Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml/sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan
berlangsung singkat dalam beberapa jam atau beberapa hari
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis.
Faktor-faktor fisiologis yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya
satu sama lain. Misalnya, cairan dalam lumen usus yang mengkat akan
menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya
volume sehingga motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti
makanan di usus terlalu cepat akan menyebabkan gangguan waktu
penyentuhan makanan dengan mukosa usus sehingga penyerapan elektrolit, air
dan zat-zat lain terganggu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Laporan Pendahuluan dari GEA?
2. Apa saja asuhan keperawatan dari GEA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan dari GEA
2. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan kasus GEA

1
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dab
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau darah saja. (Ngastiyah, Perawatan
Anak Sakit, 2002 ).
Diare adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak berbentuk. (Lynda
Juall Carpenito, 2001).
Jenis diare antara lain :
1) Menurut perjalanan penyakit
 Akut : jika < 1 minggu
 Berkepanjangan : antara 7 – 14 hari
 Kronis : > 14 hari, disebabkan oleh non infeksi
 Persisten : > 14 hari, disebabkan oleh infeksi
2) Menurut patofisiologi
 Gangguan absorbsi
 Gangguan sekresi
 Gangguan osmotik
3) Menurut penyebab
 Infeksi
 Konstitusi
 Malabsorbsi
4) Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga disertai
dengan penyakit lain. Seperti : demam, gangguan gizi dan penyakit lainnya.

B. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor
1. Faktor infeksi
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak.

2
 Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas.
 Infeksi virus : Enteroviru, Adenovirus, Rotavirus. Astrovirus.
 Infeksi parasit : Cacing ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris, strongyloides );
Protozoa ( Etamoba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis );
jamur ( Candida albicans ).
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa ).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
(Brunner dan Suddarth, 2002, )

C. Patofisiologi

Dua hal umum yang patut diperhatikan pada keadaan diare akut karena
infeksi adalah faktor kausal (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu
adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang
dapat menimbulkan diare akut yang terdiri atas faktor-faktordaya tahan tubuh atau
lingkungan intern traktus intestinalis seperti keasaman lambung, motilitas usus
dan juga mencakup flora normal usus.

Penurunan keasaman lambung pada infeksi shigella telah terbukti dapat


menyebabkan serangan infeksi yang lebih berat dan menyebabkan kepekaan lebih
tinggi terhadap infeksi V.cholera. Hipomotilitas usus pada infeksi usus
memperlama waktu diare dan gejala penyakit serta mengurangi kecepatan
eliminasi agen sumber penyakit. Peran imunitas tubuh dibuktikan dengan
didapatkannya frekuensi Giardiasis yang lebih tinggi pada mereka yang
kekurangan Ig-A. Percobaan lain membuktikan bahwa bila lumen usus dirangsang

3
suatu toksoid berulangkali akan terjadi sekresi antibodi. Percobaan pada binatang
menunjukkan berkurangnya perkembangan S. typhi murium pada mikroflora usus
yang normal.

Faktor kausal yang mempengaruhi patogenitas antara lain daya penetrasi


yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang
mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman pada lumen usus.
Kuman dapat membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare.

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan


osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan
ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus


akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan


mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup
ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan
akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan
(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

4
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya
penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk
metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari
cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada
anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan
absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
 Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
 Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
 Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah
berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila
tidak segera diatasi klien akan meninggal.

