Anda di halaman 1dari 6

ILLUSTRASI KASUS

MEDICINA 2018, Volume 49, Number 1: 78-83


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Karakteristik dan keakuratan diagnosis klinis


terhadap hasil patologi anatomi tumor palpebra di
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
periode 1 Januari 2015-31 Desember 2016
CrossMark

Yenni Poernama Sari,1 Putu Yuliawati,1 AAA Sukartini Djelantik,1 NM Laksmi Utari,1
AA Mas Putrawati Triningrat,1 IB Putra Manuaba2

ABSTRACT

EeeehjuiEyelid tumors are commonly diagnosed neoplasms in In benign tumors, age group ≤50 years old (67,9%), malignant tumors
ophthalmology practice. About 5-10% of all skin neoplasms are were >50 years old (100%), (P=0.004). Farmer (32,4%) was the most
present on the eyelid. Some malignant tumors of eyelid are difficult common job. The most common education of benign tumors were
to distinguish from benign eyelid tumors. Pathological examination is primary and junior high (each 28,6%), malignant tumors were primary
considered the gold standard in the diagnosis of tumors, but clinical school (66,7%), P=0.046). Fifty percent of benign tumors were located
diagnosis remains important for ensuring correct treatment and reduce on upper eyelids, 33,3% of malignant tumors were located on lower
morbidity and mortality.Top of FormThis study is an observational cross eyelids. The most benign tumors size were <33% (53,6%), malignant
sectional study. Data were collected retrospectively from the medical tumors were >50% (83,3%), (p<0.001). In group of malignant
records from Januari 1st 2015 to Desember 31st 2016. Subjects in tumors, the most common tumors were basal cell carcinoma and
this study were 34 patients, 28 cases (82,4%) malignant tumors and lymphoma (each of 50%) and benign tumors were intradermal nevus
6 cases (17,6%) benign tumors. Both benign and malignant tumors were (25%). The most of tumor tissue removal technique was excision with
mostly women (75% and 66,7%). Mean age of benign and malignant direct closure (67,6%). The accuracy of clinical diagnosis of eyelid
tumors was 39.64 ± 21.058 and 58.33 ± 7.09 years old (p=0,041). tumor was 76,5%.

Keywords: Eyelid tumor ; anatomical pathology, accuracy of clinical diagnosis


Cite This Article: Sari,Y. P., Yuliawati, P., Djelantik, A.A.A.S., Utari, N.M.L., Mas, A.A., Triningrat, P., Manuaba, I.B.P. 2018. Karakteristik dan
keakuratan diagnosis klinis terhadap hasil patologi anatomi tumor palpebra di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode 1 Januari
2015-31 Desember 2016. Medicina 49(1): 78-83. DOI:10.15562/medi.v49i1.173

