NIM : 6411418106
Rombel : 3
Risiko Relatif (RR) adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang muncul
dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok
tidak terpapar. Berdasarkan tabel 2x2 diatas, peneliti dapat menghitung rumus RR
sebagai berikut :
RR = a/a+b
c/ c+d
RR harus disertai nilai interval kepercayaan (confidence interval) yang
dikehendaki, misalnya interval kepercayaan 95%. Interpretasi hasil RR adalah:
a) Jika nilai RR =1 maka variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada
pengaruh dalam terjadinya efek atau dengan kata lain bukan sebagai faktor risiko
terjadinya efek (penyakit / masalah kesehatan)
b) Jika nilai RR >1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka
variabel tersebut sebagai faktor risiko terjadinya efek (penyakit/masalah
kesehatan)
c) Jika nilai RR <1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1 maka
faktor yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek
(penyakit/masalah kesehatan)
Risiko atribut (attributable risk AT) adalah selisih antara insidensi penyakit yang
diderita kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang diderita kelompok yang
tidak terpapar. Berdasarkan tabel 2x2, peneliti juga dapat menghitung attributable
risk sebagai berikut :
𝒂 𝒄
AT = ( )−( )
𝒂+𝒃 𝒄+𝒅
Dalam studi kohort, dapat juga dihitung laju insidensi (incidence density) yaitu
kecepatan kejadian baru penyakit pada populasi. Rumus menghitung laju insidensi
adalah sebagai berikut :
Laju insidensi = jumlah kasus baru penyakit
Jumlah orang yang berisiko x lama waktu berisiko
B. Case Control
Rancangan Kasus Kontroladalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari
hubungan antara penyebab suatu penyakit dan penyakit yang diteliti dengan
membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
penyebab penyakitnya.
Penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut
bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif.
Tahap-tahap penelitian case control :
i. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor resiko dan efek).
ii. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel).
iii. Identifikasi kasus.
iv. Pemilihan subjek sebagai kontrol.
v. Melakukan pengukuran retrospetif (melihat ke belakang) untuk melihat faktor
resiko.
vi. Melakukan analisis dengan menbandingkan proporsi antara variabel-variabel
objek penelitian dengan variabel-variabel kontrol.
Contoh : Peneliti ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi (kekurangan
gizi) pada balita dengan prilaku pemberian makanan oleh ibu.
Ciri rancangan kasus kontrol :
i. Subjek dipilih atas dasar apakah mereka menderita (kasus) atau tidak (kontrol)
suatu kasus yang ingin diamati kemudian proporsi pemajanan dari kedua
kelompok tersebut dibandingkan.
ii. Diketahui variabel terikat (akibat), kemudian ingi diketahui variabel bebas
(penyebab).
iii. Observasi dan pengukuran tidak dilakukan pada saat yang sama.
iv. Peneliti melakukan pengukuran variabel bergantung pada efek (subjek (kasus)
yang terkena penyakit) sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif.
v. Untuk kontrol, dipilih subjek yang berasal dari populasi dan karakteristik yang
sama dengan kasus.
vi. Bedanya kelompok kontrol tidak menderita penyakit yang akan diteliti
Kelebihan rancangan penelitian case control :
i. Merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus jarang atau yang masa latennya
panjang.
ii. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
iii. Biaya yang dibutuhkan relatif sedikit.
iv. Subjek penelitian sedikit.
v. Dapat melihat hubungan bebrapa penyebab terhadap suatu akibat.
vi. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam dibanding dengan hasil rancangan cross sectional
Kekurangan rancangan penelitian case control :
i. Sulit menentukan kontrol yang tepat.
ii. Validasi mengenai informasi kadang sukar diperoleh.
iii. Sukar untuk menyakinkan dua kelompok tersebut sebanding.
iv. Tidak dapat dipakai lebih dari satu variabel dependen.
v. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan
2. Studi Eksperimental
1. Randomized Controlled Clinical Trials (RCT)
Randomized Controlled Clinical Trials adalah suatu jenis penelitian epidemiologi
dimana subyek dari suatu populasi dikelompokkan secara acak ke dalam grup
yang biasa disebut dengan kelompok studi dan kelompok kontrol, untuk
menerima dan tidak menerima suatu tindakan preventif, terapeutik, manuver dan
intervensi. Jenis penelitian ini biasanya digunakan untuk mengetahui efektivitas
suatu obat.
RCT sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Open trial: peneliti dan subyek penelitian mengetahui obat apa yang diberikan
2. Single mask (single blind): salah satu pihak tidak mengetahui obat apa yang
diberikan, bisa saja peneliti atau subyek penelitian.
3. Double mask (double blind): kedua pihak ( peneliti dan subyek penelitian)
tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, demi menghindari terjadinya
berbagai bias
4. Triple mask (triple blind): peneliti, subyek penelitian, dan penilai tidak
mengetahui obat apa yang diberikan.
Karakteristi dari RCT adalah:
1. Adanya randomisasi
2. Memberikan tingkat perlakuan yang berbeda pada subyek penelitian
Adanya blinding (teknik untuk membuat subyek dan atau pengamat dan atau
peneliti tidak mengetahui tentang status intervensi dari subyek penelitian. Hal ini
untuk mencegah bias informasi)
Adanya restriksi (menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam memilih subjek
untuk penelitian, sehingga semua subjek penelitian memiliki level atau kategori
faktor perancu atau confounding factor yang sama)
Intention to threat analysis (semua subjek yang menerima maupun tidak
menerima intervensi, menyelesaikan maupun tidak menyelesaikan intervensi
dianalisis, sesuai dengan hasil randomisasi)
Cara perhitungan sampel pada RCT: