Anda di halaman 1dari 10

Makalah Matakuliah Teknologi Produksi Bangunan Lepas Pantai

PERAWATAN DAN INSPEKSI KAPAL

Adil Farhan Prasetyo D321 16 005


Putri Sriwahyuni Kasba D321 16 008
Wahyudi Fadillah Thanhar D321 16 010
Amar Ma’ruf D321 16 015
Riska Damayanti D321 16 503
Faidlul Haq Malik D321 16 504
Amaril Mabrur D321 16 510

Deartemen Teknik Kelauta-Fakultas Teknik


Universitas Hasanuddin
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah . Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mengimpresentasikan secara tertulis dari hasil studi pustaka sewaktu
mengerjakan makalah Inspeksi dan Perawatan kapal tugas matakuliah teknologi produksi
bangunan lepas pantai.
Oleh karena itu, melalui tulisan ini penulis sedikit banyak akan dapat memberikan
sumbangsih bagi pustaka kelautan khususnya teknik perawatan dan reparasi kapal. Sebagai
penulis yang menyusun naskah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah menerima, bekerja bersamasama serta team kerja yang selama
ini telah bekerja dengan sangat baik dan dedikasi yang tinggi. Sehingga pada suatu kesempatan
dan waktu yang berbeda penulis dapat menyususun berbagai hal pada lain waktu kesempatan.
Penulis menyadari bahwa sebaik-baiknya hasil pekerjaan pasti ada ketidaksempurnaan,
begitu juga penulisan naskah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Penulis berharap adanya masukan, saran maupun kritik dari pembaca untuk
penyempurnaan naskah ini selanjutnya. Akhir kata, semoga naskah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca sekalian.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pemakaian operasi kapal mengakibatkan konstruksi dam permesinannya akan
kehilangan sebagian atau seluruh mutu awalnya, sehingga akan mengganggu atau mengurangi
pemakaian operasi selanjutnya yang mengharuskan untuk mereparasi atau merawat secara
berkelanjutan kapal tersebut. Kehilangan sebagian atau keseluruhan mutu awalnya dari sebuah
kapal tergantung dari berbagai macam keausan dan kerusakan, yang disebabkan antara lain
oleh. Pengkaratan, Geseran, Erosi, Kelelahan (Material Fatique), Pemanasan sampai
temperatur tinggi, Perubahan struktur material, Pemakaian operasinya yang terlalu berat,
Kecelakaan, Pembangunan atau Perbaikan yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
Kerusakan pada suatu kapal secara umum memang banyak terjadi seperti yang
disebutkan di atas, namun sejauh ini yang terjadi keausan maupun kerusakan mutu struktur
kapal dapat di minimalisir dengan inspeksi, dan perawatan secara berkala dengan tujuan
terjaminnya kelancaran, keamanan dan keselamatan operasi suatu kapal. Karena kapal
merupakan objek vital yang bergerak di air, khususnya di laut maka sudah seharusnya
dilakukan prosedur atau manajemen inspeksi dan survey secara periodik, sesuai yang
disyaratkan klass kapal tersebut maupun dari petunjuk teknis spesifikasi dari galangan kapal
tempat kapal tersebut di bangun
B. Rumusan Masalah
Rumusan maslah dalam proses inspeksi dan peratawan kapal meliputi:
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses inspeksi perawatan kapal?
2. Apa saja persiapan yang diperlukan sebelum proses Docking?
3. Apa saja bagian -bagian kapal yang harus diinspeksi dan diperbaiki?
4. Bagaimana prosedur inspeksi dan perawatan kapal?
C. Tujuan
Mengetahui prosedur dalam pelaksanaan inspeksi dan perawatan kapal serta point-
point penting yang perlu diperhatikan.
D. Manfaat
Menambah wawasan peserta matakuliah Teknologi Produksi 2019 mengenai inspeksi dan
perawatan kapal dengan prosedur yang benar dan tepat serta memenuhi tugas matakuliah
terkhusus untuk kelompok 3.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Survey
Baik kapal maupun peralatan apung lainnya (seperti barge, floating dock, floating
crane) serta anjungan tertentu (jack up, semi submersible) diwajibkan oleh negara (maritime
authority) untuk menjalani inspeksi dan perawatan secara terjadwal. Sesuai dengan ketentuan
IMO (Internatonal Maritime Organisation) pemeriksaan yang dijadwalkan oleh negata
(statuory inseption) terutama berkaitan dengan safety SOLAS (strength, fire, livesaving,
communications, damage stability), floatbility loadline (strength, freeboard, intact stability,
damage stability) serta pollution marpol (accidental, operational) terdiri atas: Load line, safety
construction, safety equipment, safety radio installation, international tonnage measurement,
international sewage pollution prevention, fitness for ship carrying dangerous goods, ship
registration dan lain-lain. Syahbandar (harbor master) secara hukum internasional mempunyai
kewenangan untuk menahan kapal di pelabuhannya apabila mendapati salah satu sertifikat
statutory telah tidak berlaku (expired). Negara bisa menugaskan class untuk melakukan
berbagai statuory inspection tersebut di atas

