Dokumen teknis yang harus dipersiapkan apabila kapal naik dok adalah shell expansion
plan (gambar bukaan kulit) , construction profile, general arrangement plan, hydrostic
calculation, docking plan, juga repair list kalau ada
Docking plan diperlukan untuk memastikan letak keel block dan side keel blok (ganjal)
yang harus di pasang dibawah kapal apabila kapal tidak mengalami deformasi ataupun
kerusakan. Biasanya ganjal ditempatkan tepat di bawah sekat lintang (transverse bulkhead),
ataupun wrang kedap air (watertight floor). Agar kepal diatas dok tidak gampang oleng,
khususnya untuk kapal-kapal dengan penampang lintang berbentuk V maka disisi kapal perlu
ditopang dengan side strut.
Sedang Shell Expansion Plan diperlukan untuk memastikan lokasi plat atau gading
kapal yang rusak serta ketebalan plat aslinya (original plate thickness) dan dimensi (scantling)
konstruksi lainnya.
Hydrostatic Calculating diperlukan di atas floating dock (dok apung), maka yang harus
diperhatikan adalah kapasitas angkat dok TLC (Tons Lifting Capacity), lambung timbul
(minimum freeboard) pada waktu kapal duduk di atas dok yang besarnya tidak boleh kurang
dari 30 cm dari pontoon deck, dan lenturan memanjang maksimum dok (minimum freeboard)
pada waktu kapal duduk di atas dok yang besarnya tidak boleh kurang dari 30 cm dari pontoon
deck, dan lenturan memanjang maksimum dok (maximum longitudinal deflection).
C. Inspeksi Pemeriksaan dan Perawatan
Cara identifikasi lokasi di kapal adalah dengan menyebutkan nomor gading (frame
number), port side (kiri kapal) atau starboard side (kanan kapal), plat keel K (pelat lunas), pelat
A, B, C, D dan seterusnya ke atas sampai pada sheer strake.
Pada waktu docking pada dasarnya tidak boleh ada bahan bakar yang berada di atas
kapal, dan kapal harus dalam keadaan kosong. Untuk kapal tanker semua tangki muatan harus
dalam keadaan kosong dan bebas gas (gas free) yang dinyatakan dengan sertifikat bebas gas
oleh pihak ketiga. Sedang untuk semua pngerjaan panas (hot works) harus memenuhi semua
prosedur yang berlaku dan mendapat pengawasan secara cermat.
Items yang diperiksa pada waktu annual docking inspection setiap tahun atau paling
lambat setiap 24 bulan antara lain adalah kondisi lambung kapal (yang tergantung umur kapal
dan setelah dibersihkan dari marine fouling) yang berada di tengah kapal (midship), mulai dari
plat geladak (deck plates) sepanjang tangka muat, plat kulit yang melekat pada geladak (sheer
strake) sampai ke plat dasar dan lunas (bottom and keel plate) dan diperiksa ketebalannya
dengan ultrasonic thickness test (UT).
Lokasi tersebut harus diperiksa karena pada tempat tersebut terjadi tegangan Tarik dan
tegangan tekan yang terbesar pada waktu kapal berada di puncak ataupun di lembah gelombang
(sagging and hogging condition). Juga wind and water strakes, dan kondisi internal FP Tank
Apabila pengurangan ketebalannya melampaui 20% dari tebal plat aslinya maka harus di
potong dan diganti baru (partly cropped and renewd).
Juga apabila ada pelat yang pesok (dented), jika kedalaman pesoknya lebih dari 20%
jarak gading (frame spacing) maka harus dipotong dan digantii baru.
Pengujian terhadap kekedapan (testing for leaks) harus dilakukan terhadap plat yang
diganti dengan cara disemprot air bertekanan (fire hose test) dengan tinggi tekan 10 m dengan
jarak 1 ,m dari objek (sambungan las).
Sedang untuk pengujian kekedapan tangki, biasanya digunakan hydraulic flooding test,
yaitu dengan memasukkan air ke dalam tangki yang akan diuji kekedapannya sampai
ketinggian 2 m diatas tanktop (setara 0,2 kg/cm3). Setelah 60 menit diperiksa apakah ketinggian
permukaan air pada pipa ukur turun atau tidak. Pilihan lain dengan menggunakan compressed
air test, artinya tangka diisi udara bertekanan 0,2 kg/cm2 kemudian setelah 60 menit dilihat
apakah petunjuk tekanan pada manim tidak turun. Selama pengujian seluruh Panjang
sambungan las yang sudah diolesi kapur dan paraffin diperiksa kekedapannya ( tidak bolej ada
air udara yang merembes keluar).
Di samping itu harus di periksa secara visual kondisi baling-baling (propeller), kemudi
(rudder), zink anodes (apakah sudah habis “termakan” atau belum), dan keranaan laut (sea
connection). Clearance antara propeller shaft dengan stern tube bearing juga diperiksa apabila
perlu, demikian pula dengan clearance antara rudder shaft dengan rudderbush ataupun rudder
shoes kalai kapal menggunakan rudder shoes.
