Disusun Oleh :
Kelompok 3/2A
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PEMERIKSAAN
Teknik pemeriksaan sialografi untuk mendapatkan gambaran radiograf kelenjar air
liur atau ludah (sistem salivari) dan salurannya dengan menggunakan media kontras
positif.
B. DASAR TEORI
1. PENGERTIAN SIALOGRAFI
Sialografi adalah istilah untuk pemeriksaan radiologis kelenjar ludah (sistem
salivari) dan saluran dengan menggunakan media kontras positif, biasanya media
beryodium yang larut dalam air.
2. ANATOMI SISTEM SALIVARI
Tiga pasang kelenjar ludah menghasilkan sekitar 1 liter air liur setiap hari. Kelenjar
ini diberi nama parotid, submandibular, dan sublingual. Setiap kelenjar terdiri dari
banyak lobus, dengan masing-masing lobus mengandung lobulus. Seluruh kelenjar
disatukan oleh jaringan ikat dan jaringan halus pembuluh darah dan saluran. Saluran
lobulus bergabung menjadi anak sungai yang lebih besar, yang menyatukan dan
membentuk saluran eferen besar yang membawa air liur dari kelenjar ke mulut.
Kelenjar parotis adalah kelenjar terbesar yang berpasangan dari kelenjar ludah,
pada bagian atas masing-masing berbentuk pipih dan dangkal serta berbentuk baji pada
bagian dalam. Pada bagian yang dangkal terletak tepat di depan telinga luar dan meluas
ke bagian bawah ramus mandibula dan posterior prosesus mastoideus. Bagian dalam
atau retromandibular, memanjang ke medial menuju faring. Saluran parotis berjalan di
anterior dan medial serta berlawanan dengan molar kedua atas, saluran parotis disebut
dengan saluran Stenson’s.
Kelenjar submandibular adalah kelenjar berpasangan yang cukup besar dengan
bentuknya tidak beraturan. Pada setiap sisi kelenjar submandibular posterior
memanjang dari titik di bawah molar pertama hampir sampai ke sudut mandibula atau
corpus mandibula. Meskipun bagian atas kelenjar menempel pada permukaan bagian
dalam mandibula, tetapi bagian yang lebih besar berada di bawah mandibula. Saluran
submandibular memanjang ke depan dan ketika membuka mulut terdapat papila kecil di
sisi frenulum lidah atau bermuara disekitar gigi molar satu, saluran kelenjar
submandibular disebut saluran Wharton.
Kelenjar sublingual, adalah kelenjar yang terkecil dan berpasangan, berbentuk
sempit dan memanjang. Kelenjar ini terletak di dasar mulut di bawah lipatan
sublingual. Menempel dengan mandibula lateral dan memanjang ke posterior dari sisi
frenulum lidah ke kelenjar submandibular. Ada banyak saluran sublingual kecil,
bentuknya seperti buah kenari tetapi permukaannya tidak rata. Kelenjar bagian superior
berhubungan dengan membran mukosa myelohyoid, bagian anterior nya terdapat 2
ductus, yaitu ductur mayor (ductus bartolins) dan ductus minor (ductus rivinus).
Beberapa dari saluran ini terbuka ke lantai mulut di sepanjang puncak lipatan
sublingual, dan lainnya terbuka ke saluran submandibular. Sublingual utama saluran
terbuka di samping lubang saluran submandibular.
PELAKSANAAN PRAKTEK
1. Alat steril
a. Salivary duct dilator (untuk melebarkan permukaan atau muara dari kelenjar
ludah)
b. Lacrimale duct canule atau kateter (abocath)
c. Adaptor, untuk menghubungkan alat suntik dengan lacrimale duct canule
d. Spuit 2 cc 1 buah,Spuit 4 cc 1 buah
e. Handuk dan kain kassa
2. Alat non steril
a. Pesawat sinar – X
b. Lampu sorot
c. Film dan kaset ukuran 18x24 cm
d. Printer atau cairan processing
e. Cairan jeruk / lemon yang berada di gelas
f. Ampul media kontras
g. Bengkok dan plester
B. PROSEDUR RADIOGRAFI
1. Persiapan Pasien
a. Memberikan arahan kepada pasien untuk melepaskan aksesoris seperti anting
serta kalung untuk menghindari adanya artefak pada hasil radiograf yang
dihasilkan nanti.
b. Melakukan foto plain berupa AP Serta Lateral Cranium kepada pasien dengan
posisi supine.
2. Prosedur Pemasukan media kontras
a. Menyiapkan media kontras terlebih dahulu pada spuit dengan volume berkisar
1-2 mm.
b. Memberi pasien air lemon untuk merangsang keluarnya air liur. Untuk melihat
kelenjar ludah pada sublingualis dapat dilakukan dengan memberi pasien
arahan untuk menekuk lidah ke dalam lalu meminum cairan jeruk atau lemon
dimana sebelumnya meletakkannya dibawah lidah. Jika untuk melihat kelenjar
submandibularis maka kepala dimiringkan pada bagian yang akan diperiksa
lalu cairan diminum oleh pasien.
c. Kemudian tempat dimana keluarnya air liur difiksasi dengan duct salivary
dilator. Jika sudah tampak tempat keluarnya air liur, maka tahap selanjutnya
adalah memasukkan abocath.
d. Jika abocath telah terpasang, tahap selanjutnya adalah memasukkan media
kontras melalui spuit pada adaptor yang telah terpasang pada abocath.
e. Melakukan eksposi sesuai faktor eksposi yang telah ditentukan.
f. Apabila pemeriksaan telah selesai, memberikan arahan kepada pasien untuk
meminum cairan asam kembali guna merangsang media kontras keluar dari
kelenjar ludah.
3. Proyeksi Pemeriksaan
a. Proyeksi AP Tangential (Untuk Kelenjar Parotid)
1) Posisi pasien : memposisikan pasien dalam keadaan tiduran
terlentang atau supine atau duduk.
2) Posisi Objek : mengatur kepala pada posisi AP dengan ramus
mandibula sejajar dengan film serta os occipital menempel pada film.
Kelenjar parotid ditempelkan pada pertengahan dari kaset.
3) Central Ray : Tegak lurus terhadap kaset
4) Central Point : Pada Ramus bagian luar
5) FFD : 100 cm
Kriteria Radiograf
1) Terlihat jaringan lunak
2) Kelenjar parotid terlihat pada posisi lateral
3) Terlihat ductus stensen’s
4) Mastoid overlapping dengan batas kelenjar parotis
C. HASIL RADIOGRAFI
PEMBAHASAN