Anda di halaman 1dari 19

PROGRAM KERJA RADIOLOGI 2016

DAFTAR ISI
Pelayanan Radiologi
 Pendahuluan
 Tujuan
 Sasaran
 Ruang Lingkup Pelayanan
 Landasan Hukum
 Pelaksanaan
 Pembiayaan
 Perencanaan Target Pemeriksaandi Radiologi 2016
 Evaluasi Pelaksanaan
Pengendalian Mutu
 Pendahuluan
 Tujuan
 Sasaran
 Langkah-langkah pelaksanaan
 Pelaksanaan
 Pencatatan dan Pelaporan
 Evaluasi pelaksanaan
Standar Sumber Daya Manusia
 Pendahuluan
 Tujuan
 Sasaran
 Metodologi
 Perencanaan Training
 Langkah-langkah kegiatan
 Pelaksanaan
 Pembiayaan
 Pencatatan dan Pelaporan
 Evaluasi Pelaksanaan

Keamanan dan Keselamatan Radiasi


 Pendahuluan
 Tujuan
 Ruang Lingkup
 Resiko Keamanan Radiasi dan Penanggulangan
Pelaksanaan Pengelolaan Peralatan Radiologi
 Pendahuluan
 Tujuan
 Langkah-langkah Kegiatan
 Stock Maksimal, minimal Obat Kontras dan Film
 Pelaksanaan kalibrasi dan Perawatan Perawatan Peralatan Radiologi
 Perbaikan Alat Medik
 Perbaikan Alat Umum
Pelayanan Radiologi
Pendahuluan
Pelayanan Radiologi yang merupakan pelayanan penunjang kesehatan juga perlu menjaga dan
meningkatkan mutu pelayanannya.Pelayanan Unit Kerja Radiologi merupakan pelayanan
kesehatan yang menggunakan sinar peng – ion sehingga penggunaan bahan tersebut
mempunyai dua sisi yang saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan
diagnosa dan terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaanya tidak
tepat dan tidak terkontrol, terlebih lagi bila digunakan oleh tenaga yang tidak kompeten atau
bukan radiographer dan spesialis radiologi, untuk itu setiap pengguna, penguasa ataupun
pelaksana pelayanan radiologi harus senantiasa menjamin mutu pelayanannya yaitu harus tepat
dan aman baik bagi pasien, pekerja ataupun lingkungan atau masyarakat sekitarnya.Kini
saatnya semua individu yang terkait dalam pelayanan radiologi mulai memikirkan, membuat,
menerapkan dan melksanakan system keselamatan pasien, sehingga pelayanan radiologi (
Radiodiagnostik ) tidak hanya mampu memberikan layanan dan hasil layanan yang bermutu
tinggi tetapi juga memberikan kepastian terwujudnya keselamatan pasien ( pasien safety )

Tujuan

Tujuan Umum
Tercapainya standarisai pelayanan radiologi dagnostik di seluruh Indonesia sesuai dengan jenis
dan kelas sarana pelayanan kesehatan.

Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk menyelengggarakan pelayanan
radiologi diagnostic.
2. Sebagai tolak ukur dalam menilai penampilan sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan radiologi.
3. Sebagai pedoman dalam upaya pengembangan lebuh lanjut yang arahannya desesuaikan
dengan tingkat pelayanan radiologi yang telah dicapai dan proyeksi kebutuhan
pelayanan di masa depan.

Sasaran
Sebagai sarana pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan radiodiagnostik.
Ruang Lingkup Pelayanan
Pelayanan radiologi Diagnostik meliputi :
1. Pelayanan Radiodiagnostik
a. Pelayanan Radiodiagnostik berada di ruang radiologi dengan pesawat multipurpose 500
mA dengan merk Villa Sistemi Medicalli yang dapat melayani beberapa pemeriksaan
konvensional radiologi antara lain :
 Pemeriksaan foto Thorax
 Pemeriksaan extremitas
 Pemeriksaan tulang kalvaria
 Pemeriksaan abdomen dan tulang belakang
 Pemeriksaan BNO IVP
b. Pelayanan Radiodiagnostik cito di ruang ICU dengan pesawat mobile 100 mA merk
Siemens untuk melayani pasien di ruang ICU yang tidak dapat di mobilisasi atau tidak
Memungkinkan untuk melepaskan alat bantu pernapasan.
c. CT-Scan
Berada di ruang radiologi dengan pesawat SOMATOM Spirit produksi Siemens
yang dapat melayani pemeriksaan antara lain :
 Pemeriksaan CT-Scan Kepala dengan dan tanpa kontras media
 Pemeriksaan CT-Scan Thorax dengan dan tanpa kontras media
 Pemeriksaan CT-Scan Abdomen dengan dan tanpa kontras media
 Pemeriksaan CT-Scan Extremitas
 Pemeriksaan CT-Scan Sinus Paranasalis
 Pemeriksaan CT-Scan Tulang-Tulang Vertebrae

2. Pelayanan Imejing dengan USG 2 dimensi


Berada di ruang poli kebidanan dengan pesawat USG merk Honda
Dapat melayani pemeriksaan antara lain :
 Pemeriksaan USG Abdomen
 Pemeriksaan USG Obgyn

Landasan Hukum
1. KepMenkes RI No.1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
2. KepMenkes RI No. 780/MENKES/PER/VII/2008 tentang Penyelenggaraan Pelayana
Radiologi.

Pelaksanaan
Penanggungjawab : Kepala Instalasi Radiologi
Pelaksana : Radiografer
Pembiayaan
Perencanaan biaya program peningkatan pelayan di bagian Radiologi 2016

Perencanaan target Pemeriksaan di Radiologi 2016

Pemeriksaan Konvensional CT-Scan


Actual 350 95
Budget 400 150

Program Pelayanan
1. Akreditasi
2. Implementasi PACS

Evaluasi Pelaksanaan

Dilaksanakan setiap akhir tahun


Pengendali Mutu
Pendahuluan
Sesuai dengan falsafah Radiologi “ Menjadi Sarana Penyelenggara Diagnostik imaging
yang bermutu” dan tujuan instalasi Radiologi “ Mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui diagnostic imaging berkualitas dengan memperhatikan etika profesi
dan kepuasan pelanggan serta peningkatan akademis, pengembangan wawasan”

Tujuan
Tujuan pengendalian mutu dan evaluasi pelayanan Radiologi adalah :
1. Mewujudkan falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi secara keseluruhan.
2. Menyediakan media kepada seluruh staf untuk berkompetisi dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Radiologi melalui masukan baik dari pasien
ataupun dokter klinisi.

Sasaran
Pencapaian lama waktu tunggu hasil foto x-Ray dibawah 180 menit

Langkah-langkah Pelaksanaan
Adapun program control mutu untuk evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di Instalasi
Radiologi
1.Metode Tes
Untuk sasaran mutu waktu tunggu foto dan hasil ( Konvensional, CT Scan, pasien
Emergency ).
Pengambilan data diambil melalui :
a. Pengumpulan jam foto dan hasil yang ada di formulir pemeriksaan
b. Jam foto diisi oleh Radiografer setelah selesai melakukan pencetakan film atau filming
c. Jam hasil foto diisi oleh petugas pembuat expertise setelah foto selesai diketik.
d. Melalui jumlah tersebut data akan direkap dan dihitung rata-rat jam hasil.
e. Frekuensi 6 bulan sekali.
Untuk sasaran mutu kerusakan film.
Pengumpulan data melalui :
a. Menghitung jumlah film rusak yang telah dikumpulkan oleh radiographer
b. Mengelompokkan berdasarkan ukuran dan sumber percetakan ( Konvensional, Ct-Scan)
c. Menghitung rata-rata film rusak dibandingkan dengan jumlah film terpakai.
d. Frekuensi dilakukan selama 6 bulan sekali.
2.Pengawasan harian hasil pemeriksaan imajing
3.Perbaikan cepat bila ditemukan kekurangan
Pendokumentasian hasil dan langkah-langkah perbaikan
REJECT FILM ANALISIS

NO PENYEBAB FILM RUSAK JUMLAH/BOX(100


LEMBAR)
1. Faktor Exposi 12
2. Posisi Pasien 7
3. Film 3
4. Proses pencucian film 4
5. Human Error 7
6. Kaset 3
7. Penyimpanan 2
8. Pencahayaan 3
9. Pemeliharaan 2
jumlah
12

10

jumlah

Perawatan APD (Apron)


