Aplikasi UBD Dengan Side Track
Aplikasi UBD Dengan Side Track
Sampai pada bulan Februari 1999 pada lapangan Oseil sudah ada
sekitar 3 buah sumur bor. Pada saat penulis melakukan penelitian ini, telah
sumur B dan C. Sumur bor yang menjadi objek penulisan adalah sumur X
horizontal dari sumur yang sudah ada dengan target lapisan prospek adalah
Formasi Manusela.
tegak adalah sebesar 2450,113 psi (6,963 ppg). Hal ini berarti dengan
pemakaian lumpur air (8,3 ppg) saja pada kedalaman tersebut akan
yaitu sekitar 30000-50000 bbl dan juga terjepitnya pipa sebanyak 31 kali
selama 8 bulan. Berdasarkan hasil Drill Stem Test yang dilakukan pada
sumur A diperoleh hasil test yang tidak normal (anomalous test results)
dimana jumlah air yang ikut terproduksi ke permukaan pada seksi reservoir
lebih besar daripada yang diindikasikan oleh hasil electric logs dan cores.
damage pada zona tersebut akibat dari operasi pemboran yang dilakukan
tekanan formasi.
6766,4 ft TVD / 8723 ft MD. Berdasarkan korelasi log dengan sumur A dan
minyak.
RSBOP (Rotary Spherical Blow Out Preventer) yang merupakan bagian dari
PCWD (Pressure Control While Drilling) dari Shaffers dan jenis injeksi gas
sebagai alat pengganti traveller hook, alat angkat, alat putar dan sebagai tempat
awal sirkulasi menuju drillstring karena swivel terletak pada top drive ini.
ini sanggup menahan tekanan balik sampai sebesar 2000 psi ketika
beroperasi.
Unit injeksi gas terdiri dari dua unit kompressor yang akan memasok
(low booster) yang akan menaikkan tekanan sampai sebesar yang diinginkan
memisahkan gas, air, minyak dan serbuk bor. Sebelum sampai ke separator
terdapat dua outline yaitu outline untuk mengambil contoh fluida yang
akan masuk ke separator dan outline untuk mengambil contoh serbuk bor.
Separator terdiri dari empat kompartemen yang dapat bekerja sampai pada
tekanan sampai 200 psi. Pada dinding kompartemen pertama, serbuk bor
yang berukuran besar akan tertahan, gas akan langsung keluar ke outline gas
penuh, maka fluida bersama serbuk bor berukuran kecil akan masuk ke
terikut akan menuju outline gas untuk di flare. Pada saat pengamatan di
hanya aliran air formasi. Hal ini dapat terjadi mungkin karena pemboran
(air formasi) dan pertambahan volume air di tanki lumpur. Lumpur yang
ke pit reserve yang rencananya akan sebagai tempat oil storage. Air asin ini
Fluida dasar yang digunakan adalah air tawar dengan berat 8,3 ppg
beberapa zat kimia seperti caustic soda untuk menjaga pH lumpur 11 dan
pemboran rata-rata (ROP) sebesar 15,17 fph atau 12,977 min/m. Pada saat
16,5 mmscfd dan minyak sebesar 1704 bopd selama 20 jam. Kemudian
hingga operasi pemboran mencapai total depth pada kedalaman 8723 ft
bpd liquid (water cut = 1%) dan produksi gas adalah 15 – 25 mmscfd.
Data – data :
Temperatur permukaan : 80 F
Lumpur dasar yang dipakai : air tawar (8,3 ppg ; 28 MF-detik ; 1 cp)
N 2 gravity : 0,97
= 6766,4 x 0,3621
= 2450,113 psi
( A) = 5,542 ppg
T 1 = 540 R
= 651,645 R
P 1 = 14,7 psia
= 1232,4 psi
651,645 x 14,7
V gp 1 x
540 x 1232,4
= 0,0144 cuft
Jika gravity N2 (S) = 0,97, maka densitas N2 (gs) pada kondisi permukaan
651,645 x 14,7
gp 0,0714 x
540 x 1232,4
Q gp
8,3 x 200 5,542 x 200
5,542 0,000137
= 40,04 cfm
540 x 1232,4
Q gs 13,3 x
651,645 x 14,7
= 924,2 scfm
Tabulasi input data, proses dan output data untuk perhitungan teoritis pada
= 2,8 %
= 97,2 %
(F lp ), (pers. 3.13) :
0,028
Flp
2450,113 x 100 %
0,028 (1 0,028) /
14,7
= 82,82 %
(F gp ), (pers. 3.15) :
0,972
Fgp
2450,113
0,972 (1 0,972) x x 100 %
14,7
17,18%
3.17 :
= 0,83 cp
(pers. 3.19) :
40,04
0,785 6 3,5 2 0,00694
2
= 309,45 fpm
Bilangan Reynold (N Re) untuk kecepatan fluida aerasi sebesar 309,46
= 80000
Lampiran C.7.
22 5,542
v t 92,6 0,02
5,542
3,2 fpm
= 6,61
15,17
2
3,5
36 1 0,775
6
= 49,45 fpm
(pers. 3.31) :
1
600 140 3 5,542
4500
= 1,873 fpm
= 55,45 fpm
sudah baik.
309,45 55,45
100%
309,45
= 82,08 %
% selisih
laju injeksi Nitrogen aktual - laju injeksi Nitrogen teoritis 100%
laju injeksi Nitrogen aktual
% selisih
1000 924,2 scfm 100%
1000scfm
7,58%
Lampiran C.11.
Lampiran C.12.
melakukan pemilihan kombinasi laju alir fluida dasar (Q m ) dan laju injeksi
dasar dan laju volumetrik N 2 yang dapat memberikan tekanan lubang bor
maka mud motor tidak akan jalan, sedangkan bila berada di atas batas
Berdasarkan data formasi dan data fluida dasar dan gas injeksi yang
dipakai dilakukan perhitungan kombinasi laju alir fluida dasar dan laju
Dengan data lubang sumur dan data drillstring yang digunakan dihitung
Hasil perhitungan kombinasi laju alir fluida dasar dan hasil perhitungan
dengan laju injeksi air 200 gpm, maka gas yang diinjeksikan di permukaan
sebesar 924,2 scfm. Dari data aktual di lapangan diketahui bahwa gas yang
diinjeksikan awalnya adalah 1000 scfm dengan injeksi air sebesar 200 gpm.
Hal ini berarti memberikan kondisi underbalanced yang lebih luas sehingga
tidak terjadi lost circulation. Secara teoritis, penginjeksian gas sebesar 1000
scfm ini sudah melebihi batas maksimal drawdown 500 psi, sehingga bisa
ke permukaan tidak ditemui masalah yang berarti, hal ini dapat dilihat dari
cutting pun optimal sehingga tidak terjadi masalah pipa terjepit. Sedangkan
fluida yang melalui mud motor masih berada dalam batas minimal dan
maksimal mud motor dapat bekerja dengan performance yang cukup baik
(seperti pada perhitungan di atas) berbagai harga laju injeksi air dan gas di
performance pengangkatan cutting dan mud motor yang baik. Input data
yang dibutuhkan, hasil perhitungan berupa tabulasi dan grafik dapat dilihat
Pada Sumur “X” Lapangan Oseil dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Table 4-2 : Harga UB dengan Laju Injeksi Gas dan Air di Permukaan