Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap
orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Salah satu cara untuk
adalah suatu tempat atau sarana yang diselenggarakan secara sendiri atau
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah
care) dalam pengertian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian
yang lebih luas mencakup pelayanan farmasi klinik, yaitu pelaksanaan pemberian
1
monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir, serta kemungkinan
hidup pasien. Oleh karena itu Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
Bentuk interaksi tersebut berupa pemberian informasi obat dan konseling kepada
kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek
usahanya. Oleh karena itu, apoteker sebagai salah satu tenaga professional
kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis
kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen (Bahfen, 2006). Jika apotek
memiliki pengelolaan manajemen yang baik, dan manajemen yang baik ini
(Bogadenta, 2012).
(PKPA) agar calon apoteker dapat terlibat secara langsung dalam pengelolaan
apotek serta mengetahui dan memahami tugas dan peran seorang Apoteker
2
Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan mulai tanggal 05 November 2018 hingga 05
Desember 2018.
rumah (Home Pharmacy Care), pemantauan terapi obat dan monitoring efek
samping obat.
PKPA di Apotek Kimia Farma No. 160 Setia Budi dilaksanakan mulai
tugas PKPA di Apotek Kimia Farma No. 160 Setia Budi dengan menggunakan
dua shift, yaitu shift pagi pukul 08.00 – 15.00 WIB dan shift siang pukul 15.00 –
22.00 WIB.
Dapat mengetahui dan melihat secara langsung peran dan tugas serta
tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA), stuktur organisasi dan sistem
3
keterampilan dalam pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotek
4
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
Selain itu juga terdapat dalam ketentuan umum Peraturan Pemerintah RI No. 51
mempunyai fungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep dan yang
berhubungan dengan itu, serta pelayanan obat tanpa resep yang umumnya
dimulai dari PP 26 tahun 1965 menjadi PP 25 tahun 1980. Tugas dan fungsi
5
apotek sebagaimana tertera dalam PP 25 tahun 1980 pasal 2 adalah sebagai
berikut:
sumpah jabatan.
tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
obat.(Menkes, 2016).
6
2.2 Persyaratan Pendirian Apotek
(Menkes, 2017).
1. Lokasi
pelayanan kefarmasian.
2. Bangunan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang
lanjut usia. Bangunan Apotek harus bersifat permanen dan dapat merupakan
bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah
7
3. Sarana, Prasarana dan Peralatan
d. Ruang konseling
habis pakai
f. Ruang arsip.
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas instalasi air bersih, instalasi
listrik, sistem tata udara, dan sistem proteksi kebakaran. Peralatan apotek meliputi
rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi,
kesehatan atas permintaan tenaga medis dan catatan pelayanan apoteker yang
4. Ketenagaan
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat izin praktik sesuai
8
2.3 Perizinan Apotek
Surat Izin Apotek (SIA). SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama
Apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek (SIA).
Tentang Apotek Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
menyelenggarakan Apotek.
Tahun 2017 Pasal 13 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek,
yaitu:
9
3. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari setelah
10
9. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
10. Dalam hal pemerintah daerah menerbitkan SIA, maka penerbitannya bersama
dengan penerbitan SIPA untuk Apoteker pemegang SIA. Masa berlaku SIA
d. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai kepada apotek
11
lainnya, puskesmas, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, dokter,
Apotek wajib memasang papan nama yang terdiri atas: papan nama
apotek, yang memuat paling sedikit informasi mengenai nama apotek, nomor SIA,
dan alamat; dan papan nama praktik apoteker, yang memuat paling sedikit
informasi mengenai nama apoteker, nomor SIPA, dan jadwal praktik apoteker.
Papan nama harus dipasang di dinding bagian depan bangunan atau dipancangkan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat. Bila obat yang
diresepkan terdapat obat merek dagang, maka apoteker dapat mengganti obat
merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat
merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien. Bila obat yang
diresepkan tidak tersedia di apotek atau pasien tidak mampu menebus obat yang
dengan dokter penulis resep untuk pemilihan obat lain (Menkes, 2017).
dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, maka apoteker tetap memberikan
pelayanan sesuai dengan resep dengan memberikan catatan dalam resep bahwa
12
Resep bersifat rahasia dan harus disimpan di apotek dengan baik paling
singkat lima tahun. Resep atau salinan resep hanya dapat diperlihatkan kepada
dokter penulis resep, pasien yang bersangkutan atau yang merawat pasien, petugas
kesehatan atau petugas lain yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
Selain menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala dinas provinsi
badan pengawas obat dan makanan. Pengawasan yang dilakukan oleh dinas
obat dan makanan dilaporkan secara berkala kepada menteri yang disampaikan
13
bulan. Bila apotek melakukan pelanggaran berat yang membahayakan jiwa, SIA
dapat dicabut tanpa peringatan terlebih dahulu. Keputusan pencabutan SIA oleh
tembusan kepada direktur jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
14
c. Communicator (Komunikator)
d. Leader (Pemimpin)
hasil keputusan.
e. Manager (Pengelola)
informasi dan bersedia berbagi informasi tentang obat dan hal-hal lain yang
g. Research (Peneliti)
kefarmasian.
15
h. Teacher (Pendidik)
i. Enterpeuner
baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta bisnis tanaman
1. Tanggung jawab terhadap obat yang diberikan melalui resep dokter. Apoteker
tersebut diminum, reaksi efek samping obat yang mungkin ada, stabilitas obat
dokter.
16
3. Apoteker bertanggung jawab terhadap mutu obat yang ada di apoteknya. Oleh
karena itu,apoteker harus mengetahui jalan lalu lintas obat, yaitu sumber-
rangka kerja organisasi dan lingkungan ekonomi dari perusahaan (Anief, 2008).
Manajemen adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilaksanakan secara efektif dan
bantuan orang lain. Dalam mengelola sebuah apotek berlaku cara mengelola
mencapai suatu tujuan. Melaksanakan rencana kerja tidak mungkin dilakukan oleh
ada di apotek dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab pada setiap fungsi.
17
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
aktivitas yang sama dalam suatu kesatuan dan menempatkan seorang manajer
(Anief, 2008).
c. Pengarahan (Actuating)
karyawan agar bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sebagai alat utamanya adalah intruksi atau perintah (Anief, 2008).
d. Pengawasan (Controlling)
18
2.8 Pengelolaan Apotek
Tanda Registrasi, Surat Izin Praktik atau Surat Izin Kerja. Dalam melakukan
1. Persyaratan administrasi
a. Memiliki ijazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi.
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).
c. Memiliki sertifikat kompetensi yang masih berlaku.
d. Memiliki Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA).
2. Menggunakan atribut praktik antara lain baju praktik, tanda pengenal.
3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan dan mampu memberikan pelatihan
yang berkesinambungan.
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri,
mandiri.
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan
standar pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku (Menkes,
2016).
19
harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan prasarana apotek dapat
menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer.
Ruang penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah
obat, air minum (air mineral) untuk pengenceran, sendok obat, bahan
etiket dan label obat. Ruang ini diatur sedemikian agar mendapatkan cahaya
dan sirkulasi udara yang baik atau cukup, dapat dilengkapi dengan pendingin
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, poster, alat bantu konseling, buku
20
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Ruang
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
2016).
2.8.3 Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
1. Perencanaan
21
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
2. Pengadaan
undangan.
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
22
mengandung narkotika dan psikotropika dilakukan oleh apoteker dan
apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
Kesehatan Kabupaten/Kota.
6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik.
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai meliputi pengandaan (surat
23
2.9.1 Pengkajian resep
2.9.2 Dispensing
berbeda
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
24
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal yang terkait dengan
obat.
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik.
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
8. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
(apabila diperlukan).
9. Menyimpan resep pada tempatnya.
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan
obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. informasi mengenai
obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal (Menkes, 2016).
masyarakat (penyuluhan).
25
Pelayanan informasi obat harus didokumentasikan untuk membantu
2.9.4 Konseling
harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah memahami
a. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal,
AIDS, epilepsi).
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
obat.
26
f. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
(Menkes, 2016).
Questions, yaitu:
penggunaan obat.
2016).
pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang diberikan dalam
lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya (Menkes, 2016).
27
Jenis pelayanan kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh apoteker,
meliputi:
pengobatan.
terapi obat yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
c. Adanya multidiagnosis.
28
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien yang terdiri
dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat dan riwayat alergi; melalui
wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau tenaga kesehatan lain.
c. Melakukan identifikasi masalah terkait obat. Masalah terkait obat antara lain
adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian obat tanpa indikasi,
pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu rendah,
terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan atau terjadinya interaksi obat.
f. Hasil identifikasi masalah terkait obat dan rekomendasi yang telah dibuat oleh
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
29
a. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami
(Menkes, 2016).
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter.Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: Parasetamol (Depkes RI, 2007).
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: CTM (Depkes
RI, 2007).
30
Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas Terbatas
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
31
mental dan perilaku (Depkes RI, 2015). Contoh: Diazepam, Phenobarbital
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
kepada pasien diapotek tanpa resep dokter. Tujuan dari obat wajib apotek adalah
guna mengatasi masalah kesehatan dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang
dapat meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional (Menkes,
1990).
32
2.12 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika
A. Narkotika
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/
B. Psikotropika
33
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta
A. Narkotika
Pesanan Narkotika (SP Narkotika) kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT.
Kimia Farma (Persero) Tbk. Surat pesanan narkotika harus ditandatangani oleh
(tiga) rangkap dan hanya dapat memesan satu jenis obat narkotika (Menkes,
2015).
a. surat pesanan;
34
b. faktur dan/atau surat pengantar barang, paling sedikit memuat:
2. bentuk sediaan;
3. kekuatan;
4. kemasan;
5. jumlah;
7. nomor batch.
tecantum dalam surat pesanan, faktur, dan/atau surat pengantar barang yang
B. Psikotropika
35
Narkotika dan/atau psikotropika harus disimpan secara khusus sesuai
Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015 pasal 24, yaitu Tempat penyimpanan
berbeda;
Farmasi Pemerintah;
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk
dan prekursor farmasi, baik antar penyerah maupun kepada pasien dalam
36
rangka pelayanan kesehatan (Menkes, 2015). Penyerahan narkotika dan
kefarmasian
a. Apotek,
b. Puskesmas,
e. dan dokter.
narkotika/psikotropika kepada:
a. Apotek lain
b. Puskesmas
37
e. Dokter
f. Pasien
psikotropika; atau
2015 pasal 45 apotek, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik,
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi setiap bulan kepada Kepala Dinas
prekursor farmasi;
38
c. Jumlah yang diterima; dan
b. Telah kadaluarsa.
penggunaan.
apotek, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi farmasi klinik, lembaga ilmu
pengetahuan, dokter atau toko obat. Memenuhi kriteria pemusnahan tersebut yang
39
dilaksanakan oleh instansi pemerintah yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
masyarakat.
Mengenai cara pemusnahan dapat dilihat dalam Per Menkes No. 3 tahun
2. Tempat pemusnahan.
4. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana
tersebut.
dimusnahkan.
6. Cara pemusnahan.
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi, Balai POM dan sebagai arsip
40
apotek. Berita Acara Pemusnahan dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan
(Menkes, 2015).
2.13 Pengelolaan Prekursor Farmasi
2015 tentang prekursor farmasi, prekursor farmasi adalah zat atau bahan pemula
atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk
keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan
(Menkes, 2015).
dengan mencantumkan nama lengkap dan nomor SIPA, nomor dan tanggal
SP dan kejelasan identitas pemesan (nama dan alamat jelas, nomor telepon
bentuk, kekuatan sediaan, isi dan jenis kemasan; diberi nomor urut
41
tercetak dan tanggal dengan penulisan yang jelas atau cara lain yang dapat
ditelusuri;
terpisah dari surat pesanan obat lainnya dan jumlah pesanan ditulis dalam
bentuk angka
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3 Tahun 2015 yaitu
apotek harus menyimpan prekursor farmasi dalam bentuk obat jadi di tempat
prekursor farmasi dalam bentuk bahan baku dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain prekursor farmasi dalam bentuk bahan baku (Menkes, 2015).
