OLEH:
KELOMPOK 13
JURUSAN S1 ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEA
KENDARI
2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I ( PENDAHULUAN )
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian Kesehatan dan kebersihan Lingkungan kerja
B. Hakikat kesehatan lingkungan kerja
C. Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan kerja
D. Program kesehatan lingkungan kerja
E. Kebersihan lingkungan kerja
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program kesehatan kerja merupakan suatu hal penting dan perlu diperhatikan
oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan yang baik akan
menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang
absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara
keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. “ Istilah kesehatan dan
keselamatan kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang
merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu
perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, semakin
sedikit pegawai yang mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang
akibat bekerja di perusahaan tersebut.”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Kesehatan dan kebersihan lingkungan kerja adalah kesehatan yang sangat penting
bagi kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat dimana pribadi itu
tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat
lingkungan yang sehat. Bila lingkungan bersik akan mempengaruhi kesehatan yang baik
juga dan pula sebaliknya.
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat dan moral bangsa. Perlindungan tersebut bertujuan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja. Tujuan dari kesehatan
kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan kesehatan
kerja dapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam bentuk
operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta nikmat
kerja (Suma’mur,2009).
Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang setingginya baik,
buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas, dengan demikian
dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berdasarkan kepada meningginya
efesiensi dan daya
produktivitas faktor manusia dalam produksi.
Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi yang efektif
mempunyai banyak fungsi paralel. Parker dan Oglesby, (1972) secara garis besar telah
mengkategorikan hal ini sebagai berikut:
Kondisi pekerjaan : ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak terpisahkan
dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, maupun oleh bahaya terhadap kesehatan
kerja yang ditimbulkan oleh metoda dan material serta lokasi dari pekerjaan itu. Oleh
sebab itu usahakan selalu mematuhi standar kerja dengan menggunakan alat
keselamatan kerja seperti menggunakan sepatu safety dan lain-lain.
Penyingkiran bahaya mekanis : pemakaian pagar/batas, pera-latan serta prosedur
untuk melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau situasi yang berbahaya
1. Pelayanan Preventif.
2. Pelayanan Promotif.
3. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerja
dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan
umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular di
lingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah
memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya
supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi atau penularan terhadap keluarganya
ataupun teman kerjanya.
4. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan
parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan
permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang biasanya mampu
dilakukan sehari-hari.
Untuk menjaga kebersihan tempat kerja, hal yang perlu dilakukan adalah :
Penanggungjawab kebersihan
Hal ini perlu merupakan kesepakatan bersama agar setiap orang mempunyai
keseragaman dan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan kegiatan pembersihan
tempat kerja. Sehingga setiap orang harus memahami pentingnya pembersihan dan dapat
mengurangi penyebab terjadinya pengotoran di tempat kerja.
Patuhi aturan
Aturan yang telah disepakati, bisa berjalan dengan baik apabila setiap orang
berusaha mematuhi kesepakatan tersebut.
Program 5S yang dilaksanakan secara baik adalah landasan yang bagus bagi
penyempurnaan tempat kerja. Kenyataannya, program tersebut merupakan prasyarat bagi
pelaksanaan efektif dari produksi JIT atau Pemeliharaan Produktif Menyeluruh.
Sistem 5S adalah sistem yang berasal dari Jepang dalam teknik berumahtangga
praktis dan melibatkan lima pilar:
Pada pilar ini, Anda bisa membedakan secara jelas antara apa saja yang dibutuhkan (semua
barang yang sering digunakan, kadang-kadang digunakan, jarang digunakan, dan oleh karena
itu perlu disimpan) dan semua barang yang tidak dibutuhkan, dan oleh karena itu bisa
disingkirkan. Pilar ini memiliki beberapa langkah sebagai berikut:
LANGKAH 1: Pisahkan semua barang yang dibutuhkan dari yang tidak dibutuhkan.
Lakukan kegiatan Label Merah (Mengacu pada Contoh Label Merah) . Itu adalah suatu cara
untuk melaksanakan pengaturan dengan pemberian label pada semua barang yang tidak
dibutuhkan dengan label merah yang menyolok mata.