ABSTRAK

Tumor palpebra merupakan tumor yang sering ditemukan pada rerata usia 39,64 ± 21.058 dan 58,33 ± 7.09 tahun (p=0,041).
praktek ophtalmologi. Sekitar 5-10% dari semua kanker kulit Kelompok umur ≤50 tahun (67,9%) terbanyak pada tumor jinak,
terdapat pada palpebra. Beberapa tumor ganas palpebra sulit tumor ganas terbanyak umur >50 tahun (100%), (p=0,004). Petani
dibedakan dengan tumor jinak palpebra. Diagnosis klinis yang akurat (32,4%) merupakan pekerjaan terbanyak. Pendidikan terbanyak
dibutuhkan sehingga dapat dipilih tindakan yang tepat yang nantinya tumor jinak yaitu SD dan SMP (28,6%), tumor ganas yaitu SD (66,7%)
akan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.Penelitian ini (p=0,046). Tumor jinak paling banyak di superior (50%) dan tumor
merupakan suatu penelitian observasional dengan pendekatan ganas di inferior (33,3%). Ukuran tumor jinak terbanyak yaitu ukuran
studi potong lintang. Data dikumpulkan secara retrospektif dengan <33% (53,6%), tumor ganas yaitu ukuran >50% (83,3%), (p<0.001).
1
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan melihat catatan medis pasien tumor palpebra periode 1 Januari 2015 Nevus intradermal (25%) merupakan jenis tumor jinak terbanyak,
Mata, Fakultas Kedokteran
hingga 31 Desember 2016. Subjek pada penelitian ini didapat dengan sedangkan karsinoma sel basal dan limfoma merupakan jenis tumor
Universitas Udayana/Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar menggunakan total sampling, diperoleh sejumlah 34 orang. Sesuai ganas terbanyak (masing-masing 50%). Teknik pengambilan jaringan
2
Bagian Biomedik Program hasil patologi anatomi pasien dengan tumor jinak palpebra 28 kasus tumor palpebra terbanyak yaitu eksisi dengan penutupan langsung
Pascasarjana Universitas Udayana (82,4%) dan tumor ganas palpebra 6 kasus (17,6%). Tumor jinak (67,6%). Keakuratan diagnosis klinis tumor palpebra pada penelitian
dan ganas tersebut sebagian besar perempuan (75% dan 66,7%), ini didapatkan sebesar 76,5%.
*Correspondence to:
csaam_fkunud@yahoo.com,
s2.biomedik@unud.ac.id Kata Kunci : tumor palpebra, patologi anatomi, keakuratan diagnosis klinis
Cite Pasal Ini: Sari,Y. P., Yuliawati, P., Djelantik, A.A.A.S., Utari, N.M.L., Mas, A.A., Triningrat, P., Manuaba, I.B.P. 2018. Karakteristik dan keakuratan
Diterima: 2017-10-05 diagnosis klinis terhadap hasil patologi anatomi tumor palpebra di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2015-31
Disetujui: 2017-10-18 Desember 2016. Medicina 49(1): 78-83. DOI:10.15562/medi.v49i1.173