Badan Klasifikasi Kapal (Class) melaksanakan pemeriksaan agar standar-standar yang


berkaitan dengan strength, propelling machinery. Electrical system, control system, anchoring
equipments dipenuhi melalui pemeriksaan annual survey (setiap tahun) dan special survey
(setiap 4 tahun) unutk hull, machinery, electrical, dan equipment.
Annual survey (inspection) dilakukan setiap tahun dalam keadaan terapung sedang
annual docking inspection dilakukan di atas dry dock paling lambat setiap 24 bulan (untuk
floating storage tanker/barge bisa diperpanjang sampai 5 tahun setelah memenuhi persyaratan
tertentu antara lain pemeriksaan do bawah air, kedepan tangka-tangki dan annual loadline).
Survey items untuk annual survey yang banyak berkaitan dengan statutory annual load line
inspection (pemeriksaan lambung timbul tahunan) dapat dilakukan scara bersamaan dlam
kondisi kapal terapung (tidak perlu di atas dok).
Special Survey yang item-nya ribuan dapat dilaksanakan dengan cara diangsur, artinya
tidak perlu semua item diperiksa serentak sekaligus. Survei-survei angsuran inim yang disebar
dalam kurun waktu 4 tahun, biasa disebut sebagai Continous Suvey Hull (CSH) dan
Continuous Survey Machinery (CSM). Semua survey item di atas kapal dan ditantangani
survey, on hire off hire, cleanliness refrigerated chamber, demage survey dan lain-lain.
B. Docking
Pertama yang harus dilihat dahulu apakah ukuran utama (length over all, breadth
extreme dan lght draught) kapal yang akan di dok sesuai dengan ukuran(Panjang, lebar, dan
kedalaman) serta kapasitas dok.

Dokumen teknis yang harus dipersiapkan apabila kapal naik dok adalah shell expansion
plan (gambar bukaan kulit) , construction profile, general arrangement plan, hydrostic
calculation, docking plan, juga repair list kalau ada
Docking plan diperlukan untuk memastikan letak keel block dan side keel blok (ganjal)
yang harus di pasang dibawah kapal apabila kapal tidak mengalami deformasi ataupun
kerusakan. Biasanya ganjal ditempatkan tepat di bawah sekat lintang (transverse bulkhead),
ataupun wrang kedap air (watertight floor). Agar kepal diatas dok tidak gampang oleng,
khususnya untuk kapal-kapal dengan penampang lintang berbentuk V maka disisi kapal perlu
ditopang dengan side strut.
Sedang Shell Expansion Plan diperlukan untuk memastikan lokasi plat atau gading
kapal yang rusak serta ketebalan plat aslinya (original plate thickness) dan dimensi (scantling)
konstruksi lainnya.

Hydrostatic Calculating diperlukan di atas floating dock (dok apung), maka yang harus
diperhatikan adalah kapasitas angkat dok TLC (Tons Lifting Capacity), lambung timbul
(minimum freeboard) pada waktu kapal duduk di atas dok yang besarnya tidak boleh kurang
dari 30 cm dari pontoon deck, dan lenturan memanjang maksimum dok (minimum freeboard)
pada waktu kapal duduk di atas dok yang besarnya tidak boleh kurang dari 30 cm dari pontoon
deck, dan lenturan memanjang maksimum dok (maximum longitudinal deflection).
C. Inspeksi Pemeriksaan dan Perawatan
Cara identifikasi lokasi di kapal adalah dengan menyebutkan nomor gading (frame
number), port side (kiri kapal) atau starboard side (kanan kapal), plat keel K (pelat lunas), pelat
A, B, C, D dan seterusnya ke atas sampai pada sheer strake.