1. Apotek,
2. Puskesmas,
4. Instalasi FarmasiKlinik,
5. dokter, dan
6. Toko Obat.
kepada:
42
1. Apotek lainnya,
2. Puskesmas,
5. dokter, dan
6. pasien
klinik hanya dapat menyerahkan prekursor farmasi golongan obat keras kepada
tugas/praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotek atau sesuai dengan
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA
oleh Pemerintah Republik Indonesia pada masa awal kemerdekaan yaitu pada
tahun 1958. Tiga belas tahun kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
43
badan hukum PNF diubah menjadi PT. Kimia Farma (Persero) (Kimia Farma,
2015).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT. Kimia Farma (Persero) kembali mengubah
statusnya menjadi perusahaan publik yaitu PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
Bersamaan dengan perubahan tersebut, PT. Kimia Farma telah dicatatkan pada
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger
dan kini bernama Bursa Efek Indonesia) (Kimia Farma, 2015). Selanjutnya pada
tanggal 4 Januari 2003 dibentuk tiga anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma
Trading and Distribution, PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Sinkona Indonesia
Lestari. Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, PT. Kimia Farma telah
perusahaan melalui:
44
b. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Govermance dan
(SDM) profesonal.
Farma, 2017).
1..Simbol Matahari
bisnisnya.
c. Komitmen Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah barat
secara teratur dan terus menerus memiliki makna adanya komitmen dan
masyarakat.
e. Semangat yang abadi warna orange berarti semangat, warna biru berarti
dengan nilai dan image yang telah menjadi energi bagi Kimia Farma,
karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang telah
ada.
2. .Sifat Huruf
45
a. Kokoh memperlihatkan Kimia Farma sebagai perusahaan terbesar dalam
bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan merupakan perusahaan
optimisme.
c. Bersahabat dengan jenis huruf kecil dan lengkung, memperlihatkan
inti Perseroan (cororates value), yaitu “I CARE” yang menjadi acuan atau
1..Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk
unggulan.
2..Costumer first
3.. Accountable
4..Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan
dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam
5.. Eco-friendly
46
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah
a. Kerja ikhlas yaitu Bekerja denga tulus tanpa pamrih untuk kepentingan
bersama.
b. Kerja Cerdas yaitu Kemampuan dalam belajar cepat (Fast Learner) dan
d. Kerja Antusias yaitu Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan
e. Kerja Tuntas yaitu Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk
2015).
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk merupakan pionir dalam industri farmasi
pelayanan kesehatan terintegrasi dari hulu ke hilir. Kimia Farma memiliki bidang
usaha utama yaitu Manufaktur Farmasi yang didukung oleh riset dan
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
47
produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang
punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah mendapat Sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9001, ISO-9002, ISO-14001 dari
Hasil produksi yang dibuat oleh pabrik farmasi perusahaan baik produk
obat-obat kimia dan herbal, dibagi dalam 6 lini produksi yaitu etikal, kosmetik,
obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku. Hampir semua kelas terapi
pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan (Kimia Farma, 2015).
produk kesehatan dan memiliki wilayah layanan mencakup 34 provinsi dan 511
menyalurkan aneka produk dari perseroan, produk dari keagenan lainnya serta
PT. Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan yang didirikan
berdasarkan akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011, KFA
48
(apotek), klinik kesehatan, laboratorium klinik dan optik dengan konsep One Stop
garam dan turunan nya bagi banyak industri, terutama obat-obatan, minuman, dan
industri kimia. PT. Sinkona Indonesia Lestari didirikan pada 25 Oktober 1986 dan
PT. Kimia Farma Diagnostika (KFD) dibentuk sejak tahun 2008 dan mulai
beroperasi secara mandiri pada awal tahun 2010. Ruang lingkup bisnis usaha KFD
Januari 2016 dan merupakan pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia.
Merupakan kerja sama dengan skema joint venture antara PT. Kimia Farma
Sungwun Pharmacopia Co. Ltd. dari Korea Selatan (Kimia Farma, 2015).
49
Managed Care, Asuransi Kesehatan Inhealth Indemnnity dan Asuransi Jiwa
Nomor 32 Medan, dipimpin oleh Muhammad Tri Kurniawan, S. Si., Apt. Apotek
Kimia Farma Medan memiliki 34 store yang tersebar di seluruh Sumatera Utara,
yaitu:
50
33. Apotek Kimia Farma Binjai.
34. Apotik Kimia Farma Bandara KNO
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi merupakan salah satu unit usaha
dari PT. Kimia Farma Apotek yang telah berjalan sesuai dengan fungsinya, yaitu
Apotek ini juga dituntut untuk mampu memberikan kontribusi laba terhadap
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi berada di Jl. Tj. Rejo No. 160
Medan Sunggal. Apotek ini berada di sisi jalan raya dengan arus lalu lintas yang
ramai sehingga jalan apotek sering dilalui dan mudah di jangkau oleh masyarakat
dengan kendaraan umum dan pribadi serta terletak di daerah perkotaan dan
pemukiman penduduk yang cukup padat dan tempat pelayanan kesehatan seperti
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi terdiri atas ruangan praktek dokter
spesialis kulit dan kelamin, dokter spesialis anak, dokter spesialis saraf, dokter spesialis
THT dan ruangan tempat kegiatan pelayanan kefarmasian serta dilengkapi swalayan
farmasi. Apotek ini beraktivitas selama 24 jam, dimulai dari pukul 08.00 s/d 15.00
WIB, 15.00 s/d 22.00 WIB, 22.00 s/d 08.00 WIB dengan pergantian karyawan
sebanyak 3 (dua) shift dalam sehari. Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi
adalah salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melayani pasien dengan
pembayaran tunai dan kredit. Apotek ini dipimpin oleh seorang apoteker yang
51
prosedur yang berlaku. Aktivitasnya meliputi pengelolaan perbekalan farmasi atau
sistem manajemen perbekalan farmasi yaitu suatu siklus kegiatan yang dimulai
pasien.
Farma N0.160 Setia Budi terdiri dari: ruang tunggu, tempat penyerahan resep dan
Apotek Kimia Farma Setia budi dikelola oleh Bapak Jasmi Harjo.,
S.Farm., Apt., selaku Apoteker Pengelola Apotek (APA) serta 2 orang apoteker
masing-masing.
Struktur organisasi Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi dapat dilihat pada
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi
Perawat
Apoteker penanggungjawab apotek berjumlah satuSPG orang, sedangkan
52
3.9 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan perbekalan farmasi pada Apotek Kimia Farma N0.160 Setia
rak sesuai kebutuhan. Pemesanan barang dilakukan dua kali seminggu yaitu pada
hari Senin dan Kamis, kecuali barang-barang yang dibeli mendesak (cito) karena
ada permintaan pasien dapat dilakukan pemesanan tiap hari kerja. Apotek Kimia
Farma N0.160 Setia Budi, melakukan pengadaan obat berdasarkan dua data yaitu :
Pengadaan obat dilakukan berdasarkan data yang diperoleh saat ini, yang
datanya berasal dari buku defekta (buku kebutuhan) buku ini berisi daftar barang
Pengadaan obat berdasarkan data yang diperoleh saat ini, yang datanya
berasal buku catatan penolakan resep. Buku ini berisi daftar obat obatan yang
Apotek dilakukan secara 1 pintu yang berpusat di Bisnis Manajer (BM) yang
dikelola oleh tim pengadaan. Pengadaan barang di apotek terbagi dalam 3 sistem
yaitu sistem Minmax, sistem Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan sistem
droping.
53
Merupakan suatu sistem yang secara otomatis memesankan kebutuhan
yang kemudian dilihat sediaan farmasi perbekalan kesehatan mana yang memiliki
2. Sistem Droping
a. Apotek meminta barang ke apotek Kimia Farma yang lainnya hanya sesuai
untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu juga, bukan untuk stok.
b. Apotek yang diminta kemudian akan mendroping barang yang diminta.
c. Barang yang diminta kemudian diambil oleh apotek yang meminta.
a..Petugas menerima barang dari PBF yang disertai dengan faktur atau surat
b..Petugas memeriksa nama apotek yang tertera pada faktur, kuantitas dan kualitas
barang sesuai dengan yang tertera pada faktur meliputi nama, bentuk sediaan,
potensi, jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik barang.
54
c..Petugas kemudian menandatangani faktur dan membubuhkan stempel Apotek
Kimia Farma N0.160 Setia Budi pada semua lembaran faktur, pertinggal 2
salinan faktur, Faktur asli dikembalikan ke PBF kemudian difoto kopi satu
rangkap untuk arsip apotek, disimpan diberi No. urut sesuai dengan urutan
dengan faktur dan faktur kopian diberikan ke Bisnis Manajer (BM) Medan agar
3.9.4 Penyimpanan
sediaan (tablet, sirup, salep, tetes mata, tetes telinga, suppositoria) dan
a. Golongan obat generik berlogo dan obat produk-produk PT. Kimia Farma
.
e. Golongan obat-obat bebas dan alat kesehatan disimpan pada swalayan farmasi,
ditata dan disusun secara alfabetis seseuai dengan efek farmakologi nya.
f. Golongan obat keras disimpan di rak bagian dalam.
g. Obat-obat dalam jumlah besar yang tidak muat disimpan dalam lemari
penyimpanan.
55
Pengeluaran obat dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO) dan
First Expire First Out (FEFO). Sama seperti sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan juga disimpan di etalase atau lemari pajangan apotek, tetapi disusun
terpisah dari penyimpanan sediaan farmasi. Setelah itu, Setiap 3 bulan sekali
dilakukan stok opname, untuk menyesuaikan jumlah fisik barang dengan stok
yang ada di komputer. Obat narkotika dan psikotropika dilakukan satu bulan
sekali oleh petugas penanggung jawab saat dibuat laporan penggunaan obat setiap
bulan dan jika hasilnya tidak sesuai maka akan diperiksa kembali dimana letak
ketidaksamaannya.
transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan Apotek. Upaya
yang dilakukan untuk mendukung system pencatatan berupa: Kartu stok yang
berada disamping obat digunakan untuk mencatat setiap obat yang keluar dan
buku defekta yaitu catatan obat yang hampir habis atau persediaannya sudah tidak
ada. Pengarsipan resep, resep yang masuk setiap hari diarsipkan berdasarkan
tanggal, bulan dan tahun, lalu dipisahkan menurut resep yang dibayar tunai, resep
kredit, resep narkotika dan psikotropika. Khusus untuk resep-resep narkotika dan
dan psikotropika diarsipkan secara tersendiri.
Pelaporan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi antara lain:
penjualan resep maupun non resep perhari, berasal dari laporan penjualan dari
tiap shift kerja dan selanjutnya laporan ini akan di berikan ke Bisnis Manajer
56
b. Laporan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap bulan sekali yang disusun
oleh Tenaga Kefarmasian dan dan dipisahkan resep narkotik dan psikotropika
lalu dibundel atau diikat dan disetujui oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA).
Kefarmasian (TTK).
b. Apoteker/ TTK melakukan skrining resep yang meliputi; nama dan bahan
obat, ketersediaan obat yang ada dalam resep, lalu kasir akan menanyakan
menetapkan harganya.
c. Bagian penerima resep memberi tahu harga obat kepada pasien untuk
resep yang ditebusnya dan apabila pasien setuju bagian penerima resep
etiket yang meliputi nomor resep, tanggal resep, nama pasien, aturan
57
pengemasan. Apoteker atau TTK melakukan pemeriksaan obat yang di
perhitungan dosis dan jika tepat, TTK melakukan penimbangan sejumlah obat
yang dibutuhkan sesuai dengan hasil perhitungan dosis lalu TTK membuat etiket
nomor resep, tanggal resep, nama pasien, aturan pakai, bentuk sediaan puyer atau
kwitansi.
b. Apabila dalam pemeriksaan akhir semua proses diatas dilakukan dengan
benar, obat dapat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resepnya
pengkoreksian ulang.
resep. Khusus untuk resep kredit di tulis rangkap 2 dan dibelakang resep
pasien akan diminta untuk mengisi nama, alamat dan no. pegawai.
58
b. Pengambilan obat jadi maupun obat racikan, serta pembuatan salinan resep
resep tunai.
c. Pada penyerahan obat, pasien harus membubuhkan tandatangan pada
terkait berupa identitas pasien, nama obat dan harga obat. Total nilai resep
nomor kwitansi dan faktur pajak. Setelah nomor kwitansi dan faktur pajak
pembayaran tagihan oleh pimpinan apotek. Rekap resep dikirim via email
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi melayani resep, ada juga
harganya.
b. Petugas menerima pembayaran dari pelanggan serta menyerahkan barang
59
Prosedur pelayanan swamedikasi di Apotek Kimia Farma N0.160 Setia
Kefarmasian.
b. Pelanggan menyampaikan keluhan-keluhan yang dideritanya.
c. Apoteker/ Tenaga Teknis Kefarmasian memilihkan obat yang sesuai dengan
keluhan pelanggan dan bila pelanggan setuju dengan obat yang diberikan,
3.9.7 Pemusnahan
sebagai berikut:
a. Rusak
b. Lewat tanggal kadaluarsa
c. Adanya ketentuan dari yang berwenang untuk dimusnahkan
error.
BAB IV
PEMBAHASAN
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi merupakan salah satu apotek
pelayanan. Hal ini merupakan perwujudan dari adanya sistem jejaring antara
koordinasi Apotek Pusat Pengadaan dan Penyaluran (AP3) atau Bisnis Manager
(BM). Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi telah melakukan tugas dan
fungsinya dengan baik sebagai tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang
60
telah mengucapkan sumpah jabatannya, melakukan peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat serta sebagai sarana
Apoteker di Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi sebagai penanggung jawab
kepada masyarakat.
kesehatan dan bahan medis habis pakai dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
pasien. Kehadiran Apoteker di Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi terjadwal
dari hari Senin sampai mingg pada jam 08.00 s/d 15.00 WIB, 15.00 s/d 22.00
kesehatan masyarakat, maka sebaiknya Apoteker tetap berada di apotek, hal ini
sesuai dengan fungsi farmasi masa depan yaitu berorientasi kepada pasien
(patient oriented) sehingga apabila Apoteker tidak di tempat maka tidak ada
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi berada di Jl. Setiabudi No. 160
Medan Sunggal. Apotek ini berada di sisi jalan raya dengan arus lalu lintas yang
ramai sehingga jalan apotek sering dilalui dan mudah di jangkau oleh masyarakat
dengan kendaraan umum dan pribadi serta terletak di daerah perkotaan dan
pemukiman penduduk yang cukup padat dan tempat pelayanan kesehatan seperti
61
Bangunan, tata ruang, sarana dan prasarana Apotek Kimia Farma N0.160
Setia Budi telah sesuai dengan persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek terdiri atas ruang
tunggu yang nyaman, di depan ruang tunggu terdapat swalayan farmasi untuk
obat-obat OTC dan alat-alat kesehatan, tempat penyerahan obat dan konseling,
ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
obat yang merangkap sebagai ruang peracikan selalu dijaga kebersihannya, selain
itu juga dilengkapi dengan pendingin udara dan penerangan yang baik untuk
memberikan kenyamanan pada pasien. Apotek ini juga buka setiap hari termasuk
hari libur.
sepenuhnya oleh Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi dan senantiasa berusaha
memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga jika obat tidak tersedia maka dilakukan
permintaan obat antar apotek Kimia Farma, dengan adanya pelayanan tersebut,
pendapatan akan meningkat dan citra apotek Kimia Farma yang mengutamakan
oleh Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi telah dilakukan sesuai dengan
62
narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Secara umum, perbedaan apotek Kimia Farma dengan apotek lain/ swasta
dilakukan seminggu dua kali dan barang cito dilakukan seminggu satu kali,
pasien.