78
ILLUSTRASI KASUS

PENDAHULUAN Analisis data karakteristik demografi dan tumor


palpebra mencakup jenis kelamin, daerah asal,
Tumor palpebra merupakan salah satu neoplasma pekerjaan, pendidikan, mata yang terlibat, lokasi
yang sering dijumpai pada praktek ophtalmologi. tumor, ukuran tumor, teknik pengambilan jaringan
Banyaknya keberagaman jenis tumor yang bisa tumor serta hasil pemeriksaan patologi anatomi dan
terjadi pada palpebra dikarenakan keunikan dan keakuratan diagnosis klinis diungkapkan sebagai
banyaknya struktur yang menyusun palpebra.1,2 data frekuensi. Data usia diungkapkan dengan
Setiap struktur anatomi palpebra tersebut dapat rerata ± standar deviasi. Data tersebut dianali-
berkembang menjadi neoplasma.3,4 sis dengan program SPSS versi 21.0. Penelitian
Pemeriksaan histopatologi merupakan gold ini menggunakan uji 2-tailed Fisher’s exact dan
standard dalam mendiagnosis tumor, meskipun independent-T. Nilai P<0,05 menunjukkan perbe-
demikian pemeriksaan secara klinis merupakan daan yang signifikan secara statistik.
hal yang penting. Beberapa tumor ganas palpebra
menyerupai tumor jinak palpebra.5 Keakuratan diag-
nosis klinis dibutuhkan untuk mencegah perkem- HASIL
bangan tumor yang lebih invasif dan merupakan
acuan pemilihan terapi yang tepat sehingga mengu- Subjek penelitian yang pada penelitian ini berjum-
rangi angka morbiditas maupun mortalitas.6 lah 34 orang. Distribusi subjek penelitian berdasar-
Penelitian mengenai tumor palpebra di kan jenis kelamin menunjukkan tumor jinak
Indonesia masih sedikit. Di Jawa Barat pada palpebra dialami sebanyak 7 (25%) orang lelaki
tahun 2009 pernah dilakukan penelitian mengenai dan 21 (75%) orang perempuan, sedangkan tumor
karakteristik tumor palpebra di Rumah Sakit Mata ganas palpebra dialami sebanyak 2 (33,3%) orang
Cicendo.7 Di Bali sampai saat ini belum ada data lelaki dan 4 (66,7%) orang perempuan (Tabel 1).
mengenai tumor palpebra. Berdasarkan hal terse- Distribusi subjek penelitian berdasarkan umur
but peneliti ingin mengetahui karakteristik tumor menunjukkan distribusi terbanyak tumor jinak
palpebra baik jinak maupun ganas serta keakuratan palpebra adalah umur ≤50 tahun yaitu 19 orang
diagnosis klinis di Rumah Sakit Umum Pusat (67,9%), sedangkan tumor ganas palpebra adalah
Sanglah Denpasar. rentang umur >50 tahun yaitu 6 orang (100%)
dengan nilai p=0,004. Rerata umur tumor jinak dan
tumor ganas palpebra adalah 39,64 ± 21,058 dan
BAHAN DAN METODE 58,33 ± 7,09, dengan nilai p=0,041.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian obser- Tabel 2 menunjukkan karakteristik tumor jinak
vasional dengan pendekatan studi potong lintang. maupun ganas palpebra. Lokasi tumor jinak palpe-
Data dikumpulkan secara retrospektif berdasar- bra terbanyak pada superior palpebra, 14 orang
kan catatan medis berupa umur, jenis kelamin, (50%), sedangkan tumor ganas palpebra pada
pekerjaan, tempat tinggal, pekerjaan, mata yang inferior palpebra dan multipel sebanyak 2 orang
terlibat, lokasi tumor, tindakan, diagnosis klinis, (33,3%) masing-masing. Ukuran tumor paling
hasil pemeriksaan patologi tumor dan keakuratan banyak pada tumor jinak palpebra yaitu ukuran
diagnosis klinis. tumor <33% sebanyak 15 orang (53,6%), sedang-
Populasi target pada penelitian ini adalah kan pada tumor ganas palpebra yaitu ukuran >50%
semua pasien tumor palpebra. Populasi sebanyak 5 orang (83,3%), dengan nilai p<0,001.
terjangkau pada penelitian ini adalah semua Distribusi jenis tumor jinak yaitu nevus intrader-
pasien tumor palpebra yang datang ke mal sejumlah 7 orang (25%), sedangkan tumor ganas
poliklinik mata divisi tumor RSUP Sanglah palpebral terbanyak masing-masing 3 orang (50%)
Denpasar periode 1 Januari 2015 sampai yaitu karsinoma sel basal dan limpoma (Tabel 3)
31 Desember 2016. Subjek penelitian didapat Teknik pengambilan jaringan tumor palpebra
dengan menggunakan metode total sampling dapat dilihat pada Tabel 4. Teknik pengambilan
yaitu semua pasien tumor palpebra yang datang jaringan terbanyak adalah eksisi dengan penutupan
ke poliklinik mata divisi tumor RSUP Sanglah langsung yaitu sebanyak 23 orang (67,6%).
Denpasar periode 1 Januari 2015 sampai Keakuratan diagnosis klinis terhadap hasil
31 Desember 2016 yang memenuhi kriteria patologi anatomi secara total dari 34 subjek peneli-
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah tian sebesar 26 orang (76,5%) (Tabel 5).
pasien dengan tumor palpebra yang telah dilaku-
kan biopsi dan terdapat hasil patalogi. Kriteria DISKUSI
eksklusi adalah pasien tumor palpebra dengan
catatan medik yang tidak lengkap. Subjek pene- Fungsi terpenting palpebra adalah untuk melindungi
litian diperoleh sejumlah 34 pasien. bola mata. Palpebra merupakan area permukaan yang

Medicina 2018; 49(1): 78-83 | doi: 10.15562/Medicina.v49i1.173 79


ILLUSTRASI KASUS

cukup sempit tetapi termasuk area kulit yang sering faktor yang diduga dapat memicu pertumbuhan
terpapar sinar matahari. Lapisan kulit yang tipis pada tumor, seperti kebiasaan merokok, dan paparan
palpebra membuat palpebra sensitif terhadap iritan sinar ultraviolet, dimana biasanya lelakilebih sering
maupun sinar ultraviolet, hal tersebut merupakan mempunyai pekerjaan di luar ruangan.1 Perbedaan
faktor risiko utama perkembangan tumor palpebra.8,9 hasil pada penelitian ini, kemungkinan diakibatkan
Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini perempuan di Bali banyak yang juga bekerja di
menunjukkan tumor jinak palpebra dialami luar ruangan sehingga meningkatkan faktor risiko
sebanyak 7 (25%) orang lelakidan 21 (75%) orang perkembangan tumor palpebra.
perempuan. Tumor ganas palpebra pada penelitian Usia rerata penderita tumor palpebra jinak
ini dialami sebanyak 2 (33,3%) orang lelakidan dan ganas beraneka ragam diseluruh dunia. Usia
4 (66,7%) orang perempuan. Sebagian besar pene- rerata penderita tumor jinak dan ganas palpebra
litian sebelumnya mendapatkan distribusi jenis pada penelitian ini masing-masing yaitu 39,64 dan
kelamin lelakilebih banyak dibandingkan perem- 58,33 tahun, perbedaan ini bermakna secara statis-
puan.10 Kondisi ini berkaitan dengan beberapa tik dengan p=0,041. Hal tersebut hampir sesuai

Tabel 1  Karakteristik Demografi Subjek Penelitian


Karakteristik demografi Tumor jinak (n=28) Tumor ganas (n=6) p
Jenis Kelamin (n(%))
Laki – laki 7(25%) 2 (33,3%) 0,644
Perempuan 21(75%) 4 (66,7%)
Umur (tahun)
Median 42 56
Mean ± SD 39,64 ± 21,058 58,33 ± 7,09 0,041
Klasifikasi(tahun)(n(%))
≤50 tahun 19(67,9%) -
>50 tahun 9(32,1%) 6(100%) 0,004
Pendidikan (n(%))
Tidak sekolah 3(10,7%) 2(33,3%)
TK 2(7,1%) -
SD 8(28,6%) 4(66,7%) 0,046
SMP 8(28,6%) -
SMA 7(25%) -
Tempat Tinggal(n(%))
Denpasar 1(3,6%) -
Badung 10(35,7%) -
Tabanan 5(17,9%) 2(33,3%)
Gianyar 4(14,3 %) -
Buleleng 3(10,7%) 3(50%) 0,131
Karangasem 1(3,6%) -
Jembrana 2(7,1%) 1(16,7%)
Luar Bali 2(7,1%) -
Pekerjaan (n(%))
Petani 7(25%) 4 (66,7%)
Pedagang 2(7,1%) -
Pegawai swasta 6(21,4%) -
PNS 2(7,1%) - 0,113
Pelajar 6(21,4%) -
Tidak Bekerja 5(17,9%) 2 (33,3%)
SD= Standar Deviation

80 Medicina 2018; 49(1): 78-83 | doi: 10.15562/Medicina.v49i1.173


ILLUSTRASI KASUS

Tabel 2  Karakteristik Tumor Palpebra risiko seperti sinar ultraviolet yang cukup lama
sehingga dapat berkembang menjadi suatu kegana-
Karakteristik Tumor Tumor jinak (n=28) Tumor ganas (n=6) p
san, selain itu penuaan (aging) juga meningkatkan
Mata yang terlibat (n(%)) faktor risiko berkembangnya suatu keganasan.13,14
Kanan 14(50) 1(16,7) Pekerjaan di dalam atau di luar ruangan menen-
Kiri 14(50) 4 (66,7) 0,072
tukan besarnya paparan sinar ultraviolet. Pada
penelitian ini pekerjaan terbanyak adalah petani
Keduanya - 1(16,7)
(35,4%) dari total tumor palpebra. Petani adalah
Lokasi Tumor (n(%)) pekerjaan di luar ruangan dan sering terpapar
Superior 14(50) 1(16,7) sinar ultraviolet, secara teori sangat berperan
Inferior 8(28,6) 2 (33,3) 0,286 dalam memicu pertumbuhan tumor palpebra.8
Pendidikan terbanyak pada pada tumor jinak
Kantus 4(14,3) 1(16,7)
palpebra adalah SD dan SMP, masing-masing
Multipel 2 (7,1) 2 (33,3) sebanyak 8 orang (28,6%) sedangkan tumor ganas
Ukuran (n(%)) palpebra adalah SD sebanyak 4 orang (66,7%),
<33% 15(53,6) - didapatkan perbedaan yang signifikan secara stas-
33-50% 11(39,3) 1(16,7) <0,001 tistik dengan p=0,046. Tingkat pendidikan yang
rendah berhubungan dengan pekerjaan.
>50% 2(7,1) 5(83,3)
Hasil Penelitian ini menunjukkan tumor jinak
palpebra tersering pada palpebra superior yaitu
14 kasus (50%). Hal tersebut sesuai dengan pene-
Tabel 3  Distribusi tumor palpebra berdasarkan hasil patologi anatomi
litian oleh Bagheri dkk10 menunjukkan 57% tumor
Hasil Pemeriksaan Patologi Anatomi Jumlah (n=34) Persentase (%) jinak palpebra tersering pada palpebra superior
Tumor Jinak 28 82,4 dan Phompanich dkk9 menunjukkan 51% juga
Nevus intradermal 7 25 pada palpebra superior. Hal ini disebabkan banyak
jenis tumor jinak palpebra secara patologis yang
Nevus pigmentosum 1 3,6
berkembang lebih banyak pada palpebra superior
Kista Dermoid 4 14,3 seperti papilloma, keratosis dan kista dermoid.10
Papilloma Skuamous 4 14,3 Beberapa kasus bisa terjadi pada palpebra supe-
Hemangioma kapiler 2 7,1 rior maupun inferior. Tumor ganas palpebra pada
Schwannoma 1 3,6 penelitian ini terbanyak terdapat pada palpebra
inferior 2 kasus (33,33%) dan 2 kasus (33,33%)
Kista epidermoid 3 10,7
multipel. Multipel pada kasus ini juga mengenai
Keratosis Seboroik 4 14,3 palpebra inferior. Cook dkk15 pada penelitiannya
Hemangioma Kavernosa 1 3,6 mendapatkan tumor ganas palpebra terbanyak
Pilomatricoma 1 3,6 pada palpebra inferior sebesar 48,9% dan kantus
medial sebesar 27,6%.
Tumor Ganas 6 17,6
Penelitian ini didapatkan tumor jinak tersering
Karsinoma sel Basal 3 50 yaitu nevus intradermal yaitu 7 kasus (25%). Hal
Limpoma 3 50 tersebut seiring dengan penelitian yang dilakukan
oleh Obata dkk16 dan Chi dkk17 menunjukkan tumor
dengan penelitian yang dilakukan paul dkk11 jinak yang terbanyak adalah nevus intradermal
menunjukkan usia rerata pada tumor jinak dan yaitu sebesar 21,33% dan 57,1%. Sedangkan hasil
tumor ganas palpebra masing-masing yaitu 35,9 penelitian yang dilakukan oleh Chauhan dkk18
tahun dan 56,3 tahun. Penelitian di Bangladesh, menunjukkan tumor jinak tersering pada palpebra
menunjukkan sebagian besar tumor ganas palpebra adalah kista dermoid sebesar 21%. Sedangkan Paul
diderita oleh pasien berumur diatas 50 tahun, dan dkk12 mendapatkan keratosis seboroik sebesar 19,7%
tumor jinak palpebra dibawah 50 tahun terbanyak sebagai tumor jinak palpebra tersering. Beberapa
umur 26-50 tahun.12 Hal tersebut seiring dengan studi menunjukkan hubungan antara paparan sinar
hasil pada penelitian ini, tumor jinak palpebra matahari sebelum usia 20 tahun dan banyaknya
terbanyak dialami pasien dengan umur ≤50 kasus. Radiasi kronik sinar ultraviolet pada anak-
tahun (67,9%) dan tumor ganas palpebra dengan anak yang tinggal di daerah beriklim tropis berpen-
umur >50 tahun (100%), dengan perbedaan yang garuh pada tingginya angka nevus melanositik.19
signifikan secara statistik dengan P=0,004. Hal Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit
tersebut memperlihatkan perkembangan tumor yang paling sering terjadi sekitar 80-90% dan
ganas palpebra membutuhkan paparan faktor merupakan tumor ganas palpebra tersering.4

