Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

KESEHATAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA

OLEH:

KELOMPOK 13

1. INTAN LA HUSEN E1B117056


2. ACHLAN WAHYU E1B117052
3. ASRIANDI E1B117054
4. MUH. SAFAR E1B117064
5. SAINAL ARIFIN E1B117066
6. ZULFADLY SARANGGA E1B1
7. IRWANTO E1B1

JURUSAN S1 ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALUOLEA

KENDARI

2019
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar isi

BAB I ( PENDAHULUAN )
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian Kesehatan dan kebersihan Lingkungan kerja
B. Hakikat kesehatan lingkungan kerja
C. Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan kerja
D. Program kesehatan lingkungan kerja
E. Kebersihan lingkungan kerja

BAB III ( PENUTUP )


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan dan kebersihan lingkungan merupakan faktor penting dalam


kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau
determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi
juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
Lingkungan yang bersi akan memicu kesehatan baik bagi seseorang.

Program kesehatan kerja merupakan suatu hal penting dan perlu diperhatikan
oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang
absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. “ Istilah kesehatan dan
keselamatan kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang
merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu
perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, semakin
sedikit pegawai yang mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang
akibat bekerja di perusahaan tersebut.”

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-


hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh dari berat tubuh,
memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan.
Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan
prestasi, sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan
hidup. Di pihak lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar
tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang
bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Kesehatan dan kebersihan Lingkungan kerja?


2. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan?
3. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan?
4. Menjaga kebersihan lingkungan kerja?

C. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara serta ruang


lingkup dari pada kesehatang lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA

Kesehatan dan kebersihan lingkungan kerja adalah kesehatan yang sangat penting
bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu
tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan yang sehat. Bila lingkungan bersik akan mempengaruhi kesehatan yang baik
juga dan pula sebaliknya.

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang


khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan
mayarakat

Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia


Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur, dan
merata baik material maupun spiritual. Pembangunan ketenagakerjaan ditujukan untuk
peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan
produktif. Kebijakan yang mendorong tercapainya pembangunan ketenagakerjaan adalah
perlindungan tenaga kerja (Budiono,2003).

Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat dan moral bangsa. Perlindungan tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja. Tujuan dari kesehatan
kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan kesehatan
kerja dapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk
operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta nikmat
kerja (Suma’mur,2009).

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari.


Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh dari berat tubuh,
memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan.
Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi,
sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Di
pihak lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya.
Dengan kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental.
Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2010), beban kerja di definisikan sebagai
perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntunan pekerjaan yang
harus dihadapi.

Menurut Suma’mur (2009), beban kerja merupakan kemampuan kerja seorang


tenaga kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat tergantung dari tingkat
ketrampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari
yang bersangkutan. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda,
tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Jadi
efek pajanan bising pada tenaga kerja adalah pengaruhnya terhadap kesehatan dan
kinerjanya. Beberapa diantaranya adalah gangguan pendengaran, komunikasi, kelelahan,
respon psikologis, dan fisiologis (Tarwaka,2010).

B. HAKIKAT KESEHATAN KERJA

Spesialisasi dalam ilmu kesehatan dan kedokteran beserta prakteknya yang


bertujuan agar pekerja memperoleh derajad kesehatan setinggi-tingginya baik fisik,
mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja
serta terhadap penyakit-penyakit umumnya.

Hakikat dari kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

 Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang setingginya baik,
buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas, dengan demikian
dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
 Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berdasarkan kepada meningginya
efesiensi dan daya
produktivitas faktor manusia dalam produksi.

C. PEMELIHARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi yang efektif
mempunyai banyak fungsi paralel. Parker dan Oglesby, (1972) secara garis besar telah
mengkategorikan hal ini sebagai berikut:

a. Faktor kepribadian atau perilaku.

 Pekerja : latihannya, kebiasaan, kepercayaan, kesan, latar-belakang pendidikan dan


kebudayaan, sikap sosial serta karakteristik fisik.
 -Lingkungan pekerjaan : sikap dan kebijaksanaan dari para pengusaha serta manajer,
pengawas, penyelia serta kawan sekerja pada proyek
b. Faktor fisik.

 Kondisi pekerjaan : ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak terpisahkan
dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, maupun oleh bahaya terhadap kesehatan
kerja yang ditimbulkan oleh metoda dan material serta lokasi dari pekerjaan itu. Oleh
sebab itu usahakan selalu mematuhi standar kerja dengan menggunakan alat
keselamatan kerja seperti menggunakan sepatu safety dan lain-lain.
 Penyingkiran bahaya mekanis : pemakaian pagar/batas, pera-latan serta prosedur
untuk melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau situasi yang berbahaya

D. PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Program Pelayanan Kesehatan Kerja. Sebagaimana pelayanan kesehatan


masyarakat pada umumnya, pelayanan kesehatan dan keselamatan masyarakat pekerja
yaitu meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

1. Pelayanan Preventif.

Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,


penyakit menular di lingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin
atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja
yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau membahayakan pekerja serta
menjaga pekerja tetap sehat.

Kegiatannya antara lain meliputi:

 Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:


a. Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
b. Pemeriksaan berkala.
c. Pemeriksaan khusus.
 Imunisasi.
 Kesehatan lingkungan kerja.
 Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
 Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
 Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman (pengenalan,
pengukuran dan evaluasi).

2. Pelayanan Promotif.

Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan


fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan
kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja,
mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja.
Kegiatannya antara lain meliputi:

 Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.


 Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
 Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
 Perbaikan status gizi.
 Konsultasi psikologi.
 Olah raga dan rekreasi.

3. Pelayanan Kuratif.

Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja
dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan
umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular di
lingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah
memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya
supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya
ataupun teman kerjanya.

Kegiatannya antara lain meliputi:

 Pengobatan terhadap penyakit umum.


 Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

4. Pelayanan Rehabilitatif.

Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan
parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan
permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang biasanya mampu
dilakukan sehari-hari.

Kegiatannya antara lain meliputi:

 Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya


yang masih ada secara maksimal.
 Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai
kemampuannya.
 Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja
yang cacat akibat kerja.
E. KEBERSIHAN LINGKUNGAN KERJA

Kebersihan tempat kerja sangat terkait dengan program sistim manajemen


lingkungan. Dengan tempat kerja yang bersih berarti di lokasi kerja terbebas dari sampah-
sampah, sehingga setiap pekerja merasa nyaman dalam bekerja.
Dalam istilah 5 S, kegiatan pembersihan termasuk dalam kegiatan inspeksi, karena
pada saat melakukan kegiatan kebersihan berarti melakukan pengontrolan terhadap
barang-barang yang tidak dipergunakan di tempat kerja. Tujuan jangka panjang dari
kegiatan ini adalah meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang bisa
mengganggu proses produksi, sehingga kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga.
Langkah-langkah yang dapat menunjang kebersihan tempat kerja adalah :

 Kebersihan merupakan tanggung jawab seluruh karyawan.


 Melakukan kegiatan pembersihan tempat kerja 3 menit setiap hari.
 Seluruh karyawan adalah petugas kebersihan.
 Bersihkan setiap tempat walaupun jarang digunakan.
 Biasakan kebersihan merupakan inspeksi awal untuk menemukan kesalahan-
kesalahan kecil.

Untuk menjaga kebersihan tempat kerja, hal yang perlu dilakukan adalah :

 Tentukan penanggung jawab kebersihan untuk setiap bagian


 Tentukan apa saja yang perlu dibersihkan.
 Patuhi aturan yang telah disepakati.

Penanggungjawab kebersihan

Secara umum seperti yang disebutkan di atas, kebersihan merupakan tanggung


jawab setiap orang. Tetapi pada pelaksanaannya sering kali tidak bisa berjalan dengan
baik karena tidak ada penanggung jawab kebersihan untuk area tertentu.
Penanggung jawab kebersihan akan sangat diperlukan terutama untuk tempat-
tempat yang sering dipakai bersama-sama.

Apa yang perlu dibersihkan

Hal ini perlu merupakan kesepakatan bersama agar setiap orang mempunyai
keseragaman dan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan pembersihan
tempat kerja. Sehingga setiap orang harus memahami pentingnya pembersihan dan dapat
mengurangi penyebab terjadinya pengotoran di tempat kerja.
Patuhi aturan

Aturan yang telah disepakati, bisa berjalan dengan baik apabila setiap orang
berusaha mematuhi kesepakatan tersebut.

Kebersihan tempat kerja merupakan dasar dari pelaksanaan 5 S. Dengan


melakukan langkah pembersihan tempat kerja secara teratur tujuan jangka panjang
perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen mutu, sistem manajemen lingkungan
dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja akan lebih mudah.