Pada langkah penting bahwa Anda menetapkan masa penyimpanan dimuka dan Anda juga
perlu memberi label dan keterangan pada semua tempat/wadah penyimpanan.
Singkirkan semua barang yang berada ditempat penyimpanan jauh dengan kotak-kotak pada
akhir masa penyimpanan.
Semua barang yang sudah Anda sortir sebagai barang-barang yang dibutuhkan, harus Anda
taruh ditempat yang benar untuk memungkinkan pengambilan kembali dengan mudah dan
segera. Sasaran keteraturan dapat mencakup beberapa hal sebagai berikut:
• Produk. Bahan mentah, pengadaan suku cadang, suku cadang mesin, inventaris dalam
proses, suku cadang perakitan, produk setengah jadi, produk jadi.
• Perlengkapan. Mesin-mesin, peralatan, jigs, alat ukur, kereta pengangkut, alat pengangkut,
meja kerja, lemari, kursi
Pada pilar ini, Anda dapat menggunakan papan merek dan gambar/lukisan sebagai cara visual
keteraturan.
Strategi papan merek adalah cara untuk menunjukkan secara jelas di mana, apa dan berapa
banyak barang yang dibutuhkan dikirimkan ke mana, ketika Anda membuat fasilitas Anda
lebih teratur.
Strategi Gambar
Strategi ini meliputi penandaan lorong pabrik (“lorong”) dari tempat kerja (“wilayah
operasional”) menggunakan salah satu dari berikut ini (1) garis pembatas, (2) pintu pembatas,
(3) tanda untuk inventaris, kereta pengangkut, meja kerja, dan (4) tanda belang (garis belang
kuning dan hitam berselang-seling).
Pilar ini berarti bahwa Anda perlu menata segala sesuatu dengan teratur. Ini seharusnya
dipadukan dengan tugas pemeliharaan harian untuk menggabungkan pilar pemeriksaan
kebersihan dengan pilar pemeriksaan pemeliharaan. Ini meliputi beberapa tahap sebagai
berikut:
• Kebersihan harian
• Pemeriksaan Kebersihan
• Pemeliharaan
Pilar ini bukan Pilar ini bukan kegiatan yang serupa dengan ketiga pilar pertama, tetapi pilar
ini adalah keadaan atau kondisi yang perlu dipelihara bilamana perusahaan melaksanakan
ketiga pilar pertama – Pengaturan, Keteraturan dan Kebersihan.
Pilar 5 SHITSUKE (Disiplin)
Ini meliputi kebiasaan pemeliharaan dan sejumlah prosedur yang diperinci (dan
distandardisasi) sebagai berikut. Pilar ini paling baik diajarkan melalui contoh, dan oleh
karena itu, orang yang akhirnya bertanggung jawab atas setiap kemunduran dari 5S bukanlah
karyawan bersangkutan tetapi adalah manajer / pemilik sendiri. Dengan adanya peranan yang
sangat penting ini, maka manajer atau pemilik bisnis bisa melakukan tindakan sebagai
berikut:
• CEO harus mengambil tanggung jawab terakhir dalam memilih dan mengikuti serta
melaksanakan 5S.
• Jelaskan 5S sampai semua orang memahami mereka. Tekankan bahwa 5S adalah jalan
perusahaan menuju kelangsungan hidup karena pendekatannya yang praktis dalam
meminimalkan pemborosan dan menghasilkan penghematan.
Kesehatan dan kebersihan lingkungnan yaitu bagian yang sangat penting yang
harus di ingat dan di ketahui oleh pekerja agar tidak terjadi kecelakaan kerja nantinya.
Pada lingkungan kerja yang berperan besar adalah pekerja itu sendiri.
B. Saran
Pekerjaan akan mudah di lakukan bila di kerjakan pada lingkungan kerja yang sehat
dan para pekerja yang sehat pula
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo Ir, Eko, Prof. M.S.C, Kota dan Lingkungan, United Nation, University Pers
Jakarta, LP3ES, 2003.
Jasan Hunter, Pejabat Program Lingkungan, Nautilus Institue for Security and Sustainable
Development, California.
http://putraaldy.blogspot.com/2012/01/makalah-kesehatan-lingkungan.html