Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

PELAYANAN BIMBINGAN KEROHANIAN


RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA

RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA


JL. SULTAN AGUNG NO. 8 A TELUK
PURWOKERTO SELATAN
BANYUMAS

2019
RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA
Jl. Sultan Agung No. 8 A Kel. Teluk
Kec. Purwokerto Selatan Telp. (0281)6847366

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA
NOMOR 198/KEP/DIR.RSDK/I/2019

TENTANG PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA

Menimbang : a. Bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan pasien Rumah Sakit


Umum Dadi Keluarga dilakukan pelayanan kerohanian;
b. Bahwa agar pelayanan kerohanian dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya kebijakan Direktur sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan kerohanian;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Dadi Keluarga.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran
BAB
I
DEFINISI

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan bimbingan kerohanian merupakan bagian integral dari bentuk
pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-psyco-socio-spiritual,
yang komprehensif karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar
spiritual.
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO
yang menyatakan aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehatan seutuhnya (WHO, 1984). Untuk itu RS dadi keluarga mengadakan kegiatan
pelayanan bimbingan rohani Pasien di Rumah Sakit, sebagai langkah konkrit untuk
membantu pasien dalam proses penyembuhannya.
Bimbingan rohani pasien adalah bentuk kegiatan yang didalamnya terjadi proses
bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai bentuk
kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang rohaniawan dapat memberikan ketenangan,
kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa memberikan dorongan
dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakal dan tetap menjalankan kewajibannya sebagai
hamba Tuhan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Sebagai bentuk kepedulian yang sehat kepada yang sakit.
b. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap bersabar dan
berdoa
c. Memberikan bimbingan kepada pasien dalam menghadapi musibah dan ujian
d. Membimbing perasaan pasien agar tetap tenang
e. Mengingatkan pasien agar tetap berbaik sangka kepada Tuhan yang Maha
Esa.
f. Memberikan pelayanan rohani kepada pasien
g. Menguatkan psikologi pasien dengan pemberdayaan mental dengan rawatan
rohani.
h. Memberikan image posiitif terhadap Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Manfaat bagi pasien:
a. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien
dalam menghadapi penyakitnya.
b. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bersabar dan
bertawakal dalam menghadapi ujian dari Tuhan.
c. Menumbuhkan suasana keakraban kepada pasien untuk saling
berbagi rasa dan cerita
C. KARAKTERISTIK BIMBINGAN ROHANI PASIEN
Program yang berdimensi sosial dan langsung menyentuh aspek emosional
individu.

BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup operasional kegiatan ini adalah rumah sakit dan masyarakat.
2. Rohaniawan sebagai orang yang diminta dalam kegiata pembimbngan dan
pendampingan mental spiritual pasien dalam pemenuhan haknya sebagai
pasien.
3. Mengingatkan pada semua pelaku upaya kesehatan khususnya di Rumah
Sakit (semua karyawan rumah sakit) bahwa kehadiran kita di RS dadi
keluarga juga untuk memberikan kekuatan spiritual kepada pasien.
4. Berlaku untuk seluruh pasien yang menggunakan pelayanan di RS dadi
keluarga agar pasien merasa lebih kuat, ikhlas dan yakin akan pertolongan
dari Tuhan Yang Maha Esa.

B. LANDASAN HUKUM
Undang- undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
Undang- undang no 36 tentang kesehatan\

C. TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN ROHANI


1. TUJUAN DAN FUNGSI
a. Tujuan bimbingan rohani pasien
a) Untuk mengenal diri dan lingkungan
b) Untuk dapat menerima diri sendriridan lingkungan secara postitif
dan dinamis
c) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
b. Fungsi bimbingan Rohani
Ditinjau dari sifatnya, layanan bimbingan dapat berfungsi:
a) Fungsi preventif layanan bimbingan ini sebagai
pencegahan timbulnya masalah.
b) Fungsi pemahaman bimbingan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu dari pihak pihak tertentu.
c) Fungsi perbaikan fungsi bimbingan untuk terpecahnya
malasah yang dialami individu.
d) Fungsi pemahaman dan pengembangan layanan dapat
membantu individu dalam memelihara dan mengembangkan
secara keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan
berkelanjutan.
Pada dasarnya bimbingan rohani merupakan aktualisasi
teologi yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia
beriman sebagai makluk sosial yang dilaksanakan secara teratur
oleh manusia untuk membina dan mengarahkan manusia
memiliki keyakinan yang kokoh dan bertambah kepada Tuhan,
taat melaksanakan ibadah dan memantapkan kesadaran beragama
sehingga dapat membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam
menghadapi permasalahan dan jauh dari rasa cemas.

2. METODE BIMBINGAN ROHANI


a) Wawancara
Salah satu cara memperoleh fakta- fakta kejiwaan yang dapat
dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup
kejiwaan klien pada saat tertentu memerlukan bantuan.
b) Metode group Guidance (bimbingan rohani secara berkelompok)
Yakni cara pengungkapan jiwa/ batin klien serta pembinaannya
melalui kegiatan kelompok (misa mingguan dsbnya)
c) Metode non direktif (cara yang tidak mengarahkan)
Metode ini mempunyai dua cara yakni
- Client Centered
Yaitu cara mengungkapkan tekanan batin yang dirasakanmenjadi
penghambat pasien dengan sistem pancingan yang berupa satu atau
dua pertanyaan terarah.
- Metode Edukatif
Yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan yang menghambat
perkembangan belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan/
sumber perasaan yang menyebabkan hambatan dan ketegangan.
d) Metode psikoanalisis (penganalisa jiwa)
Metode ini untuk memperoleh data- data tentang jiwa tertekan bagi
penyembuhan jiwa pasien/klien.
e) Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan )
Metode ini bersifat mengarahkan klien untuk berusaha mengatasi
kesulitan yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada klien
adalah dengan memberikan jawaban- jawaban terhadap permasalahan
yang dialami pasien
f) Metode sosiometri
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk megetahui kedudukan klien
dalam kelompok.
g) Metode lain dalam bimbingan rohani:
1. Metode audiovisual

3 (TIGA) PILAR POKOK DALAM PELAYANAN KEROHANIAN


1. Layanan bimbingan rohani rawat Inap
2. Layanan bimbingan pasien terminal
3. Layanan pemulasaran jenazah.

BAB III
TATA LAKSANA
Tata laksana pelayanan kerohanian bagi pasien di RS dadi keluarga sama
seperti yang tertulis dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang pelayanan
kerohanian sebagai berikut:
1. Pelaksanaan bimbingan rohani dilaksanakan secara profesional oleh
Pembimbing
Rohani sesuai dengan agama & kepercayaan pasien.
2. Meng-konfirmasi kondisi pasien dari perawat jaga utk mengetahui kondisi
objektif pasien (boleh diajak bicara/tidak, kategori penyakit, kondisi mental, dll);
3. Mengajak komunikasi awal (jika memungkinkan) sebagai kesan pertama dengan
pasien untuk mengetahui kondisi mental & kejiwaan, latar belakang sosio kultur,
kesulitan-kesulitan dalam beribadah, dll;
4. Gunakan salam, tutur kata yang baik, kesan simpati & empati yang besar
terhadap pasien;
5. Memberikan nasihat, tausiyah, sugesti, saran & wawasan lain-lainnya melalui
komunikasi terapeutik/dialog tentang pentingnya doa, konsep sabar, tawakal,
qona’ah, ikhtiar, dll;
6. Pelayanan doa/bimbingan spiritual bukan bermaksud mengubah keyakinan
agama pasien, melainkan menguatkan kekuatan batin pasien untuk membantu
proses kesembuhan bersama-sama tindakan medis / terapi lainnya;
7. Bekerjasama dengan dokter yang merawat, perawat jaga ruangan, keluarga
penderita atau secara mandiri dalam melaksanakan bimbingan spiritual/rohani;
8. Menandatangani daftar kegiatan bimbingan kerohanian setelah melaksanakan
bimbingan kerohanian yang ditandatangani oleh Kepala Ruangan / Perawat
Jaga;
9. Kriteria Pembimbing Spiritual / Kerohanian:
a. Pembimbing / Perawat Rohani mampu & fasih melafalkan dan mendoakan
pasien;
b. Memiliki kepribadian yang bersih & sopan berwibawa;
c. Memiliki kesungguhan dalam berdoa dengan ikhlas dan yakin;
d. Memahami hal-hal yang terkait dengan proses berdoa yang meliputi : syarat-
syarat diterimanya doa, sebab tertolaknya doa, pengabulan doa, mengetahui
waktu & tempat mustajabah doa;
10. Mekanisme/cara memberikan pelayanan do’a, antara lain:
a. Pasien dituntut untuk bersama-sama melafalkan doa oleh pembimbing
rohani;
b. Pasien hanya mengamini doa yang dibacakan pembimbing;
c. Pasien sendiri disuruh berdoa yang ia bisa, pembimbing mengamini;
d. Pasien diberi berbagai tulisan doa oleh pembimbing untuk ia pilih
melafalkannya sesuai kebutuhan, sekaligus dibimbing;
e. Pasien diberi tulisan/buku doa untuk dibaca tanpa disaksikan oleh
pembimbing;
f. Pembimbing mendoakan pasien baik perorangan maupun secara bersama-
sama;
g. Pelayanan doa dapat mengambil waktu khusus, aktivitas khusus, atau
kejadian khusus

Anda mungkin juga menyukai