DISUSUN OLEH:
JUWITA
1102012138
Kelompok 6
PEMBIMBING:
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
5
KATA PENGANTAR
1. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan
yang bermanfaat.
2. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku coordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Yusnita, M.Kes, selaku kepala bagian sekaligus koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Dr. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku sekretaris dan staf pengajar
kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
3
5. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
6. dr. Erlina Wijayanti, MPH, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
7. dr. Dian Mardhiyah, MKK, DipIDK selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
8. dr. Hj. Sophianita G. T. Aminy, MKK, PKK, selaku staf pengajar kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
9. dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
10. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
11. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Tegal Angus, Tangerang.
12. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga
tersusun laporan ini.
Penulis
4
BAB I
IDENTITAS PASIEN
I. Berkas Pasien
A.Identitas Pasien
Nama : An. F
Usia : 4 tahun
Gender : laki-laki
Agama : Islam.
Alamat : Jalan Paseban Timur 4 RT 09 RW 03, Jakarta Pusat
Suku bangsa : Betawi
Tanggal berobat : 22 November 2017
Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat
Tanggal periksa : 22 November 2017
Pembayaran : BPJS
Alergi Obat : Tidak ada
B. Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesa pada Rabu tanggal 22 November 2017 pukul
13.30 WIB di Poli MTBS dan Anak Puskesmas Kecamatan Senen.
1. Keluhan Utama
Batuk berdahak
2. Keluhan Tambahan
Pilek, nafsu makan menurun
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang laki-laki berumur 4 tahun datang ke puskesmas kecamatan
Senen Poliklinik MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan Anak diantar oleh
orangtuanya dengan keluhan batuk sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan batuk
berdahak berwarna kuning kehijauan, Dahak dirasakan semakin bertambah
semenjak 4 hari yang lalu, pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.
Keluhan demam, nyeri telinga, nyeri menelan, mual, muntah, sesak
disangkal. Riwayat batuk lama dan hilang timbul disangkal. Riwayat
panas badan yang hilang timbul dalam waktu yang lama disangkal.Ibu pasien
mengatakan membeli obat OBH di apotek dan telah memberikan obat OBH
selama 3 hari namun batuk tak kunjung membaik. Dirumah pasien juga sedang
banyak yang menderita batuk pilek ibu pasien, adik pasien dan adik dari ibu
pasien. Pasien masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum pasien
sakit contohnya melakukan perawatan diri sendiri seperti mandi, menggunakan
baju, dan bermain dengan adiknya.
Ibu pasien merasa penyakit yang diderita anaknya sudah berat karena
sudah 1 minggu tak kunjunh membaik. Ibu pasien yang takut bila keluhannya
semakin memberat. Ibu pasien berharap pasien segera membaik dan sembuh
sempurna dari penyakitnya. Ibu pasien mempercayai apabila pasien teratur
meminum obat dan memohon kesembuhan kepada Allah makan penyakit yang
5
diderita pasien dapat disembuhkan. Akhirnya keluarga pasien memutuskan untuk
berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen.
6. Riwayat Pengobatan
Pasien telah diberikan obat OBH selama 4 hari.
7. Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan, ibu pasien rutin kontrol kehamilan ke Puskesmas Kecamatan
Senen. Penyakit pada saat kehamilan disangkal oleh ibu pasien.
8. Riwayat Persalinan
Pasien adalah anak pertama dari pasangan Tn.A dan Ibu S. Pasien lahir normal
spontan ditolong bidan di puskesmas Kecamatan Senen, dikandung cukup
bulan, dan lahir langsung menangis. Pasien lahir dengan berat badan 2700 gram.
9. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan pemberian imunisasi lengkap di puskesmas Kecamatan
Senen.
NO Vaksin Usia
1 BCG 1 bulan
2 Hepatitis B 1 bulan 2 bulan 6 bulan
3 Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
4 DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
5 Campak 9 bulan
6
tersebut mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah tangga namun sulit untuk
ditabung karena dalam satu rumah ada delapan orang yang ditanggung hidupnya.
C. Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan umum : Tampak sakit sedang
2.Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Nadi : 110x / menit
- Pernapasan : 24x / menit,
o
- Suhu : 36,7 C
- Berat Badan : 13 kg (pada tanggal 22 November 2017)
4. Status Gizi
a) Berat badan: 13 Kg
b) Panjang badan : 101 cm
c) BB/U : -2< SD < 0 ( Gizi Normal)
d) TB/U : -2 < SD < 0 ( Tinggi badan normal )
e) BB/PB : -3 < SD < -2 ( Kurus )
7
8
5. Status Generalis
Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : Tidak cekung
Konjungtiva tarsal Anemis (-), Papil (-) Anemis (-), Papil (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Bulat, Isokor, Miosis, refleks Bulat, Isokor, Miosis, refleks
Pupil cahaya langsung (+), refleks cahaya langsung (+), refleks
cahaya tak langsung (+) cahaya tak langsung (+)
Telinga :
Dextra Sinistra
Bentuk normal, mukosa Bentuk normal, mukosa
Inspeksi hiperemis (+), konka hipertrofi hiperemis (+), konka hipertrofi
(+), sekret (+), massa (-), (+), sekret (+), massa (-),
pernafasan cuping hidung (-) pernafasan cuping hidung (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), krepitasi (-) Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala
Keluarga Nama : Tn. A
Usia : 49 tahun
b. Identitas Pasangan
10
Tabel 1. Anggota Keluarga yang tinggal serumah
No Nama Kedudukan dalam Jenis Kelamin Umur (thn) Pendidikan Pekerjaan
keluarga
1 Tn. A Kepala keluarga Laki-laki 49 STM Wiraswasta
2 Ny. S Isteri Perempuan 27 SMA IRT
3 An.F Anak Laki-laki 4 - -
4 An.S Anak Perempuan 2 - -
5 Tn.F Kakek Laki-laki 67 STM -
6 Ny.S Nenek Perempuan 61 SD -
7 Nn.S Adik dari Ibu Perempuan 25 SMK SPG
8 An.D Adik dari Ibu Laki-laki 18 SMK -
9 An.D Adik dari Ibu Perempuan 17 SMK -
10 An.D Adik dari Ibu Laki-laki 11 SD -
2. Genogram
2.1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri atas 3 generasi. Bentuk keluarga ini adalah extended
family dengan keluarga terdiri atas sebagai kepala keluarga Tn A (49) dan Ny. S
(27) sebagai istri, sudah menikah sejak 7 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 2
orang anak yaitu anak pertama seorang laki-laki (An.F) berusia 4 tahun, anak
kedua seorang Perempuan (An.S) berusia 2 tahun. Dan dengan keluarga tambahan
terdiri dari Tn.F (67) sebagai kakek, Ny.S (61) sebagai nenenk, dan Nn.S (25),
An.D (18), An.D (17), An.D (11) sebagai adik dari Ny S (27).
11
2.3 Family Map
Perempuan :
Pasien :
Meninggal :
Menikah :
Keturunan :
Tinggal serumah :
12
3. Penilaian status sosial dan kesejahteraan
hidup a. Lingkungan tempat tinggal
13
4. Penilaian perilaku kesehatan keluarga
a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn. A lebih sering
membeli obat di apotek terlebih dahulu. Keluarga Tn.A baru pergi ke
pelayanan kesehatan jika penyakitnya tidak sembuh dengan obat tersebut atau
bertambah berat. Keluarga Tn.A mengetahui penyakit diderita pasien menular
lewat udara namun saat keluarga Tn.A menderita batuk, keluarga tidak
menggunakan masker atau menutup mulut saat batuk.
b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Kelurga Tn.A memiliki jaminan kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS).
c. Perilaku terhadap makanan
Keluarga Tn.A memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan
makanan yang dimasak sendiri oleh istri Tn.A yaitu Ny.S . Makanan dalam
sehari beranekaragam, namun terkadang tidak menggunakan sayur, buah-
buahaan dan susu. Keluarga Tn.A lebih sering memakan lauk pauk seperti
daging ayam, ikan, tempe, tahu dan telur. Keluarga Tn.A tidak mengerti yang
dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga Tn.A masih belum membatasi
konsumsi manis, asin, dan berlemak, Ny.S mengatakan saat memasak hanya
dikira-kira saja kandungan gula, garam sampai masakan terasa enak. Keluarga
Tn.A membiasakan sarapan sebelum berangka sekolah dan berkerja sekitar
pukul 6.30 WIB. Keluarga Tn.A minum air putih lebih dari 8 gelas perhari.
Keluarga Tn. A tidak pernah melihat label makanan saat membeli makanan.
Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan, terkadanag An.F tidak mencuci makan saat sebelum makan,
dan jarang melakukan aktivitas fisik.
d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Keluarga Tn.A membersihkan rumah dua kali sehari. Keluarga Tn.A
tinggal di rumah sendiri yang berada di lingkungan padat penduduk. Rumah
tersebut mempunyai ventilasi udara yang belum dioptimalkan dengan baik,
dan jendela yang kurang sehingga udara maupun cahaya tidak dapat masuk ke
dalam rumah.
14
6. Pola konsumsi makanan keluarga
1. Kebiasaan makan
Keluarga Tn.A memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan
makanan yang dimasak sendiri oleh istri Tn.A yaitu Ny.S . Makanan dalam
sehari beranekaragam, namun terkadang tidak menggunakan sayur, buah-
buahaan dan susu. Keluarga Tn.A lebih sering memakan lauk pauk seperti
daging ayam, ikan, tempe, tahu dan telur. Keluarga Tn.A tidak mengerti yang
dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga Tn.A masih belum membatasi
konsumsi manis, asin, dan berlemak, Ny.S mengatakan saat memasak hanya
dikira-kira saja kandungan gula, garam sampai masakan terasa enak. Keluarga
Tn.A membiasakan sarapan sebelum berangka sekolah dan berkerja sekitar
pukul 6.30 WIB. Keluarga Tn.A minum air putih lebih dari 8 gelas perhari.
Keluarga Tn. A tidak pernah melihat label makanan saat membeli makanan.
Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan, terkadanag An.F tidak mencuci makan saat sebelum makan,
dan jarang melakukan aktivitas fisik.
Pasien kurang suka mengkonsumsi sayuran. Keluarga Tn.A jarang
mengkonsumsi susu dan buah-buahan. Keluarga Tn.A kurang mengerti dalam
pengaturan pola makan dan menu makanan yang tepat.
15
Gambar 1. Sajian Sekali Makan
16
atau 200-400 gr/ 4-8 potong tahu ukuran sedang) tergantung
kelompok umur dan kondisi fisiologis (hamil, menyusui, lansia, anak,
remaja, dewasa). Susu sebagai bagian dari pangan hewani yang
dikonsumsi berupa minuman dianjurkan terutama bagi ibu hamil, ibu
menyusui serta anak-anak setelah usia satu tahun. Mereka yang
mengalami diare atau intoleransi laktosa karena minum susu tidak
dianjurkan minum susu hewani. Konsumsi telur, susu kedele dan ikan
merupakan salah satu alternatif solusinya.
17
3) Ganti makanan penutup/dessert yang manis dengan buah
atau sayursayuran.
4) Kurangi atau batasi mengkonsumsi es krim.
5) Selalu membaca informasi kandungan guladan kandungan
total kalori (glucosa, sucrosa, fruktosa, dextrosa, galaktosa,
maltosa) dan garam (natrium) jika berbelanja makanan dalam
kemasan.
6) Kurangi konsumsi coklatyang mengandung gula.
7) Hindari minuman beralkohol.
- Konsumsi garam
Karena itu dianjurkan mengonsumsi garam sekedarnya dengan
cara menyajikan makanan rendah natrium:
1) Gunakan garam beriodium untuk konsumsi.
2) Jika membeli pangan kemasan dalam kaleng, seperti
sayuran, kacangkacangan atau ikan, baca label informasi nilai
gizi dan pilih yang rendah natrium.
3) Jika tidak tersedia pangan kemasan dalam kaleng yang
rendah natrium, pangan dalam kemasan tersebut perlu dicuci
terlebih dahulu agar sebagian garam dapat terbuang
4) Gunakan mentega atau margarine tanpa garam (unsalted)
5) Jika mengonsumsi mi instan gunakan sebagian saja bumbu
dalam sachet bumbu yang tersedia dalam kemasan mi instan
6) Coba bumbu yang berbeda untuk meningkatkan rasa
makanan, seperti jahe atau bawang putih.
- Konsumsi lemak
Konsumsi lemak dan minyak dalam hidangan sehari-hari
dianjurkan tidak lebih dari 25% kebutuhan energi, jika
mengonsumsi lemak secara berlebihan akan mengakibatkan
berkurangnya konsumsi makanan lain. Hal ini disebabkan
karena lemak berada didalam sistem pencernaan relatif lebih
lama dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga
lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama.
Secara nasional, rata-rata konsumsi lemak di Indonesia telah
sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 47 gram/kapita/hari atau
25 persen dari total konsumsi energi. Karakteristiknya adalah
lebih besar pada kelompok penduduk usia 2-18 tahun, tinggal
di perkotaan dan pada kelompok perempuan (Riskesdas,
2010). Khusus untuk anak usia 6-24 bulan konsumsi lemak
tidak perlu dibatasi.
6. Biasakan sarapan.
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara
bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi
harian 19 (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup
sehat, aktif, dan produktif. Sarapan yang baik terdiri dari pangan
karbohidrat, pangan lauk-pauk, sayuran atau buah-buahan dan
18
minuman. Bagi orang yang tidak biasa makan kudapan pagi dan
kudapan siang, porsi makanan saat sarapan sekitar sepertiga dari total
makanan sehari. Bagi orang yang biasa makan kudapan pagi dan
makanan kudapan siang, jumlah porsi makanan sarapan sebaiknya
seperempat dari makanan harian.
Kapan saja harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, antara
lain:
1) Sebelum dan sesudah memegang makanan
2) Sesudah buang air besar dan menceboki bayi/anak
3) Sebelum memberikan air susu ibu
4) Sesudah memegang binatang
5) Sesudah berkebun
Cara Cuci Tangan 5 Langkah Pakai Sabun Yang Baik dan Benar
1) Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir
19
2) Gosok sabun ke telapak, punggung tangan dan sela jari-jari
3) Bersihkan bagian bawah kuku-kuku
4) Bilas dengan air bersih mengalir
5) Keringkan tangan dengan handuk/tissu atau keringkan dengan
udara/dianginkan.
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau
olah raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam
seminggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain
aktivitas fisik sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu,
mencuci, mengepel, naik turun tangga dan lain-lain. Latihan fisik
adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur
dan terencana, dengan tujuan untuk meningkatkan kesegaran 22
jasmani. Beberapa latihan fisik yang dapat dilakukan seperti berlari,
joging, bermain bola, berenang, senam, bersepeda dan lain-lain.
B. Pesan Khusus
- Pesan Gizi Seimbang untuk Anak Usia 2 – 5 Tahun
a. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang dan malam) bersama
keluarga b. Perbanyak mengonsumsi makanan kaya protein
seperti ikan, telur, tempe, susu dan tahu.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran
dan buah-buahan adalah pangan sumber vitamin, mineral dan
serat.
d. Batasi mengonsumsi makanan selingan yang terlalu manis,
asin dan berlemak.
e. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sangat dianjurkan agar
anak-anak tidak membiasakan minum minuman manis atau
bersoda,karenajenis minuman tersebut kandungan gulanya tinggi.
Untuk mencukupi kebutuhan cairan sehari hari dianjurkan agar
anak anak minum air sebanyak 1200 – 1500 mL air/hari.
f. Biasakan bermain bersama dan melakukan aktivitas fisik setiap
hari.
20
Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam
06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi hipoglikemia
atau kadar gula darah sangat rendah.
b. Biasakan mengonsumsi ikan dan sumber protein lainnya Ikan
merupakan sumber protein hewani, sedangkan tempe dan tahu
merupakan sumber protein nabati.
c. Perbanyak mengonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan d.
Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah
f. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari
setelah makan pagi dan sebelum tidur Setelah makan ada sisa
makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. g. Hindari merokok
Merokok
Tabel 6. Food Recall Pola Makan An.F Selama Tiga Hari Terakhir
21
Tabel 6. Food Recall Pola Makan An.F Selama Tiga Hari Terakhir
22
Tabel 6. Food Recall Pola Makan An.F Selama Tiga Hari Terakhir
Kebutuhan energi dan zat gizi total perhari menurut WidyaKarya Pangan dan Gizi
(WKPG) :
Kebutuhan energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kgBB/hari
Kebutuhan protein : 10% dari total kebutuhan energi harian
= (10% x total energi harian) : 4.
Kebutuhan Lemak : 20% dari total kebutuhan energi harian
= (20% x total energi harian) : 9.
Kebutuhan Karbohidrat : 70% dari total kebutuhan energi harian
= (70% x total energi harian) : 4
23
7. Pola dukungan keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien mempunyai keinginan agar anaknya sembuh dan
menemani anaknya berobat ke puskesmas. Orang tua pasien tahu dan peduli
terhadap kesehatan pasien sehingga pasien dapat mendapatkan pengobatan.
Terdapatnya kendaraan pribadi yang dapat mempermudah akses berobat ke
puskesmas sehingga lebih menghemat tenaga dan waktu. Biaya pelayanan
kesehatan pasien bersumber dari Badan Pelayanan Janiman sosial (BPJS)
sehingga pasien dapat terus rutin berobat sampai keluhan tidak muncul
kembali. Jarak yang dekat antara puskesmas dan rumah, sehingga membuat
keluarga tidak mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan.
8. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis
Keluarga mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya
dengan mempunyai dua orang anak, yaitu An.F berusia 4 tahun dan An.S
berusia 2 tahun. Selain itu keluarga ini menerapkan program keluarga
berencana maka fungsi keluarga ini sedikit terkontrol. Keluarga tidak ada
yang memiliki kecacatan ataupun penyakit menular. Ny. S dan suaminya Tn.
A memelihara dan membesarkan anak-anaknya dengan baik, serta merawat
dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya. Keluarga Tn.A merasa
cukup memenuhi kebutuhan makanan sehati-hari namun tidak sesuai dengan
pola gizi seimbang yaitu kurang makan sayuran dan cukup buah-buahan,
terkadang tidak mencuci tangan sebelum makan, dan kurang melakukan
aktivitas fisik yang cukup.
b. Fungsi pendidikan
Keluarga Tn.A sudah mempersiapkan tabungan untuk menyekolahkan
anaknya. Keluarga Tn.A menyadari akan pentingnya mengejar pendidikan
setinggi mungkin. Keluarga juga mampu menyekolahkan adik-adik dari Ny.S
(isteri Tn.A).
c. Fungsi psikologis
Pasien adalah seorang anak dengan keluarga pasien yang masih
memperhatikan kondisi penyakit pasien, memperhatikan pola makan pasien
dan kegiatan sehari - hari pasien. Komunikasi di antara keluarga juga baik,
dan antar keluarga juga saling memberi dukungan terhadap penyakit yang
24
diderita keluarga. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang baik
akan pentingnya kesehatan. Tn.A dan Ny.S telah memberikan rasa aman,
nyaman, perhatian, memberikan identitas terhadap anggota keluarga.
d. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga Tn.A dan Ny.S, aktif dalam
bermasyarakat di lingkungan setempat serta anaknya An.F dan An.S juga
sering bermain bersama anak-anak disekitar rumah. Turut serta dalam
kegiatan yang ada di RT maupun RW seperti acara penyuluhan yang diadakan.
Keluarga ini menerapkan nilai – nilai dan norma sosial budaya yang ada di
lingkungan tempat tinggal pasien sudah dilakukan dengan cukup baik.
e. Fungsi ekonomi
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari ayah pasien. Keluarga
mampu memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan
makanan, pakaian, dan tempat berlindung (rumah), namun kesulitan untuk
menabung karena ada delapan orang yang ditanggung di rumah. Untuk biaya
kesehatan, pasien menggunakan BPJS sehingga pasien dapat berobat tanpa
memikirkan banyaknya biaya yang keluar dan terjamin kesehatannya.
Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga ini dilakukan oleh Ny. S untuk
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya. Tn.A dan Ny.S menabung
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
seperti untuk pendidikan.
25
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal : (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi individu
mengenai penyakitnya)
- Alasan datang :
Pasien seorang laki-laki, berusia 4 tahun datang dibawa orangtuanya ke
Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan batuk berdahak disertai pilek
dan penurunan nafsu makan selama 1 minggu.
- Kekhawatiran :
Orang tua pasien khawatir penyakit yang diderita pasien ini akan semakin
memberat karena sudah diberikan obat selama 3 hari namun tak kunjung
membaik.
- Harapan :
Orang tua pasien berharap pasien segera membaik dan sembuh sempurna dari
penyakitnya.
- Persepsi penyakit :
Orang tua pasien merasa sakit yang diderita pasien sudah berat,
namun orang tua pasien percaya apabila pasien teratur meminum obat
maka penyakit yang diderita pasien dapat disembuhkan.
Pandangan orang tua pasien pada sisi agama, orang tua pasien percaya
apabila memohon kesembuhan kepada Allah SWT maka penyakit
yang diderita pasien dapat disembuhkan.
26
Anggota keluarga juga sedang menderita penyakit yang sama dengan pasien.
Kurangnya jendela dan ventilasi dirumah sehingga udara bersih dan cahaya tidak
dapat masuk kerumah.
Ventilasi dirumah belum dioptimalkan dengan baik.
Jumlah anggota yang terlalu banyak di dalam 1 rumah.
Kebiasaan keluarga Tn.A dalam pencarian pencarian pengobatan, terlebih dahulu
membeli obat ke apotek kemudian apabila tidak sembuh berobat ke dokter.
Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of
Primary Care). Dibagi menjadi lima:
27
B. Rencana Penatalaksanaan (sesuai dengan lima aspek diatas)
28
Tabel 7. Rencana penatalaksanaan
Aspek 1.Mengedukasi pasien untuk makan sayur, buah- Pasien dan Pada saat 1.Orangtua mengubah pola makan 1. Pasien minum susu
resiko buahan dan susu keluarga kunjungan pasien menjadi pola makan gizi setiap pagi namun
internal pasien ke rumah seimbang masih tidak mau
2.Menjelaskan kepada orangtua pasien tentang makan sayur dan buah
setiap harinya.
dasar gizi seimbang. 2.Orangtua mengetahui tentang
dasar gizi seimbang
3.Menjelaskan kepada pasien dan orang tua pasien 2. Pasien sudah
dibiasakan mencuci
cara cuci tangan 5 langkah pakai sabun yang baik 3.Pasien dan orangtua pasien kedua tangan dengan
dan benar. menerapkan mencuci tangan sabun dan air mengalir
sebelum makan menggunakan sebelum makan
sabun dan air mengalir.
Aspek 1.Menjelaskan kepada orangtua pasien tentang Paisen dan Pada saat 1.Orangtua mengetahui tentang 1. Pasien dan keluarga
Psikososial dasar gizi seimbang. keluarga kunjungan dasar gizi seimbang. menutup mulut saat
Keluarga pasien ke rumah batuk.
2.Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien 2.Pasien dan keluarga pasien
mengerti tentang etika batuk dan
bagaimana etika batuk (menutup mulut saat batuk menerapkan saat sedang
atau menggunakan penutup mulut atau masker). menderita batuk.
3.Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang apa 3.Keluarga pasien dapat
itu rumah sehat dan syarat rumah sehat. mengetahui tentang penyakit
4.Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang ISPA (gejala, cara penularan,
pencegahan dan komplikasi).
penyakit ISPA (Gejala, cara penularan,
pencegahan dan komplikasi)
5.Menjelaskan kepada keluarga pasien pentingnya
Aspek Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien Pasien dan Pada saat 1.Pasien dapat mempertahankan Pasien mengalami
fungsional untuk meminum obat secara teratur dan dianjurkan keluarga kunjungan skor fungsional perbaikan dan keluhan
untuk selalu menjaga pola makan, tidak jajan pasien ke rumah sudah berkurang
sembarangan, menjaga kebersihan, beraktivitas 1.Mencapai kondisi kesehatan yang
fisik, menerapkan etika batuk.
optimal
29
C. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Ad bonam
3. Ad functionam : Ad bonam
30