Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

KIMIA LAJU REAKSI


UNTUK KELAS XI
SEMESTER 1

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
LAJU REAKSI KIMIA
==================================================
PENDAHULUAN
Modul mata pelajaran kimia ini akan membekali peserta didik SMA / Madarasah Aliyah pada
kelas XI semester I dengan harapan memperoleh pengalaman belajar dalam memahami
berbagai konsep dan proses sains. Dalam setiap kegiatannya modul ini mencoba untuk
memberikan pemahaman secara konseptual dari materi bahan ajar kimia, dan secara praktis
membekali peserta didik untuk dapat memberikan prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

A. kompetensi Dasar
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,
kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.1 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan
orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan.
4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.
B. tujuan pembelajaran
1.1.1 Diberikan kesempatan untuk berdoa, peserta didik teramati berdoa menurut
agama dan kepercayaan masing-masing minimal satu kali selama
pembelajaran
2.3.1 diberikan 10 soal laju reaksi, peserta didik dapat mengerjakan soal laju reaksi
dengan benar, minimal 7 soal
3.1.1 Diberikan empat faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi, peserta didik
dapat menjelaskan faktor-faktor laju reaksi minimal dua faktor
3.1.2 diberikan beberapa laju reaksi, peserta didik dapat menganalisis faktor yang
dapat mempengaruhi laju reaksi berdasarkan laju reaksi
4.7.1 Diberikan instruksi melakukan percobaan , peserta didik dapat merancang
prosedur kerja
4.7.2 Diberikan percobaan laju reaksi, peserta didik dapat melakukan percobaan
laju reaksi berdasarkan prosedur kerja.
4.7.3 Diberikan data hasil percobaan, peserta didik dapat menyajikan hasil
percobaan dalam bentuk laporan

Untuk membantu Anda dalam mempelajari kegiatan belajar ini, ada baiknya
diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan sampai anda memahami secara tuntas
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari bahan ajar ini.
2. Tangkap konsep dasar esensial dan pengertian demi pengertian melalui pemahaman
sendiri kemudian diskusikan dengan teman atau tutor anda.
3. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan.
4. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dan melalui kegiatan
diskusi dalam tutorial dengan teman sejawat.
5. Jangan lewatkan untuk menjawab soal-soal latihan dalam setiap akhir kegiatan
belajar.

SELAMAT BELAJAR
PETA KONSEP

A. PENGANTAR

Pernahkah kalian berkendara menggunakan motor atau angkutan umum? Kadang


apabila jalan sedang kosong seperti pagi hari, kendaraan yang kita tumpangi akan dijalankan
dengan kecepatan tinggi (tanpa melanggar batas kecepatan maksimum tentunya), tapi apabila
macet total, jangan harap bisa ngebut, jalan saja susah bukan? Nah, dengan demikian kondisi
kemacetan lalu lintas mempengaruhi kecepatan kendaraan kita.

Apa hubungannya dengan Kimia? Peristiwa kecepatan laju kendaraan itu sama dengan
yang terjadi pada reaksi kimia. Dalam suatu peristiwa kimia, terkadang reaksi dapat berjalan
cepat, namun terkadang berjalan lambat. Apa yang membedakannya? Sudah barang tentu
kondisi ketika reaksi itu berlangsung merupakan faktor utama dalam reaksi kimia.

Pernahkah kalian bermain BOM?


Oh, jangan... kita perkecil saja skalanya menjadi kembang api. Nah, pernah kan kalian
memainkan benda itu? Terutama di hari perayaan malam tahun baru pasti langit akan ramai
dengan bunga-bunga indah hasil ledakan kembang api. Jika sumbu kembang api yang kalian
mainkan hanya sepanjang 1 cm tersulut, maka akan terjadi ledakan sebelum sempat kalian
lemparkan ke langit (*PERHATIAN: jangan pernah meniru adegan ini). Dengan demikian,
reaksi ledakan tergolong cepat bukan?

Coba bandingkan dengan pagar besi rumah kalian yang tidak dicat. Berbulan-bulan
lamanya baru muncul tanda-tanda perkaratan. Artinya proses perkaratan besi tidak secepat
proses ledakan kembang api.

