Anda di halaman 1dari 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rendemen Minyak Atsiri Jahe

Rendemen pada jahe dapat dilihat dari rasio antara minyak atsiri yang dihasilkan pada
jahe kering yang dijadikan sebagai bahan dasar. Dimana perhitungan rendemen jahe yaitu
menghitung efisiensi minyak atsiri yang dihasilkan pada jahe. Cara menghitung rendeman
minyak astiri yaitu sebagai berikut:

Rendemen Jahe=B : A x 100

Keterangan:

A = berat produk awal

B = berat produk akhir

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Rendemen Jahe=B : A x 100

Rendemen Jahe=(101.493−99.623):169.099 x 100

Rendemen Jahe=1.105

Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah dilakukan bahwa rendemen pada jahe bubuk
memiliki berat awal yaitu 169.099gram yang menghasilkan minyak atsiri sebanyak 1.87gram
sebesar 1.105%. Dimana sampel yang digunakan sebanyak 250gram dalam keadaan utuh,
lalu dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dengan tujuan agar pori-pori mudah dijangkau
sehingga minyak atsiri akan lebih cepat keluar dari pori-pori jahe dengan menghasilkan
minyak atsiri yang banyak. Setelah itu jahe diblender hingga halus menggunakan ayakan 20
mesh, lalu dilakukan proses distilasi selama 90 menit dengan perbandingan pelarut 1:1 yang
ditambahkan dengan NaCl. Percobaan yang telah dilakukan menghasil destilat berupa air dan
minyak atsiri sebanyak 1000 mL, dimana minyak atsiri berada di lapisan atas karena
massa jenisnya yang lebih kecil dari air. Minyak atsiri dipisahkan dari air dengan memipet air
secara perlahan, jika jumlah air sudah sangat sulit untuk dipisahkan dengan pipet karena
jumlahnya yang sedikit. Hasil volume minyak atsiri yang didapatkan dari percobaan adalah ±
0,2 mL .Minyak atsiri yang dihasilkan mengeluarkan bau yang khas dari jahe, keruh dan
terdapat lapisan minyak didalam campuran sampel dengan air.
Minyak atsiri dipisahkan dari air ditambahkan dengan MgSO4 yang berfungsi untuk
mengikat air sekaligus menjernihkan dari hasil destilasi. Hasil pada praktikum ini dinilai
sangat kecil dibandingkan dengan penelitian serupa. Pada penelitian lain hasil yang didapat
jauh lebih baik dengan hasil berkisar 10-14% menggunakan pelarut etanol dengan waktu
ekstraksi selama 6-12 jam menggunakan jahe segar. Hal tersebut dikarenakan proses
pengeringan menggunakan oven dengan suhu 50˚C dengan kadar air kurang dari 12% yang
tidak sesuai dengan syarat EOA (The Essensial Oil Assosiation of American) yang
mensyaratkan kadar air maksimum 12%. Dengan pemanasan menggunakan oven juga dapat
menyebabkan menurunya kandungan minyak atsiri pada jahe. Sehingga minyak atsiri yang
didapat pada praktikum ini hanya sedikit hanya berkisar 1.87 gram.

Uji Hedonik/Kesukaan

Uji hedonic dilakukan terhadap aroma minyak atsiri jahe, dimana aroma tersebut
berhubungan dengan komponen volatile. Semakin banyak komponen volatile yang ada pada
suatu bahan maka aroma yang dihasilkan akan lebih tajam. Uji hedonic dilakukan dengan
cara menyebar kuisioner kepada 33 responden dari 6 kelompok. Dimana masing-masing
anggota dalam kelompok yang menjadi responden melakukan uji aroma. Pengujian ini
menggunakan 7 skala yaitu 1 sampai dengan 7 dimana 1=sangat tidak suka, 2=tidak suka,
3=agak tidak suka, 4=netral, 5=agak suka, 6=suka dan 7=sangat suka. Adapun tabel hasil
pengisi kuisoner yaitu sebagai berikut:

TABEL UJI HEDONIK


PENILAIAN
RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7
1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6 X
7 X
8 X
9 X
10 X
11 X
12 X
13 X
14 X
15 X
16 X
17 X
18 X
19 X
20 X
21 X
22 X
23 X
24 X
25 X
26 X
27 X
28 X
29 X
30 X
31 X
32 X
33 X
1
JUMALH 1 8 0 4 5 4 1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa respon lebih banyak pertama memilih skala 3
yaitu agak tidak suka dan respon lebih banyak kedua memilih skala 2 yaitu tidak suka. Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat kurangnya tingkat ketidaksukaan panelis terhadap jahe
yang dapat dinilai dari aroma ekstrak minyak atsiri jahe.

Luki Apriliya. 2018. Laporan Distilasi Minyak Atsiri.


https://www.academia.edu/9182244/laporan_destilasi_minyak_atsiri. Diakses pada tanggal
15 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai