Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena

berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Bidang fisika dibagi

menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik dan magnet, dan topik-

topik modern seperti relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika

nuklir, partikel elementer dan astrofisika (Giancoli, 2001: 1). Karena itu,

fisika dipelajari sejak mengenyam pendidikan sekolah menengah. Namun,

banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari dan

memahami konsep fisika sehingga berdampak pada hasil belajar siswa

yang kurang optimal.

Hasil belajar yang kurang optimal dapat disebabkan oleh adanya

kesulitan yang dialami oleh siswa. Bentuk kesulitan tersebut dapat berupa

kesulitan dalam penyelesaian soal. Kebanyakan siswa keliru dalam

menghubungkan konsep-konsep dalam fisika sehingga terjadi kesalahan

dalam menyelesaikan setiap soal.

Rendahnya nilai mid semester kelas XI IPA 5 sebesar 68,6,

menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep

dalam fisika. Guru fisika kelas XI IPA mengatakan siswa kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang berbentuk gambar, soal essay berbentuk uraian

dan kebanyakan siswa hanya menggunakan persamaan matematika untuk

menyelesaikan persoalan fisika tanpa menggambar konsep fisisnya. Oleh

1
2

karena itu, diperlukan tindakan yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa

dalam menyelesaikan soal di kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak. Adapun

tindakan tersebut dapat berupa penerapan model pembelajaran serta

pendekatan yang tepat dalam mengatasi kesulitan siswa.

Model problem based learning merupakan suatu model

pembelajaran yang difokuskan pada pengalaman pembelajaran yang diatur

meliputi penyelidikan dan pemecahan masalah khususnya masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam penerapannya, model PBL

menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam

memecahkan suatu masalah sedangkan guru berperan untuk melatih

pemikiran siswa, membimbing penyelidikan siswa dan memfasilitasi

pembelajaran untuk tingkat pemahaman yang lebih dalam ketika

memasuki penyelidikan (IMSA, 2008: 1). Model ini cocok diterapkan

pada materi usaha dan energi karena materi tersebut dapat ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari sehingga masalah-masalah yang berkaitan

dengan materi tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran. Selain itu,

karena masalah yang digunakan berkaitan dengan kehidupan nyata, dapat

memotivasi siswa untuk belajar karena mereka dapat menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian Linda (2011) mengenai

“Penerapan model PBL untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa

kelas V SDN Pringapus 2 kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek”

juga menemukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah

dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model PBL. Nilai rata-rata


3

siswa yang awalnya 63,4 meningkat menjadi 80,94 yang menunjukkan

bahwa model PBL dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk menurunkan jumlah kesulitan siswa agar hasil belajar yang

diperoleh optimal diperlukan kemampuan multirepresentasi yang harus

dimiliki setiap siswa. Kemampuan merepresentasikan proses fisika dalam

beberapa representasi dapat membantu siswa menyelesaikan masalah-

masalah fisika yang dianggap sulit. Oleh karena itu, penguasaan konten

fisika secara benar dapat dilihat dari penguasaan fisika secara

multirepresentasi, yaitu dalam representasi verbal, matematika, gambar

dan grafik (Heuvelen dan Zou, 2001: 1). Representasi merujuk pada

susunan yang dapat menggambarkan, melambangkan, atau mewakili objek

dan proses (David Rosengrant, Eugenia Etkina dan Alan Van Heuvelen,

2006). Perpaduan antara beberapa representasi disebut dengan

multirepresentasi. Melalui pendekatan multirepresentasi dalam suatu

pembelajaran, memberikan siswa kesempatan untuk memahami konsep

fisika dengan berbagai representasi yang berbeda. Penelitian yang

dilakukan Helen (2012) mengenai integrasi remediasi kesulitan siswa

dalam pembelajaran pada materi hukum Newton menggunakan

multirepresentasi menemukan penurunan jumlah kesulitan siswa dengan

nilai effect size 1,085 (efektifitas tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa

multirepresentasi dapat membantu mengurangi kesulitan siswa. Menurut

Alan Van Heuvelen dan Xueli Zou (2001) proses usaha dan energi dapat

direpresentasikan secara verbal, gambar, diagram batang dan representasi


4

matematika sehingga pendekatan multirepresentasi dapat diterapkan pada

materi usaha dan energi.