Medicina 2018; 49(1): 78-83 | doi: 10.15562/Medicina.v49i1.173 81


ILLUSTRASI KASUS

Tabel 4  Teknik pengambilan jaringan tumor palpebra kulit dan otot margo palpebra maka dapat dilaku-
kan dengan penutupan langsung.15 Defek palpebra
Teknik pengambilan jaringan Jumlah (n=34) Persentase(%)
sedang dengan ukuran defek 33%-50% dan defek
Eksisi dengan penutupan langsung 23 67,6 palpebra yang cukup luas dengan ukuran defek
Eksisi dengan rekonstruksi 4 11,8 lebih dari 50% dapat dilakukan eksisi dengan
Biopsi insisi 7 20,6
rekonstruksi.23
Gambaran lesi palpebra mempunyai banyak
variabilitas sehingga menyebabkan sekitar 40%
Tabel 5  Keakuratan diagnosis klinis lesi pada palpebra memungkinkan kesalahan
Diagnosis Kasus dengan diagnosis klinis diagnosis klinis.24 Penelitian ini memperlihat-
Jenis Tumor Klinis sesuai dengan hasil patologi Persentase (%) kan keakuratan diagnosis klinis tumor palpebra
sebesar 76,%. Tumor jinak palpebra yang sesuai
Tumor Jinak 28 20 71,4
dengan diagnosis klinis sebesar 71,4 % sedangkan
Tumor 6 6 100 tumor ganas palpebra yang sesuai dengan diagno-
Ganas
sis klinis mencapai 100%. Penelitian oleh Chauhan
Total 34 26 76,5 dkk18 di India memperlihatkan keakuratan
diagnosis klinis tumor palpebra 50,87%, tumor
Penelitian ini menunjukkan 50% dari total kasus jinak palpebra yang sesuai diagnosis klinis sebe-
tumor ganas palpebra merupakan karsinoma sel sar 60% dan tumor ganas palpebra yang sesuai
basal dan limfoma. Penipisan lapisan ozon beberapa diagnosis klinis sebesar 16,6%.
dekade terakhir menunjukkan peningkatan radiasi Kelemahan penelitian ini yaitu sampel yang
sinar ultraviolet.20 Setiap kehilangan 1% ketebalan yang didapatkan untuk tumor ganas dalam 2 tahun
lapisan ozon, insiden karsinoma sel basal mening- hanya 6 pasien serta teknik pengambilan sampel
kat sebesar 3%.21 Diagnosis dini dan terapi pada dengan total sampling dan studi potong lintang
karsinoma sel basal merupakan hal yang vital dan sehingga sulit untuk digeneralisasi kan.
dapat memberikan hasil yang baik. Keterlambatan
diagnosis dan reseksi tumor yang inkomplit dapat
menginvasi orbita menyebabkan kehilangan peng- SIMPULAN
lihatan ataupun kehilangan bola mata.15 Penelitian ini menyimpulkan bahwa tumor jinak
Ukuran tumor paling banyak pada tumor jinak dan ganas palpebra di RSUP Sanglah Denpasar