Selain kedua proses tersebut, masih banyak proses-proses lain yang berjalan cepat maupun
lambat, seperti penambahan gula dalam minuman favorit kita, proses penuaan kulit, proses
pematangan buah, membuat daging hasil qurban menjadi empuk, dan lain segainya. Ilmu
kimia berperan dalam menyesuaikan kondisi yang diinginkan dari proses-proses tersebut.
Bagaimana caranya agar gula yang dilarutkan dalam minuman favorit kita dapat melarut
dengan cepat? Bagaimana caranya agar kulit mulus remaja kita tidak cepat menua?
Bagaimana mempercepat pematangan buah mangga yang masih mentah? Bagaimana
membuat daging gepuk yang amat sangat empuk tanpa harus menumbuk-numbuknya
seharian?
Untuk menjawab semua permasalahan itu kita harus memahami terlebih dahulu faktor-faktor
yang seperti apa saja yang menyebabkan kondisi suatu reaksi memungkinkannya berjalan
cepat atau lambat.

Reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda. Beberapa diantaranya berjalan sangat
lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau penghancuran botol plastik
oleh sinar matahari, yang memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan berabad-abad. Beberapa
reaksi lain berjalan sangat cepat misalnya nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu
beberapa reaksi dapat berjalan cepat atau lambat bergantung pada kondisinya, misalnya besi
mudah berkarat pada kondisi lembab, tetapi di lingkungan yang kering, misalnya di gurun
besi berkarat cukup lambat.
(a) (b)
Gambar 1
Perkaratan besi merupakan contoh reaksi lambat (a) sedangkan
ledakan merupakan contoh reaksi cepat (b)

B. PENGERTIAN LAJU REAKSI

Laju atau kecepatan didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan tiap satuan
waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Sebagai contoh,
seseorang lari dengan kecepatan 10 km/jam. Artinya orang tersebut telah berpindah
tempat sejauh 10 km dalam waktu satu jam.
Bagaimanakah cara menyatakan laju dari suatu reaksi? Dalam reaksi kimia,
perubahan yang dimaksud adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk.
Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat pereaksi akan makin
sedikit, sedangkan produk makin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju
berkurangnya pereaksi atau laju bertambahnya produk. Satuan konsentrasi yang
digunakan adalah molaritas (M) atau mol per liter (mol. L-1). Satuan waktu yang
digunakan biasanya detik (dt). Sehingga laju reaksi mempunyai satuan mol per liter per
detik (mol. L-1. dt-1 atau M.dt-1).
Laju memiliki kaitan dengan waktu. Nah, apabila waktu yang dibutuhkan itu singkat, maka
lajunya besar. Sebaliknya nih, kalau waktu yang dibutuhkan itu panjang, maka laju tersebut
kecil. Artinya, laju berbanding terbalik dengan waktu.

Artinya, laju berbanding terbalik dengan waktu.

C. HUKUM LAJU REAKSI DAN PENENTUANNYA

Dalam laju reaksi, umumnya penyebutan satuan dinyatakan dengan mol/liter (baca: mol per
liter) atau yang disebut juga dengan molaritas. Molaritas itu sendiri ialah ukuran yang
menyatakan banyak mol zat terlarut dalam satu liter larutannya.

Kamu tahu nggak bahwa laju reaksi juga memiliki hukum lho. Hukum laju reaksi merupakan
sebuah persamaan yang memperlihatkan keterkaitan atau hubungan antara laju reaksi tertentu
dengan konsentrasi pereaksinya.
Coba kamu perhatikan rumusnya, selain ada ketetapan laju reaksi, juga ada orde reaksi. Orde
reaksi ini beda dengan orde lama atau pun orde baru ya jika kamu mempelajari sejarah. Orde
reaksi itu merupakan pangkat molaritas dalam persamaan laju reaksi, mudahnya orde reaksi
itu tingkat reaksi.

Orde reaksi menampilkan hubungan antara perubahan konsentrasi dengan perubahan laju
reaksi. Nah, hubungan antara keduanya dinyatakan dengan grafik orde reaksi. Ada tiga grafik
orde reaksi nih Squad. Pertama, reaksi orde nol. Grafik ini menunjukkan bahwa laju reaksi
tidak bergantung pada konsentrasi reaksi.
Pada grafik orde satu, laju reaksi itu punya perbandingan yang lurus dengan konsentrasi
pereaksi. Kalau konsentrasi tersebut dinaikkan dua kali, maka laju reaksi juga akan dua kali
lebih cepat dari awalnya. Begitu juga seterusnya. Kalau grafik order dua ini, kenaikan laju
reaksinya bisa sebanding, asalkan kenaikan konsentrasi pereaksinya pangkat dua. Misalnya,
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya bakal menjadi empat kali lipat
dari semula.

Perlu kalian catat nih Squad bahwa orde reaksi itu nggak bisa ditentuin dari bentuk
persamaan reaksi. Orde reaksi hanya bisa ditentukan dari hasil eksperimen dengan mengubah
variabel tekanan (khusus reaksi berbentuk gas) atau molaritasnya (reaksi berbentuk larutan
dan gas).
TEORI TUMBUKAN

Dalam proses terjadinya reaksi, ada salah satu teori yang bisa menjelaskan tentang hal
tersebut, namanya teori tumbukan. Menurut teori ini, reaksi kimia yang terjadi itu bisa terjadi
karena partikel-partikel yang saling bertumbukan.

Kenapa sih bisa saling bertumbukan?

Tumbukan bisa terjadi kalau ada dua molekul atau lebih dan permukaannya saling
bersentuhan di satu titik hanya itu titik itu tetap fokus kita kejar dan raih bintang...yo yo ayo
yo ayo.

Satu titik di sini itu merupakan anggapan bentuk molekul bulat seperti bola Squad. Kamu
harus tahu bahwa nggak semua tumbukan bakal menghasilkan reaksi kimia. Tumbukan yang
menghasilkan reaksi kimia disebut dengan tumbukan efektif. Supaya menjadi tumbukan
efektif ada syarat yang harus dipenuhi.
Supaya bisa terjadi tumbukan yang efektif harus ada orientasi tumbukan molekul yang tepat.
Orientasi itu sendiri merupakan arah atau letak posisi antarmolekul yang bertumbukan. Nah
Squad, kita sudah membahas tiga sub bahasan dari laju reaksi. Kita masuk ke pembahasan
yang terakhir yakni faktor yang memengaruhi laju reaksi ya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

1. Konsentrasi Zat

Dalam suatu reaksi kimia tentunya kita akan berurusan dengan larutan. Ketika
membuat larutan kita tidak memakai zat yang diinginkan secara langsung, tetapi
biasanya dilarutkan ke dalam suatu pelarut terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita
memerlukan besaran khusus yang disebut KONSENTRASI. Konsentrasi menyatakan
kepekatan dari suatu larutan (Tim Konsultan Kimia FPTK UPI, 2004).

Konsentrasi...

Konsentrasi dapat dinyatakan dengan berbagai macam satuan, seperti mol,


molaritas, molalitas, normalitas, dll. Tapi untuk saat ini kita akan fokus pada
MOLARITAS.

a) Kemolaran/Molaritas (M)

Kemolaran atau molaritas disimbolkan dengan “M” merupakan satuan


konsentrasi larutan yang digunakan dalam laju reaksi. Molaritas adalah satuan
konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut tiap liter larutan.
Secara matematika, molaritas dapat diungkapkan dengan persamaan berikut:
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan berbagai macam satuan, seperti mol,
molaritas, molalitas, normalitas, dll. Tapi untuk saat ini kita akan fokus pada
MOLARITAS.

a) Kemolaran/Molaritas (M)

Kemolaran atau molaritas disimbolkan dengan “M” merupakan satuan


konsentrasi larutan yang digunakan dalam laju reaksi. Molaritas adalah satuan
konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut

tiap liter larutan. Secara matematika, molaritas dapat diungkapkan dengan


persamaan berikut:

Atau bisa juga dicari berdasarkan persamaan berikut:

Keterangan: m = massa zat terlarut (gram)


n = jumlah mol zat terlarut (mol)
V = volume larutan (mL)

INGAT!!!
Satuan volume yang digunakan pada rumus 2 adalah mL
Apabila nilai molaritas suatu larutan tinggi, artinya konsentrasi yang dimiliki oleh
larutan tersebut besar, sehingga larutan tersebut merupakan larutan yang pekat.
Semakin pekat suatu larutan, maka pengaruhnya pada laju reaksi akan semakin cepat
dibandingkan dengan larutan yang encer.

Contoh: Sebanyak 190,6 gram MgCl2 dilarutkan dalam air hingga volume larutan
menjadi 100 mL. Berapakah kemolaran larutan tersebut? Diketahui Mr
MgCl2 = 95,3
PEMBAHASAN:

Cara 1: ubah satuan berat (gram) ke dalam mol, kemudian hitung kemolaran larutannya.

Cara 2: langsung masukkan ke dalam rumus kedua.

2. Suhu Reaksi
Kalian pernah menyeduh kopi? Dengan apa kalian menyeduhnya?

Ya pastinya pakai
AIR lah!

Yap! Benar sekali! Dan pastinya lagi kalian akan menyeduh kopi dengan air
mendidih agar rasa dan aroma kopi menjadi terasa lebih nikmat.
Selain itu, tahukah kalian, air panas mampu melarutkan serbuk kopi dengan
lebih cepat dibandingkan apabila kalian melarutkannya dengan air dingin. Peristiwa
ketika kalian menyeduh kopi merupakan pelarutan.

Indikator terjadinya reaksi antara air dengan kopi adalah


perubahan warna air dari tidak berwarna menjadi coklat
atau hitam.

Laju reaksi antara air dengan serbuk kopi dapat


dipercepat dengan meningkatkan suhu pelarutnya, yakni
air. Hal inilah yang menyebabkan kopi dapat melarut lebih
cepat dalam air panas.

3. Luas Permukaan Bidang Sentuh

Kalian pernah memakan daging sapi? Pada waktu kalian memasaknya,


misalkan untuk dijadikan gulai, kalian tentunya tidak akan memasak gelondongan
daging sapi begitu saja tanpa memotong-motong terlebih dahulu, bukan? Atau ketika
kalian membuat tape, pada saat peragian pasti ragi yang digunakan akan dihancurkan
terlebih dahulu sebelum ditaburkan pada singkong, kan?

Nah, peristiwa-peristiwa itu menggambarkan perbedaan ukuran partikel dari


zat yang bereaksi. Tujuan memotong-motong daging maupun menghancurkan ragi
adalah untuk memperkecil ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, maka
reaksi akan berjalan semakin cepat.

Coba saja bayangkan, berapa lama waktu yang akan kalian gunakan untuk
memasak gulai sapi apabila daging yang kalian gunakan tidak tidak dipotong-potong
terlebih dahulu?

Semakin kecil ukuran suatu materi, mengandung arti memperluas permukaan


bidang sentuh materi tersebut. Yang dimaksud luas permukaan dalam reaksi kimia
adalah luas permukaan zat-zat pereaksi yang bersentuhan untuk menghasilkan
reaksi. Dengan demikian, semakin kecil suatu materi, luas permukaan bidang sentuh
akan semakin besar, sehingga reaksi akan lebih cepat berlangsung.

4. Katalis
Terkadang dengan memperbesar konsentrasi, suhu, maupun luas permukaan
bidang sentuh saja kurang efisien, sehingga perlu ada cara lain yang lebih cepat tapi
menguntungkan. Adakah cara seperti itu?

Tentu saja ada! Yakni dengan


Menambahkan
KATALIS!!!

Benar sekali!! Terima kasih profesor!

Ya, dengan menambahkan katalis pada suatu reaksi kimia, maka laju reaksi
akan berjalan lebih cepat.

Tunggu sebentar,
KATALIS itu sendiri
apa, ya???
Katalis merupakan zat yang mampu mempengaruhi laju reaksi. Dalam
melakukan aksinya, katalis akan ikut bereaksi dengan para reaktan, tapi di akhir
proses reaksi katalis itu akan terpisah kembali. Yaah... kasarnya, kalian bisa
membayangkan katalis itu seperti mak comblang dalam mempertemukan suami istri

dalam mempertemukan pasangan suami-istri :>


Selamat berbahagia
kalian berdua...
Reaktan

Katalis Produk Katalis

Di awal proses reaksi, katalis Tapi, di akhir reaksi, katalis


berperan mempertemukan dengan coolnya berpisah dengan
antar “reaktan” dengan cara pasangan yang telah
ikut bereaksi dipertemukan menjadi “produk”

Sekarang kalian paham, bagaimana keterlibatan katalis dalam reaksi kimia


melalui ilustrasi di atas? Nah, sekarang kita bahas, bagaimana kinerja katalis dalam
mempercepat reaksi. Anggaplah hal ini sebagai suatu peristiwa ketika akan
menjatuhkan seseorang dari tebing. Agak kejam sih, memang... tapi..... perhatikan
dulu saja ilustrasi berikut :
Jika kalian berperan sebagai “si biru” dalam kedua gambar tersebut, coba
bandingkan, gambar manakah yang sepertinya paling mudah ketika kalian akan
menjatuhkan “si stikman”? Pastinya kalian akan memilih yang Gambar 1 bukan? Jika
kita misalkan saat “si stikman” jatuh adalah saat berlangsungnya reaksi, maka
tentu saja Gambar 1 mencerminkan reaksi lebih mudah terjadi. Dengan sedikit
tendangan saja, “si stikman” langsung jatuh ke jurang, sedangkan pada Gambar 2, “si
biru” harus melewati “gunungan” terlebih dahulu sebelum “si stikman” jatuh. Dengan
energi yang sama, besar kemungkinan “si stikman” malah akan kembali lagi,
bukannya jatuh ke jurang.

Baiklah... jika kita fokuskan perhatian pada Gambar 2, bagaimana caranya


agar dengan energi yang sama, “si biru” dapat menjatuhkan “si stikman” ke jurang?
Nah, dalam laju reaksi ada yang dikenal dengan ENERGI AKTIVASI (Ea), yaitu
energi minimum yang diperlukan supaya reaksi dapat berlangsung. Pada
Gambar 2 “gunungan” yang menghambat jatuhnya “si stikman” adalah “Ea”.

Nah, dengan menambahkan katalis, reaksi pada Gambar 2 dapat dipercepat


dengan cara “memotong” gunungan penghambat. Perhatikan ilustrasi berikut:
Iyaa.. tapi jangan
aku terus yang
dijatuhin dooong
Yeah! Ini jauh
lebih gampang!!

+Katalis

Jadi, begitulah ceritanya... akhirnya “si biru” dapat


dengan mudah menjatuhkan “si stikman” ke jurang
dengan bantuan katalis. Dengan kata lain, fungsi
penambahan katalis disini adalah mempercepat
terjadinya reaksi
dengan cara menurunkan Energi Aktivasi. Lihat
saja, gunungan yang awalnya tinggi (Ea1), dengan
ditambahkan katalis menjadi lebih rendah (Ea2).
Dengan demikian, reaksi akan berlangsung lebih
mudah, bukan?

Ok! Karena “si stikman” sudah jatuh, selesailah pembahasan kita dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi...
Lantas Bagaimana Cara Menyatakan Laju Reaksi???
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita pahami terlebih dahulu
definisi Laju Reaksi berikut:

LAJU REAKSI menunjukkan perubahan konsentrasi zat yang


terlibat dalam reaksi setiap satuan waktu
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau
laju penambahan konsentrasi molar produk dalam kurun waktu tertentu. Dalam
reaksi kimia yang sedang berlangsung, zat-zat pereaksi lambat laun akan berkurang,
sebagai gantinya produk akan terus bertambah seiring dengan berkurangnya pereaksi
tersebut. Maka dari itu, laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

Satuan untuk laju reaksi adalah M/detik atau M detik‒1.

Contoh: Nyatakan persamaan laju reaksi untuk reaksi berikut,

2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar SO2,

atau pengurangan konsentrasi molar O2, atau laju penambahan

konsentrasi molar SO3:


Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan

setengah SO3 adalah setengah dari laju pengurangan SO2 atau satu dari

laju pengurangan O2. Oleh karena itu dapat ditulis sebagai berikut:
1 1
2vSO2 = vO2 = 2vSO3

Untuk mengerjakan soal seperti ini,


perhatikan terus tanda negatif (‒) setiap
pereaksi dan positif (+) setiap produk, ya!

Persamaan Laju Reaksi dan Orde Reaksi


Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan yang ditentukan berdasarkan
konsentrasi awal setiap zat, dipangkatkan orde reaksinya. Orde reaksi hanya
dapat diperoleh melalui data percobaan. Jadi, jangan heran jika setiap menemukan
soal orde reaksi kalian menemukan tabel data hasil percobaan... Perhatikan persamaan
reaksi berikut:
pA + qB → rC + sD
Persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut adalah:

x y
v = k[A] [B]
konstanta laju reaksi orde reaksi zat B

orde reaksi zat A


Setiap laju reaksi memiliki nilai k tertentu bergantung pada sifat pereaksi.
Semakin besar nilai k, maka reaksi akan semakin cepat berlangsung, begitupun
sebaliknya. Satuan nilai k berbeda-beda tergantung nilai orde reaksinya atau nilai
pangkat dari persamaan itu, dan selalu positif, bisa berupa bilangan bulat maupun
pecahan.

Lalu bagaimana cara menentukan orde


reaksi setiap zat pereaksi??

Baiklah, mari kita bahas contoh soal saja kalau begitu...

Karena untuk menentukan orde reaksi harus melalui eksperimen,

maka kita yang sedang tidak berada dalam laboratorium diberi kemudahan

yakni cukup memperoleh data hasil eksperimen. Misalkan ada data

eksperimen untuk reaksi 2A + B2 → 2AB adalah sebagai berikut:

Percobaan Konsentrasi (M) Laju Reaksi (v)


Ke A B (M/detik)
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54

Nah, dari tabel tersebut kita akan menentukan persamaan laju reaksinya.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan orde reaksinya. Misalkan
x y
persamaan laju reaksinya adalah: v = k[A] [B2] kita akan mencari nilai x dan y.
Untuk mencari nilai x (orde reaksi A), kita perlu membandingkan data.
Caranya, cari data konsentrasi B yang sama. Dari tabel di atas, kiat peroleh
data konsentrasi B yang sama adalah data percobaan 4 dan 5.
Karena ini perbandingan, maka v percobaan 4 dan 5 juga dibandingkan.
Penulisannya seperti berikut

Angka 24 dan 54 kita perkecil dengan dibagi 6. Sedangkan 0,2 dan 0,3 nilainya
akan sama dengan ini:

Selanjutnya kita akan mencari nilai y (orde reaksi B). Sebelumnya kita cari data
konsentrasi A yang sama dari tabel, yakni pada data percobaan 1 dan 2.
Sebenarnya data 3 juga sama, tapi karena untuk membandingkan, hanya perlu
dua data saja, maka kita sepakat dulu mengambil data 1 dan 2. Buat
perbandingannya seperti sebelumnya:

Seperti biasa, kita perkecil nilai 6 dan 12 dengan sama-sama dibagi oleh 6:
2
Jadi, persamaan laju reaksinya adalah v = k[A] [B2]

Jika nilai k diminta, cukup masukkan saja nilai orde pada salah satu data hasil
percobaan, misal data percobaan 1:

Jadi, persamaan laju reaksi lengkapnya adalah


2 2
v = 6000/detik.M [A] [B2]

Akhirnya... selesai sudah pembahasan kita mengenai laju reaksi kali ini.
Agar kalian cekatan dalam mengerjakan soal, teruslah berlatih dengan soal-
soal yang lebih baru. Jika kalian menemukan kesulitasn, tanyakan pada
orang-orang yang kalian percaya dapat menambah kemampuan kalian. Dan
yang paling PASTI adalah
TERUSLAH MEMBACA DARI SEGALA SUMBER PENGETAHUAN!!!
Karena ilmu tidak hanya berasal dari satu buku saja!
DAFTAR PUSTAKA
Heryansyah, Tedy. 2018. KIMIA KELAS XII: pengertian laju reaksi dan faktor yang
memengaruhi laju reaksi. (Online ). https://blog.ruangguru.com/pengertian-
dan-faktor-yang-memengaruhi-laju-reaksi. Diakses pada tanggal 5 Mei 2019.

Tim Konsultan Kimia FPTK UPI. (2004). Kinetika Kimia. Jakarta: DEPDIKNAS.
Partana, Crys dan Antuni Wiyarsi. (2009). Mari
Belajar Kimia. Jakarta: DEPDIKNAS.
Purba, Michael. (2009). Kimia. Jakarta: Erlangga.

Sudarmo, Unggul dan Nanik Mitayani. KIMIA untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia.
Jakarta: DEPDIKNAS.
Sutresna, Nana. (2008). Kimia. Bandung: Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai