Anda di halaman 1dari 6

TUGAS WDK 3 KAT 3 PAK POLO

Nama: Jane Juandi


NIM: 00000006285

ABORSI
Dalam bab mengenai aborsi, diperoleh dua pendapat umum mengenai aborsi yaitu pro-life dan
pro-choice. Pro-life yang memiliki pandangan bahwa janin adalah manusia dan mendukung hak
hidup janin tersebut sehingga mereka menentang aborsi. Sedangkan, pro-choice memiliki
pandangan bahwa janin bukanlah manusia sehingga aborsi diperbolehkan bagi mereka dan lebih
mementingkan pada hak privasi ibu. Berikut ini adalah beberapa tanggapan Alkitab mengenai
pro-choice antara lain:
1. Manusia merupakan makhluk hidup setelah Allah memberikan mereka nafas saat kelahiran,
sedangkan saat masih berada dalam kandungan, belum ada nafas dan hanya titik awal
penciptaan
2. Janin bukan manusia karena belum memiliki kesadaran diri, namun di sisi lain orang yang
tidur dan berada dalam kondisi koma yang tidak sadar tetap dianggap sebagai manusia
3. Janin bukan manusia karena memiliki ketergantungan fisik kepada ibunya di mana sang ibu
memiliki hak mengendalikan tubuhnya, namun di sisi lain janin mempunyai sel-sel sendiri
yang berarti ia tidak bergantung dengan ibunya
4. Janin hanya dihasilkan dari transmisi hormonal dan apabila belum ada implantasi, maka dapat
dikatakan janin tersebut belum lengkap secara genetik
5. Aktivasi dari zigot bergantung pada hormon-hormon ibunya berarti bayi tidak dapat hidup
dengan sendirinya dan hak kehidupannya berasal dari sang ibu
6. Hak privasi dan otonomi ibu tetap harus dijaga, namun di sisi lain anak tersebut juga memiliki
hak yang sama untuk hidup
7. Daripada anak tersebut lahir namun dianiaya dan diabaikan, lebih baik diaborsi. Sedangkan
tetap saja terjadi penganiayaan melalui aborsi yaitu kematian
8. Pemerkosaan di mana wanita tersebut hamil tanpa kehendaknya, di sisi lain tetap saja
membunuh jika janin diaborsi
9. Ketidakmampuan mengetahui kapan kehidupan dimulai, di mana ibu tidak bersalah jika
menginginkan aborsi
10. Hak otonomi ibu yang sepakat melakukan hubungan intim dengan lawan jenisnya
11. Terkait amandemen keempat belas dari Amerika Serikat, di mana privasi dan kemerdekaan
dimiliki oleh setiap warga negara
12. Masyarakat dan keluarga yang belum tentu menerima kondisi sang ibu hamil, sedangkan
mengeluarkan janin sama saja dengan membunuh orang yang tidak mau keluar dari rumah

Selain itu berikut ini adalah tanggapan Alkitab mengenai pro-life:


1. Nafas bukanlah permulaan kehidupan, namun kehidupan terjadi sejak pembuahan.
2. Kelahiran merupakan saat manusia pertama berada di dunia
3. Adam diciptakan langsung dari debu dan tanah sesuai gambar dan rupa Allah, di mana nafas
manusia dihembuskan langsung oleh Allah saat penciptaan
4. Walaupun janin tidak disadari sebelum implantasi, bukan berarti pertumbuhan dan
perkembangan janin dapat menjelaskan kemanusiaan janin tersebut. Apabila aborsi disahkan
maka semakin banyak bayi dan ibu yang memiliki resiko meninggal karena dibunuh dan
bukannya menyelamatkan mereka

Kehidupan manusia terus berlangsung setelah mereka berhenti bernapas. (Fil 1:23, 2 Kor 5:6-8,
Wahyu 6:9). Alkitab mengatakan bahwa kehidupan manusia dimulai jauh sebelum dimulainya
bernapas, bahkan sejak pembuahan (Mzm 51:7). Secara medis, orang yang berhenti bernapas
dapat hidup kembali atau hidupnya dibantu dengan mesin. Napas bukan permulaan hidup,
kelahiran menyatakan kemunculan manusia yang dilihat orang, bukan kehidupan manusia yang
sesungguhnya. Embrio bukanlah perluasan dari ibu karena mereka punya kelamin sendiri,
gelombang otak, golongan darah, dan sidik jari sendiri. Embrio hanya bersarang dlm kandungan
ibu. Tentu saja apa yang diciptakan manusia, lahir sebagai manusia, dan bertumbuh sebagai
manusia seharusnya kita yakin bahwa dia adalah manusia. Janin adalah manusia secara
keseluruhan. Sengaja menghilangkan nyawa janin adalah pembunuhan.

Beberapa argumen dari kontra aborsi yaitu:

1. Janin adalah manusia, yang memiliki hak-hak moral yang sama sehingga janin layak
dipertanggungjawabkan selayaknya manusia. Membunuh anak cacat/tidak sempurna
termasuk tindakan diskriminatif.
2. Seseorang ditentukan tidak layak hidup karena tidak memenuhi standar tertentu. Padahal
penyandang cacat tidak layak diaborsi hanya karena mereka cacat.
3. Tidak ada kehidupan yang lebih baik daripada kehidupan mana pun. Hal ini tidak masuk
logika, karena tidak ada faktor pembanding yang jelas.
4. Tidak percaya akan nilai dari penderitaan. Padahal banyak orang menjadi lebih dekat dengan
Tuhan dengan adanya penderitaan.

INFANTISIDA DAN EUTHANASIA


Pembunuhan bayi sendiri dibagi menjadi dua yaitu infantisida pasif dan aktif. Infantisida sendiri
berarti membunuh bayi manusia sesudah dilahirkan. Apabila infantisida aktif melibatkan
prosedur yang mengambil nyawa sang bayi, infantisida pasif dilakukan dengan cara membiarkan
bayi mati tanda memberikan perlakuan yang dibutuhkan sang bayi. Terkadang, tidak semua
prosedur aborsi berhasil menolong sang bayi dilahirkan ke dunia ini sebagai manusia. Dengan
demikian, pencabutan nyawa bayi dapat disebut sebagai pembunuhan bayi.

Infantisida aktif melibatkan prosedur yang benar-benar mengambil nyama sang bayi.
Infantisida pasif membiarkan seorang bayi mati dengan tidak memberikan perlakukan yang
dibutuhkannya.
Eutanasia Aktif
Sebagian bayi bukan hanya dibiarkan mati, tapi prosedur sebenarnya diberlakukan untuk
mencabut nyawa bayi. Contoh : aborsi kelahiran sebagian. Dimana kaki bayi keluar dulu, lubang
kepala dibor dan otak dihisap. Contoh lain adalah aborsi yang dilakukan secara sembarangan,
yang akhirnya tidak berhasil bunuh bayi. Hal ini sama tercelanya dengan mencabut nyawa
manusia yang sudah tua.
Eutanasia pasif
a. Eutanasia pasif alami: membiarkan kematian terjadi secara alami dengan tidak membei
sarana-sarana penunjang tidak alami dalam mempertahankan hidup. Contoh: Mesin jantung,
paru-paru. Hanya diberlakukan ketika seseorang sedang dalam keadaan yang benar- benar
sekarat, dan pada saat itu tidak bertentangan dengan khendak pasien. Keputusan berdasarkan
kesepakatan antara pendeta, dokter, pengacara dan keluarga.
b. Eutanasia pasif tidak alami: sengaja tidak memberikan sarana mempertahankan hidup alami.
Contoh: Makanan, air, udara. Secara moral tidak bisa diterima dari sudut pandang Kristen.

Perdebatan mengenai Euthanasia dibedakan menjadi dua pandangan.

Yang pertama adalah menurut pandangan Kristen Non-Yahudi yaitu tidak ada pencipta,
manusia tidak diciptakan, tidak ada nilai yang diberikan Allah, dan umat manusia menentukan
hak. Ada pula pandangan lain dari Kristen-Yahudi yaitu adanya Pencipta, manusia diciptakan,
nilai telah diberikan oleh Allah, dan umat manusia menemukan hak. Eutanasia aktif maupun
pasif tidak alami merupakan penyebab kematian secara langsung. Ini secara moral tidak dapat
diterima oleh Kristen Non-Yahudi karena eutanasia menolak kedaulatan Allah atas hidup
manusia. Menurut Alkitab, Allah adalah Pencipta dan pemilik segala sesuatu (Kej 1:1) Allah
menjadikan manusia menurut gambarNya (Kej 1:27) dan membuat mereka bertanggung jawab
atas kehidupan manusia. Eutanasia merupakan upaya menghalangi Allah dari hakNya yang
berdaulat atas hidup manusia. Pada dasarnya euthanasia dan bunuh diri adalah dua hal yang
dilarang Allah dalam hidup manusia dan Allah membenci hal tersebut. Selain merusak
kedaulatan Allah dalam hidup manusia, manusia yang melakukan euthanasia dan bunuh diri
merusak kesucian diri mereka sendiri dan lari dari tanggung jawab Allah dalam hidup mereka.
Euthanasia dan bunuh diri merupakan dosa pembunuhan yang dibenci oleh Allah dan Allah
mengutuk hal tersebut.

BIOMEDIKA

Teknologi adalah suatu bukti perkembangan peradaban manusia, tetapi pada faktanya semakin
teknologi berkembang, kita semakin bergantung kepada teknologi, dan mulai meninggalkan
Tuhan kita, sehingga teknologi menciptakan isu bioetika yang menjadi suatu kontrovesi
mengenai apakah teknologi tersebut harus digunakan, bukan apakah teknologi diperbolehkan. Isu
tersebut dapat dibagi menjadi perspektif pndangan humanis sekuler dan kristen Yahudi.

Pada sudut pandang Kristen-Yahudi, poin terpenting adalah ada nya seorang pencipta yang
menciptakan manusia, mansuia diciptakan secara khusus, Allah berdaulat atas manusia,
kesucian hidup adalah prinsip utama dan tujuan tidak membernarkan cara. Sedangkan pada sudut
pandang, humanis sekuler mempercayai bahwa tidak ada seorang pencipta yang menciptakan
manusia, manusia berevolusi dari hewan, manusia berdaulat atas kehidupan nya tersendiri,
kualitas hdup adalah prinsip utama, dan tujuan membenarkan cara.

Alkitab sangat jelas mengatakan bahwa manusia tidak berdaulat atas hidup manusia itu sendiri.
Hanya Allah yang berdaulat. Dalam kitab Ayub 1 ayat 21, dikatakan bahwa Tuhan yang
memberi, Tuhan yang mengambil. Allah juga berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan
dan yang menghidupkan”, karena itu kita manusia tidak berhak mencabut nyawa dari manusia
yang tidak bersalah.

Beberapa Prinsip Dasar yang Ditetapkan

Kedaulatan Allah. Yang pertama dan yang terutama adalah prinsip kedaulatan Allah atas
kehidupan. Kita bukanlah milik diri kita sendiri melainkan milik Allah. Allah telah menciptakan
kita dan kita ini milik kepunyaan_nya. Dengan demikian, manusia tidak berhak berusaha pegang
kendali atas hidupnya, berusaha “mengembangkan” evolusinya atau mempermaikan
genetikanya.

Martabat manusia. Manusia dijadikan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:27). Mereka
adalah ciptaan-Nya. Manusia mewakili dan sekaligus menyerupai Allah. Maka dari itu,
pembunuhan semaccam itu merupakan kejahatan yang amat keji. Itulah sebabnya Allah
menetapkan hukuman mati untuk kejahatan yang menyebabkan kematian.

Kesucian hidup. Hidup manusia memiliki martabat sekaligus kesucian. Martabat menuntut
rrespek; kesucian menuntut khidmat. Hidup manusia tidak boleh dipuja seperti Sang Pencipta
tetapi harus dihargai sebagai salah satu ciptaan Allah. Kesucian hidup, sebab kesucian secara
unik mencerminkan karakter Allah, yaitu dasar sikap mental pro-kehidupan sejak terjadinya
pembuahan hingga kematian. Tak peduli seburuk apa pun karut-mautnya kehidupan manusia,,
dia tetap seruap dengan Allah dan harus diperlakukan sebagai makhluk yang suci.

Sarana buatan versus sarana alami.

Saat sarana alami yang telah disediakan Allah melalui alam diambil dari manusia, separah
apapun sakitnya, sama saja dengan kita membunuh manusia. Menyingkirkan sarana alami ini
yang fungsinya untuk mempertahankan kehidupan sama saja dengan mengakibatkan kematian.
Namun, tidak ada kewajiban untuk menggunakan sarana buatan dalam menunda kematian karena
berlawanan dengan prinsip-prinsip moralitas dan kebajikan Kristen. Tidak ada kewajiban untuk
memperpanjang kehidupan dengan sarana buatan.

Pengendalian kelahiran versus aborsi

Menurut penulis, menggagalkan pembuahan yang telah terjadi dibenarkan karena merupakan
salah satu bentuk membatasai jumlah anak yang lahir, bukan metode pembunuhan anak-anak
yang belum lahir. Metode-metode pendendalian kelahiran yang alami maupun buatan yang
tujuannya mencegah terjadinya pembuahan bukanlah pembunuhan. Namun ada bebereapa
metode pengendalian kelahiran yang sebenarnya merupakan metode aborsi.

Memperbaiki versus menciptakan kehidupan

Tidak ada perintah dalam Alkitab yang mengatakan bahwa kita tidak boleh berupaya
memperbaiki ketidaksempurnaan yang ada dalam dunia ini. Alkita menganjurkan obar dan doa
untuk penyembuhan. Yesus menghabiskan banyak waktuNya untuk menyembuhkan orang sakit.
Begitu pula para muridNya. Meringankan penderitaan manusia karena kejatuhan merupakan
kewajiban moral, namun menciptakan manusia bukan.

Isu biomedika adalah etika yang penting di mana terbagi menjadi dua golongan.
Humanis sekuler: manusia hanya sebagai hewan yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi dan
lebih pandai. Kepandaian ini harusnya untuk semakin memajukan manusia. Maka kaum ini
mendukung euthanasia, aborsi, penciptaan genetika, dan lain-lain.
Kaum Kristen: Allah secara khsus menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya.
Kewajiban org Kristen adalah melayani Allah bukan menjadi Allah. Intervensi medis seharusnya
hanya digunakan untuk memperbaiki kehidupan, bukan untuk merekonstruksi. Teknologi
seharusnya digunakan untuk melayani moralitas, bukan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai