Anda di halaman 1dari 3

ROLEPLAY NEPOTISME

Pemain :
1. Putik Medylia F : Pendaftar 3
2. Mudah Afiani : Perawat 2
3. Hanif Reza Saputra : Pakdhe Arin
4. Eva Sekar H : Ibunya Arin
5. Arindita Inke Putri O : Pendaftar 1
6. Catur Fida : Pendaftar 2
7. Laela Surur : Kepala RS
8. Nabilla Putri H : Perawat 1

Melamar pekerjaan di era sekarang dapat dikataka mudah bagi sebagian orang dan banyak
yang beranggapan sangat sulit bagi sebagian orang lainnya. Prestasi dan gelar yang tinggi tidak
menjamin bisa mendaftar pekerjaan dengan mudah, asalkan ada “orang dalam” kita bisa dengan
mudah mendapatkan pekerjaan itu. Hal semacam itu termasuk dalam tindakan nepotisme. Berikut
merupakan roleplay tentang nepotisme yang akan ditampilkan oleh kelompok kami.

Eva (Ibu Arin) : “Mas Hanif ini lho Arin sudah lulus kuliah, tolong carikan
pekerjaan ya mas?”
Hanif (Pakdhe Arin) : “ooh, iya kebetulan di RS membuka lowongan menjadi perawat,
daftar saja, pendaftaran masih di buka sampai bulan mei.”
Eva (Ibu Arin) : “iya, tapi tolong bantuannya ya mas?”
Hanif (pakdhe Arin) : “iya, masa saya tidak mau membantu? Tenang saja.”
Eva (ibu Arin) : “iya syukurlah, tolong dibimbing Arinnya ya agar bisa diterima.
Saya pamit pulang dulu.”
Hanif (Pakdhe Arin) : “iya tapi kira-kira diharapkan menyiapkan sekitar 25jt, biar apa
apanya lebih gampang.”
Eva (ibu Arin) : “ooohhh iya siap.”

Sebelum besok mengikuti ujian, Pak Hanif membawa keponakannya ke Rumah Sakit.

Hanif (pakdhe Arin) : “Arin, nanti kamu yang sopan dan nurut saja ya?”
Arin (pendaftar 1) : (mengagguk)
Hanif (pakdhe Arin) : (tok tok tok) “Assalamualaikum”
Ella (Ka. RS) : “Waalaikumsalam, eh pak Hanif, bagaimana pak? Silahkan duduk.
Ohh ini yang kemarin bapak kenalkan ya?”
Hanif (pakdhe Arin) : “iya bu, kenalkan Namanya Arindita
Ella (Ka. RS) : “Iya saya tahu. Sukses ya untuk ujian besok. Ngga usah tegang,
santai saja.”
Hanif (Pakdhe Arin) : “Kalau begitu saya pamit dulu. Ini bu mohon diterima.”
Ella (Ka. RS) : “oalah repot-repot, makasih lhoo”
Hanif (pakdhe Arin) : “Assalamualaikum”
Ella (Ka. RS) : “Waalaikumsalam”

Hari ujian tiba, semua prosedur pendaftaran sudah terlewati dan sekarang tinggal tes
wawancara.

Billa (perawat 1) : “Kenapa kami harus memperkerjakan anda?”


Arin (pendaftar 1) : “mmm… (diam) (senyum)
Putik (pendaftar 2) : (improve)
Fida (pendaftar 3) : (improve)
Mudah (perawat 2) : “Apa kelebihan dan kekurangan saudara?”
Arin (pendaftar 1) : (gelisah) “Saya jujur tapi saya sedikit kurang bisa beradaptasi.”
Putik (pendaftar 2) : (improve)
Fida (pendaftar 3) : (improve)
Hanif (pakdhe Arin) : “Berapa gaji yang anda inginkan?”
Arin (pendaftar 1) : “Terserah dari RS saja”
Putik (pendaftar 2) : (improve)
Fida (pendaftar 3) : (improve)
Hanif (pakdhe Arin) : “Sudah silahkan kalian boleh keluar. Pengumuman bisa dilihat 1
minggu lagi di web atau di lobby”

Seminggu Kemudian….
Mudah (perawat 2) : (berjalan di lobby dan melihat papan pengumuman dan kaget, dan
pergi ke ruangan perawat)
Mudah (perawat 2) : “bu.. bu.. sudah lihat hasilnya?”
Billa (perawat 1) : “ngga lihat juga saya sudah tahu bu hasilnya.”
Mudah (perawat 2) : “lohhh… itu masa yang lolos Arindita bukan Putik? Kayaknya
score tertinggi itu Putik?”
Billa (perawat 1) : “Iya bu, itukan Arindita ponakannya pak Hanif.”
Mudah (perawat 2) : “owalah pantesan, ya sudah bu saya lanjut kerja dulu. Semoga
kedepannya dia bisa cepat beradaptasi.”
Billa (perawat 1) : “iya aamiiinnn bu.”

6 bulan kemudian, karena membawa pekerja yang tidak berkompetensi, maka diapun
dipecat karena tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan berakibat merugikan Rumah
Sakit. Tolong menolonglah dalam hal kebaikan. Sesuatu hal yang diawali dengan kelicikan, maka
akan berakhir buruk pula pada pelaku dan Rumah Sakit. Seperti halnya roleplay di atas.

Anda mungkin juga menyukai