palpebra yaitu ukuran tumor <33% sebanyak periode 1 Januari 2015-31 desember 2016
15 orang (53,6%), sedangkan pada tumor ganas adalah sebagian besar perempuan. Rerata usia
palpebra yaitu ukuran >50% sebanyak 5 orang 39,64 ± 21.058 dan 58,33 ± 7.09 tahun, berbeda
(83,3%), dengan perbedaan yang signifikan secara signifikan secara statistik. Distribusi umur terban-
statistik dengan p<0,001. Biasanya tumor yang yak pada tumor jinak adalah ≤50 tahun, sedangkan
membesar perlahan dalam waktu lama adalah tumor ganas adalah >50 tahun, berbeda signifikan
jinak, sedangkan membesar cepat mempunyai secara statistik. Ukuran tumor jinak palpebra terban-
kemungkinan ganas.22 yak dengan ukuran <33% sedangkan tumor ganas
Tindakan pemeriksaan jaringan tumor palpebra dengan ukuran >50%, berbeda signifikan secara
pada penelitian ini meliputi eksisi biopsi dengan statistik. Nevus intradermal merupakan jenis tumor
penutupan langsung, eksisi biopsi dengan rekon- jinak terbanyak, sedangkan karsinoma sel basal
struksi dan insisi biopsi yaitu masing-masing dan limfoma merupakan jenis tumor ganas terban-
67,65%; 11,76%; dan 20,59%. Biopsi insisi dilaku- yak. Teknik pengambilan jaringan tumor palpebra
kan pada kasus tumor palpebra dengan ukuran tersering yaitu eksisi dengan penutupan langsung.
lebih dari setengah palpebra ataupun yang dicurigai Keakuratan diagnosis klinis tumor palpebra didapa-
keganasan. Bila lesi cukup kecil yang memun- tkan sebesar 76,5%.
gkinkan untuk diambil keseluruhan tumor pada
prosedur pembedahan pertama maka biopsi eksisi
adalah paling baik. Tindakan ini dibenarkan UCAPAN TERIMA KASIH
bila lesi jinak sehingga tepi lesi bebas tumor bisa Ucapan terima kasih disampaikan kepada dr.Putu
diabaikan. Bila dicurigai adanya lesi ganas atau Yuliawati, Sp.M(K), dr.AAA Sukartini Djelantik
lesi jinak dengan angka kekambuhan tinggi maka Sp.M(K), dr.NM Laksmi Utari Sp.M, Dr.dr.AA Mas
bila pengangkatan tidak lengkap, maka eksisi ulang Putrawati Trininggrat Sp.M(K), Prof.Dr.Ir.IB Putra
harus dilakukan dengan kontrol frozen section.3,13 Manuaba M.Phil atas supervisi dalam penelitian ini
Defek yang kecil (ukuran defek <30% pada usia serta kepada Kepala Bagian/SMF, Ketua Program
muda, <40% pada usia tua) yang tidak melibatkan Studi Ilmu Kesehatan (IK) Mata FK UNUD/RSUP