Pada waktu docking pada dasarnya tidak boleh ada bahan bakar yang berada di atas
kapal, dan kapal harus dalam keadaan kosong. Untuk kapal tanker semua tangki muatan harus
dalam keadaan kosong dan bebas gas (gas free) yang dinyatakan dengan sertifikat bebas gas
oleh pihak ketiga. Sedang untuk semua pngerjaan panas (hot works) harus memenuhi semua
prosedur yang berlaku dan mendapat pengawasan secara cermat.
Items yang diperiksa pada waktu annual docking inspection setiap tahun atau paling
lambat setiap 24 bulan antara lain adalah kondisi lambung kapal (yang tergantung umur kapal
dan setelah dibersihkan dari marine fouling) yang berada di tengah kapal (midship), mulai dari
plat geladak (deck plates) sepanjang tangka muat, plat kulit yang melekat pada geladak (sheer
strake) sampai ke plat dasar dan lunas (bottom and keel plate) dan diperiksa ketebalannya
dengan ultrasonic thickness test (UT).

Lokasi tersebut harus diperiksa karena pada tempat tersebut terjadi tegangan Tarik dan
tegangan tekan yang terbesar pada waktu kapal berada di puncak ataupun di lembah gelombang
(sagging and hogging condition). Juga wind and water strakes, dan kondisi internal FP Tank
Apabila pengurangan ketebalannya melampaui 20% dari tebal plat aslinya maka harus di
potong dan diganti baru (partly cropped and renewd).
Juga apabila ada pelat yang pesok (dented), jika kedalaman pesoknya lebih dari 20%
jarak gading (frame spacing) maka harus dipotong dan digantii baru.
Pengujian terhadap kekedapan (testing for leaks) harus dilakukan terhadap plat yang
diganti dengan cara disemprot air bertekanan (fire hose test) dengan tinggi tekan 10 m dengan
jarak 1 ,m dari objek (sambungan las).

Sedang untuk pengujian kekedapan tangki, biasanya digunakan hydraulic flooding test,
yaitu dengan memasukkan air ke dalam tangki yang akan diuji kekedapannya sampai
ketinggian 2 m diatas tanktop (setara 0,2 kg/cm3). Setelah 60 menit diperiksa apakah ketinggian
permukaan air pada pipa ukur turun atau tidak. Pilihan lain dengan menggunakan compressed
air test, artinya tangka diisi udara bertekanan 0,2 kg/cm2 kemudian setelah 60 menit dilihat
apakah petunjuk tekanan pada manim tidak turun. Selama pengujian seluruh Panjang
sambungan las yang sudah diolesi kapur dan paraffin diperiksa kekedapannya ( tidak bolej ada
air udara yang merembes keluar).

Di samping itu harus di periksa secara visual kondisi baling-baling (propeller), kemudi
(rudder), zink anodes (apakah sudah habis “termakan” atau belum), dan keranaan laut (sea
connection). Clearance antara propeller shaft dengan stern tube bearing juga diperiksa apabila
perlu, demikian pula dengan clearance antara rudder shaft dengan rudderbush ataupun rudder
shoes kalai kapal menggunakan rudder shoes.
D. Inspeksi Jangkar
Apabila rantai jangkar (anchor chain cable) sudah waktunya untuk di periksa maka
rantai jangkar harus diurai seluruh Panjang nya (seluruh segel di mana 1 segel (shackle) = 15
fathons = 27,5 m) di atas geladak ponton dok (dock pontoon). Apabila ada satu mata rantai
yang diameternya sudah aus melebihi20% harus diganti keseluruhan Panjang satu segel. Dan
apabila ada satu Sengkang (stud) mata rantai yang lepas maka bisa di pasang lagi dengan cold
work atau dengan pengelasan jika mata rantai terbuat dari baja dengan grade tinggi.

Setelah lambung kapal dibersihkan dan di perbaiki, kemudian dicat dengan cat primer,
2 x cat AC (Anti Corrosion) dan 2 x Cat AF (Anti Fouling). Begitu lambung kapal di cat dengan
cata AF maka paling lambat 12 jam kemudian kapal harus sudah di luncurkan ke dalam air
agar “zat racun” yang ada dalam cat AF masih bisa bekerja aktif melawan marine growth.
Proses pembersihan lambung kapal di atas dok biasa disebut cuci pantat (bottom cleaning)
(lihat juga Bollard Test dan Sea Trial).
E. Underwater Inspection In Lieu Of Drydocking Survey
Persyaratan:
1. Umur kapal tidak lebih dari 15 tahun
2. Kondisi lunas kapal di bawah air harus cukup bersih dan air laut cukup bersih agar
memungkingkan pemeriksaan atapun pengambilan fotografi (apabila diperlukan) oleh
penyelam (diver)
3. Pemeriksaan harus di lakukan pada perairan yang terlindungi dan kapal pada kondisi
light draft 9(sarat kosong).
4. Disiapkan semua gambar yang diperlukan antara lain sambungan kas 9seams and butts)
plat lunas dan sisi kapal.
5. Yang diperiksa selain kondisi pelat kapal juga stern bearing rudder bearings, sea suction
dan sea valves
6. Pemeriksaan seluruh bagian kapal yang berada di bawah garis air circuit television with
two way communication yang dapat di monitor oleh surveyot atau dapat di buat foto
atau keduanya.
7. Daerah yang rusak harus di foto dan dilakukan pengukuran seperlunya.
F. Perbaikan Kapal Pada Waktu Bocor
Setelah diketahui bahwa kapal mengalami kebocoran maka tindakan pertama yang
dilakikan kebocoran dengan melihat secara visual di atas kapal, kemudian apabila tidak di
temukan maka perlu dilakukan sounding semua tangkai dan kemudian harus segera
menugaskan penyelam (marine diver) untuk memastikan lokasi dan kondisi kerusakan yang
mengakibatkan kebocoran tersebut
Pada dasar ada bahan-bahan (flood protection materials) protevtion yang dapat di
lakukan untuk mengatasi sementara (temporary) kebocoran tersebut, antara lain meliputi :
1. Dengan sumbat kayu (wooden plug)
2. Dengan cement bix
3. Dengan steel parch
4. Dengan caisson)
5. Dengan collisont mat cara.
Cement box hanya dapat dilakukan apabila besar kebocoran dan nilai lokasi bocornya
dan lokasi bocornya berada dia atas garis air. Dibuat kotak dari kayu di antara glading-glading
kapal dan kemudian di cor dengan semen dan additive agar semen ceoat kering. Setelah itu
kapal harus segera diperbaiki itu sebuah kapal harus segera diperbaiki secara permainan
(permainat repair) di pelbihan
Steel patch hanya dapat dilakukan dengan bantuan penyelam, dengan cara membuat
steel patched (pelat baja yang dilapisi lembaran karet yang di tempelkan di tempat bocor
dengan bebrapa hook bolts atau baut kait)
Caisson di gunakan untuk menutup robekan lambung yang cukup besar. Terutama
untuk kapal-kapal perang, termasuk untuk perbaikan kapal perang AS dalam perang dunia II.
Sedangkan perbaikan plat yang mengalami keretakan dilakukan dengan cara: pertama di ujung
retak di buat lubang penghenti retak (crack arrester), kemudian di buat parit las sepanjang
retakan di las dan terkahir diberi doubling plate (plat rangkap).
Contoh Pemeriksaan
Special Survey No.03 (oil and Chemical Tanker)
(10 years < ship’s age < 15 years
1. Close-up Survey
Tanks Subject Members
All Ballast tanks [oil Tanker] All Transverse Rings
All Transverse Bulkheads
[Chemical Tanker] All Plating and Internal
One Cargo wing tank [Oil Tanker] All Transverse Rings
[Chemical Tanker] All Plating and Internal
Remaining cargo wing tanks [Oil Tanker] Each one Transverse Ring
Remaining cargo tanks [Chemical Tanker] Each one Transverse Ring
All cargo Tanks [Oil Tanker] [Chemical All Transverse Bulkheads
Tanker]
All Cargo center tanks [oil tanker] Each one deck trans
each one bottom trans
As considered necessary by [Oil Tanker] Additional Trans.Ring
the Surveyor
Special Survey No.3 (Double Hull Oil Tanker)
(10 years < ship’s age < 15 years)
1. Close-up Survey
Tanks Subject members
All ballast tanks All Transverse Rings
All Transverse Bulkheads
One cargo tank All Transverse Rings
Remaining all tanks One trans. Ring of each
All Cargo Tanks The whole of all Trans Bulkhead
As considered necessary by the surveyor Additional Trans. Rings

Anda mungkin juga menyukai