63
pengiriman barang, harga/potongan harga yang diberikan dan kondisi pembayaran
terbagi menjadi dua bagian yaitu pengadaan obat narkotika dan psikotropika dan
berikut:
lama, nomor batch dan bila barang yang diterima tidak sesuai dengan
bersangkutan.
N0.160 Setia Budi pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok
Apotek Kimia Farma N0.160 Setia Budi melakukan pelayanan yang terdiri
dari pelayanan tunai dan pelayanan kredit. Pelayanan tunai meliputi layanan resep
tunai, resep kredit, layanan swamedikasi serta penjualan obat bebas dan alat
Kimia Farma. Setiap akhir bulan akan dilakukan Stock Opname di apotek.
dengan cara mencocokkan data stok fisik barang dengan data stok barang di
64
komputer untuk mencegah adanya kehilangan. Informasi penting lain yang
diperoleh melalui stock opname adalah kita akan mengetahui beberapa obat yang
akan laku dalam jangka tertentu. Sebagai contoh pada saat musim panas, biasanya
jenis obat yang laku di apotek adalah jenis anti alergi dan obat luar untuk
mengilangkan rasa gatal dan biang keringat. Sehingga pada jangka tersebut,
1. Perbekalan farmasi dalam bentuk sediaan cair seperti sirup golongan bebas,
2. Alat kesehatan yang disimpan di etalase didekat ruang tunggu dan ada
a. Perbekalan farmasi dalam bentuk sediaan cair golongan keras antibiotik dan
non antibiotik. Sediaan cair antibiotik disimpan dirak terpisah dengan sediaan
cair non antibiotik dan kemudian disusun berdasarkan abjad atau alfabetis.
FIFO.
b. Perbekalan farmasi dalam bentuk sediaan solid seperti tablet, kaplet, dan
65
c. Perbekalan farmasi dalam bentuk sediaan semi solid seperti salep disimpan di
sesuai ketentuan.
dalam lemari pendingin, tetapi supositoria dan ovula tidak disimpan di dalam
f. Obat golongan generik berlogo dan generik bermerek produksi Kimia Farma
g. Bahan baku disimpan di rak yang terpisah dengan obat-obat lain dalam wadah
h. Obat tetes mata, tetes hidung dan tetes telinga diletakkan di rak terpisah
berdasarkan alfabetis.
pelayanan. Hal ini terlihat dari kemudahan pegawai untuk mencari obat saat
melayani pasien.
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek dilakukan
pencatatan yang meliputi surat pesanan, faktur, kartu stok, blangko penolakan
66
Pelayanan farmasi klinis yang telah dilakukan di Apotek Kimia Farma
farmasi, pelayanan informasi obat melalui brosur dan banner, konseling kepada
pasien khususnya pasien kronis yang menggunakan obat dalam jangka waktu
Kimia Farma N0.160 Setia Budi Deli Serdang juga dapat melalui telepon atau
pesan singkat kepada pasien. Pemantaun terapi obat (PTO) dan monitoring efek
samping obat (MESO) belum dilakukan di Apotek Kimia Farma N0.160 Setia
Budi.
BAB V
5.1..Kesimpulan
menerapkan dengan baik dari segi manajemen bisnis maupun dari segi
67
b. Apoteker dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan memberikan
pelayanan informasi obat kepada pasien dengan cara terus melakukan PIO
dosis, dan jumlah obat dengan yang tertera di resep untuk meminimalkan
kesalahan.
68
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. (2013). Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan
Republik Indonesia No. 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan
Prekursor Farmasi dan Obat Yang Mengandung Prekursor Farmasi.
Kimia Farma. (2015). Apotek. [Diakses tanggal: 20 Agustus 2018]. Diambil dari :
http://www.kimiafarma.co.id/?page=general&id=2_2
69
dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
70