 Untuk menyimpan lead Apron gantungkan menggunakan hunger dan simpan pada
tempat yang tersedia.
 Bila tidak tersedia hunger simpan pada tempat tertentu seperti meja datar dengan posisi
apron lurus atau melebar dan jangan dilipat.
 Jangan disimpan apron dengan posisi dilipat-lipat seperti kain karena dapat
menyebabkan kerusakan Pb didalamnya (patah).
 Jangan menimpa APD tersebut dengan barang-barang yang tajam dan berat karena dapat
merusak apron di dalamnya.
Kalibrasi Alat

 Kalibrasi alat radiologi dilakukan sekali dalam setahun


 Instalasi Radiologi membuat surat ke direktur RSUD Pandan bahwa sudah saatnya
peralatan radiologi untuk dikalibrasi

Pelaksanaan
Penanggung Jawab : Dr.Jonas Bangun, SpRad

Evaluai Pelaksanaan
Evaluasi kerja secara keseluruhan dengan membuat reakapitulasi dilakukan setiap 6 bulan
sekali.
Standar Sumber Daya Manusia

Pendahuluan
Meningkatnya persaingan Rumah Sakit dengan adanya pengembangan teknologi Rumah Sakit
mengakibatkan banyaknya kesempatan masyarakat untuk melakukan pilihan dalam
memperoleh pelayanan penyembuhan dan rehabilitasi penyakit. Salah satu penunjang untuk
menjadi pilihan terpercaya pelayanan rumah sakit yaitu sumber daya manusia yang berkualitas
serta senantiasa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bagian
Radiologi.

Maka radiologi salah satu pelayanan rumah sakit berupaya untuk meningkatkan kemampuan
sumber daya manusianya melalui program pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan baik
melalui pendidikan formal maupun informal.

Tujuan
Meningkatkam mutu pelayanan Radiologi RSUD Pandan melalui meningkatkan
pengetahuanpengetahuan dan ketrampilan staff radiologi serta meningkatkan jenjang
pendidikan format radiologi.

Sasaran
Seluruh staff radiologi mendapatkan pendidikan formal dan informal.

Metodologi
Pendidikan Informal
 Out House Training yaitu pelatihan yang dilakukan diluar RSUD Pandan.
Pendidikan Formal
 Pendidikan setingkat D4 Radiologi
 Pendidikan setingkat S1 Fisika Medis
 Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi
Perencanaan Training

No Topik Training Calon Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Estimasi
Peserta Biaya
Eksternal
Training
Radiografer
1. Seminar Pari Radiografer
Pusat ( Luar Radiografer
Kota)
2. Seminar Pari Radiografer
Pusat ( Dalam
Radiografer
Kota)
3. Seminar Radiografer
Pengda Sumut
Radiografer
Pendidikan
Berkelanjutan
1. Diklat PPR Radiografer
2. Biaya Kuliah Radiografer
Lanjuta D4
3. Fisika Medis Radiografer
Langkah-langkah kegiatan
1. Outhouse Training sesuai dengan perencanaan program
2. Pendidikan Formal sesuai dengan program institusi pendidikan terkait.

Pelaksanaan
Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Radiologi
Pelaksan : Staff Radiologi

Pembiayaan
Dibebankan kepada RSUD Pandan

Pencatatan dan Pelaporan


1. Setiap peserta pendidikan formal dan informal dicatat di file Radiologi
2. Formulir evaluasi training dan copy sertifikat diserahkan ke Bagian Diklat dan
Pelatihan RSUD Pandan.
3. Laporan dan evaluasi pelaksanaan program dibuat setiap tahun dan diserahkan
kepada bagian Diklat dan Pelatihan RSUD Pandan.

Evaluasi Pelaksanaan
Dilaksanakan setiap akhir Tahun
Keselamatan dan Keamanan Radiasi
Pendahuluan
Alasan pembuatan program keamanan dan keselamatan radiasi adalah bahwa RSUD Pandan
mempunyai tugas melayani masyarakat dalam pembuatan citra radiologi, RSUD Pandan
mempunyai peralatan dan sumber radiasi yang digunakan untuk melayani masyarakat dalam
pembuatan citra radiologi demi membantu dalam menegakkan dignosa agar kegiatan tersebut
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan maka
diperlukan program proteksi dan keselamatan radiasi, sehingga pasien, pekerja maupun
lingkungan di sekitarnya dapat dipantau dan dijamin keselamatannya.

Tujuan
Program keamanan dan keselamatan radiasi dibuat untuk menunjukkan tanggung jawab
manajemen untuk memberikan proteksi dan keselamatan radiasi melalui penerapan struktur
manajemen, kebijakan, prosedur, dan susunan rencana organisasi yang sesuai dengan sifat dan
besarnya potensi bahaya radiasi bagi manusia sehingga resiko pemamfaatan radiasi pengion
dapat dikurangi serendah mungkin sedangkan mamfaat yang diperoleh sebesar-besarnya.

Ruang Lingkup
Program proteksi dan keselamatan radiasi dilaksanakan di lingkungan RSUD Pandan rencana
kegiatan yang akan dilakukan meliputi : Pemantauan daerah kerja, pemantauan perorangan,
perawatan peralatan, dan pemantauan kesehatan pekerja radiasi.

Resiko Keamanan Radiasi & Penanggulangan


Dalam setiap tindakan pekerjaan yang dilakukan di bagian radiologi yang dilakukan oleh
petugas radiasi selalu mempunyai potensi bahaya didalamnya baik itu dari manusia, alat yang
digunakan maupun tempat kerja.
Penggunaan APD yang tepat dan benar merupakan salah satu cara untuk mengendalikan resiko
tersebut, bila pengendalisn secara teknis dan adminstratif belum dapat mengurangi dampak
resiko yang ada.

Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi


Peralatan proteksi yang digunakan sesuai dengan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
sumber radiasi tersebut, antara lain :
a.Monitor Perorangan (TLD)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2000 tentang
Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemamfaatan Radiasi Pengion pasal 10 ayat (1) yang
menjelaskan untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan
pemantauan eksterna dan interna. Pemantauan eksterna dilakukan dengan dosimeter
perorangan atau monitor perorangan.Monitor perorangan digunakan untuk mengetahui besar
dosis radiasi yang diterima pekerja dalam suatu periode tertentu. Mengingat dengan PT-
KJRAD-045 tentang Petunjuk Teknis Deteksi Jumlah Radiasi yang bertujuan dengan
mengikuti instruksi kerja pemeriksaan yang benar akan dapat mengurangi bahaya radiasi
sehingga terjamin kesehatan dan keselamatan untuk pasien yang bertugas,TLD digunakan pada
setiap kegiatan di medan radiasi,setiap bulan ( maksimal 3 bulan ) TLD harus dikirim ke BPFK
untuk dievaluasi. Jumlah pemakai TLD sebanyak 6 orang, diantaranya yaitu :

A.Radiolog (Dokter)
1.Dr.Jonas Bangun,SpRad

B.Radiografer
1.Iesti Siburian
2.Samuel Sianipar
3.Kanser Sihombing
4.Herlinayanti Tambunan
5.Ernes Saut Nadeak

C.Perawat
Belum tersedia

b.Perlengkapan Proteksi Radiasi yang Tersedia


Apron di radiologi : 4 buah
Shielding di Radiologi : 1 buah

c.Penahan Radiasi
Penahan radiasi Pb digunakan untuk melindungi pekerja dari sumber radiasi eksterna
pemancar radiasi sinar-x.
Jumlah tabir pb yang tersedia adalah 1 buah di ruang radiologi.
Lebar : 120 cm
Tinggi : 180 cm
Tebal : kira-kira 3 cm
PB : 2 mm
Untuk di ruang Mammografi menggunakan menggunakan kaca Pb (bawaan alat)
Tebal : kira-kira 1 cm
Setara Pb: 2 mm
Tinggi : 180 cm
Lebar : 100 cm

d.Tanda Bahaya Radiasi


Tanda bahaya radiasi dipasang ditempat-tempat yang dianggap perlu, yaitu pemasangan
tanda radiasi yang ditempeldi setiap pintu pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan dilakukan maka
radiographer akan menutup seluruh pintu akses di ruangan dan lampu merah diatas pintu
pemeriksaaan otomatis menyala saat pintu pemeriksaan ditutup. Itu menandakan bahwa sedang
ada pemeriksaan sebagai peringatan bahwa aka nada radiasi di dalam ruangan. Penanggung
jawab pengukuran tingkat kebocoran sumber radisai adalah masing-masing Petugas Proteksi
Radiasi yang tercantum dalam izin pemamfaatan sumber radiasi.
Pelaksanaan Pengelolan Peralatan Radiologi
Pendahuluan
Mutu pelayanan kesehatan bidang radiologi tidak hanya ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusia penyelenggara pelayanan, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sarana, prasarana
dan peralatan radiologi dalam batas kewenangannya sangat menetukan kualitas hasil layanan
yang diberikan.
Hasil kualitas citra radiografi yang bagus sangat tergantung pada beberapa faktor. Banyak
faktor yang menentukan kualitas citra radiografi yang sesuai, antara lain : faktor peralatan (unit
x-ray,kaset, dan processing) dan faktor teknik (SDM dan Pasien). Penggunaan peralatan
radiografi yang digunakan berkali-kali selama kurun waktu yang lama dan jumlah permintaan
foto yang banyak, maka tidak menutup kemungkinan alat tersebut mengalami pergeseran nilai
standar yang telah ditentukan. Pergeseran tersebut seharusnya terdeteksi sehingga dapat diatur
kembali seperti semula sesuai dengan nilai standar.
Untuk menjamin agar peralatan radiologi tetap sesuai standar pelayanan, salah satu caranya
adalah dengan adanya pelaksanaan pengelolaan peralatan radiologi.

Tujuan
Tujuan umum

Meningkatkan mutu pelayanan radiologi yang diselenggarakan oleh fasilitas


pelayanan kesehatan Rumah Sakit.
Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
radiologi secara sitematik dan terarah.
2. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan kendali
mutu peralatan radiologi.
3. Meningkatkan kinerja pelayanan radiologi.
4. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Langkah-Langkah Kegiatan
Proses pengadaan peralatan radiologi dilakukan oleh PPK dan bagian Farmasi
DAFTAR FILM RADIOLOGI
NO NAMA ISI/ STOCK STOCK SUHU
BARANG BOX MIN MAX (MIN) SATUAN
KODAK DRYVIEW
1 14 x 17
100 200 300 ≤25°C LEMBAR
AGFA DRY VIEW
2 10 x 12
100 200 300 ≤25°C LEMBAR
AGFA C-PG PLUS
3 24 X 30
100 200 300 ≤25°C LEMBAR
AGFA C-PG PLUS
4 30 X 40
100 200 300 ≤25°C LEMBAR
AGFA C-PG PLUS
5 35 X 35
100 200 300 ≤25°C LEMBAR
DAFTAR OBAT KONTRAS
NO NAMA ISI/ STOCK STOCK SUHU
BARANG BOX MIN MAX (MIN) SATUAN
1 IOPAMIRO 10 10 20 ≤30° C VIAL
300/50
2 XOLMETRAS 10 10 20 ≤30° C VIAL
330/50

Pelaksanaan Kalibrasi dan Perawatan Peralatan Radiologi


Pelaksanaan kalibrasi dilakukan setiap 1 tahun dari tanggal kalibrasi sebelumnya.
Melaksanakan kalibrasi dan perawatan peralatan radiologi, perlu diketahui daftar alat
medik yang ada di radiologi, yaitu :

Perbaikan Alat Medik


a. Bila dijumpai kerusakan alat, Petugas radiologi yang bertugas :
b. Melaporkan kepada kepala ruangan.
c. Kepala Ruangan menghubungi Teknisi Medis RS (ATEM)
d. Bila tidak bisa diperbaiki oleh Teknisi Medis RS Pandan, kepala ruangan
membuat surat pemberitahuan kerusakan atas persetujuan kepala instalasi
Radiologi kepada Direktur RS Pandan.
e. Surat tersebut diteruskan kepada bagian umum untuk ditindaklanjuti, dibuat
rangkap dua untuk disimpan di radiologi.

Perbaikan Alat Umum


a. Petugas radiologi melaporkan ke kepala ruangan radiologi yang diteruskan
kepada kepala instalasi.
b. Kepala Ruangan membuat surat pemberitahuan kepada Direktur RS Pandan
atas persetujuan kepala instalasi Radiologi.
c. Surat tersebut diteruskan ke bagian umum untuk ditindaklanjuti dan dibuat
rangkap 2 untuk disimpan di radiologi.
REJECT FILM ANALISIS
NO PENYEBAB FILM RUSAK JUMLAH/BOX(100
LEMBAR)
1. Faktor Exposi 12
2. Posisi Pasien 7
3. Film 3
4. Proses pencucian film 4
5. Human Error 7
6. Kaset 3
7. Penyimpanan 2
8. Pencahayaan 3
9. Pemeliharaan 2
jumlah
12

10

jumlah

Anda mungkin juga menyukai