82 Medicina 2018; 49(1): 78-83 | doi: 10.15562/Medicina.v49i1.173


ILLUSTRASI KASUS

Sanglah, konsulen dan rekan-rekan residen IK 12. Paul S, Vo DT, Silkiss RZ. Malignant and Benign Eyelid
Lesions in San Francisco: Study of a Diverse Urban
Mata yang telah membantu proses penelitian ini. Population. American Journal of Clinical Medicine. 2011;
8(1):40-46.
13. Emmet AJ, Sullivan JJ, Meulen JC, Gruss JS. Palpebra
KONFLIK KEPENTINGAN Tumours. 2012.(Diakses 25 Juni 2017). Diunduh dari:
URL: http://www.jacquesvandermeulen.com/wp-content/
Peneliti tidak memiliki konflik kepentingan terha- uploads/2012/10/OS_Chapter-12-Palpebra-tumours.pdf
dap segala sesuatu diluar tujuan penelitian. 14. Peer J. Pathology of Eyelid Tumors. Indian Journal of
Ophthalmology. 2016; 64(3):177-190.
15. Cook BE, Bartley GB. Epidemiologic Characteristics and
Clinical Course of Patients with Malignant Eyelid Tumors
DAFTAR PUSTAKA in an Incidence Cohort in Olmsted County, Minnesota.
1. Gundogan FC, Yolcu U, Tas A, Sahin OF, Uzun S, Cermik H. Ophthalmology. 1999; 106(4):746-750.
Eyelid Tumors: Clinical Data from an Eye Center in Ankara, 16. Obata H, Aoki Y, Kubota S, Kanai N, Tsuru T. Incidence of
Turkey. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. 2015; Benign and Malignant Tumors of Eyelid and Conjungtival
16(10); 4265-4269. Tumors. Nippon Ganka Gakkai. 2005; 109(9):573-9.
2. Lee SB, Saw SM, Eong KGA, Chan TK, Lee HP. Incidence 17. Chi MJ, Baek SH. Clinical Analysis of Benign Eyelid and
of Eyelid Cancers in Singapore from 1968 to 1995. Br J Conjunctival Tumors. Ophthalmologica. 2006; 220:43-51.
Ophthalmol. 1999; 83:595-597. 18. Chauhan S, Shah S, Solanki P, Shah F, Shah C, Shah N.
3. Dutton JJ, Gayre GS, Proia AD. Diagnostic Atlas of Accuracy of Clinical Diagnosis of Eyelid Lesion in
Common Eyelid Disease. Edisi ke-1. Newyork:Informa a Medical College in Gujarat. Int J Res Med. 2013;
healthcare; 2007. h 1-54. 2(1):114-117.
4. Shields JA, Shields CL. Eyelid, Conjungtival and 19. Harrison SL, Speare R, Wronski MB. Sun Exposure and
Orbital Tumors: An Atlas and Textbook. Edisi ke-2. Melanocytic Naevi in Young Australian. The Lancet. 1994;
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins; 2008. 344:1529-1532
h 3-159. 20. Belshi A, Belba G. Geographical Variations in the
5. Deokule S, Child V, Tarin S, Sandramouli S. Diagnostic Incidence of Palpebra Lesions. Albanian Medical Journal.
Accuracy of Benign Eyelid Skin Lesions in the Minor 2015; 2:84-7.
Operation Theatre. Orbit. 2003; 22(4):235-238. 21. Mak ST, Wong AC, Io IY, Tse RK. Malignant Eyelid
6. Rossato LA, Cameiro RC, Miyazaki A, Matayoshi S. Tumors in Hong Kong 1997-2009. Jpn J Ophthalmol. 1996;
Accuracy of Clinical Examination in the Diagnosis of 5:681-5.
Eyelid Lesions. Rev Bras Oftalmol. 2014; 73(6):324-8. 22. Carter SR. Eyelid Disorders: Diagnosis and Management.
7. Sugiarti R. Gambaran Karakteristik dan Penatalaksanaan AN Fam Physician. 1998; 57(11):2695-2702.
Tumor Palpebra di Rumah Sakit Mata Cicendo pada Tahun 23. American academy of Ophthalmology. Basic and clini-
2009. (Diakses 25 Juni 2017). Diunduhdari:URL:http:// cal science course section 4: Ophthalmic pathology and
perpustakaanrsmcicendo.com/2017/03/13/­g ambaran- intraocular tumors. San Fransisco: The foundation of the
karakteristik-dan-penatalaksanaan-tumor-palpebra-­ American Academy of Ophthalmology; 2014. h 205-227
di-rumah-sakit-mata-cicendo-pada-tahun-2009. 24. Leung C, Johnson D, Pang R, Kratky V. Identifying
8. Huang YY, Liang WY, Tsai CC, Kao SC, Yu WK. Predictive Morphologic Features of Malignancy in Eyelid
Comparison of the Clinical Characteristics and Outcome Lesons. Canadian Family Physician. 2015; 61:43.49.
of Benign and Malignant Eyelid Tumors: An Analysis of
4521 Eyelid Tumors in a Tertiary Medical Center. Biomed
Research International. 2015; 5:1-5.
9. Pompanich K, Chindasub P. Eyelid Tumors in Siririraj
Hospital from 2000-2004. J Med Assoc Thai. 2005;
88(9):11-4. This work is licensed under a Creative Commons Attribution
10. Bagheri A, Tavakoli M, Kanaani A, Zavareh RB, Aletaha M.
Eyelid Masses: A 10-year Survey from a Tertiary Eye
Hospital in Tehran. Middle East African Journal of
Ophthalmology. 2013; 20(3):187-192
11. Paul R, Islam N, Kabir E, Khan HR, Kunda UK. Tumors
of the Eyelid-a Histopathological Study at Tertiary Care
Hospitals in Dhaka, Bangladesh. IMC J Med Sci. 2017;
11(1);5-10.

Medicina 2018; 49(1): 78-83 | doi: 10.15562/Medicina.v49i1.173 83

Anda mungkin juga menyukai