(Carpenito, I.J, 2001)


D. Manifestasi Klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare
yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan

5
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi
tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat
pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam
(pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan
kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat
timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu


makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai
wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam. (Kusmaul).
(Hardja Saputra, 2002)

6
E. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
(Hardja Saputra, 2002)
F. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare antara lain :
1. Pengobatan dietetik
ASI atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam lemak. Beri
makanan tinggi kalium ; misalnya jeruk, pisang, air kelapa
2. Obat – obatan
 Obat anti sekresi
 Klorpormazin ; dosis 0,5 – 1 mg/ kg BB/ hari
 Antibiotik ; umumnya tidak diberikan jika tdk ada penyebab yang jelas.
Bila penyebabnya kolera, diberikan Tetrasiklin 25 – 50 mg / kg BB/ hari.
Juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta seperti OMA, faringitis,
bronkhitis atau BrPn
3. Pemberian cairan
 Belum terjadi dehidrasi
Cairan rumah tangga (seperti air tajin, air teh manis, dsb) sepuasnya
dengan perkiraan 40 ml/kg BB/ setiap kali BAB
 Dehidrasi Ringan
Beri cairan oralit 30 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, selanjutnya 10 ml /
kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB
 Dehidrasi Sedang
Beri cairan oralit 100 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, selanjutnya 10 ml /
kg BB atau sepuasnya setiap kali BAB

7
 Dehidrasi Berat
 0 – 2 th : RL 70 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, bila dehidrasi beri
cairan oralit 40 ml / kg BB, seterusnya 10 ml / kg BB setiap BAB
 > 2 th : RL 110 ml / kg BB dalam 3 jam pertama, bila syok guyurkan
sampai nadi teraba. Bila masih dehidrasi beri cairan oralit 200 – 300
ml / kg BB tiap jam. Seterusnya cairan oralit 10 ml / kg BB
(Kim, M.J, dkk, 2003)
G. Komplikasi

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).


2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
(Kim, M.J, dkk, 2003)

8
ASUHAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KURNIA JAYA PERSADA
KEPERAWATAN ANAK
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : …………………………………………………….......


Tempat Praktek : ………………………………………………………...
Tanggal Praktek : ………………………………………………………...

A. IDENTITAS ANAK DAN KELUARGA


1. Identitas Anak
Nama/Inisial : …………………
Tempat/tg lahir : …………………
Usia : …….. tahun ……. bulan
Jenis Kelamin :P/L*
Anak ke / dari :( )/( bersaudara)
Alamat : …………………………………
………………………………………………..
………………………………………………..
Tanggal Pengkajian : …………………………………
Diagnosa Medik : …………………………………

2. Identitas Keluarga (Penanggung jawab)


Nama Ayah / Ibu : ……………………… / …..………………
Usia Ayah / Ibu : ……… tahun / ...…… tahun
Pendidikan Ayah / Ibu : ………… / …………
Pekerjaan Ayah / Ibu :……………………… / …………………
Agama Ayah / Ibu : ………………….
Suku bangsa Ayah / Ibu : …………………. / …………………

B. KELUHAN UTAMA
……………………………………………………………………………………………..

C. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat Penyakit saat ini


Lokasi : …………………………………
Kualitas : …………………………………
Kuantitas atau keparahan : ……………………………….
Waktu (awitan, durasi dan frekuensi): ……………………………………………………………………..
Situasi ketika masalah terjadi : ……………………………………
Faktor yang memperburuk dan mengurangi gejala : ………………………..

2. Riwayat Kesehatan masa lalu


a. Medis : ( ) Hepatitis, ( ) Astma, ( ) HIV/AIDS
Lain-lain ……………………
Waktu hospitalisasi ………………………………
b. Pembedahan : jenis ……………………, waktu ………………...
c. Alergi : …………………………………………………….
d. Riwayat Reproduksi
1) Pre Natal
Usia ibu saat hamil : ……….. tahun
Usia Gestasi : ……….. minggu
GPA : G…P…A….
Frekuensi ANC : …………….. kali
Keluhan saat hamil : ……………………………………………….
Jamu / Obat yang digunakan : ………………………………………..
Kebiasaan selama hamil : ………………………………………………
2) Intra Natal
Jenis persalinan : Normal ( ), SC ( ), V/F ( )
Indikasi tindakan partus : ……………………………………………….
Tempat persalinan : RS/Rumah bersalin ( ), Rumah ( )

