Anda di halaman 1dari 8

1

PENULISAN ARTIKEL DAN MAKALAH DI PERGURUAN TINGGI1

Dr. Inge Dwisvimiar, S.H., M.Hum2

Menulis pada hakikatnya menuangkan ide/gagasan kegiatan berpikir


kita ke dalam bentuk tulisan. Sekalipun, ada keluhan paling umum yang
menyatakan bahwa sulit untuk memulai tulisan karena tidak tahu apa yang
harus ditulis. Kalau hanya keinginan saja, semua orang juga punya keinginan
bisa menulis. Kesulitan untuk memulai menulis akan sedikit bisa teratasi
kalau kita sudah memiliki ide, yaitu berupa gagasan awam yang biasanya
terlintas dalam pikiran kita. Ide memang bisa muncul bagitu saja seolah-olah
tanpa sebab, tetapi umumnya ide untuk menulis sesuatu karena danya
“stimuli informasi” yang kita terima melalui panca indera. Bahkan, bagi
seorang penulis yang kreatif dan produktif, ide harus terus digali secara aktif,
bukan secara pasif menunggu sampai datangnya semacam “wangsit”.3
Dalam tradisi ilmiah, menulis sudah menjadi ciri yang melekat pada
setiap insan akademis agar ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan
dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Berbagai publikasi atau tulisan
ibarat harta karun yang setiap saat dapat digali kembali, ditafsirkan kembali
dan secara akumulatif dapat dibangun tubuh pengetahuan yang semakin
lama semakin luas dan mendalam.4Hasil dari kegiatan menulis dalam lingkup
perguruan tinggi dituangkan dalam bentuk karya ilmiah. Tidak semua fakta
umum itu bernilai ilmiah sehingga dapat digunakan untuk bahan penulisan
karya ilmiah. Fakta yang disajikan dalam karya ilmiah itu adalah fakta umum,
yaitu fakta yang dapat dibuktikan benar tidaknya. Misalnya : Setetes air itu
terdiri dari sejumlah molekul air yag tiap molekul terdiri dari dua atom

1
Disampaikan dalam acara “Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Untirta”,
pada hari Rabu Tanggal 13 April 2016 , Auditorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Banten.
2
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3
Hadiyanto, Membudayakan Kebiasan Menulis : Sebuah Pengantar, Fikahati Aneska, Jakarta, 2001,
hlm. 15.
4
Ibid, hlm. 11.
2

hidrogen dan satu atom hidrogen.5 Istilah karya ilmiah digunakan untuk
sebuah tulisan yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah.
Dalam hal ini bukan berarti tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah.
Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita
pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah
tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil pengkajian
dengan metode ilmiah, dapatlah dikatakkan karya ilmiah. Itulah sebabnya
bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan bandeng, proses
pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah.6Adapun Contoh dari karya
ilmiah dapat berupa makalah, laporan riset, skripsi, tesis, dan disertasi,
artikel ilmiah, dan jurnal ilmiah.
Sehubungan dengan pembahasan mengenai penulisan artikel dan
makalah di Perguruan Tinggi dalam Pelatihan ini, maka dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Artikel
Artikel dalam bahasa Inggris ditulis : “article”. Menurut kamus lengkap
Indonesia-Inggris karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S
Poerwodarminto, article berarti “karangan”, sedangkan “artikel” dalam
bahasa Indonesia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti karangan
di surat kabar, majalah dan sebagainya.7 Pada dasarnya, ada beberapa jenis
model penulisan artikel. Model yang paling mudah ialah model penulisan
populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak “njelimet” atau
rumit dan bersifat hiburan. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung
bebas (perhatikan, misalnya bahasa yang digunakan di jurnalistik/media
massa. Dalam lingkup jurnalistik, artikel adalah suatu tulisan berbagai soal,
mulai politik, sosial, ekonomi budaya, teknologi, olahraga, dll. Misalnya
tulisan mengenai kehidupan kewanitaan, pemuda, sejarah, film, drama dan

5
Mukayat D. Brotowodjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, Akademika Pressindo, Jakarta, 2002, hlm. 5.
6
Setya Yuwana Sudikan, Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah, Aneka Ilmu, Semarang, 2002, hlm. 1.
7
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2005, hlm. 3.
3

sebagainya. Tulisan macam ini tidak terikat gaya bahasa ataupun format
tulisan. Tetapi untuk mendapatkan “audiencenya”, penulis artikel harus
pandai mengungkapkan gaya tulisannya, agar tidak membosankan. Penulisan
artikel di media massa, tidak harus dilakukan oleh wartawannya sendiri,
orang luar pun bisa menyumbangkan artikel. Dalam prakteknya penulisan
artikel pada surat kabar/majalah kebanyakan dari luar.8Pengertian lain dari
artikel sebagai sebuah karangan factual (non fiksi), tentang suatu masalah
secara lengkap, yang panjangnya tidak ditentukan, untuk dimuat di surat
kabar, majalah, bulletin dan sebagainya, dengan tujuan untuk menyampaikan
gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik dan menawarkan pemecahan
suatu masalah, atau menghibur. Artikel termasuk tulisan katagori views
(pandangan), yaitu tulisan yang berisi pandangan, ide, opini, penilaian
penulisnya tentang suatu masalah atau peristiwa. Berdasarkan pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa semua tulisan di surat kabar atau majalah
yang bukan berbentuk berita, bisa disebut artikel. Perbedaanya adalah letak
pemuatan artikel tersebut. Jika artikel itu dimuat pada halaman opini, disebut
artikel umum. Bila diletakan di halaman seni dan hiburan dikatakan esai, dan
jika dimuat di kolom khusus redaksi, diberi nama tajuk rencana dan
sebagainya.9
Model lain dari artikel yang paling sulit ialah penulisan artikel ilmiah.
Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan
informasi yang relevan, dan biasa yang di harapkan menjelaskan “ mengapa”
atau “bagaimana” suatu perkara itu terjadi. Dari aspek bahasa, tentu saja
tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku, ada satu model penulisan
yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut di kenal dengan penulisan
ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah.
Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun di sajikan dengan
cara penuturan yang mudah dimengerti. Meskipun bersifat ilmiah (karena

8
Ibid, hlm. 4.
9
Ibid, hlm. 5.
4

memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang di hasilkan di tujukan


kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer di tujukan kepada para
pembaca umum, dan kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan
populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang akan di pakai dalam
komunikasi sehari-hari, sedangkan kata-kata yang biasa di pakai oleh kaum
pelajar terutama dalam penulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi,
diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah.
Berkenaan dengan penulisan artikel ilmiah, terdapat pula istilah
artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah periodikal
atau jenis-jenis publikasi yang mengikuti kaidah-kaidah keilmuan, yaitu
berdasarkan teori dan metode tertentu serta pemikiran yang logis. Artikel
ilmiah biasanya ditulis oleh kalangan akademis seperti mahasiswa, dosen,
pustakawan dan peneliti untuk kebutuhan akademis pula misalnya sebagai
syarat kelulusan atau pun hanya sekedar untuk kenaikan pangkat. Sebuah
karya artikel ilmiah dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil kajian
pustaka atau pemikiran, atau juga hasil pengembangan dalam sebuah proyek
penelitian.
Artikel ilmiah ini dibagi lagi menjadi artikel hasil penelitian dan artikel
konseptual. Artikel hasil penelitian adalah artikel yang ditulis dengan
melewati proses penelitian sebelumnya, baik itu penelitian kepustakaan
(Library Research) maupun penelitian lapangan (field research), sedangkan
artikel konseptual adalah artikel yang ditulis berupa konsep-konsep /gagasan
konseptual berupa pemikiran ilmiah penulis mengenai sesuatu hal dalam
bidang tertentu. Sistematika artikel hasil penelitian harus mencakup: Judul,
Nama Penulis, Abstract (berbahasa Inggris) dan Abstrak (berbahasa
Indonesia), Kata Kunci, Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Metode
Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka.
Sistematika artikel konseptual (lepas) harus mencakup: Judul, Nama Penulis,
Abstract (berbahasa Inggris) dan Abstrak (berbahasa Indonesia), Kata Kunci,
5

Pendahuluan, Pembahasan (langsung dibuat menjadi sub-sub judul sesuai


dengan permasalahan yang dibahas), Penutup, Daftar Pustaka.10
2. Makalah.
Salah satu bentuk karya ilmiah yang banyak ditulis adalah makalah,
baik itu untuk dipresentasikan pada suatu pertemuan ilmiah, seperti seminar
dan konferensi, maupun untuk dipublikasikan melalui suatu majalah ilmiah,
seperti jurnal dan bulletin. Makalah pada dasarnya merupakan bentuk karya
ilmiah yang paling sederhana diantara karya ilmiah lainnya. Makalah diartikan
sebagai karya ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Namun
demikian, makalah juga dapat berupa penyajian pemikiran ataupun
mendiskusikan suatu wacana yang dianalisis secara ilmiah. Penyajian masalah
dalam sebuah makalah dapat didasarkan pada proses berfikir deduktif atau
induktif.11
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah meyakinkan
pembaca bahwa topik yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan
pengorganisasian yang sistematis memang perlu diketahui dan diperhatikan.
Makalah memiliki ciri-ciri : (1). Objektif; (2). Tidak memihak; (3). Berdasarkan
fakta; (4). Sistematis dan (5). Logis. Berdasarkan ciri ini, baik tidaknya suatu
makalah dapat diamati dari signifikanti masalah atau topik dibahas, kejelasan
tujuan pembahasan, kelogisan pembahasan dan kejelasan pengorganisasian
pembahasannya.
Secara umum, makalah harus memiliki bagian pembuka, bagian inti
juga bagian penutup. Bagian pembuka pada makalah biasanya hanya terdiri
dari judul yang berisi keterangan tentang judul, penulis dan institusi afiliasi
penulis, serta abstrak (optional). Bagian inti akan berisi
pengantar/pendahuluan, pembahasan dan kesimpulan. Penyajian uraian
unsur-unsur dalam makalah disampaikan lebih singkat berbeda dengan

10
Ketentuan penulisan di Jurnal Mimbar Hukum Fakultas Hukum UGM.
11
Dewi Padmo dan Tian Belawati, “Menulis Karya Ilmiah”, dalam I.G.A.K. Wardani, dkk, Teknik Menulis
Karya Ilmiah, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007, hlm. 5.25.
6

menyajikan laporan penelitian. Sistematika pada bagian inti dapat bervariasi


selama keseluruhan esensi substansi unsur-unsur tersebut tersampaikan.
Demikian juga bagian penutup suatu makalah biasanya hanya mengandung
daftar pustaka atau referensi singkat yang berisi daftar pustaka yang benar-
benar dicuplik/disitasi dalam bagian inti makalah.12
Adapun penguraian sistematika makalah sebagaimana disebut di atas
sebagai berikut :
a. Judul. Judul makalah hendaknya singkat, namun jelas mencerminkan isi
yang terkandung di dalamnya. Judul yang jelas adalah judul yang mengacu
pada permasalahan yang dibahas. Apabila judul terlalu panjang dapat
dibuat anak judul atau sub judul.
b. Pendahuluan. Pendahuluan sifatnya mengantarkan pembaca kepada isi
uraian makalah agar para pembaca mempunyai gambaran apa dan
bagaimana isi makalah tersebut. Dalam pendahuluan ini dikemukakan
latar belakang penulisan ilmiah, maksud dan tujuan penulisan, metode
atau prosedur penulisan, isi keseluruhan makalah dan jika perlu sumber-
sumber yang digunakan sebagai bahan penulisan. Metode dan prosedur
penulisan dibedakan ke dalam dua katagori, yakni berpikir rasional melalui
kajian teori dan kepustakaan dan berpikir empiris melalui data yang
diperoleh dari lapangan atau studi seperti pengamatan, wawancara dan
kuesioner.
c. Permasalahan. Dalam permasalahan dijelaskan pentingnya tema atau
judul makalah dalam kaitannya dengan pendidikan dan pengajaran,
perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar, pembatasan lingkup permasalahan dan jika dipandang perlu
dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam permasalahan tersebut.
d. Pembahasan masalah. Dalam bagian ini dibahas dan diuraikan secara
sistematis alternatif pemecahan masalah. Pada makalah deduktif,
alternatif jawaban masalah didukung oleh beberapa teori ilmiah dan

12
Ibid.
7

pendapat para ahli sehingga diperlukan adanya kutipan-kutipan dari


berbagai literatur yang dijadikan acuan dan sumber penulisan. Adapun
pada makalah induktif, jawaban masalah didasarkan atas bukti-bukti
empiris yang diperoleh dari lapangan, baik hasil pengalaman sendiri
maupun hasil studi atau penelitian orang lain.
e. Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan pembahasan adalah sintesis dari
semua alternatif jawaban yang telah dibahas. Kesimpulan bukanlah
ringkasan jawaban, melainkan generalisasi dari semua alternatif jawaban.
Oleh sebab itu, kesimpulan harus konsepsional dalam bentuk pernyataan-
pernyataan ilmiah. Adapun mengenai saran yang diajukan harus
didasarkan atas hasil pembahasan dan kesimpulan bahasan. Saran yang
diajukan harus konsepsional, bukan teknis operasional, dan jelas kepada
siapa saran itu ditujukan.
f. Penutup. Penutup makalah adalah daftar pustaka yang dijadikan bahan
rujukan penulisan.13

13
Nana Sudjana dan H. Ulung Laksamana, Menyusun Karya Tulis Ilmiah untuk memperoleh angka
Kredit, Sinar Baru Agensindo, Bandung, 2004, hlm. 46-48.
8

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Padmo dan Tian Belawati, “Menulis Karya Ilmiah”, dalam I.G.A.K. Wardani, dkk,
Teknik Menulis Karya Ilmiah, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007

Hadiyanto, Membudayakan Kebiasan Menulis : Sebuah Pengantar, Fikahati Aneska,


Jakarta, 2001

Mukayat D. Brotowodjoyo, Penulisan Karangan Ilmiah, Akademika Pressindo,


Jakarta, 2002

Nana Sudjana dan H. Ulung Laksamana, Menyusun Karya Tulis Ilmiah untuk
memperoleh angka Kredit, Sinar Baru Agensindo, Bandung, 2004

Setya Yuwana Sudikan, Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah, Aneka Ilmu, Semarang,
2002

Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel dan Karya Ilmiah, Remaja
Rosda Karya, Bandung, 2005

Ketentuan penulisan di Jurnal Mimbar Hukum Fakultas Hukum UGM.

Anda mungkin juga menyukai