D. Inspeksi Jangkar
Apabila rantai jangkar (anchor chain cable) sudah waktunya untuk di periksa maka
rantai jangkar harus diurai seluruh Panjang nya (seluruh segel di mana 1 segel (shackle) = 15
fathons = 27,5 m) di atas geladak ponton dok (dock pontoon). Apabila ada satu mata rantai
yang diameternya sudah aus melebihi20% harus diganti keseluruhan Panjang satu segel. Dan
apabila ada satu Sengkang (stud) mata rantai yang lepas maka bisa di pasang lagi dengan cold
work atau dengan pengelasan jika mata rantai terbuat dari baja dengan grade tinggi.
Setelah lambung kapal dibersihkan dan di perbaiki, kemudian dicat dengan cat primer,
2 x cat AC (Anti Corrosion) dan 2 x Cat AF (Anti Fouling). Begitu lambung kapal di cat dengan
cata AF maka paling lambat 12 jam kemudian kapal harus sudah di luncurkan ke dalam air
agar “zat racun” yang ada dalam cat AF masih bisa bekerja aktif melawan marine growth.
Proses pembersihan lambung kapal di atas dok biasa disebut cuci pantat (bottom cleaning)
(lihat juga Bollard Test dan Sea Trial).
E. Underwater Inspection In Lieu Of Drydocking Survey
Persyaratan:
1. Umur kapal tidak lebih dari 15 tahun
2. Kondisi lunas kapal di bawah air harus cukup bersih dan air laut cukup bersih agar
memungkingkan pemeriksaan atapun pengambilan fotografi (apabila diperlukan) oleh
penyelam (diver)
3. Pemeriksaan harus di lakukan pada perairan yang terlindungi dan kapal pada kondisi
light draft 9(sarat kosong).
4. Disiapkan semua gambar yang diperlukan antara lain sambungan kas 9seams and butts)
plat lunas dan sisi kapal.
5. Yang diperiksa selain kondisi pelat kapal juga stern bearing rudder bearings, sea suction
dan sea valves
6. Pemeriksaan seluruh bagian kapal yang berada di bawah garis air circuit television with
two way communication yang dapat di monitor oleh surveyot atau dapat di buat foto
atau keduanya.
7. Daerah yang rusak harus di foto dan dilakukan pengukuran seperlunya.
F. Perbaikan Kapal Pada Waktu Bocor
Setelah diketahui bahwa kapal mengalami kebocoran maka tindakan pertama yang
dilakikan kebocoran dengan melihat secara visual di atas kapal, kemudian apabila tidak di
temukan maka perlu dilakukan sounding semua tangkai dan kemudian harus segera
menugaskan penyelam (marine diver) untuk memastikan lokasi dan kondisi kerusakan yang
mengakibatkan kebocoran tersebut
Pada dasar ada bahan-bahan (flood protection materials) protevtion yang dapat di
lakukan untuk mengatasi sementara (temporary) kebocoran tersebut, antara lain meliputi :
1. Dengan sumbat kayu (wooden plug)
2. Dengan cement bix
3. Dengan steel parch
4. Dengan caisson)
5. Dengan collisont mat cara.
Cement box hanya dapat dilakukan apabila besar kebocoran dan nilai lokasi bocornya
dan lokasi bocornya berada dia atas garis air. Dibuat kotak dari kayu di antara glading-glading
kapal dan kemudian di cor dengan semen dan additive agar semen ceoat kering. Setelah itu
kapal harus segera diperbaiki itu sebuah kapal harus segera diperbaiki secara permainan
(permainat repair) di pelbihan
Steel patch hanya dapat dilakukan dengan bantuan penyelam, dengan cara membuat
steel patched (pelat baja yang dilapisi lembaran karet yang di tempelkan di tempat bocor
dengan bebrapa hook bolts atau baut kait)
Caisson di gunakan untuk menutup robekan lambung yang cukup besar. Terutama
untuk kapal-kapal perang, termasuk untuk perbaikan kapal perang AS dalam perang dunia II.
Sedangkan perbaikan plat yang mengalami keretakan dilakukan dengan cara: pertama di ujung
retak di buat lubang penghenti retak (crack arrester), kemudian di buat parit las sepanjang
retakan di las dan terkahir diberi doubling plate (plat rangkap).
Contoh Pemeriksaan
Special Survey No.03 (oil and Chemical Tanker)
(10 years < ship’s age < 15 years
1. Close-up Survey
Tanks Subject Members
All Ballast tanks [oil Tanker] All Transverse Rings
All Transverse Bulkheads
[Chemical Tanker] All Plating and Internal
One Cargo wing tank [Oil Tanker] All Transverse Rings
[Chemical Tanker] All Plating and Internal
Remaining cargo wing tanks [Oil Tanker] Each one Transverse Ring
Remaining cargo tanks [Chemical Tanker] Each one Transverse Ring
All cargo Tanks [Oil Tanker] [Chemical All Transverse Bulkheads
Tanker]
All Cargo center tanks [oil tanker] Each one deck trans
each one bottom trans
As considered necessary by [Oil Tanker] Additional Trans.Ring
the Surveyor
Special Survey No.3 (Double Hull Oil Tanker)
(10 years < ship’s age < 15 years)
1. Close-up Survey
Tanks Subject members
All ballast tanks All Transverse Rings
All Transverse Bulkheads
One cargo tank All Transverse Rings
Remaining all tanks One trans. Ring of each
All Cargo Tanks The whole of all Trans Bulkhead
As considered necessary by the surveyor Additional Trans. Rings