9
Penolong persalinan : Bidan ( ), Dokter OB( ), Paraji ( )
Penyulit Persalinan : ada ( ) / tidk ada ( ) ………………
3) Post Natal
APGAR Score : ……(menit 1)/ …….. (menit kelima)
PB dan BB : ……… cm / ……….. gram
LK dan LD : ……… cm / ……….. cm
Mekonium dalam 24 jam : ya ( ) / tidak ( )
Urinasi dalam 24 jam : ya ( ) / tidak ( )
Lama pemberian ASI Ekslusif : ……………….. bulan
Usia diberikan PMT : …………………... bulan
Masalah pada bayi : ………………………………………………

3. Riwayat keluarga
Keluarga memiliki penyakit yang sama : ya ( ) / tidak ( )
Penyakit yang diturunkan : Ada ( ) / Tidak ada ( )
Jenis penyakit (bila ada) : ……………………………………
Genogram (3 generasi ) :…………………………………….

D. KONSERVASI ENERGI
1. Nutrisi
1) Makan
a. Jenis makanan : ……………………………………
b. Frekuensi makan : ……………………………………
c. Porsi makan : ……………………………………
d. Makanan yang disukai/tdk disukai : ……………………………………
e. Alergi makanan : ……………………………………
2) Minum
a. Jenis minuman : ……………………………………
b. Jumlah asupan minum : ……………………………………
c. Minumam yang disukai/tdk disukai : ……………………………………
3) BB / TB : ……….. gram / ………… cm
4) LILA : ……….. cm
5) Kulit
a. Warna : Coklat ( ), Putih ( )
b. Tekstur : halus ( ), Kasar ( ), kering ( ), bersisik ( )
6) Mulut dan Faring
a. Mukosa bibir : kering ( ), lembab ( )
b. Warna : merah ( ), sianosis ( )
c. Karies Gigi : ada ( ), tidak ada ( )
d. Pergerakan lidah : normal ( ), tidak normal ( )
e. Tes pengecapan : normal ( ), tidak normal ( )
f. Reflek menelan/menghisap : kuat ( ), lemah ( )
g. Reflek gag :+/-

10
a. Rambut
1) Warna : Hitam ( ), coklat ( ), putih ( ), pirang ( )
2) Distribusi : merata ( ), Allopecia ( )
3) Tekstur : halus ( ). Kasar ( )
4) Kebersihan kulit kepala : Bersih ( ), kotor ( )

2. Eliminasi
a. BAK
1) Frekuensi/jumlah : …………………………………………….
2) Warna : …………………………………………….
3) Keluhan saat BAK : …………………………………………….
4) Penggunaan alat bantu : …………………………………

b. BAB
1) Frekwensi : …………………………………………….
2) Warna : …………………………………………….
3) Konsistensi : …………………………………………….
4) Keluhan saat BAB : …………………………………………….
5) Penggunaan obat-obatan : …………………………………

c. AnoGenitalia
1) Genitalia Pria
a) Kebersihan : bersih ( ), kotor ( )
b) Edema : ada ( ), tidak ada ( )
c) Rabas : ada ( ), tidak ada ( ), jenis …………………..
d) Testis : teraba ( ), tidak teraba ( ), turun/belum ( )
e) Lubang uretra : normal ( ), hipospadia ( )
f) Lubang anus : intak ( ), tidak ada ( )

2) Genitalia wanita
a) Kebersihan : bersih ( ), kotor ( )
b) Edema : ada ( ), tidak ada ( )
c) Rabas :ada ( ), tidak ada ( ), jenis …………………….
d) Labia mayora dan minora : ……………………………………….
e) Lubang anus : ada ( ), tidaka da ( )

f) Istirahat dan Tidur


1) Frewensi tidur siang : ……………..jam
2) Frekuensi tidur malam : ……………. jam
3) Kulaitas tidur : nyenyak ( ), sering terbangun ( )
4) Kebiasaan sebelum tidur : ……………………………………………..
5) Keluhan saat tidur : ……………………………………………..
g) Aktifitas bermain, olah raga dan rekreasi
1) Frekuensi bermain/rekreasi : …………………………………………
2) Jenis bermain : …………………………………………….
3) Keluhan saat aktivitas bermain : …………………………………
h) Kebersihan diri
1) Frekuensi mandi : ……x/hari
2) Dibantu/mandiri : dibantu ( ), mandiri ( )
3) Frekuensi keramas : ........ x/hari
4) Dibantu / mandiri : dibantu ( ), mandiri ( )
5) Memilih pakaian sendiri : mampu ( ), tidak mampu ( )
6) Dibantu / mandiri : dibantu ( ), mandiri ( )
7) Kebersihan kuku : bersih ( ), kotor ( ), panjang ( )
8) Kebersihan pakaian : Bersih ( ), kotor ( )

2. KONSERVASI INTEGRITAS STRUKTURAL


1) Pertahanan tubuh
1) Imunisasi : Lengkap ( ), tidak lengkap ( )

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian


1. BGC
2. Hepatitis B 1,2,3
3. DPT 1,2,3
4. Polio 1,2,3,4
5. Campak

11
2) Struktur fisik
1) Penampilan Umum
a) Tingkat Kesadaran : cm ( ), somnolen ( ), Sopor ( ),
Koma ( )
b) Postur tubuh : ………………………..

2) Pengukuran Antropometri
a) LD : ……………. Cm
b) LK : ……………. Cm
3) Pengkajian Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : …………….. mmHg
b) Suhu : ……………..oC
c) Nadi : …………….. / menit
d) Respirasi : …………….. / menit
4) Struktur fisik
a) Kepala dan Leher Kepala
Bentuk : Normal ( ), makrochepal ( ),
mikrochepal ( )
Fontanel anterior/postr : menutup ( ), belum menutup ( )
b) Mata
Kesimetrisan : simetris ( ), asimetris ( )
Ketajaman penglihatan : Normal ( ), miopi ( ), hipermiopi ( )
Pergerakan bola mata : Normal ( ), tidak normal ( )
Reflek corneal :+/-
Reflek pupil :+/-
Sclera : ikterik ( ), tidak ikterik ( )
Konjungtiva : anemis ( ), tidak anemis ( )
c) Hidung
Bentuk : simetris ( ), tak simetris ( )
Patensi nasal : ka/ki (+ / - )
Rabas nasal : ada ( ), tidak ada ( )
Pasase hidung : normal ( ), abnormal ( )
Cuping hidung : ada ( ), tidak ada ( )
Reflek glabelar :+/-
Reflek bersin :+/-
d) Telinga
Posisi : simetris ( ), tidak simetris ( )
Kebersihan lubang telinga : Bersih ( ), kotor ( )
Rabas telinga : ada ( ), tidak ada ( ), jenis …………….
Fungsi pendengaran : normal ( ), tidak normal ( )
e) Leher
Pembesaran kel.tyroid : ada ( ), tidak ada ( )
Pembesaran limfe : ada ( ), tidak ada ( )
Pergerakan leher : normal ( ), tidak normal ( )
Massa / lesi : ada ( ), tidak ada ( )
f) Toraks, jantung dan paru
Bentuk dada : normal ( ), barrel chest ( ),
pigeon chest ( )
Pengembangan dada : simetris ( ), tidak simetris ( )
Retraksi intercostals : ada ( ), tidak ada ( )
Pola nafas : regular ( ), irregular ( )
Suara nafas : vesikuler ( ), bronchial ( ),
bronkhovesikuler ( )
Suara nafas tambahan : ronkhi ( ), wheezing ( ), rales ( )

Bunyi jantung : S1 ( ), S2 ( )
Irama jantung : regular ( ), irregular ( )
Sianosis : ya ( ), tidak ( )
Lokasi TIM : ……………………………….
g) Payudara dan Aksila
Posisi payudara : simetris ( ), tidak simetris ( )
Pembesaran payudara : ada ( ), tidak ada ( )
h) Abdomen
Bentuk : datar ( ), cekung ( ), silindris ( )
Bising usus : normal ( ) ….x/menit, Abnormal ( )
Pembesaran hepar : ada ( ), tidak ada ( )
Pembesaran lien : ada ( ), tidak ada ( )
Ginjal : teraba ( ), tidak teraba ( )
Nyeri tekan : ada ( ), tidak ada ( )

12
Lokasi : ……………………………………………..

3. KONSERVASI INTEGRITAS PERSONAL


a. Temperamen : ceria ( ), murung ( ), agresif ( )
b. Respon hospitalisasi : tenang ( ), rewel ( )
c. Menyatakan keinginan : mampu ( ), tidak/belum mampu ( )
d. Mengatasi masalah : mampu ( ), tidak/belum mampu ( )
e. Kemampuan menyelesaikan tugas : cepat ( ), lambat ( )
f. Keyakinan untuk sembuh : yakin ( ), tidak yakin ( )
g. Riwayat Perkembangan
Kemandirian dan bergaul : mudah ( ), sulit ( )
Kemampuan Motorik halus : …………………………………….
Kemampuan Motorik kasar : …………………………………….
Kemampuan bahasa/kognitif : …………………………………….

4. KONSERVASI INTEGRITAS SOSIAL


Yang mengasuh : ……………………………………
Hubungan dengan anggota keluarga : baik ( ), kurang baik ( )
Hubungan dengana saudara kandung : baik ( ), kurang baik ( )
Hubungan dengan teman : baik ( ), kurang baik ( )
Dukungan keluarga : ada ( ), tidak ada ( )
Dukungan teman : ada ( ), tidak ada ( )
Kebiasaan beribadah : rutin ( ), jarang ( )
Pengambilan keputusan : mandiri ( ), dibantu ( )
Lingkungan rumah : ………………………………………

13
DATA FOKUS

Inisial Klien :………………… Umur : ………………… Dx. Medik :…………….

NRM :…………………………….. Ruangan :………………………………………

Data Subjektif Data Objektif

14
ANALISA DATA

Inisial Klien :……………… Umur : ………………… Dx. Medik :……………….

NRM :…………………………….. Ruangan :………………………………………

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

15
NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

16
MASALAH KEPERAWATAN

NO MASALAH KEPERAWATAN

17
RENCANA KEPERAWATAN

Nama klien : Ruangan : Tanggal:

No Diagnosa Tujuan Intervensi


DX Keperawatan Kriteria Hasil

18
No Diagnosa Tujuan Intervensi
DX Keperawatan Kriteria Hasil

19
IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN

Inisial Klien : Umur : Dx. Medik :

NRM : Ruangan : Tanggal :

Dx Kep Jam Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)

20
Dx Kep Jam Implementasi Jam Evaluasi (SOAP)

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dab
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau darah saja.
Faktor-faktor fisiologis yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu
sama lain. Misalnya, cairan dalam lumen usus yang mengkat akan menyebabkan
terangsangnya usus secara mekanis karena meningkatnya volume sehingga
motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti makanan di usus terlalu
cepat akan menyebabkan gangguan waktu penyentuhan makanan dengan mukosa
usus sehingga penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu
B. Saran
Diharapkan agar sebelum melakukan asuhan keperawatan pada setiap pasien,
terlebih dahulu kita harus menegtahui tentang apa saja penyebab dari penyakit
yang diderita oleh pasien tersebut, agar kita sebagai perawat tepat dalam
pemilihan tindakan keperawatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
2, Volume 1, EGC, Jakarta

Carpenito, I.J, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Monica Ester, SKP,
Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Doengoes, ME, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC,
Jakarta

Hardja Saputra, 2002, Daftar Obat di Indonesia, Edisi 10, Grafidian Medipress

Kim, M.J, dkk, 2003, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5, EGC, Jakarta
NANDA International, Diagnosis Keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10
Nursing Intervension Classification (NIC) 2013, Edisi 6

Nursing Outcomes Classification (NOC) 2013, Edisi 5

23

Anda mungkin juga menyukai