubahaan lingkungan saat ini muncul pada level dan variasi dalam interest rate,
4
fixed exchange rates, perubahaan teknologi yang cepat dalam komunikasi dan
proses data, dan terobosan-terobosan intelektual seperti model Black-Scholes.
Perubahaan peraturan dan tingkat pajak juga menciptakan lingkungan yang
menyebabkan aliran keseimbangan dihindari/dimotivasi oleh inovasi,
kemungkinan gerakan inovasi yang tinggi diawal sebagai partisipasi dalam
financial market yang disesuaikan dengan new environment.
Produk-produk keuangan dan instrumen-instrumen yang tersedia saat ini
sebagai akibat adanya financial innovation, secara diam-diam telah bener-benar
membuat kejutan. Sebenarnya financial innovation yang dikembangkan
perusahaan meliputi preferred stock, common stock, obligation, equity-index debt,
convertibles, amortizing principal notes, dan lain-lain. Selama ini produk
keuangan yang dikenal hanya terbatas pada deposito (perbankan). Instrumen
deposito yang ada selama ini masih memiliki keterbatasan seperti interest yang
fixed dan jangka waktu deposito. Adanya keterbatasan tersebut mendorong
inovasi terhadap produk keuangan yang selama ini ada. Inovasi dilakukan terkait
dengan pembayaran interest yang didasarkan pada stock market returns, hasil
pilihan-pilihan yang sesuai dengan permintaan investor.
Fernandes (2005) juga mengungkapkan bahwa perkembangan keuangan
dan pertumbuhan ekonomi tidak lepas kaitannya dengan teknologi. Kemungkinan
dengan menghubungkan antara teknologi dengan financial innovation dapat
menyebabkan terjadinya risk-sharing. Adanya teknologi baru akan menciptakan
permintaan untuk kontrak risk-sharing yang baru. Sementara, Flood (1992)
menyatakan bahwa financial innovation terbentuk karena antisipasi dari
keuntungan material. Hal ini memerlukan pemahaman mengenai analisis cost-
benefit: keuntungan potensial baru merupakan insentif dari inovasi. Pengurangan
biaya potensial dapat menyebabkan inovasi. Biaya transaksi dan biaya
ketidaklikuidan pasar merupakan faktor yang paling sering mempengaruhi
produksi dan kesuksesan financial innovation. Pengurangan biaya potensial dari
berbagai aktivitas dapat meningkatkan pendapatan.
Munculnya financial innovation distimulasi oleh berbagai alasan yang
berbeda, hanya penyebab inovasi masih merupakan black box. New assets dapat
terus menerus masuk dalam pasar, yang membedakan struktur aset yang stabil
dengan yang dimodifikasi melalui inovasi new financial product adalah tingkat
partisipasi pasar. Tingat partisipasi pasar terhadap sekuritas keuangan yang pasti
menjadi kunci penentu apakah tetap survive atau tidak.
5
perusahaan asuransi, dan lain-lain) dan fasilitator keuangan (seperti stock brokers,
market makers, financial advisor, dan lain-lain). Periode waktu perlu
dipertimbangkan mengingat bahwa hal tersebut merupakan karakteristik penting
dalam keuangan karena dapat menimbulkan risiko ketidakpastian di masa yang
akan datang. Adanya kemungkinan produk/jasa/instrumen keuangan yang baru
akan dapat lebih menyakinkan bahwa permintaan partisipasi sistem keuangan
akan selalu ada. Berdasarkan hal tersebut maka tampak bahwa financial
innovation mencerminkan sesuatu yang baru yang dapat mengurangi cost, risiko,
atau menyediakan produk/jasa/instrumen yang lebih baik sesuai permintaan para
partisipasi/pelaku.
Menurut Jacque (2004) financial innovation menyatakan berbagai
development dalam sistem keuangan internasional atau sistem keuangan
internasional untuk: mempertinggi allocational efficiency dari proses intermediasi
keuangan dan memperbaiki operational efficiency dari sistem keuangan dengan
mengurangi costs dan atau risk of transactions pada pasar primer atau sekunder di
mana instrument keuangan tersebut diperdagangkan. Berdasarkan penelitiannya,
hasil dari financial innovation dapat diklasifikasikan seperti berikut ini:
- new financial intermediaries (contoh venture capital funds)
- new financial instruments (contoh collaterilized mortagage obligations
atau credit derivatives)
- new financial markets (contoh insurance derivatives)
- new financial services (contoh e-trading atau e-banking)
- new financial technique (contoh V@R atau LBOs)
Sedangkan Dyan, Elmendorf, dan Sichel (DES) melihat financial innovation
termasuk perubahan pasar untuk konsumen dan business debt (Wachter, 2006).
Aktivitas financial innovations meliputi:
1. menciptakan new financial products dengan payoffs yang
dinginkan/disepakati dengan konsumen (product innovations)
2. menyediakan new financial services (process innovations) seperti ATM,
cash card, combo card, dan lain-lain.
Tufano (2002) mengungkapkan bahwa financial innovation merupakan
kegiatan menciptakan dan kemudian mempopulerkan new financial instruments
dan juga new financial technologies, institutions dan markets. Menurut Tufano,
contoh-contoh dalam inovasi meluputi derivatives, risk transfer products, ETFs,
tax-deductible equity. Inovasi dapat dijabarkan sebagai penemuan (R&D) dan
difusi/penyebaran (adoption). Tufano mengklasifikasikan target dari inovasi
menjadi produk (contoh derivatives, structured notes, dan lain-lain) dan proses
(contoh pricing mechanism atau platform, setting new of distributing securities,
dan lain-lain). Dalam penelitiannya, Tufano juga menunjukkan taksonomi dalam
financial innovatio dengan tujuan untuk menyempurnakan ketidaksempurnaan
pasar, menunjukkan agency concerns dan information asymmetries,
meminimalkan transaction cost, merespon pajak atau regulasi, dan stimulasi
dengan technological shocks. Taksonami tersebut seperti pada gambar berikut ini:
6
Sumber: Tufano, 2002
7
merespon risiko dan globalisasi, dan menstimulasi technological shocks. White
(1996) menyatakan bahwa financial innovation memberikan manfaat bagi pasar
keuangan dan aturan-aturan keuangan. Sementara Miller (1986) menjelaskan
bahwa innovasi merupakan sebuah kesuksesan dan segala hal yang berhubungan
dengan improvement. Sejalan dengan perkembangannya, inovasi lebih dari
sekedar improvement dengan kemunculan produk keuangan. Kesuksesan financial
innovation tersebut membantu satu atau lebih fungsi-fungsi dalam pasar modal
dan sistem ekonomi secara umum. Keputusan produk keuangan baru,
mengindikasikan inovasi berada memainkan peran maginal jangka panjang yang
terbaik dalam sistem ekonomi.
Fungsi financial innovation salah satunya adalah dalam kebijakan moneter
oleh bank sentral (Ho, 2006). Apabila financial innovation meningkatkan efisiensi
dari sistem keuangan, maka seharusnya efeknya dipertimbangkan dalam fungsi
ekonomi sekara keseluruhan. Financial innovation meningkatkan ketersedian
dana untuk kegiatan bisnis yang nantinya berdampak pada prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang. Hal inilah salah satu alasan mengapa bank central
membutuhkan financial innovation dalam kebijakan moneter yang akan dibuat.
Selain Miller (1992) dalam Tufano (2002) menjelaskan bahwa terdapat 6 fungsi
financial innovation yang dapat merespon berbagai masalah maupun opportunities
seperti incomplete markets, risk shifting atau asymmetric information. Keenam
fungsi yang dimasukkan dalam sistem keuangan adalah (1) perpindahan dana
lintas waktu dan wilayah; (2) pooling dana; (3) mengelola risiko; (4) menggali
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan; (5) menunjukkan moral
hazard dan masalah informasi asimetris; dan (6) manfasilitasi penjualan produk
dan jasa melalui sistem pembayaran.
Finnerty (1992) mengidentifikasi fungsi financial innovation sebagai
berikut: (1) reallocating risk; (2) reducing agency cost; dan (3) polling function
(increasing liquidity). Sedangkan BIS (1986) dalam Tufano (2002) menunjukkan
skema yang berbeda untuk mengidentifikasikan fungsi financial innovation
berfokus pada transfer dari risiko (harga dan kredit), mempertinggi likuiditas, dan
membangkitkan dana untuk mendukung perusahaan (melalui kredit dan ekuitas).
8
No Fungsi Tujuan
1. Menentapkan standards Memaksimumkan efisiensi alokasi
sumberdaya
2. Pengalokasian Menfasilitasi sumberdaya langka yang
penggunaannya memberikan nilai tinggi
3. Pendistribusian Menyakinan ketepatan distribusi sesuai
pengalokasian dan kemungkinan mencari
alokasi lain didasarkan kebutuhan
konsumen dan produsen
4. Perawatan dan pengakumulasian Mendukung pertumbuhan populasi dan
faktor-faktor produksi tenaga kerja yang merupakan sumberdaya
dasar serta menfasilitasi proses informasi
modal dan akumulasi modal yaitu berbagai
faktor yang mendukung produksi sepanjang
waktu
5. Konsistensi kepastian pada rencana Merekonsiliasi konsumsi dan rencana
jangka pendek produksi jangka pendek serta
mengkoordinasi fungsi-funsi untuk menjaga
konsumsi dan rencana produksi konsisten
antara berbagai individu yang berbeda dan
perusahaan
Sumber: Knight, 1993
9
melalui proses commodization. Kadang hal tersebut menimbulkan perubahan
evolusioner dalam proses kontrak awal yang sudah dinegosiasikan. Inovasi
yang dimulai dengan customization kemudian berkembang menjadi
standardization yang pada kedepannya dapat menurukan invasi. Miller (1992)
menyebut keadaan tersebut sebagai “financial-innovation spiral”
10
Sumber: Calvet; Gonzalez-Eiras; dan Sodini, 2001
Pemilihan financial innovation tidak terlepas dari preferensi terhadap risiko dan
hedging yang dilakukan. Perbedaan tersebut memiliki efek dan fitur penting
dalam multifactor ecomony. Perbedaan yang terjadi memperkenalkan sekuritas
spesifik pada sektornya yang mana perubahaan akan berdampak pada pasar
sekuritas secara keseluruhan, seperti pengurangan dalam pajak atau biaya
transaksi. Efek perbedaan dalam financial innovation dapat dilihat seperti gambar
berikut:
Gambar 3. Efek Perbedaan Financial Innovation
SIMPULAN
11
Financial innovation menunjukkan alternatif baik financing maupun
investasi bagi perusahaan maupun investor. Aktivitas financial innovation
sebenarnya sangat luas tetapi sejauh ini belum banyak literatur yang
membahasnya secara mendalam. Banyak manfaat dan fungsi financial innovation
yang membantu perusahaan, investor, maupun pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian. Hal penting yang harus dipertimbangkan adalah terkait dengan
financial innovation timing agar semua manfaat dan fungsi financial innovation
dapat tercapai. Timing dari financial innovation mencerminkan respon terhadap
perubahaan yang pada akhirnya akan menentukan keberhasilan dari inovasi.
Keberhasilan financial innovation akan memiliki banyak dampak baik
bagi perusahaan maupun investor. Dampak tersebut meliputi (1) transfer risiko
yang lebih baik dan pengurangan minat terhadap saving, (2) tidak memiliki
pengaruh harga dalam standard meanvariance settings dengan fixed participation,
(3) mengurangi exposure pada idiosyncratic atau background shock, dan (4)
memberikan hedging yang lebih baik terhadap berbagai faktor common risk.
Financial innovation juga perlu distimuli agar keberhasilannya dapat
tercapai maksimal. Pada awalnya dengan memperkenalkan index fund yang
diinginkan investor agar dapat mengatur keputusan konsumsi investasi mereka
dalam pasar yang efisien/sempurna. Inovasi sebagai solusi ekonomi dengan biaya
transaksi yang tinggi akan menjaga banyak investor dari kecenderungan hanya
pada satu sekuritas yang ada pada pasar ekuitas. Selain itu, perlu adanya
pengetahuan bahwa inovasi juga tidak lepas dari teknologi. Teknologi akan
mendukung suksesnya inovasi yang diciptakan karena teknologi merupakan
gabungan antara intelektual dan kemampuan sistem dalam merespon pajak dan
faktor regulasi, yang digerakkan oleh adanya asimetris informasi dan biaya
transaksi ketika perdagangan terjadi.
Adanya financial innovation membuat efisien dan respon dalam pasar
keuangan khusunya pasar modal menjadi lebih efektif. Hal ini didukung dengan
perbaikan dalam pemahaman masyarakat tentang bagaimana financial innovation
timbul, mengapa terjadi kesuksesan dan kegagalan, apa manfaat dan fungsinya,
faktor-faktor penentu, dan hubungannya dengan harga pasar dan asset pricing.
Terlebih untuk negara sedang berkembang, financial innovation membuat pasar
modal nasional akan semakin berkembang dari yang awalnya embrio menuju
kedewasaan sehingga pada akhirnya meningkatkan kemakmuran negara dan
menurunkan biaya modal secara nasional. Pasar semakin sempurna dan kompetitif
dalam ekonomi dunia dan tingkat pertumbuhan ekonomi terpacu. Dinamika pasar
keuangan menjadi berubah. Pasar keuangan berkembang dari saving financial
intermediaries (bank komersial) menjadi investing pada sekuritas keuangan yang
pada akhirnya dapat mengurangi biaya hidup masyarakat.
REFERENSI
Akhavein, J., Frame, W.S., and White, L.W.; 2001; The Diffusion of Financial
Innovations: An Examination of the Adaption of Small Business Credit
Scoring By Large Banking Organizations; Working Paper at the Federal
Reserve Bank of Philadelphia.
12
Bettz¨uge, M.O. and Hens, T.; 2000; An Evolutionary Approach to Financial
Innovation; Working Paper; Institute for Empirical Research in Economics.
Universit¨at Z¨urich. Switzerland.
Calvet, L., Gonzalez-Eiras, M., and Sodini, P.; 2001; Financial Innovation,
Market Partisipation and Asset Prices; Working paper; August.
Fernandes, A.; 2005; Knowledge, Technology Adoption and Financial Innovation.
Working Paper; University of Bern and Stern School of Business.
Finnerty, J.D.; 1992; An overview of corporate securities innovation; Journal of
Applied Corporate Finance; 4(4); pp. 23-39.
Flood, M.D.; 1992; Two faces of Innovation; Working Paper; Federal Reserve
Bank.
Frame, W.S. and White, L.J.; 2002; Emperical Studies of Financial Innovation:
Lots of Talk, Little Action? Working Paper; Federal Reserve Bank of
Philadelphia‟s conference on “Innovation in Financial Services and Payments”
and the 2002 Western Economic Association International meetings.
Ho, N.W.; 2006; Financial Innovation and Its Impact on Central-Bank Policies;
Monetary Authority of Macao; pp.82 – 94.
Jacque, L.L.; 2004; Financial Innovations and the Dynamics of Emerging Capital
Markets; Working Paper; Fletcher School of Law and Diplomacy; Tufts
University and HEC School of Management.
Knight, 1993, ……….
Miller, M.H.; 1992; Financial Innovation: Achievements and Prospects; Journal
of Applied Corporate Finance; 4; pp. 4-12.
Miller, M.H.; 1986; Financial innovation: The last twenty years and the next;
Journal Financial and Quantitative Analysis; 21(4).
Pianalto, S.; 2007; Financial innovation: benefit and challenges; Presentation to
the Community Development Policy Summit, Cleveland, Ohio; 22 June.
Wachter, J.A.; 2006; Comment on: “Can financial innovation help to explain the
reduced volatility of economic activity?”; Journal of Monetary Economics;
53; pp.151 – 154.
White, L.J.; 1996; Technological change, financial innovation, and financial
regulation in the U.S.: The Challenges for Public Policy; Working paper;
Stern School of Business. New York Univerisity.
Tufano, P.; 2002; Financial Innovation; Chapter on The Handbook of
Economics of Finance; North Holland. <www.google.com/search/financial
innovation.html., access on February 2008>
Vanhanen, V.; 2006; Financing innovation and SMEs; Presentation on
Directorate-General for Enterprise and Industry about Financing SMEs,
entrepreneurs and innovators.
13