Penggunaan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi pada

pembelajaran tentang usaha dan energi dianggap rasional, karena dapat

membantu siswa mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal melalui

langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di dalam model PBL. Selain

itu melalui pendekatan multirepresentasi yang digunakan dalam

pembelajaran dapat membantu siswa ketika menyelesaikan soal yang

berkaitan dengan usaha dan energi melalui berbagai macam representasi

seperti representasi gambar, fisis dan matematis.

Dengan demikian penelitian menggunakan model PBL dengan

pendekatan multirepresentasi dilaksanakan di kelas XI IPA SMAN 1

Pontianak dan diharapkan kegiatan pembelajaran ini dapat mengatasi

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal tentang usaha dan energi.

B. Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan “Apakah penggunaan

model PBL dengan pendekatan multirepresentasi efektif untuk mengatasi

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi usaha dan energi di

kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak?”.

Adapun sub masalahnya:

1. Seberapa besar persentase penurunan kesulitan siswa pada materi

usaha dan energi sesudah penggunaan model PBL dengan pendekatan

multirepresentasi di kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak ?


5

2. Seberapa besar persentase peningkatan kemampuan multirepresentasi

siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak pada materi usaha dan energi

sesudah penggunaan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi?

3. Sejauh mana efektivitas model PBL dengan pendekatan

multirepresentasi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal pada materi usaha dan energi kelas XI SMAN 1

Pontianak?

4. Apakah terdapat korelasi antara hasil posttest kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal dengan hasil posttest kemampuan

multirepresentasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

penggunaan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi dalam

menurunkan persentase kesulitan siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak.

Adapun tujuan khususnya yaitu:

1. Untuk mengetahui penurunan rata-rata persentase kesulitan siswa kelas

XI IPA SMAN 1 Pontianak sebelum dan sesudah penggunaan model

PBL dengan pendekatan multirepresentasi pada pembelajaran tentang

usaha dan energi.

2. Untuk mengetahui peningkatan rata-rata persentase kemampuan

multirepresentasi siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak sebelum dan


6

sesudah penggunaan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi

pada pembelajaran tentang usaha dan energi.

3. Untuk mengetahui efektivitas model PBL dengan pendekatan

multirepresentasi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal pada materi usaha dan energi kelas XI SMAN 1

Pontianak.

4. Untuk mengetahui korelasi antara hasil posttest kesulitan siswa dalam

menyelesaikan soal dengan hasil posttest kemampuan multirepresentasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Penelitian penggunaan model PBL dengan pendekatan

multirepresentasi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran sebagai alternatif pembelajaran guru fisika SMAN 1

Pontianak untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal.

2. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan memotivasi guru

lain untuk melaksanakan berbagai macam model pembelajaran untuk

mengatasi kesulitan siswa.

3. Bagi Mahasiswa Pendidikan Fisika

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengembangan model

PBL dengan pendekatan multirepresentasi.


7

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian (Sugiyono, 2011: 96). Hipotesis dalam penelitian ini

adalah penggunaan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi

efektif untuk menurunkan persentase kesulitan siswa di kelas XI IPA

SMAN 1 Pontianak pada materi usaha dan energi.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2011: 60).

Variabel dalam penelitian ini, antara lain:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(Sugiyono, 2011: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penggunaan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2011: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan


8

kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal dan peningkatan

kemampuan representasi siswa.

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan

atau yang dibuat konstan (Sugiyono, 2011: 64). Variabel kontrol

dalam penelitian ini adalah kehadiran siswa pada saat pretest dan

posttest.

d. Variabel Ekstrane

Variabel ekstrane dalam penelitian ini adalah tingkat

kecerdasan siswa, keadaan sosial ekonomi siswa, motivasi belajar,

dan kesehatan siswa. Hal-hal tersebut tidak dapat dikontrol oleh

peneliti karena berada di luar kelas eksperimen.

2. Definisi Operasional

a. Kesulitan Siswa

Berdasarkan penelitian William et al (2003) yang

mensurvei alasan siswa di United Kingdom tidak tertarik dengan

fisika menemukan bahwa alasan utama siswa yang merasa

pelajaran fisika sulit disebabkan mereka mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan persoalan fisika.

Kesulitan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kesulitan siswa untuk menerima materi pembelajaran mengenai

usaha dan energi yang ditandai dengan adanya kesalahan siswa

dalam menyelesaikan soal tes tentang usaha dan energi. Jumlah


9

kesulitan siswa dihitung berdasarkan skor kesalahan siswa pada tes

berbentuk essay yang disajikan pada saat pretest dan posttest.

b. Penurunan Persentase (%) Kesulitan

Penurunan persentase (%) kesulitan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah selisih persentase (%) kesulitan siswa sebelum

dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan model PBL

dengan pendekatan multirepresentasi tentang usaha dan energi di

kelas XI IPA SMAN 1 Pontianak.

c. Model PBL

Model PBL merupakan suatu model pembelajaran yang

difokuskan pada pengalaman pembelajaran yang diatur meliputi

penyelidikan dan pemecahan masalah khususnya masalah yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam penerapannya,

model PBL menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam memecahkan suatu masalah sedangkan

guru berperan untuk melatih pemikiran siswa, membimbing

penyelidikan siswa dan memfasilitasi pembelajaran untuk tingkat

pemahaman yang lebih dalam ketika memasuki penyelidikan

(IMSA, 2008: 1).

Model PBL dalam penelitian ini menggunakan soal yang

berkaitan dengan usaha dan energi serta memiliki tahap-tahap

sebagai berikut:
10

1) Tahap I (Orientasi siswa pada masalah)

2) Tahap II (Mengorganisir siswa untuk belajar)

3) Tahap III (Membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok)

4) Tahap IV (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)

5) Tahap V (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah).

d. Kemampuan Multirepresentasi

Reperesentasi merujuk pada susunan yang dapat

menggambarkan, melambangkan, atau mewakili objek dan proses

(David Rosengrant, Eugenia Etkina dan Alan van Heuvelen, 2006).

Kemampuan multirepresentasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam merepresentasikan

penyelesaian soal tentang usaha energi dalam bentuk representasi

gambar, fisis dan matematis yang digunakan pada keseluruhan

pembelajaran untuk memahami konsep fisika tentang usaha dan

energi.

e. Peningkatan Kemampuan Multirepresentasi

Peningkatan kemampuan multirepresentasi dalam penelitian ini

adalah peningkatan skor kemampuan multirepresentasi tiap siswa

dalam menyelesaikan soal tentang usaha dan energi yang dihitung

berdasarkan skor kemampuan multirepresentasi siswa dalam

menyelesaikan soal essay pada posttest dan pretest. Peningkatan


11

skor kemampuan multirepresentasi diukur menggunakan lima soal

essay pada pretest dan posttest dengan menghitung jumlah skor

tiap representasi yang digunakan siswa.

f. Materi Usaha dan Energi

Materi dalam penelitian ini adalah materi usaha dan energi yang

diajarkan berdasarkan KTSP pada siswa kelas XI SMAN 1

Pontianak yang mencakup :

1) Menganalisis usaha yang bekerja pada suatu benda di bidang

kasar horizontal dengan benar.

2) Menganalisis usaha yang bekerja pada suatu benda di bidang

kasar vertikal dengan benar.

3) Menganalisis usaha yang bekerja pada suatu benda di bidang

miring dengan benar.

4) Menentukan koefisien gesekan menggunakan teorema usaha-

energi dengan benar.

5) Menentukan kecepatan benda di posisi tertentu menggunakan

hukum kekekalan energi mekanik dengan benar.

g. Efektivitas

Penelitian ini efektif apabila terdapat penurunan jumlah

kesulitan siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan

model PBL dengan pendekatan multirepresentasi tentang usaha

dan energi. Efektivitas dalam penelitian ini dilihat dari penurunan

jumlah kesulitan siswa setelah diberikan pembelajaran


12

menggunakan model PBL dengan pendekatan multirepresentasi

yang dapat dihitung dengan rumus Effect Size.

𝐘𝟏 −𝐘𝟐
𝐄𝐒 = ….(1.1)
𝐒𝟐

Keterangan :
ES = Effect size
𝒀𝟏 = Mean Pre-test
𝒀𝟐 = Mean Post-test
𝑺𝟐 = Standar Deviasi Post-test

Dengan aturan ’ruas jari’ pada umumnya, besar ES dapat

ditetapkan secara kualitatif. Jika harga ES kurang dari 0,3 dianggap

rendah, jika di antara 0,3 dan 0,7 dianggap sedang dan jika di atas

0,7 dianggap tinggi (Sutrisno, 2010).

Anda mungkin juga menyukai