Program 5S yang dilaksanakan secara baik adalah landasan yang bagus bagi
penyempurnaan tempat kerja. Kenyataannya, program tersebut merupakan prasyarat bagi
pelaksanaan efektif dari produksi JIT atau Pemeliharaan Produktif Menyeluruh.

Apa sajakah pilar dari Program 5S?

Sistem 5S adalah sistem yang berasal dari Jepang dalam teknik berumahtangga
praktis dan melibatkan lima pilar:

Kata Terjemahan Keterangan


Jepang Bahasa Inggris
SEIRI Menyortir Sebuah TINDAKAN untuk menyortir dan menggolongkan
mereka dalam apakah mereka dibutuhkan atau tidak
dibutuhkan. Barang-barang yang tidak dibutuhkan
dikesampingkan, disisihkan atau dibuang sedangkan barang-
barang yang dibutuhkan diatur dan disimpan dengan sebaik-
baiknya.

SEITON Menyusun Sebuah TINDAKAN untuk menaruh setiap barang yang


dibutuhkan pada lokasinya yang tepat dan memastikan bahwa
barang tersebut sudah tersusun dengan baik. Ini meliputi
penggunaan label, tanda, sistem penyimpanan dan catatan
untuk membuat penyimpanan dan pencarian barang-barang ini
lebih mudah.

SEISO Menyapu Sebuah TINDAKAN untuk membersihkan tempat kerja Anda


dengan sungguh-sungguh untuk memastikan bahwa tempat
tersebut sudah rapi dan teratur.

SEIKETSU Membersihkan KEADAAN pengurusan pekerjaan rumah secara baik dan


berstandar tinggi dijaga sehingga tidak ada debu dan karat di
mana saja dan agar semua karyawan berkomitmen melakukan
3S yang pertama.

SHITSUKE Shitsuke KEADAAN di mana seluruh anggota berlatih menggunakan


4S di atas secara spontan dan bersedia menjadikannya sebagai
jalan hidup dan telah menjadi budaya perusahaan.

Pilar 1 SEIRI (Organisasi)

Pada pilar ini, Anda bisa membedakan secara jelas antara apa saja yang dibutuhkan (semua
barang yang sering digunakan, kadang-kadang digunakan, jarang digunakan, dan oleh karena
itu perlu disimpan) dan semua barang yang tidak dibutuhkan, dan oleh karena itu bisa
disingkirkan. Pilar ini memiliki beberapa langkah sebagai berikut:

LANGKAH 1: Pisahkan semua barang yang dibutuhkan dari yang tidak dibutuhkan.

Lakukan kegiatan Label Merah (Mengacu pada Contoh Label Merah) . Itu adalah suatu cara
untuk melaksanakan pengaturan dengan pemberian label pada semua barang yang tidak
dibutuhkan dengan label merah yang menyolok mata.

LANGKAH 2: Simpanlah barang-barang yang dibutuhkan di tempat penyimpanan sebagai


berikut:

• Penyimpanan akses siap sedia (dibutuhkan dalam 1 – 6 bulan)

• Penyimpanan jauh (dibutuhkan dalam lebih dari 6 bulan)

Pada langkah penting bahwa Anda menetapkan masa penyimpanan dimuka dan Anda juga
perlu memberi label dan keterangan pada semua tempat/wadah penyimpanan.

LANGKAH 3: Singkirkan/buang semua barang yang berlabel merah (barang-barang yang


tidak dibutuhkan)

Singkirkan semua barang yang berada ditempat penyimpanan jauh dengan kotak-kotak pada
akhir masa penyimpanan.

Pilar 2 SEITON (Keteraturan)

Semua barang yang sudah Anda sortir sebagai barang-barang yang dibutuhkan, harus Anda
taruh ditempat yang benar untuk memungkinkan pengambilan kembali dengan mudah dan
segera. Sasaran keteraturan dapat mencakup beberapa hal sebagai berikut:

• Ruangan. Lantai, lorong, tempat beroperasi, dinding, rak, gudang

• Produk. Bahan mentah, pengadaan suku cadang, suku cadang mesin, inventaris dalam
proses, suku cadang perakitan, produk setengah jadi, produk jadi.
• Perlengkapan. Mesin-mesin, peralatan, jigs, alat ukur, kereta pengangkut, alat pengangkut,
meja kerja, lemari, kursi

Pada pilar ini, Anda dapat menggunakan papan merek dan gambar/lukisan sebagai cara visual
keteraturan.

Strategi Papan Merek

Strategi papan merek adalah cara untuk menunjukkan secara jelas di mana, apa dan berapa
banyak barang yang dibutuhkan dikirimkan ke mana, ketika Anda membuat fasilitas Anda
lebih teratur.

Papan merek perlu mencakup informasi sebagai berikut:

• Tempat-tempat khusus – “ke mana barang pergi” melalui petunjuk lokasi.

• Barang-barang khusus – “barang-barang apa” melalui petunjuk barang.

• Jumlah khusus – “berapa banyak barang” melalui petunjuk jumlah

Strategi Gambar

Strategi ini meliputi penandaan lorong pabrik (“lorong”) dari tempat kerja (“wilayah
operasional”) menggunakan salah satu dari berikut ini (1) garis pembatas, (2) pintu pembatas,
(3) tanda untuk inventaris, kereta pengangkut, meja kerja, dan (4) tanda belang (garis belang
kuning dan hitam berselang-seling).

Pilar 3 SEISO (Kebersihan)

Pilar ini berarti bahwa Anda perlu menata segala sesuatu dengan teratur. Ini seharusnya
dipadukan dengan tugas pemeliharaan harian untuk menggabungkan pilar pemeriksaan
kebersihan dengan pilar pemeriksaan pemeliharaan. Ini meliputi beberapa tahap sebagai
berikut:

• Kebersihan harian

 Menentukan sasaran kebersihan.


 Menentukan tugas kebersihan.
 Menentukan metode dan peralatan kebersihan.
 Melaksanakan kebersihan.

• Pemeriksaan Kebersihan

• Pemeliharaan

Pilar 4 SEIKETSU (Kebersihan Standar)

Pilar ini bukan Pilar ini bukan kegiatan yang serupa dengan ketiga pilar pertama, tetapi pilar
ini adalah keadaan atau kondisi yang perlu dipelihara bilamana perusahaan melaksanakan
ketiga pilar pertama – Pengaturan, Keteraturan dan Kebersihan.
Pilar 5 SHITSUKE (Disiplin)

Ini meliputi kebiasaan pemeliharaan dan sejumlah prosedur yang diperinci (dan
distandardisasi) sebagai berikut. Pilar ini paling baik diajarkan melalui contoh, dan oleh
karena itu, orang yang akhirnya bertanggung jawab atas setiap kemunduran dari 5S bukanlah
karyawan bersangkutan tetapi adalah manajer / pemilik sendiri. Dengan adanya peranan yang
sangat penting ini, maka manajer atau pemilik bisnis bisa melakukan tindakan sebagai
berikut:

• CEO harus mengambil tanggung jawab terakhir dalam memilih dan mengikuti serta
melaksanakan 5S.

• Jelaskan 5S sampai semua orang memahami mereka. Tekankan bahwa 5S adalah jalan
perusahaan menuju kelangsungan hidup karena pendekatannya yang praktis dalam
meminimalkan pemborosan dan menghasilkan penghematan.

• Memajukan partisipasi dalam perusahaan secara menyeluruh.

 Kontes pembuatan poster 5S


 Kontes pembuatan lencana 5S
 Kontes pembuatan slogan 5S
 Kontes Ide 5S
 Hari 5S
 Keliling pabrik dalam perusahaan yang menerapkan 5S
 Potret 5S

• Buatlah segala kegiatan Pengaturan Organisasional dan Keteraturan sevisual mungkin


(Bersikaplah gigih, sangat cermat, dan cepat dan kejam saat pembubuhan label merah dan
pembuatan papan merek).

• Kelolalah perlawanan orang terhadap 5S

 Berikan dorongan pada setiap kesempatan.


 Berikan dan terima kritik dengan hati-hati. Bersikaplah sopan.
 Perbaiki segera kemunduran kondisi 5S.
 Berpeganglah pada pendekatan langsung, disini dan sekarang.
 Peningkatan membutuhkan usaha dan usaha membutuhkan antusiasme.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesehatan dan kebersihan lingkungnan yaitu bagian yang sangat penting yang
harus di ingat dan di ketahui oleh pekerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja nantinya.
Pada lingkungan kerja yang berperan besar adalah pekerja itu sendiri.

B. Saran

Pekerjaan akan mudah di lakukan bila di kerjakan pada lingkungan kerja yang sehat
dan para pekerja yang sehat pula
DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University Pers
Jakarta, LP3ES, 2003.

Jasan Hunter, Pejabat Program Lingkungan, Nautilus Institue for Security and Sustainable
Development, California.

http://putraaldy.blogspot.com/2012/01/makalah-kesehatan-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai