Anda di halaman 1dari 16

REALM ASIA SELATAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Geografi Regional Lanjut

Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr.Sumarmi, M.Pd

Oleh

1. Mega Karunia Gumelar S.Pd (150721806281)


2. Pradika Adi Wijayanto S.Pd (150721805816)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS PASCASARJANA

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

AGUSTUS 2015
Daftar Isi

Pendahuluan

Latar Belakang Penulisan Makalah…………………………………………….. 3

Masalah atau Topik Bahasan…………………………………………………… 3

Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………… 4

Pembahasan

Gambaran Umum Negara di Asia Selatan………………………………………. 5

Gambaran Fisik Asia Selatan……………………………………………………. 6

Gambaran Sosial dan Ekonomi Asia Selatan……………………………………. 7

Permasalahan dan Tantangan di Asia Selatan…………………………………… 10

Penutup

Simpulan…………………………………………………………………………. 15

Daftar Rujukan…………………………………………………………………… 16

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah

Geografi sebagai bidang ilmu yang berkaitan, dengan kehidupan manusia dan
dalam analisisnya menyentuh berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam
menganalisis fakta secara total memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi.
Dalam hal ini Geografi regional menduduki peranan yang sangat strategis. Karena
memang gejala dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada dasarnya selalu
saling terkait dan dalam pemecahannya memerlukan integritas berbagai bidang ilmu
(Mulyadi, 2007: 10) Sehingga berdasarkan dari penjelasan di atas maka geografi
regional adalah salah satu cabang ilmu yang tepat untuk mengkaji aspek geografi
fisik, sosial beserta kaitan keduanya dalam sistem tatanan global pada realm yang
ada.
Regional atau wilayah masing-masing memiliki berbagai macam karakteristik
yang unik sehingga perlu pengkajian yang lebih dalam terutama untuk mengungkap
kondisi-kondisi faktual dari suatu wilayah yang ada, sehingga ciri utama pendekatan
yang digunakan dalam geografi regional adalah pendekatan keruangan, meskipun
tidak menutup kemungkinan masih bisa diintegrasikan dengan pendekatan yang
lainnya pula.
Benua Asia adalah salah satu benua yang paling terbesar diantara benua yang
lain sehingga banyak berbagai fenomena-fenomena keruangan yang memiliki
berbagai persamaan dan perbedaan sehingga menarik untuk diketahui. Adapun pada
benua Asia dapat dibagi menjadi 6 wilayah yaitu : Asia Utara, Asia Tengah, Asia
Timur, Asia Tenggara, Asia Barat, Asia Selatan. Asia Selatan adalah salah satu
bagian dari wilayah benua Asia yang menarik untuk dikaji sehingga dapat diungkap
berbagai keunikan dari karakteristik wilayah tersebut.

1.2 Masalah atau Topik Bahasan


Masalah atau topik bahasan adalah hal yang paling penting untuk menentukan
tujuan dari adanya pembuatan makalah ini. Maka dari itu pembahasan dibatasi
untuk mengetahui sekaligus mengungkap fakta dari realm Asia selatan yang pada

3
dasarnya memiliki berbagai wilayah bagian yang kecil berupa negara-negara yang
bernaung didalamnya. Adapun masalah atau topik bahasannya adalah :

1. Bagaimana kondisi geografis dan sosial di region Asia Selatan?


2. Bagaimana jika dikaitkan dengan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
kewilayahan?
3. Apa saja permasalahan yang ada di Asia Selatan?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Pembuatan makalah ini pada dasarnya memiliki suatu tujuan tertentu, adapun
tujuan yang dimaksud adalah :
1. Agar dapat memahami, menganalisis dan menjelaskan permasalahan di tinjau
dari aspek-aspek geografi fisik,sosial, kaitan antara keduanya dalam sistem
tatanan global di Asia Selatan khususnya melalui pendekatan keruangan,
kewilayahan, dan kelingkungan dan memfokuskan salah satu fenomena di Asia
Selatan terutama pada konflik di Sri Lanka.

4
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Asia Selatan


Asia selatan pada dasarnya adalah kawasan yang terletak pada bagian selatan
benua Asia dan secara astronomis berada pada 26° LU – 48°LU dan 67°BB – 125°
BB sehingga dapat di prediksikan berdasarkan pembagian iklim matahari maka
hampir sebagian besar negara-negara di Asia selatan beriklim subtropis. Wilayah
Asia Selatan meliputi 10% luas Benua Asia, kira-kira 4.480.000 km2 tetapi
populasinya mencakup 40% populasi Asia.
Sedangkan secara geografis Asia selatan berbatasan dengan Asia tengah pada
bagian utara, Asia timur pada bagian timur, disebelah tenggara berbatasan dengan
Asia tenggara sedangkan samudera Hindia pada sebelah selatan dan sebelah barat
berbatasan dengan Asia barat.
Secara geologis wilayah Asia Selatan dilewati oleh lempeng yaitu lempeng
India. dulunya lempeng ini merupakan benua kecil yang terpisah dengan benua Asia.
Namun, pergerakan lempeng ini secara terus menerus ke arah utara membuat
lempeng ini menyatu dengan lempeng Eurasia. Selain itu, efek lain yang
ditimbulkan dari pergerakan lempeng ini ke arah utara adalah Pegunungan Himalaya
atau Mount Everest yang merupakan pegunungan tertinggi di dunia setiap tahunnya
naik beberapa sentimeter.
Asia selatan itu sendiri terdapat banyak sekali negara-negara yang melingkupi
pada kawasan tersebut yang bersatu dalam anak benua India yaitu India, Pakistan,
Nepal, Bhutan, Bangladesh, dan kepulauan Sri Lanka dan Kepulauan Maladewa.
Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

5
Gambar 2.1. Peta Negara-negara di Asia Selatan

2.2 Gambaran Fisik Asia Selatan

Sedangkan secara geografis Asia selatan berbatasan dengan Asia tengah pada
bagian utara, Asia timur pada bagian timur, disebelah tenggara berbatasan dengan
Asia tenggara sedangkan samudera Hindia pada sebelah selatan dan sebelah barat
berbatasan dengan Asia barat. Selain itu masih ada bermacam jenis topografi Asia
selatan yaitu :

a. Topografi Asia Selatan


Asia selatan terdiri dari 3 bentuk bentuk lahan yang penting yaitu :
1. Dataran Tinggi Dekan
Dataran tinggi dekan sangat besar, dataran tinggi yang bentuknya tidak rata
dan berada di tengah dari semenanjung India. Di sebelah timur dan selatan tepi
dataran tinggi dekan terdiri dari susunan pegunungan yang disebut dengan gaths
timur dan gaths selatan.
2. Gangga
Sungai dan daratannya yang berada di Asia selatan adalah bentuk lahan
terpenting kedua, sungai gangga adalah sungai luas yang mengalir dari india
bagian utara yang berasal dari barat ke timur yang berjarak 1.560 mil (2.670).

6
3. Himalaya
Himalaya adalah lahan yang penting ketiga di Asia Selatan. Jalur Himalaya
menghubungkan paling utara Pakistan, India bagian utara, Nepal, Bhutan.
Himalaya terdiri dari puncak pegunungan tertinggi, lembah dan lembah sungai
di berbagai kota,desa, lahan terbuka.

2.3 Gambaran Sosial dan Ekonomi Asia Selatan

Keadaan penduduk di Asia Selatan secara umum berbeda dengan kawasan


Asia lainnya. Mengingat kawasan ini dulunya merupakan wilayah yang terpisah
dengan benua Asia. Indo – Eropa dan Dravida merupakan bangsa dan kebudayaan
yang dominan di kawasan Asia Selatan ini. Sementara itu, dari segi kependudukan
wilayah Asia Selatan kecuali di Plato, Iran, dan Kaukasus ini lebih dekat dengan
Eropa dibandingkan dengan wilayah Asia lainnya. Dengan jumlah prosentase
penduduk sebesar seperempat persen dari total penduduk dunia, diperkirakan 1,6
miliar jiwa tinggal di kawasan ini dengan kepadatan penduduk sebesar 305 jiwa per
kilometer persegi.

Kebudayaan di kawasan Asia Selatan ini banyak dipengaruhi budaya India


sehingga kawasan ini sering disebut sebagai anak benua India atau Hindia.Kawasan
Asia Selatan merupakan wilayah yang memiliki beragam budaya. Terdapat beragam
bahasa dengan ratusan dialek yang berbeda, beragam agama yang hidup secara
berdampingan secara damai. Pakistan, Bangladesh, dan beberapa negara kecil di
Asia Selatan lainnya memiliki persamaan budaya karena latar belakang yang sama.
akan tetapi India adalah salah satu negara dikawasan Asia Selatan yang
melambangkan perbedaan budaya. Perbedaan ini menjadi ciri khas kehidupan
tradisional di Asia Selatan dengan praktek sosial yang berbeda.

a. Kehidupan Tradisional Perdesaan


Sejak 5000 tahun yang lalu, penduduk di Asia Selatan hidup pedesaan dan
bekerja sebagai petani atau penggarap tanah. Setiap desa memiliki tanah pertanian
yang luas untuk bercocok tanam dan diwariskan dari generasi ke generasi secara
bergantian. Budaya ini telah menjadi tradisi karena telah mengakar sejak ribuan
tahun yang lalu. Kehidupan yang mendasar dari masyarakat tradisional Asia Selatan

7
adalah pertanian. Mereka menjalani peran kehidupan sosial masing-masing. Peran
kehidupan sosial itu dilatar belakangi oleh sistem kasta yang berlaku.
Masyarakat tradisional mengaggap kasta sebagai status dan simbol batasan
seseorang. Seseorang tidak dapat keluar atau pindah dari kastanya. Salah satu simbol
kasta terdapat pada nama/gelar dan pola kehidupan keluarga. Di wilayah pedesaan,
pekerjaan hampir selalu ditentukan oleh kasta. Sebagai contoh, tukang cuci dan
Chammar adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang berkasta rendah.
Hampir seluruh tanah di pedesaan di kuasai oleh orang-orang yang berkasta
tinggi. Tanah itu disewakan kepada orang-orang yang memiliki kasta yang rendah.
Dalam beberapa kasus, Orang yang berkasta tinggi sebagai pemilik tanah sangat
kejam. Mereka mengeksploitasi mengeksploitasi orang-orang yang berasta rendah
sebagai penyewa dengan membeli kelebihan hasil panen mereka dengan harga yang
rendah dan membebankan harga sewa yang tinggi. Bila penyewa memiliki banyak
hutang pada pemilik tanah, maka pemilik tanah memberlakukan bunga sehingga
utang-utang itu dibawa dari generasi ke generasi.
Ketika Asia Selatan di kuasai oleh penjajah Inggris, Inggris mengambil
keuntungan penuh dengan menggunakan pemilik tanah sebagai perantaranya.
Mereka menarik pajak tanah dengan tarif yang tinggi sehingga penduduk berkasta
rendah semakin terbebani. Keadaan berlangsung hingga wilayah Asia selatan bebas
dari penjajahan. Tidak ada lagi pajak seemuanya distribusikan kembali kepada
pemilik tanah sehingga lebih adil dan tidak ada pemerasan. Perubahan sistem
pertanahan ini tidak diikuti oleh seluruh wilayah di India. Para pemilik tanah akan
merusak atau bahkan membunuh siapapun yang mencoba memutuskan dan merubah
sistem sebelumnya itu.
b. Sistem Kasta
Tidak ada masyarakat yang semua anggotanya sama. Peran dan posisis dari
masyarakat dalam tingkatan status sosial bervariasi dari kultur ke kultur. Ahli sosial
menjelaskan tingkatan status sebagai stratifikasi sosial. Asia selatan didominasi
sistem kasta. Sistem kasta dikaitkan dengan kepercayaan hindu. Sistem ini ditandai
dengan kelahiran dan keturunan. Interaksi sosial diatur oleh kasta, seseorang dibatasi
untuk menikah dalam kastanya dan peran sosial, termasuk pekerjaan dibatasi dan
diartikan dari kasta. Sebagai contoh lainnya, yang menjadi biksu hanya boleh dari
Brahmana sebagai kasta tertinggi.

8
Beberapa kasta sering dibatasi untuk daerah tertentu. Secara tradisional, ada
subkasta untuk tukang pengulit, mereka yang mencuci baju, dan pemotong rambut.
Aturan sosial yang berhubungan dengan ritual juga menjadi pembeda kasta. Pria
dewasa dari Brahmana sering mempunyai semacam tali pengikat atau benang suci
menghiasi bawah baju mereka. Nama seseorang juga dapat mengindikasikan kasta.
Lima kategori kasta dari yang tertinggi hingga yang terendah antaralain adalah
Brahmana, Ksatrya, Waisya, Sudra, dan orang orang yang tidak pantas untuk
ditandai dengan kasta. Grup terakhir ini yaitu sebagai yang tidak tersentuh dan
berada di urutan paling bawah. Untuk melengkapi pemikiran dari variasi status,
beberapa brahmana percaya bahwa mereka akan tercemar bila mereka tersentuh oleh
golongan bawah.

c. Gambaran ekonomi Asia Selatan

1. Pertanian
Keuntungan dari sistem pertanian tradisional adalah terjaminnya persedian
makanan. Makanan dapat diproduksi secara normal dan didistribusikan secara
efisien. Mereka menggunakan varietas bibit baru untuk mencukupi kebutuhan dan
tidak terjadi kekurangan. Akan tetapi, sistem pertanahan tidak lagi didistribusikan
secara adil. Beberapa pemilik tanah tidak mau memproduksi tanah mereka untuk
hasil pertanian. Ini merupakan masalah besar karena penyewa tanah tidak bisa
menambah kualitas tanah sewaan dan hasil produksi mereka. Penyebabnya adalah
karena mereka tidak bisa membeli pupuk dan peralatan pertanian karena hutang
yang mereka miliki dan sistem pertanahan yang berlaku.
Selain itu, beberapa tanah terpecah pecah sehingga sulit untuk bertani dengan
efisien. Pecahan-pecahan itu merupakan hasil hukum hukum warisan tradisional.
Tanah itu hanya diberikan kepada anak laki laki dalam keluarga. Mereka
mendapatkan pembagian tanah dengan yang baik. Dalam praktek ini, tanah dibagi
ke dalam bagian yang lebih kecil untuk meyesuaikan adat dari pembagian tanah.
Para petani juga takut untuk mencoba metode baru dalam bertani. Mereka
takut gagal jika menggunakan metode baru tidak menghasilkan keuntungan.
Mereka khawatir mengalami kerugian dan akan menambah utang dan semakin
menjebak mereka dalam kemiskinan. Petani lebih memilih menanam lahan
makanan untuk konsumsi sendiri dari pada lahan yang bisa mendatangkan

9
keuntungan dimana mereka bisa mendapat tambahan uang. Mereka tidak bisa
menjangkau kesempatan dari kesalahan. Sebab terbesar lainnya untuk kegagalan
produktivitas pertanian adalah masalah infrastruktur. Keterbatasan akses jaringan
kerja di pedesaan antara lain adalah akses jalan, dan beberapa perusahaan menegah
membeli peralatan pertanian terbatas yang baik untuk mendapatkan produk
pertanian.
2. Industri
Kegiatan Industri pada negara-negara di kawasan Asia selatan lebih
didominasi oleh India dan Pakistan. India kekayaan alamnya sangat berpotensi
untuk memenuhi kegiatan industri selain itu wilayahnya yang strategis dalam lalu
lintas perdagangan dunia yang memungkinkan adanya transfer alih teknologi dan
memungkinkan adanya kerjasama dengan negara selain di kawasan Asia selatan
sehingga perindustrian di kawasan ini dikuasai oleh India.

2.4 Permasalahan dan Tantangan Asia Selatan di Tinjau dari Pendekatan


Keruangan, Kelingkungan dan Kewilayahan.

Kawasan Asia selatan pada dasarnya terdapat berbagai permasalahan dan tantangan
baik itu dalam jangka pendek dan panjang di masanya, untuk mengetahui lebih
lanjut dapat ditunjukkan lewat tabel di bawah ini :

Tabel 2.4. Permasalahan di Kawasan Asia Selatan

Fisik Sosial
1. Produktivitas dan ketahanan 4. Meningkatnya populasi
pangan di negara wilayah manusia di negara wilayah
Asia Selatan. Asia Selatan.
2. Manajemen dan mitigasi 5. Konflik berbau SARA
dalam mengurangi dampak
bencana alam.
3. Konflik masalah kepemilikan
wilayah

10
1. Produktivitas dan Ketahanan Pangan di Negara Wilayah Asia Selatan
Negara-negara yang berada di kawasan Asia selatan memiliki populasi hingga
40 % benua Asia dan salah satu negara di Asia selatan yaitu India juga masuk
dalam peringkat 2 dalam jumlah penduduk di dunia sehingga bisa dibayangkan
dengan banyaknya jumlah tersebut pasti memerlukan berbagai strategi yang
briliant untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kesejahteraan hidup salah
satunya adalah ketercukupan akan bahan pangan.
Mengetahui hal tersebut salah satu cara untuk mengatasi masalah itu adalah
dengan memunculan berbagai jenis varietas baru pada bahan makanan yang masih
terletak pada penggabungan berbagai varietas beras dan gandum lama dengan
yang baru (Ainsley 1995: 484).
Usaha lain yang dilakukan negara-negara tersebut adalah mengadakan
kerjasama multilateral, pada penelitian Maulidiah (2014: 2) dapat diketahui bahwa
pada tanggal 8 Desember 1985 dibentuklah The South Asia Association for
Regional Cooperation (SAARC), untuk mempercepat lintas-perbatasan di wilayah
tersebut yang akan mendorong perkembangan ekonomi semua negara anggota,
sehingga tercipta "Kawasan Perdagangan Bebas Asia Selatan" atau South Asia
Free Trade maka dibentuklah sebuah organisasi yang bergerak di bidang
perekonomian. Organisasi ini diberi nama SAFTA (South Asia Free Trade Area)
(secretariat SAARC, 2009).
Hal ini diperlukan selain untuk memenuhi kebutuhan dari tiap negara-
negara di Asia selatan terutama dalam mencukupi kebutuhan pangan. Selain itu
juga dapat mendorong untuk pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pada
dasarnya kebanyakan pendapatannya hanya tergantung pada sektor pertanian,
perikanan dan pariwisata saja. sehingga dengan adanya kerjasama yang baik dapat
meningkatkan stabilitas negara masing-masing.

2. Manajemen dan Mitigasi dalam Mengurangi Dampak Bencana Alam


Menjadi hal yang wajar bahwa dalam suatu wilayah di dunia mengalami suatu
bencana alam sehingga memerlukan berbagai bentuk antisipasi yang benar dan
tepat sehingga dapat meminimalisir berbagi dampak yang ditimbulkan sebagai
konsekuensi dari terjadinya bencana tersebut. salah satunya yang merasakan
adanya ancaman terjadinya bencana adalah di kawasan Asia selatan terlebih

11
kawasan ini di lalui oleh lempeng india sehingga sering menimbulkan bencana
seperti gempa bumi, tsunami dan banjir.
Usaha pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah membentuk
lembaga yang bekerja sama dikawasan Asia selatan yaitu : INDIAPOSA (
International Disaster Mitigation Programme for South Asia), VTSA (Volunteer
Team of South Asia), Produk asuransi untuk bencana alam, bekerja sama dengan
WHO yang bertujuan untuk mengumpulkan dana sebagai bentuk bantuan untuk
wilayah yang terkena bencana yaitu “The WHO South-East Asia Regional Health
Emergency Fund" (SEARHEF) dan lain sebagainya.

3. Konflik Masalah Kepemilikan Wilayah


Konflik antara India dan Pakistan dalam masalah Kashmir berawal dari
bermula sejak kemerdekaan India dan Pakistan pada tahun 1974 M. Maha Raja
Kashmir Hari Singh (Hindu) saat itu menghadapi dilema apakah bergabung dengan
India atau Pakistan. Sedangkan rakyat Kashmir sejak awal berkehendak ikut dalam
Pakistan, karena secara historis, emosional dan kultural memang lebih ke Pakistan
yang sama agamanya (islam). Tetapi Maha Raja Singh memutuskan bergabung
dengan India pada tanggal 22 Oktober 1948 M tanpa persetujuan rakyatnya.
Padahal jika melihat hasil referendum yang dikeluarkan raja muda Inggris (Louis
Mountbatten) pada persetujuan pembagian wilayah India menjadi dua yaitu negara
muslim yang diwakili Pakistan dan negara non muslim yang diwakili India sudah
selayaknya Kashmir menjadi bagian dari Pakistan (Kurniawan. 2013: 78).
India maupun Pakistan sama-sama berkeinginan kuat memperebutkan wilayah
ini. India menginginkan Kashmir dengan alasan wilayah dan ekonomi. Sedangkan
Pakistan yang merasa mempunyai kaitan geografis, agamis, filosofis maupun
ekonomis yang erat dengan Kashmir harus berusaha lebih keras untuk
memperjuangkan wilayah itu.
Menghadapi masalah konflik yang semain berkepanjangan ini sudah berbagai
usaha dan tindakan yang dilakukan agar mencapai sebuah penyelesaian seperti
yang diharap-harapkan, misalnya dengan melakukan mediasi dengan pihak ketiga
yang tak lain dipromotori oleh PBB namun sampai saat ini masih belum ada hasil
seperti yang sudah tercetus dalam kesepakatan antar negara yang berkonflik.

12
Selain permasalahan di Kasmir ada permasalahan konflik pula di Sri Lanka.
Akar permasalahan konflik Sri Lanka berawal dari masa pendudukan kolonial Inggris,
ketika Sri Lanka masih bernama Ceylon. Perbedaan posisi antara Sinhala dan Tamil
pada masa kolonial memberikan ketegangan bagi hubungan sosial dan politik antar
keduanya. Pasca Ceylon merdeka pada 1948, Parlemen Ceylon mengeluarkan regulasi
yang disebut sebagai Akta Kewarganegaraan Ceylon yang memberikan bentuk
diskriminasi bagi minoritas Tamil dengan membuat mereka hampir tidak mungkin
mendapatkan hak warganegara. Sekitar lebih dari 700.000 warga Tamil dibuat
stateless. Selama tiga dekade berikutnya, lebih dari 300.000 warga Tamil dideportasi
kembali ke India. Kemudian, pada 1956 Perdana Menteri S. W. R. D. Bandaranaike
menetapkan bahasa Sinhala sebagai bahasa nasional menggantikan bahasa Inggris. Hal
ini dianggap sebagai bentuk diskriminasi lain bagi Tamil untuk mencegah Tamil Sri
Lanka bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan layanan publik lainnya.

4. Meningkatnya Populasi Manusia di Kawasan Asia Selatan


Pertumbuhan penduduk atau populasi juga menjadi ancaman bagi negara di
kawasan Asia selatan. Menurut Wheller (1955: 341) 50 tahun pada tahun 1901 dan
1951 populasi di kawasan benua india naik menjadi 153 juta penduduk atau sekitar 54
%.
Selain itu ditambah dengan adanya fakta lain yang mengejutkan bahwa banyak
terjadi pernikahan dini di kawasan tersebut yaitu pernikahan yang dilakukan pada usia
di bawah 18 tahun sehingga mengakibatkan bertambahnya populasi tersebut. adapun
salah satu solusi untuk mengurangi bertambahnya populasi misalnya kasus yang
semula terjadi di negara India yang pada dasarnya menginginkan banyak anak agar
dapat membantu bertani. Sehingga pemerintahnya berinisiatif untuk menyekolahkan
anak-anak mereka untuk diberi berbagai pengetahuan dan keahlian sehingga nantinya
ketika bekerja dapat menghasilkan pendapatan yang lebih banyak daripada membantu
bertani sehingga para orang tuapun tak perlu memiliki banyak anak lagi karena
kebijakan itu.

5. Konflik SARA
Masyarakat yang majemuk seringkali terjadi permasalah atau konflik berbau
SARA (Suku,Ras dan Agama) terutama di Kawasan Asia selatan. Hal yang paling

13
mencolok adanya tindakan permusuhan adalah perseturuan antara pemeluk agama
Islam dan Hindu yang dilatarbelakangi oleh pemahaman dan perebutan pengaruh
dalam suatu kawasan.

14
PENUTUP

3.1 Simpulan

Asia Selatan adalah sebuah wilayah bentang alam di bagian selatan benua Asia,
terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah ini dibatasi oleh Asia
Barat, Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Wilayah Asia Selatan meliputi 10%
luas Benua Asia, kira-kira 4.480.000 km2 tetapi populasinya mencakup 40% populasi
Asia. Kebanyakan dari Asia Selatan mendapat pengaruh dari budaya India. Dan
kadangkala dikenali dengan subbenua India.
Negara-negara yang termasuk dalam region Asia selatan adalah India, Pakistan,
Bangladesh, Nepal, Bhutan, Sri lanka, dan Maladewa. Meskipun Negara-negara tersebut
secara region/ fisik merupakan Negara-negara yang tergabung dalam wilayah asia
Selatan. Namun, keadaan sosialnya baik itu dari segi budaya dan bahasa ditemui adanya
perbedaan.

15
DAFTAR RUJUKAN

Ainsley, Frank and Friend.1995. People In Time and Place World Geography. Silver
Burdett Ginn Inc: United States Of America.

Devi, Apriyanti. 2014. Budaya dan masyarakat Asia Selatan. (online) (di akses pada 21
Agustus 2015).

Kurniawan, Heri . 2013.Konflik India-Pakistan Pasca Kemerdekaan (Studi Kasus


Kashmir 1947-2012 M). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Maharani, Tiara. 2014. Penyebab dan Permulaan Perang Sipil di Sri Lanka (1983-2009).
Makalah. Jakarta: Universitan Indonesia.

Maulidiah Kiki, Norfitri. 2014.Kerjasama SAFTA (SOUTH ASIA FREE TRADE AREA)
DI Kawasan Asia Selatan. eJournal Ilmu Hubungan Internasional (online), 2 (1): 1-8,
(http://ejournal.hi.fisip-unmul.org) diakses 21 Agustus 2015.

Mulyadi Asep. 2007. Pengantar Geografi Regional. Jurusan Pendidikan Geografi


Fakultas Pendidikan Ilmu Pengerahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia:
Bandung.

Rizqi Maulidiyah, Najiyah. 2014. Asia Selatan dengan Keunikannya. (online) dalam
web.unair.ac.id (di akses pada 21 agustus 2015)

Wheller and Friend. 1955. Regional Geography Of The World. Holt Rinebart and
Winston Inc: New York.

Zulkifli Marbun. Pernikahan Usia Dini di Asia Selatan Masih Tinggi, UNICEF Prihatin
(online), (http://www.republika.co.id/berita/internasional/global) diakses 21 Agustus
2014.

16

Anda mungkin juga menyukai