Anda di halaman 1dari 13

PERAN FINANCIAL TECHNOLOGY BAGI PARA

START-UP PADA ERA MILLENIAL

Oleh : Ayu Rahmawati


Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hadirnya globalisasi di era millennium ini telah membawa dampak yang besar
diseluruh sektor kehidupan manusia termasuk salah satunya adalah teknologi dan
internet. Teknologi dan internet memiliki peran yang begitu besar dalam menunjang
segala aktivitas kehidupan manusia. Pemanfaatan teknologi digital di Indonesia yang
sangat besar tentu saja memberikan dampak bagi beberapa sektor, salah satunya adalah
sektor bisnis atau industri bisnis yang kemudian melahirkan perdagangan online atau e-
commerce. Namun, dampak dari semakin pesatmya perkembangan teknologi dan
internet tidak hanya merambah industri perdagangan, tetapi juga pada industri
keuangan Indonesia. Bisnis start-up di Indonesia yang terus berkembang dan kini
merajai adalah Sebuah industri baru financial technology (FinTech) . Fintech bertujuan
untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses produk-produk keuangan,
mempermudah transaksi, meningkatkan literasi keuangan. Adapun perusahaan-
perusahaan Fintech di Indonesia didominasi oleh perusahaan-perusahaan startup dengan
potensi besar.
Konsep menggabungkan antara teknologi dan finansial ini diharapkan dapat
menciptakan proses transaksi keuangan yang praktis, aman, dan modern. Perusahaan
fintech dibagi dalam berbagai jenis seperti start-up pembayaran, peminjaman, investasi,
dan riset keuangan.
Salah satu jenis perusahaan fintech yang sangat membantu masyarakat dalam
mengatasi permasalahan ekonomi mereka adalah perusahaan peminjaman uang.
Perusahaan fintech dalam bidang ini mempermudah masyarakat sebagai calon debitur
untuk meminjam uang tanpa ada jaminan apapun yang harus mereka berikan. Salah satu
karyawan yang berasal dari perusahaan startup peminjaman uang, PT. InFin Tech
Indonesia menjelaskan "Dengan hanya mengisi data - data yang tersedia dalam aplikasi
peminjaman uang, para debitur tinggal menunggu apakah pengajuannya diterima atau
tidak melalui pemberitahuan berupa sms atau dapat dilihat pada aplikasi yang mereka
gunakan. Jika pengajuan peminjaman uang mereka diterima, pada saat itu juga mereka
sudah dapat mengambil dan menggunakan uang tersebut." Ujarnya, Kamis 29
November 2018.
Fintech juga mumpuni menerbitkan system pinjaman uang dengan cara
transparan. Masyarakat bisa mengetahui berapa persen bunga yang harus dibayarkan,
berapa cicilan per bulannya dan berapa lama tenor pinjaman yang tersedia. Fintech
sebagai inovasi perkembangan keuangan digital sangat bermanfaat dan berdampak
positif apabila diterapkan di Indonesia.
Saat ini, FinTech lebih banyak di kenal di kalangan wirausaha ketimbang
masyarakat pada umumnya. Tetapi yang perlu diperhitungkan adalah ledakan dari
pemanfaatan FinTech yang perlu segera diantisipasi melalui instrumen hukum. Pendapat
ini didasarkan pada pengalaman fenomena perusahaan Go-Jek yang pertama kali
didirikan pada tahun 2010 yang kemudian booming pada 4-5 tahun setelah didirikan.
Yang perlu diperhatikan dari booming-nya Go-Jek karena keberadaannya mengancam
bisnis transportasi konvensional. Jika fenomena FinTech disejajarkan dengan fenomena
Go-Jek, maka tidak menuntup kemungkinan dalam 2-3 tahun ke depan keberadaan
FinTech akan mengancam institusi keuangan nasional.
Mungkin, saat ini sebagian kalangan ada yang mengatakan bahwa bisnis model
FinTech menyebutnya dengan sebutan lintah darat online. Tetapi yang perlu
diperhitungkan adalah jika FinTech dikelola oleh orang professional seperti Jibun Bank
Jepang, yaitu Bank yang benar-benar beroperasi secara online. Fenomena Jibun Bank
patut diwaspadai mengingat pada tahun 2015 dianugrahkan sebagai Bank terbaik oleh
Asian Bankir dengan total 1.9 juta nasabah aktif. Pengaturan tentang FinTech di
Indonesia saat ini berada pada OJK (Otoritas Jasa Keuangan) selaku pengawas jasa
keuangan. Kabarnya, OJK tengah mempersiapkan regulasi terkait FinTech yang akan
diterbitkan pada tahun 2016 ini. Semoga regulasi yang dikeluarkan OJK mampu
menjaga keseimbangan antara akses masyarakat pada sektor keuangan melalui inovasi
TIK di bidang finansial dengan persaingan usaha penyelenggara jasa keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi dan Sejarah Fintech


Financial Technologi (FinTech) adalah salah satu bentuk penerapan teknologi
informasi di bidang keuangan. Alhasil, keluarlah berbagai model keuangan baru
yang pertama kali mulai oleh Zopa pada tahun 2004, yaitu sebuah instuisi keuangan
di Inggris yang menjalankan jasa peminjaman uang. Dalam perspektif sejarah,
konsep inti dari pengembangan Fintech tidak lepas dari aplikasi konsep peer-to-peer
(P2P) yang digunakan oleh Nepster pada tahun 1999 untuk music sharing. Aplikasi
konsep peer-to-peer sendiri adalah sebuah paradigma atau permodelan jaringan di
mana setiap peer (sebutan untuk setiap komputer) yang mampu terhubung dan ikut
berkontribusi di dalam penyediaan layanan dan pertukaran data. Pada permodelan
jaringan peer-to-peer (P2P) tidak menyediakan komputer client dan server.

Inovasi yang berkembang disini adalah pengadaptasian prinsip jaringan


komputer yang diterapkan pada bidang keuangan. Meski pada mulanya konsep
financial P2P ini diperuntukkan bagi start-up (wirausaha baru) dalam mencari
investor untuk membiayai bisnisnya. Tetapi dalam perkembangannya finansial P2P
ini memiliki partisipan yang lebih luas tidak hanya para pemodal untuk
menginvestasikan uangnya kepada start-up baru. Dengan banyaknya partisipan yang
berkontribusi memasukkan uang, maka kemudian menjadi crowdfunding, sehingga
pemanfaatan finansial P2P tidak terbatas bagi para start-up saja seperti yang
dilakukan oleh perusahaan Zopa di Inggris.
Crowdfunding adalah proses mengumpulkan dana untuk memulai suatu project atau
bisnis yang sumber dananya berasal dari sejumlah besar orang (Crowd),
pengumpulannya memiliki batas waktu tertentu, misalnya 30-60 hari, dan prosesnya
dilakukan melalui online platform.
Startup fintech tentunya tidak akan banyak bermunculan bila tidak memiliki peran
yang besar. Salah satu peran startup fintech adalah memajukan perkembangan
bitcoin. Dengan begitu, masyarakat yang tidak memiliki akun bank tetap bisa
melakukan transaksi pembayaran atau pengiriman uang dengan bitcoin.

Kemudian, startup fintech dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pasalnya,


startup fintech dapat menghadirkan merchant yang menerima pembayaran kartu
debit dan kredit dengan biaya rendah. Startup fintech juga dapat membangun
infrastruktur perbankan sebagai solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Selain itu, startup fintech dapat menghapus adanya orang atau badan yang
memberikan peminjaman dengan bunga tinggi untuk mengambil keuntungan.
Adanya startup fintech bisa membuat sistem peminjaman uang dilakukan dengan
cara yang transparan.

2. Peraturan dan Ketentuan dalam Industri Fintech


Akibat perkembangan Fintech yang diprediksikan akan terus naik, BI sebagai
pemegang otoritas sistem pembayaran terus mensinergikan beberapa kepentingan
melalui tiga hal:
a. Promosi sistem pembayaran yang kondusif.
b. Mengarahkan industri untuk bergerak secara efisien, dan
c. Memperkuat perlindungan konsumen.
Peran aktif Bank Indonesia di sektor Fintech juga ditunjukkan dengan
terbentuknya Bank Indonesia Fintech Office pada tahun 2016 yang membuat
peraturan atau regulasi untuk mengatur jalannya sektor baru ini dengan aman dan
nyaman.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan bank
sentral akan mengumumkan Fintech Regulation and Regulatory Sandbox sebagai
platform bagi para pemula untuk meluncurkan produk inovatif, layanan atau model
bisnis mereka. Regulasi ini diperlukan untuk memastikan pelaksanaan sistem
pembayaran peminat Fintech berjalan aman dan sesuai aturan. Sedangkan untuk
pelaku usaha Fintech dibuat Sandbox Regulatory yang akan mengatur ketentuan
bagi pelaku Fintech yang kebanyakan adalah perusahaan startup berskala kecil.
Sementara ini, Bank Indonesia sudah mengeluarkan peraturan No.18/40/PBI/2016
untuk mengatur proses pembayaran transaksi e-commerce agar lebih aman dan
efisien. Peraturan ini juga mengatur, memberikan izin, dan mensupervisi penerapan
pelayanan pembayaran yang dilakukan oleh principal, provider, pengakuisisi,
clearing house, penyedia penyelesaian akhir, dan penyedia transfer dana.
Selain itu, juga muncul sebuah POJK atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan,
yaitu POJK No.77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi. Dalam peraturan ini, Anda dapat mengetahui panduan
dalam pelaksanaan bisnis Fintech pada bagian pinjaman, misalnya saja Peer to Peer
(P2P) Lending. Adapun beberapa bagian yang diatur dalam POJK
No.77/POJK.01/2016 tersebut antara lain:
a. Kegiatan usaha,
b. Pendaftaran perizinan,
c. Mitigasi risiko,
d. Pelaporan, dan
e. Tata kelola sistem teknologi informasi.

3. Manfaat Fintech
a. Kemudahan pelayanan finansial
Berkat kehadiran Fintech, proses transaksi keuangan menjadi lebih mudah.
Nasabah juga mendapatkan pelayanan finansial meliputi proses pembayaran,
pinjaman uang, transfer, ataupun jual beli saham dengan cara mudah dan aman.
Nasabah bisa mengakses pelayanan finansial melalui teknologi seperti ponsel pintar
maupun laptop.Sehingga tidak perlu datang langsung ke bank untuk mendapatkan
pinjaman demi memenuhi berbagai kebutuhan.Kehadiran teknologi dalam urusan
finasial seperti ini jelas membantu masyarakat dalam memaksimalkan layanan
finansial.Masyarakat yang memerlukan produk finansial tertentu, cukup
mengajukan melalui online. Kemudahan pelayanan finansial ini tercermin dari
proses kerja yang tergolong cepat serta minimnya kebutuhan dokumen untuk
mendapatkan produk finansial terkait.

b. Melengkapi rantai transaksi keuangan


Efek Fintech bagi perekonomian Indonesia salah satunya adalah melengkapi
rantai transaksi keuangan. Faktor kelahiran Fintech ini pun karena ada tuntunan
zaman dan pasar ekonomi. Melalui Fintech segala transaksi keuangan seperti proses
pembayaran, pembiayaan, jual beli dan transfer semakin praktis dan aman. Pun,
semuanya bisa diakses hanya melalui smartphone atau tablet.Peranan Fintech bukan
sebagai pengganti bagi bank konvensional, melainkan sebagai pelengkap rantai
transaksi keuangan. Hadirnya Fintech memperkuat ekosistem keuangan di Indonesia
karena bisa meningkatkan daya beli masyarakat terhadap produk-produk finansial.
Hal ini menjadi kesempatan emas dalam menjangkau masyarakat yang selama ini
belum terjangkau oleh berbagai layanan keuangan.

c. Meningkatkan taraf hidup


Selama ini hanya kalangan masyarakat menegah ke atas saja yang mumpuni
menikmati layanan finansial. Bagi MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),
mengajukan kartu kredit atau KTA bunga rendah saja sepertinya sulit. Hal ini
dipengaruhi oleh peraturan Bank Indonesia yang mewajibkan masyarakat harus
memiliki kartu kredit terlebih dahulu untuk mendapatkan kartu kredit atau pinjaman.
Pernyataan tersebut perlahan sirna karena Fintech memudahkan MBR untuk
mendapatkan pinjaman dana tunai hingga pembayaran dengan cara mudah.
Sehingga dengan adanya Fintech dapat mempercepat terwujudnya inklusi keuangan
seluruh masyarakat Indonesia, bahkan MBR sekalipun. Dan hal ini sekaligus
meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan MBR. Mereka bisa memperoleh
pinjaman dengan bunga rendah untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Pada
akhirnya, Fintech turut mendorong perekonomian Indonesia dengan mengentaskan
kemiskinan.

d. Melawan lintah darat


Keberadaan lintah darat atau rentenir tentu meresahkan nasabah yang ingin
mengajukan produk finansial. Pasalnya, bagi masyarakat dengan penghasilan pas-
pasan yang kurang memenuhi syarat untuk mengajukan pinjaman di bank, mereka
kerap meminjam pada lintah darat atau rentenir dengan bunga tinggi. Ketika muncul
Fintech, hal-hal seperti itu dapat terhindari (ummi: 2016).

4. Ancaman Fintech
Adapun ancaman yang mungkin ditakuti oleh banyak orang saai ini adalah :
a. Mengurangi kerja manual
Hal ini berindikasi akan meningkatnya jumlah kepala keluarga yang akan
kehilangan pekerjaannya seperti yang telah dibuktikan oleh survei Linkedln yang
mengatakan 25% para profesi keuangan khawatir kehilangan pekerjaan karena
banyak bidang yang mengarah ke sistem otomasi atau komputerisasi (Weissbluth,
2017)

b. Keterbukaan informasi dan kejahatan dunia maya


Dengan adanya digitalisasi, maka semua data anggota keluarga disimpan di
dunia maya yang sewaktu-waktu dapat diakses oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab. Begitu juga dengan kejahatan dunia maya, saat ini ada beberapa jenis
CyberCrime yaitu :
a) Cyberstalking = mengirim e-mail berulang-ulang
b) Carding = mencari detail kartu kredit atau debit
c) Hacking dan cracker = menguasai sistem komputer
d) Cybersquatting = mencuri domain suatu perusahaan
e) Typosquatting = menggunakan domain plesetan

c. Kurangnya interaksi manusia


Karena semua serba digitalisasi, transaksi dilakukan secara digital, maka
menyapa dan silaturrahim dalam berbisnis akan berkurang, interaksi di pasar-pasar
tradisional digantikan dengan komunikasi digital seperti sosial media digunakan
untuk berbisnis online pembayarannya transfer dll.

5. Peran Fintech di Indonesia


a. Mendorong pemerataan tingkat kesejahteraan penduduk.
b. Membantu pemenuhan kebutuhan pembiayaan dalam negeri yang masih
sangat besar.
c. Mendorong distribusi pembiayaan Nasional masih belum merata di 17.000
pulau.
d. Meningkatkan Inklusi keuangan nasional.
e. Mendorong kemampuan ekspor UMKM yang saat ini masih rendah.

6. Resiko di Industri Fintech


Perlindungan Konsumen
 Perlindungan dana pengguna Potensi kehilangan maupun penurunan
kemampuan finansial baik yang diakibatkan oleh penyalahgunaan, penipuan,
maupun force majeur dari kegiatan FinTech.
 Pelindungan data pengguna Isu privasi pengguna FinTech yang rawan
terhadap penyalahgunaan data baik yang disengaja maupun tidak sengaja
(serangan hacker, malware, dll).
Kepentingan Nasional
 Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)
Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan oleh FinTech menimbulkan
potensi penyalahgunaan untuk kegiatan pencucian uang maupun pendanaan
terorisme.
 Stabilitas Sistem Keuangan Perlu manajemen risiko yang memadai agar
tidak berdampak negatif terhadap stabilitas sistem keuangan.

7. Alasan Fintech dapat berkembang dengan pesat di Indonesia


a. Fintech Memudahkan Berbagai Proses dalam Bidang Keuangan
Tak dapat dipungkiri Fintech memberi kemudahan dengan jangkauan luar biasa
bagi mereka yang belum terjangkau produk keuangan dari bank. Selain itu, Fintech
juga menyentuh generasi muda yang sudah familiar dengan internet dan
memanfaatkan internet dalam segala kebutuhannya. Mengapa tidak? Nyatanya
Fintech juga dapat membuat segalanya lebih sederhana dan efisien. Fintech juga
membuka peluang usaha bagi generasi Y yang selalu aktif menyelesaikan masalah.
Bila tidak ditemukan solusi, mereka akan membangun usaha startup dengan tujuan
menghasilkan solusi bagi masyarakat.

b. Perkembangan Teknologi yang Menunjang Fintech


Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul sebuah peluang untuk
membuat perusahaan berbasis online. Misalnya, saja dalam bidang keuangan.
Karena ada peluang inilah, perusahaan Fintech terus bermunculan dengan misi
memenuhi kebutuhan masyarakat untuk melakukan aktivitas keuangan secara
online.

c. Terinspirasi Pelaku Bisnis Sebelumnya


Beberapa perusahaan startup yang sukses layaknya dongeng menjadi kenyataan.
Seseorang bisa sukses hanya dalam waktu yang singkat, serta berkembang menjadi
perusahaan multinasional. Hal ini menjadi salah satu pendorong para generasi muda
untuk juga meraih impiannya melalui industri Fintech. Mengapa Fintech? Karena
Fintech masih tergolong baru, sehingga masih ada peluang tinggi dalam
memasukinya dan menjadi sukses di dalamnya.

d. Anggapan Bisnis Fintech yang Fleksibel


Karena baru sedikit peraturan yang melingkupinya, industry Fintech kerap
dianggap fleksibel dan tidak kaku dibandingkan dengan bisnis konvensional. Oleh
karena itu, industri ini menjadi lahan yang tepat bagi para pebisnis muda yang ingin
menyalurkan kreativitasnya dalam berbisnis.
e. Penggunaan Teknologi, Software, dan Big Data
Usaha Fintech menggunakan teknologi, software dan big data. Selain itu,
Fintech juga menggunakan data dari media sosial. Data-data tersebut dapat
dijadikan bagian dari analisis risiko.

8. Cakupan Bisnis Fintech di Indonesia


FinTech Indonesia memiliki banyak jenis, antara lain startup pembayaran,
peminjaman (lending), perencanaan keuangan (personal finance), investasi ritel,
pembiayaan (crowdfunding), remitansi, riset keuangan. Berikut ini daftar
perusahaan-perusahaanstartup FinTech Indonesia.
A. Pembayaran (Payments).
Di Indonesia perusahaan startup FinTech yang paling banyak didominasi oleh:
 Perusahaan pembayaran, seperti: Veritrans, DoKu, Kartuku, iPay88,
Easypay, MCpayment, Padipay, Kinerjapay.com, Truemoney, Faspay,
Fasapay, Xendit, Espay, Wallezz, Cashlez, Mimopay, Indopay, Firstpay,
IPaymu.com, Ovo, Nicepay, Hellopay, Kesles,
 Mobile payments company seperti Sakuku BCA, Dompetku Indosat
Ooredoo, Uangku SmartFren, Dimo, Mynt, Matchmove
 Gift Card : GCI Indonesia
 BitCoin : BitX.co
 Electronic Money : Sepulsa.com, Davestpay.com, GoPay, Indomog,
Kudo, Ayopop,
 Bebas Transfer : Kliring.co.id, SudahTransfer, Flip,
 Bayar Tagihan : Paybill.id, SatuLoket.com
 Lainnya : Ainosi
B. Investasi
Indonesia memiliki beberapa startup yang memberikan kemudahan askes di
bidang investasi, seperti Bareksa (Marketplace Reksa Dana) dan IpotFund
(Supermarket Reksa Dana). Xdana.com.

C. Perencanaan Keuangan
Finansialku.com hadir sebagai salah satu perusahaan financial technology yang
berfokus pada edukasi keuangan (financial education) dan perencanaan keuangan
(financial planning).
 Expense Tracker untuk Personal : NgaturDuit.com, Dompet Sehat
 Expense Tracker untuk Bisnis UMKM : Jurnal.id, Akunting Mudah,
Sleekr, Yonk.io
 Pajak : Online-Pajak.com

D. Pembiayaan (Lending)
Startup yang satu ini bergerak dalam pembiayaan. Pembiayaan yang dimaksud
adalah pembiayaan dalam:
 Pembiayan berbentuk utang, seperti UangTeman.com, TemanUsaha.com,
Terhubung.com, BosTunai.com, Mekar.id, Tanihub.com, Taralite.com,
Pinjam.co.id, Eragano.com, DrRupiah.com
 Pembiayaan berbasis patungan atau pembiayaan masal (crowdfunding),
seperti Wujudkan.com, Kitabisa.com, Ayopeduli.com dan
GandengTangan.org. WeCare.id, Indves.com, GandengTangan.org,
LimaKilo.id, iGrow.asia, Iwak.me, KapitalBoost.com
 Pembiayaan berbasis Peer to Peer Lending (P2P) : Koinworks.com,
Amartha.com, DanaDidik.com, Crowdo.com, Investree.com.
 Cicilan Tanpa Kartu Kredit : Kredivo.com, ShootYourDream.com,
Cicil.co.id.

E. Situs Pembanding Produk Keuangan (Comparison Site atau Financial


Aggregator)
Startup berikutnya adalah website pembanding produk-produk keuangan. Di
Indonesia terdapat beberapa startup yang bergerak di bidang perbandingan produk,
seperti
 Produk Keuangan secara umum : DuitPintar.com, HaloMoney.co.id,
CekAja.com, Cermati.com, PilihPintar.co.id, SikatAbis.com,
AturDuit.com, KreditGoGo.com
 Khusus Asuransi : RajaPremi.com, Asuransi88.com, PremiKita.com,
Premiro.com, PasarPolis.com, CekPremi.com

F. Riset Keuangan
Startup dibidang riset keuangan memang belum berkembang pesat di Indonesia.
Salah satu perusahaan yang melayani riset dan data adalah Infovesta.com.

G. Lainnya
Beberapa start up fintech yang berada di luar kategori di atas:
 Account Aggregator : Veryfund
 Agent Network : Ruma
 Gold Marketplace : AntamGold.com, Orori.com, FidiGo
 Banking Support : Kanopi
 Capital Market : Kanopi
 POS (Point of Sales Bisnis) : Pawoon, MOKA
PENUTUP

KESIMPULAN

Financial Technology merupakan salah satu bentuk kemajuan dari teknologi


informasi dan komunikasi dalam bidang keuangan. Fintech di Indonesia sekarang
banyak digunakan oleh para start-up (Wirausaha baru) untuk memajukan usahanya.
Fintech berkembang sangat pesat di Indonesia, namun belum banyak orang yang
mengerti tentang fintech itu sendiri. Manfaat fintech banyak digunakan dalam bisnis
online yaitu bisnis yang booming saat ini seperti pembayaran listrik sudah
menggunakan sistem transfer, kemuadian kalau mau transaksi bisa melalui m-banking,
pinjaman online dan lain-lain. Selain banyak manfaat dari financial technology tentunya
ada ancaman yang harus dihadapi. Seperti saat ini ada banyak orang yang terjerat dalam
fintech itu sendiri berupa pinjaman online yang sangat mudah ditemui melalui aplikasi
seperti playstore. Mereka terjerat bunga yang begitu besar dikarenakan telat membayar.
Tidak hanya itu dept collector yang menagih juga menghubungi semua kontak di
handphone korban sampai korban dirumahkan oleh tempat kerjanya karena rekan
kerjanya merasa diterror oleh pihak yang memberi kredit. Apabila tidak bisa
mengendalikan fintech bisa-bisa kita tergerus oleh fintech itu sendiri.

SARAN

Sebaiknya regulasi tentang Fintech diperketat, karena masih ada oknum-oknum


yang memanfaatkan aplikasi tersebut dengan seenaknya. Dan untuk industri fintech
sebaiknya melakukan promosi sehingga masyarakat memahami apa itu fintech dan apa
saja yang dapat dilakukan dengan fintech sehingga secara merata masyarakat dapat
menggunakan fintech dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

http://nawookie05.blogspot.com/2018/01/tugas-akhir-semester-6-makalah-fintech.html?
m=1

http://nurulauu.blogspot.com/2018/01/teknik-bagi-hasil-perkembanganfintech.html?
m=1

https://www.kompasiana.com/vellyciaamanda/5c13b97b43322f4d0d04faa2/fintech-
pencerahan-ekonomi-rakyat

Anda mungkin juga menyukai